Destiny With Bangtan (COMPLET...

By sangneul7

34.9K 3.3K 279

TULISANNYA BERPROSES! Baca aja dulu 😁 Regina, seorang gadis biasa dengan berbagai masalah pelik yang mengeli... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
EPILOG

15

847 69 5
By sangneul7

Monday, 08:25 pm

"Wae?" tanya Gina saat menjawab panggilan sambil berselonjor di atas kasur.

"Buka pintunya, aku di depan," balas seseorang dari seberang sana yang membuat Gina seketika turun dan bergegas membuka pintu. "Kenapa kau kemari?" tanyanya sedikit kaget mendapati sosok Yoongi di balik pintu.

Yoongi Memberi senyuman tipis lantas melengos masuk melewati Gina."Ayo makan," ajaknya. Gina terheran-heran di tempat. Bagaimana Yoongi bisa tahu kalau dia sedang lapar?

"Ayo! Katanya lapar mau makan Jajangmyeon," ajak Yoongi kembali karena Gina hanya diam mematung.

Gina memasang wajah cengo.   "Eotteohge ara?" (Bagaimana kau tau?)

"Aku melihatnya. Instagram storymu." Yoongi berucap santai. Melenggang masuk menuju dapur lalu meletakan bingkisan bawaannya di atas meja makan minimalis.

"Mwo? Kau tau akunku?
Tapi, bagaimana bisa? Aku tidak pernah memberitahumu." Dengan wajah heran Gina mengikuti Yoongi ke dapur.

"Kau lupa yah? Aku ini seorang cenayang," jawab Yoongi enteng dengan satu sudut bibir terangkat. Cenayang? Yang benar saja. Pria itu bisa tahu akun Instagram Gina dari postingan gambar Kim Yoongi yang dilihatnya kemarin, dipostingan itu si backdancer menandai akun Gina. Meski tampak acuh, sebenarnya Yoongi justru diam-diam menstalking akun keduanya.

"Ah... aku lupa dengan yang satu itu," cicitnya meladeni bualan Yoongi. Pikirnya mungkin ia sudah memberitahu Yoongi hanya saja melupakannya.

Setelahnya Mereka mulai duduk berhadapan di meja makan dengan Jajangmyeon yang telah terhidang. Memyantapnya bersamaan yang diisi sedikit obrolan.

"Apa yang kau lakukan kemarin?" tanya Yoongi sambil mengaduk Jajangmyeonnya.

"Tidak ada yang spesial. Aku hanya berdiam diri di kos lalu pergi bersepeda di dekat sungai Han saat sore." Gina berucap santai lalu kembali memasukan satu suapan ke dalam mulutnya.

Yoongi mengangguk pelan. Tampak kurang puas akan jawaban Gina, tapi tak juga ingin menanyainya lebih jauh perihal kepergian gadis itu bersama si backdancer. "Oh begitu. Kau sering kesana?"

"Kemana?"

"Sungai Han."

Senyuman manis Gina torehkan diiringi anggukan kecilnya. "Eoh, itu tempat yang bagus untuk merelaksasikan diri," tuturnya.

"Ayo kita kesana," ajak Yoongi dengan suara datar. Terkesan seperti bualan semata.

"Impossible... impossible...," ujar Gina dengan nada bernyanyi lagu impossible. Pergi ke sungai Han bersama Yoongi si idol papan atas adalah ketidakmungkinan yang dengan cepat merebak mengisi pikirannya.

Seakan tau ucapannya hanya dianggap angin lewat Yoongi lantas menaruh sumpit dan membersihkan bibirnya dari bekas saos Jajangmyeon. Menatap Gina lekat nan intens. "Aku serius!"

Gina menampilkan senyum kalem dan ikut menyudahi acara santap menyantapnya. "Tak usah. Kau sangat sibuk, mana sempat pergi ke tempat seperti itu."

"Hari minggu ini aku libur, kita bisa pergi," tutur Yoongi memperjelas akan ajakannya itu.

Bukannya langsung menerima ajakan Yoongi, Gina malah mengkhawatirkan hal lain. Hal yang memang seharusnya dipikirkan terlebih dahulu. "Bagaimana kalau kita ketahuan?"

