Native Life || Chenji

By Ariella_04

20.6K 1.4K 244

Sequel dari book hidden. ❄Hanya berisi tentang kehidupan Chenji setelah menikah. ❄Edukasi calon bunda asique... More

Awal
2.🔞
3.
Nomin?
4.
5. 🔞
6.🔞
7.

1.

3K 237 54
By Ariella_04

Vote dong..

Eh iya, btw jangan panggil Thor karena saya bukan superhuman.
Panggil Keni atau Ken aja. Itu nickname aku😂
__________________________________

Zhong Chenle.

Nama yang masih tetap terukir indah di hati seorang Park Jisung. Meski kini sang November itu tak lagi memakai marga ayahnya.

Ya, ia telah resmi menyandang marga Park 3 tahun yang lalu. Jisung benar benar menepati janjinya yang mana ia langsung menikahi Chenle setelah ia lulus sekolah. Dan kini mereka tinggal di sebuah rumah hasil kerja keras Jisung selama ini.

Sebenarnya Chenle ngga masalah kalo mereka tinggal dirumah Jisung a.k.a dirumah keluarga Park, tapi Jisung membantah. Katanya ini tuh perintah suami. Chenle mah iyain aja. Gak mau disebut istri durhaka dia tuh.

Merekapun tinggal di sebuah rumah yang hanya berbeda 1 komplek dengan rumah orangtua mereka. Rumah berlantai 2 yang minimalis, tidak terlalu mewah seperti rumah Chenle dulunya namun nyaman. Nyaman untuk kehidupan rumah tangga mereka.

Ekhem, uwu emang.

(Berapa kali gw bilang uwu sih?! Perasaan banyak bgt)

Btw kalo kalian nanya Jisung kuliah apa kerja. Jawabanya adalah keduanya. Ia mengambil keputusan buat kuliah sambil kerja. Yah, walaupun dia udah belajar dikit dikit urusan bisnis ayahnya, dia tetep masih butuh pendidikan.

Ntar kalo dianya udah sarjana, dia udah bisa gantiin ayahnya jadi CEO Neo Corp. Jadi ia bisa nafkahin Chenle dan sang anak secara mandiri seutuhnya.

Tunggu, tunggu.. Apa?! Anak?

Yes, pasangan itu sudah memiliki seorang anak. Sebenarnya Jisung juga gak mau maksa Chenle hamil dulu waktu itu. Tapi kata Chenle anak itu anugerah, masa sih ditolak? Diluar sana masih ada pasangan yang pengen punya anak tapi gak kesampean. Masa kita yang dikasih malah ditolak?

Chenle is an true angel.

Waw, udah papa mama muda. Masih pada kuliah lagi. Jomblo merapat kuy. Kolom curhat tersedia👉

Hm, lupakan.

Oke, mari kita intip apa yang sedang dilakukan mama muda itu.

Kini, ia sedang berkutat dengan peralatan dapur hendak menyiapkan sarapan pagi. Oh ya, dia belum bangunin Jisung btw. Karena dia tau Jisung baru pulang jam 12 tadi malem. Pasti kan capek ya? Duh.. Duhh perhatian banget.

"Duh, keasinan gak ya? " Chenle mencicipi nya. Lalu menambahkan sedikit garam karena ya.. Emang kurang garam.

Namun pergerakanya terhenti saat ia mendengar suara tangis. Ia segera mematikan kompor dan segera menghampiri kamar sang anak.

"Ssstt.. Cupp.. Cup sayang, um? Sayangnya mama udah bangun ya.."

Tangisan sang balita berusia satu setengah tahun itu berhenti kala ia mendengar suara sang mama.

"Mmaa~~"

Chenle memekik gemas pada bayi kecil bernama Park Shuyu itu.

"Uyu turun yuk, bangunkan papa mu yang pemalas itu. " Sang bayi tersenyum dan merentangkan kedua tanganya minta gendong.

Chenle pun menggendongnya turun kebawah. Ia hanya perlu memandikanya lalu menyiapkan makanan untuk mereka bertiga.

=================================

"Hmm.. Baby sudah wangi? Mm.. Mau nonton TV? Atau main boneka? Mama siapin mam dulu ya? "

Chenle mendudukan Shuyu di karpet bulu depan TV dengan berjejer boneka tikus dan lumba lumba.