"Apa kau setakut itu?" tanyanya sambil bersedekap.

"Tentu saja! Aku bahkan tidak bisa membayangkannya, terlalu menakutkan."

"Tenang saja, kita tidak akan ketahuan. Aku pandai menyamar."

"Kenapa kau bisa seyakin itu?"

"Bisalah! Aku kan cenayang," kata Yoongi meyakinkan dengan banyolannya. Sukses menyingkirkan wajah tegang Gina tadi lantas berganti semburat merah yang memancar. "Apa sekarang kau mengajakku... Something like berkencan?" tanyanya kikuk. Sejujurnya ajakan Yoongi ini merupakan yang pertama untuknya. Gadis itu belum pernah berkencan sebelumnya. Bisa dibilang Yoongi adalah pacar pertamanya, makanya semua masih begitu kaku dan lambat. Gina belum handal sama sekali. Masih perlu banyak belajar.

"Hmmm... maybe." Kepala Yoongi bergerak ke atas dan ke bawah. Mengiyakan ajakan kencannya yang justru ngebuat Gina makin salah tingkah. Lantas beranjak membereskan bekas makan malam mereka sebagai pengalihannya. Namun, nahas ia justru tak sengaja menyenggol gelas berisi air yang kemudian tumpah mengenai paha Yoongi.

Dengan perasaan bersalah sontak saja Gina segera membungkuk dan mengusap pelan celana jeans Yoongi dengan tangan kosongnya, seakan-akan tangannya bisa membuat celana basah itu menjadi kering seketika.

"Aduh bagaimana ini. Maaf, aku tidak sengaja." Ia masih mengusap bekas tumpahan air dengan wajah paniknya. Sungguh kesalahan fatal yang tak terelakkan. Gina seharusnya tau itu.

Yoongi segera berdiri dari duduknya, berusaha menyingkir dari Gina yang berhasil memberinya sengatan aneh. Membangunkan sisi liarnya.

"Yoonki-ah, aku minta maaf," tutur Gina tak enak hati. Terlebih ketika mendapati tatapan tajam Yoongi menyorotnya, seakan memberitahukan kalau ia sudah melakukan kesalahan besar.

"Kau minta maaf untuk apa?" tanyanya dengan suara rendah, sarat akan sesuatu di baliknya.

Layaknya anak paud yang sedang ditanyai Gina pun berucap spontan, "Maaf karena membasahi celanamu deng---" Mendadak Yoongi merangkul pinggang dan menarik Gina mendekat masuk dalam lingkaran keintiman. Membuat Gina terperanjat sesaat. Lalu dengan susah payah menelan salivanya. "W-wae?"  ucapnya terbata-bata.

Yoongi menampilkan smirk andalannya. Sorot matanya mengintimidasi. Terlihat nakal juga menggoda. "Kau seharusnya minta maaf karena menyentuhku," tegasnya. Lalu merubah arah pandangannya menuju belah cherry kenyal sang lawan. Menguncinya dengan tatapan sayu. Yang kemudian secara perlahan mulai mendekatkan wajahnya. "Tapi sudah terlambat," lanjutnya seperti bisikan yang mengundang  kengerian dalam sanubari Gina. Hingga hanya bisa Diam membeku menyadari kesalahannya.

Yoongi tersenyum di tengah pergerakannya. Suasana menghanyutkan serta respon Gina memberi Yoongi lebih banyak nyali untuk meneruskan kegiatan yang sempat tertunda dulu.

Tau pasti apa yang ingin Yoongi lakukan, secara spontan kelopak mata Gina memberat, hampir menutup dengan dentumam keras yang bersorak ria di balik tulang rusuknya. Tak menepik bahwa ia juga menginginkannya Gina lantas bergerak lebih berani mengikuti intuisinya. Melayangkan jari jemarinya tuk mendarat di pundak sang pria dengan debaran jantung yang makin tak karuan. Pun Yoongi begitu, berusaha mengenyahkan gelenyar aneh yang merasuki akibat pesona Gina yang entah mengapa tak main-main hebatnya. Daya tariknya begitu kuat. Begitupun sentuhannya.

Dengan debaran jantung yang saling berpacu satu sama lain Yoongi terus mengikis jarak di antara mereka.

3 senti...

2 senti....

1 senti...

Sedikit lagi....

"GINA-YA!!!" teriak seseorang menggagalkan semuanya. Kini seseorang itu tengah berdiri mematung dalam keterkejutan. Tak menyangka pilihannya tuk menerobos masuk akan membuahkan pemandangan kelewat intim yang membakar netra. Tindakannya yang menerobos masuk memang salah sih, meski begitu jangan salahkan dia yang tak tau apa-apa. Salahkan Gina saja yang lupa mengunci pintu. Dan yeah, ucapkan salam perpisahan pada angan-angan yang sempat hadir dan pergi sebelum semuanya terwujud.

Yoongi dan Gina tersentak kaget saat seseorang kembali menginterupsi kegiatan mereka. Secara spontan Yoongi hendak menoleh melihat si penggangu, namun tertahan oleh belaian Gina di pipinya yang diiringi gelengan dari gadis itu, seolah mengatakan tuk tidak menoleh ke arah seseorang yang berada di belakang punggungnya.

Gina mengambil alih. Menjulurkan kepalanya melewati sisi lengan Yoongi hingga menampakkan wajahnya pada seseorang tadi."Eoh! Eunjo-ya, kau sudah pulang?" tanyanya sedikit kikuk pada sang teman kos yang sepertinya baru balik dari kampung halaman seusai menghabiskan liburan musim panasnya.

"Ah... iya, aku baru pulang dan langsung berlari ke sini. Kupikir kau akan senang saat melihatku, tapi sepertinya aku datang disaat yang tidak tepat," ujarnya tak enak hati. "Kalau begitu aku balik dulu Gina-ya. Temui aku saat urusanmu sudah selesai, oke." Eunjo mengerlingkan mata tanda mengerti lalu pergi meninggalkan kedua orang tadi.

"Hampir saja." Gina menghela nafas lega tatkala sosok Eunjo menghilang dari penglihatan. Yoongi mengernyit, tak mengerti arti helaan nafas Gina itu.

Detik selanjutnya Gina bergegas mengambil barang-barang Yoongi, memakaikan masker dan topinya. Kepanikan jelas kentara. "Kau harus pulang sekarang sebelum dia sadar dengan kedatanganmu." Persetan dengan ciuman pertamanya yang gagal, Gina lebih takut kalau Eunjo si Suga hard stand sadar akan kehadiran Yoongi di tempat mereka. Apalagi kejadian tadi. Bisa gawat. Ada perang dunia ketiga nanti.

Gina turun mengantar Yoongi sambil cilingak-cilinguk, memastikan pria itu sampai ke mobilnya dengan selamat. "Jangan lupa hari minggu, kau sudah janji." Yoongi mengingatkan sebelum masuk ke mobil. Memilih untuk tidak mengungkit tentang apa yang hendak mereka lakukan tadi. Rasanya canggung juga memalukan. Ini sudah yang kedua kali dan gagal juga. Padahal tadi nyaris saja. Ah sial. Yoongi janji akan melakukannya lebih cepat lain kali jika ada kesempatan.

"Arasseo. Pulanglah cepat." Gina mendesak, mendorong Yoongi masuk ke dalam dan menutup pintu mobil.

"Aku pulang." Sebuah senyuman ditampilkan Yoongi dari balik maskernya sebelum ia memacu kuda besinya pergi meninggalkan Gina yang masih setia berdiri di luar hingga mobilnya perlahan menghilang dari penglihatan.

Saat Gina kembali ke kamar, ada Eunjo di sana yang sudah siap sedia menghujaninya dengan berbagai pertanyaan.

"Siapa dia? Pacarmu? Sejak kapan? Ketemu di mana? Umur? Pekerjaan? Tadi itu mobilnya? Apa dia orang kaya? Apa aku kenal? Kenapa tidak memberitahuku?  Dia ngapain ke sini? Kalian tadi mau ngapain? Mau itu yah? Mau kis---"

"Cukup! cukup! cukup!" Gina menempelkan jari telunjuknya di bibir Eunjo hingga membuat gadis itu diam.