"Mam?? Mamm.. Mmaa.. Mamm!! "

"Iya sayang, mamm. "

Makanan, mam.

Chenle pun beranjak kedapur untuk membuatkan bubur untuk Shuyu. Tak lama ia pun kembali dengan semangkok kecil bubur.

"Uyu mam dulu yok! "

Sang anak menatap Chenle dengan gembira seakan ia telah diberi mainan kesukaanya.

Chenle menyuapi Sang anak dengan telaten hingga tak menyadari ada sepasang mata yang tengah menatap keduanya dengan senyuman merekah.

Sesaat Chenle menyadari ketika ada yang menatap mereka.

"Baru bangun? Dih, kalah sama anak bayi. "

Jisung hanya bisa menyengir.

"Ppaliiiiiiyaaa! " Rengek Shuyu ketika Chenle tak kunjung menyuapi nya lagi.

"Iya, sayang. Maaf yaa.. " Chenle kembali menyuapinya.

Shuyu terlihat memelototi Chenle lucu.


"Sarapan udah dimeja sung. Air mandi juga udah aku panasin kalo mau mandi dulu. "

"Gak ah, mau sarapan sama kamu. Ya kan Uyu sayang, papa sarapan sama mama boleh? "

Shuyu menggeleng ribut lalu memeluk Chenle posesif.

"Shiloooo"

"Gak boleh nih. Gimana dong? " Chenle tersenyum menang.

"Yaudah."

Jisung berlalu dari hadapan keduanya, lalu melangkah ke meja makan dengan wajah datar yang dibuat buat seakan menunjukan ekspresi ngambek.

"Shu sayang, papa ngambek tuh. Gimana dong? Hayoo.. Gara gara Shu nihh.. "

"Papa malah? (Marah) "

Chenle mengangguki ucapan Shuyu.

Shuyu kembali memeluk Chenle, matanya berkaca kaca seakan ingin menangis. Dia pikir papanya itu benar benar marah padanya.

"Huweeeee... Papa malahh kalna Shuu.. "

"Eh, engga kok. Papa nggak jadi marah kok, papa bercanda. Coba nanti Shu nyuapin papa maem? Papa pasti suka kan? Sana.. "

Perlahan tangisnya berhenti. Langkah kecil membawanya mendekati Jisung.

Tingginya yang hanya sebatas paha Jisung membuatnya hanya bisa menepuk nepuk paha Sang papa.

"Papaaa.. Shuu minta maaf.. " Dengernya sambil menggoyang goyangkan paha Jisung sementara Chenle hanya bisa menatap sembari tertawa sesekali.

Jisung tidak bisa untuk tidak gemas pada putri kecilnya itu. Lantas ia mengangkat tubuh kecil Shuyu dan memangkunya.

"Memang papa marah sama Shu? "

"Tadi... "

"Enggak sayang, kenapa papa harus marah hm? Shu kan anak baik.. "

Shuyu mengangguk, lalu tangan kecilnya mengambil sebuah kue mantou dipiring, lalu mengarahkanya ke Jisung. Ia ingin menyuapi papa tersayangnya.

"Papa, aaa.. "

Jisung menerima suapan Shuyu dengan senang hati.

"Hmm, enak. Shu yang masak yaa? "

"Ndak, mamaaa... "

"Mama yang masak? "

Shuyu menangguk.

"Mamamu yang paling cantik? "

Shuyu mengangguk.

"Mama Chenle yang baik hati itu? "

Shuyu mengangguk

"Mama yang Shu sayang? "

Shuyu mengangguk.

"Mama yang papa cinta? "

Shuyu mengangguk.

"Mamanya Shuyu yang berhasil buat papa jatuh hati? "

"Ha?"

Untuk pertanyaan terakhir Shuyu bingung ingin menjawab apa karena ia tak paham maksud papanya itu.

Chenle yang mendengar ia sedang dibicarakan itu menghentikan acara menyapu-nya.

"Jwisooongg!! Aku denger ya?! Jangan ngerdus depan Shuyu!! "

"Kan biar tau kalo emang mamanya Shuyu emang orang yang udah bikin papanya Shuyu jatuh hati. "

Chenle yang mendengarnya hanya bisa menahan senyum, sebenarnya ia juga seneng dipuji begitu. Tapi tetap saja malu. Lantas ia memilih pergi darisana untuk membuang isi tong sampah keluar.