"Begini..." Gina nampak berpikir sejenak. Menceritakan yang sebenarnya bukanlah keputusan yang baik. "Dia itu senior di kampus, hanya sekedar dekat gak lebih. Terus tadi gak sengaja ketemu di jalan dan dia ngantar pulang sekalian numpang charger," ucapnya penuh kebohongan. Semenjak mengenal Yoongi, Gina tak tahu lagi sudah berapa banyak kebohongan yang ia ucapkan. Sudah resiko. Mau gimana lagi.

"Terus yang kulihat tadi itu apaan?" Eunjo menodongkan pertanyaan yang sulit tuk disangkal. Ia menyunggingkan senyum serta mata yang memicing, menggoda Gina akan sesuatu yang dilihatnya tadi.

"Itu... Tadi aku kelilipan! Iya kelilipan!" Bukan Gina namanya jika tak pandai beralasan.

"Bener?"

"Beneran ih!"

"Oh gitu... Oke deh. Tapi, kok tadi tuh orang romannya mirip Suga yah."

Mampus. Eunjo curiga.

Dengan cepat Gina berdalih tuk mengelak. "Suga! suga! suga dari mana? parah ih! Matamu kayaknya mulai katarak deh. Jangan-jangan di penglihatanmu aku juga mirip Jisoo  Balckpink lagi."

"Ih ngarep!" pungkasnya.

***

Satu minggu berlalu, and This the day. Hari dimana Gina bakalan pergi kencan bareng Yoongi. Sebenarnya gadis itu tak tau pasti apa kencannya jadi atau tidak sebab seminggu ini Yoongi nampak begitu sibuk. Yoongi hanya berpesan lima hari yang lalu agar Gina menunggunya di taman dekat sungai Han sebagai tempat pertemuan kencan mereka nanti. Meski sibuk Yoongi tak akan melupakan ajakan kencannya bukan. Itulah yang diyakini Gina hingga membawanya ke tempat dia berada sekarang saat pukul 3 sore.

Dengan balutan kemeja coklat kotak-kotak lengan panjang, celana jeans hitam dan sepatu sneaker putih yang dikenakannya Gina menunggu Yoonki di tempat yang telah disepakati. Duduk bersandar seraya coba menikmati suasana taman selagi menunggu kedatangan Yoongi yang sudah dikiriminya pesan sejak setibanya di taman itu.

Yoonki-ah, cepatlah datang. Menunggu itu membosankan.

15 menit...

30 menit...

60 menit...

Gina
Yoonki-ah, kau dimana?
Kau mau datang tidak?
Udah satu jam loh ini

Sejam menunggu mengharuskan Gina tuk kembali mengirim pesan. Namun, tak ada tanda-tanda berarti kalau Yoongi akan membalas pesannya. Baiklah Gina akan menelfon kalau begitu. Setelahnya hanya suara operator yang terdengar ketika Gina melakukan panggilan. Kayaknya ponsel Yoongi mati kehabisan baterai lagi deh.

Haruskah Gina pulang saja?

Sejemang berpikir lantas berdiri tuk mengambil beberapa langkah meninggalkan kursi yang didudukinya tadi. Kemudian berhenti dilangkah keenamnya. "Bagaimana jika Yoonki datang dan tidak menemukanku?" katanya bermonolog. Seketika menggelang lantas berbalik tuk kembali ke tempatnya semula. Duduk dan menunggu lagi. Yoongi mungkin terlambat. Setidaknya itu yang Gina pikirkan tuk mencegahnya pulang.

1 jam...

2 jam...

3 jam...

Come on men, Gina udah nunggu tiga jam loh. Yoongi kemana sih? Kenapa belum datang juga? Mungkinkah terjadi sesuatu dengannya?

Kerisauan begitu kentara, terlihat dari posisinya yang mulai berubah-ubah, kadang duduk, berdiri hingga berjongkok. Sepersekon detik kemudian Gina kembali merogoh ponselnya guna mencari kabar Yoongi lewat Jungkook.

Gina
Jungkook-ah, apa kau tau Yoongi ada di mana?

Hasilnya sama saja, tidak ada balasan. Meski begitu Gina tak menyerah. Masih menunggu dengan pikiran bahwa Yoongi sedang ada urusan mendadak makanya belum datang. Ia percaya Yoongi pasti datang. Pasti.

4 jam...

5 jam...

Langit telah berganti warna, begitu pun udaranya. Ada Gina di sana yang masih duduk sendiri  berteman dengan hembusan angin dingin yang hilir mudik menerpa kulitnya.

"Yoonki, kau pasti datangkan?" Entah berapa kali sudah kalimat itu Gina utarakan. Nyatanya sampai sekarang Yoongi belum kunjung tiba.

6 jam...

7 jam...

Udara dingin mulai terasa menusuk kulit, membuat Gina seketika melingkarkan lengan di depan dada guna memeluk dirinya sendiri yang mulai kedinginan. Hidungnya memerah. Wajahnya nampak sayu, sarat akan rasa letih yang dirasakannya. Ternyata menunggu pun dapat memguras tenaga, sama seperti yang dikatakan Yoongi dulu.

Hachim....

Ini bukan pertanda baik. Hidungnya mulai gatal dan suara bersin lainnya kembali menyusul. Meski tau kondisinya mulai tak membaik Gina tak serta merta beranjak pulang. Ia tak ingin kencan pertamanya berakhir seperti ini. Hingga memilih tuk menunggu Yoongi sedikit lebih lama. Memberinya kesempatan terakhir sebelum hari benar-benar berakhir.

Yoonki tidak mungkin lupa, Tidak mungkin. Kalimat itu kerap kali digaungkan di kepalanya guna menepis kenyataan yang kelewat menyedihkan ini.

8 jam....

Gina tak pernah tau kalau cinta bisa sesulit dan semelelahkan begini. Membuatnya bodoh juga tak berdaya.  Penantian 8 jamnya sia-sia dengan ketidakhadiran Yoongi. Lantas melepas pelukannya tuk mengambil ponsel guna mengabadikan momennya. Ternyata ada pesan dari Jungkook.

Jungkook
Yoongi hyung ada di studionya seharian ini, kenapa mencarinya?

Cukup sudah. Semuanya jelas. Yoonki tidak akan datang. Yoonki meLUPAkan kencan pertama mereka.

***

Derap langkah ringan kembali terdengar mengisi dorm Bangtan saat sore hari. Sejatinya dorm itu kosong ditinggal panghuninya sejak beberapa jam lalu, tapi sekarang tidak lagi, ada Gina di sana. Berjalan kesana kemari tuk melakukan tugasnya. Sejalan dengan tangannya yang bergerak riang mulutnya pun sama, bergerak tanpa henti tuk mengunyah permen karet. Ia butuh itu guna menghilangkan rasa pahit yang tertinggl usai meminum obat siang tadi. Kemudian mengambil istirahat sejenak untuk mengusir lelah. Maklum saja, sudah dua hari ini gadis itu mengalami flu akibat udara dingin di sungai Han kemarin.

Ah, perihal sungai Han–kebodohan dan ketidakberdayaan Gina tak berhenti sampai situ saja. Jadi setibanya Gina di kos, Yoongi menelfon, itu pun karena Jungkook yang memberitahu kalau Gina mencarinya. Yoongi meminta maaf karena dia benar-benar sibuk hingga lupa akan hari itu. Memang benar dia libur, tapi Yoongi itu workaholic. Hari libur pun dipakai buat kerja. Sampai harus membuat Gina menunggu seperti orang bodoh. Mungkin memang bodoh sih. Dan seperti dugaan ponselnya memang mati kehabisan baterai.

Kalian pikir apa Gina akan marah?

Of course No.

Gadis itu terlalu pengecut untuk memarahi Yoongi. Gak tega. Terlalu sayang juga. Alih-alih memarahinya ia malah menghibur Yoongi karena merasa bersalah. Pada dasarnya Gina memang tidak marah hanya saja ia kecewa.

Apa Gina juga bilang kalau ia menunggu selama 8 jam?

Of course No

Gina malah bilang kalau ia langsung pulang setelah sejam menunggu. Ia memang hendak pulang bukan, tapi justru kembali lagi dan terus menunggu sampai 8 jam lamanya.

Apa Gina juga bilang kalau ia sakit karena menunggu?

Of course No

Gina malah bilang kalau ia sakit karena kebanyakan minum minuman dingin. Selama 8 jam menunggu ia memang sempat meminum dua porsi minuman dingin karena kehausan. Udara serta minuman dingin sangat pas untuk sinus Gina yang lemah. Perpaduan lengkap untuk menciptakan flu.

Meski dengan tubuh yang tidak sehat sempurna Gina tetap menjalankan tugasnya sebagai maid juga mahasiswa. Selagi mengistirahatkan diri ia tetap menyempatkan waktu untuk belajar di ruang tengah, mengingat seminggu lagi perkuliahan akan dimulai kembali.

Mungkin karena faktor kesehatan yang kurang baik hingga semuanya terasa sulit dan lambat, saat malam menjelang pun pekerjaan Gina tak memperlihatkan tanda-tanda akan selesai. Sebab Ia terlalu banyak mengambil waktu istirahat hari ini. Sampai pada kala jarum jam menunjukkan pukul sepuluh barulah dia beranjak ke dapur tuk menuntaskan tugas akhirnya.

Selagi berurusan dengan beberapa tatanan dapur yang harus dia rapikan, rungunya justru menangkap suara langkah kaki yang kian mendekat.

"Eoh Gina Noona!!" seru Jungkook tatkala mata mereka bersirobok. "Kau belum pulang?" tanyanya sembari melengos mengambil dua botol Soju di kulkas.

"Kau hanya sendirian Jungkook-ah?" katanya dengan tatapan menanti presensi lain yang mungkin saja muncul.

"Iya, aku habis ngumpul sama geng 97line. Para hyungku mungkin masih di kantor." Bau alkohol tercium jelas dari Jungkook, Gina dapat mengendusnya walau sedang flu.

"Apa kau mau minum denganku Gina Noona?" ajaknya sambil cengengesan seperti orang mabuk. Ah, tidak. Sepertinya memang sudah mabuk.

"Hmmm makasih." Gina tersenyum hambar. Menolak ajakan Jungkook secara halus.

Setelahnya Jungkook pun berlalu pergi menuju ruang tengah begitu saja tanpa mengeluarkan lebih banyak banyolan seperti biasanya. Dua botol soju tadi juga dibawanya pergi.

Usai kepergian Jungkook, Gina pun kembali meneruskan pekerjaannya agar ia bisa segera pulang dan mengistirahatkan tubuh yang sepenuhnya belum sembuh ini. Lima belas menit mungkin waktu yang ia perlukan tuk mengakhiri kerja kerasnya hari ini. Selepas itu ia bersiap pulang. Mengambil tas juga hodie yang diletakkannya di atas meja makan, lalu beranjak pergi tuk mengambil buku di ruang tengah, tempatnya belajar tadi.


Mendapati eksistensi Jungkook di ruang tengah justru mengalihkan Gina dari tujuan awalnya.

Di ruangan itu Jungkook tengah duduk bersila di lantai dengan kepala tertunduk juga memejam. Tampak seperti sedang tertidur atau mungkin sudah teler. Gina mendekat tanpa ragu guna mengingatkan agar Jungkook berpindah ke kamar bila ingin tidur.

Gina berjongkok di samping pria yang dikiranya tidur itu. "Jungkook-ah!" panggilnya. Jungkook bergeming.

"Jungkook-ah!" Kali ini sebuah tepukan pelan Gina layangkan di pundak Jungkook. Hingga yang diberi tepukan pun tersadar dan memberi respon. Jungkook mengangkat pandangannya. Melihat Gina dengan tatapan sayu serta wajah memerah khas orang mabuk yang begitu kentara di wajah putihnya.

"Eoh, Gina Noona!" ucapnya sambil cengengesan seperti orang sinting. Yeah, sinting karena alkohol.

Emang pada dasarnya Gina ini fangirl, ia justru terpesona akan penampilan Jungkook sekarang. Merasa takjub karena bisa melihat seorang Jungkook mabuk secara nyata di depan matanya. Terlihat begitu manis sekaligus menggoda dengan semburat merah di pipi.

Gina lantas menyulam senyum sebelum kembali berucap tuk menyuruh Jungkook. "Jungkook-ah, kau harus pergi ke kamarmu. Jang---"


Cup

Mendadak belah kenyal kepunyaan Jungkook sudah mendarat dan membungkam bibir Gina dengan kecepatan kilat tanpa bisa dihindari. Membuat Gina mematung dengan nafas tersekat. Kelopak matanya menyibak lebar seakan isinya akan terpental dari sana. Si pemberi perintah seolah membeku, seketika blank dan tak bisa berpikir.

Lalu bagaimana dengan jantung Gina? Sepertinya sudah meledak. Debarannya begitu kuat sampai tak terasa. Atau mungkin memang sudah tak berdetak lagi.

Semuanya kian parah tatkala Gina merasakan hembusan hawa panas menerpa wajah dan juga sesuatu yang disadarinya.

Sumpah demi bibir sexynya Seokjin, Jungkook tidak hanya sekedar mengecup Gina tapi dia juga melumat bibir gadis itu.

Kelopak Jungkook mengatup rapat dengan belah kenyalnya yang terus mengecap bibir sang lawan dengan gerakan lembut. Begitu manis. Menghanyutkan. Dan membuat candu. Sampai akhirnya tautan mereka terlepas oleh Gina yang mendorong tubuh Jungkook hingga terhempas di lantai.

Sirat keterkejutan masih melekat erat di wajah korban. Lalu menilik Jungkook yang tengah menggeliat dengan mata tertutup. Setelah beberapa detik terserang keterkejutan Gina akhirnya sadar. ini salah. Tidak benar. Tidak seharusnya terjadi. Lantas memegangi bibirnya sambil menggelengkan kepala.

Andwae... Andwae.. ANDWAE!!!!!

Jungkook mengambil ciuman pertamanya. Ciuman pertama Gina yang sudah susah payah dijaganya agar bisa diberikan pada orang yang tepat. Jungkook mencurinya.

Gina kembali menggulingkan pandangannya tuk memandangi Jungkook yang tengah meringkuk di lantai. Tampak begitu tenang dengan kelopak mengatup. Pria itu tertidur atau pura-pura tidur?

Tidak, Jungkook benar-benar tertidur, ketahuan dari suara dengkuran yang tertangkap rungu. Yaampun! Jungkook keterlaluan. Bagaimana dia bisa tidur setelah melakukan hal itu pada Gina? Sedangkan Gina tengah menatap Jungkook tak percaya. Rasanya menjengkelkan juga aneh. Ingin marah tapi sulit. Apalagi saat jantungnya terus-terusan berdebar tak karuan kala melihat Jungkook.
Ada desiran aneh yang tak bisa Gina artikan dalam dirinya.

Ah, persetan dengan itu semua. Gina hanya ingin menghilang rasanya. Berlari keluar meninggalkan Jungkook yang terbaring di lantai. Tepat saat ia berhasil menapakkan kaki di luar dorm langkahnya mendadak berat tuk beranjak. Gina frustasi dengan dirinya sendiri. Marah karena selalu tak berdaya.

"Haisss sial! Kau berutang banyak padaku Jungkook-ah," geramnya.

***

Hiiiiii

Aku update malam-malam nih

Chapter ini panjang banget ampe 3k word. Spesial buat ulang tahunnya abang Yoonki.

Min Yoongi yang jauh di sana, Happy Birthday yah. Cuman pengen Yoongi sehat dan bahagia selalu sisanya dia udah punya semua.

Btw harapan kalian apaan untuk babang Yoongi?

Continue Reading

You'll Also Like

979 546 11
Terinspirasi dari kisah nyata, kisah kriminal, petualangan dan cinta dari seseorang yang mengalaminya, tetapi hanya saja saya ubah seperti sebuah kar...
327K 35.4K 71
⚠️BXB, MISGENDERING, MPREG⚠️ Kisah tentang Jungkook yang berteleportasi ke zaman Dinasti Versailles. Bagaimana kisahnya? Baca saja. Taekook : Top Tae...
411K 30.5K 40
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
3.7K 94 5
mari belajar b.korea bersama • 한국어를 같이 공부합시다 • baca aja,nanti juga paham kok :)