Oh ya, dirumah ini mereka tidak mempekerjakan maid sama sekali--eh, ada. Satu, bibi Kim. Dia hanya bertugas menjaga Shuyu saat Jisung bekerja dan Chenle saat ada matkul wajib. Itupun hanya pagi dan sore. Mereka tak ingin terlalu sibuk sampai tidak ada waktu berkumpul bersama.

Indahnya keluarga cemara ini..

================================

Saat ini ketiganya tengah berkumpul diruang tengah depan TV.

Jisung dan Chenle duduk di sofa dan Shuyu yang duduk dibawah a.k.a di karpet bulu, entah sedang sibuk dengan boneka lumba lumbanya, begitu menghiraukan orangtuanya yang sedang saling berpelukan sambil fokus pada film yang mereka saksikan.

"Le."

"Hm? "

"Sejauh ini.. Karang sama Yera masih ngikut kita? "

Chenle menghela nafas berat.

"Yera sih masih, tapi dia sekarang udah pergi pergian. Dia masih nemuin aku tapi gak sesering dulu. Kalo Karang, dia gak bisa ngikut, karena memang dia stay dirumah itu. Gak bisa kemana mana. "

"Aaa.. "

"Sung, "

"Ya? "

"Aku mau nutup penglihatan aku. "

Jisung terkejut, sampai ia melepaskan rangkulanya pada bahu Chenle.

"Maksud kamu? "

"Kita udah berumah tangga, kita juga udah punya anak. Aku pengen fokus ke kalian berdua aja. Gak mau bermasalah kaya dulu lagi. Gak mau keganggu kaya dulu lagi. Biarlah aku hidup tenang tanpa pusing memikirkan Magic magic lagi."

Jisung menampakan senyum manisnya untuk menyemangati Chenle. Ia menarik kepala Chenle agar menyandarkan dibahunya.

"Aku sih dukung apapun yang udah jadi keputusan kamu selagi itu positif dan untuk kebaikan bersama. "

"Tapi aku gak rela lepas Karang sama Yera... "

"Hey, udah mulai sayang nyai Karang nih ya? " Goda Jisung.

"Y-yaa.. Eng-enggak gitu juga. Eh, tapi iya sih. Setelah aku tau masa lalu dia. Aku baru tau dia mati karena ingin menyelamatkan Yera. Meski Yera juga mati saat itu juga. "

"Jadi kamu kan yang salah paham? "

"Heem, aku salah paham. Hati Karang itu seperti malaikat. Bahkan aku berani nyebut dia ibu kedua aku. Tiap malem dia usap usap kepala aku. Bantu aku belajar, dan lain lain. "

"Kalo kata Yera tante Yejian ya? "

Chenle terkekeh.

"Mm.. Kalo ditutupnya sebagian aja bisa nggak? Kaya.. Kamu cuma bisa liat Karang sama Yera aja? "

Dengan cepat Chenle merubah ekspresi wajahnya lalu menundukan kepalanya.

"Bisa sih.. Bisa aja, tapi bukan huntu juga gak selamanya bisa berkeliaran dia dunia juga sung.. Dia udah punya dunia sendiri. Saat masalah dia udah selesai, udah saatnya dia nyebrang. "

"Apa maksud dari 'nyebrang'? "

"Gimana ya jelasinya.. Em, gini deh. Mereka udah mati. Raga mereka telah hancur, dan yang kita temui saat ini adalah roh mereka. Mereka mendatangi kita tu buat minta bantuan pecahin masalah mereka yang bikin mereka belum tenang disana. Dan, saat masalah mereka udah selesai baru mereka bisa tenang. Dan.. Gak ganggu kita lagi.. " Suara Chenle memilih diakhir kalimat.

Jisung mengusap usap punggung Chenle guna menenangkanya.

"Gapapa. Kita udah punya Shuyu kan? Dia juga Yera kedua kita loh..  Udah ya jan sedih. "

Chenle mengangguk, ia menyembunyikan wajahnya di dada bidang Jisung kalau ia sendiri tak sadar sedari tadi ia meneteskan air mata.

"Huaa .. Kok aku nangis? "

Jisung hanya bisa tertawa gemas sembari mencubiti pipi gembul Chenle.

Sementara sangat anak menoleh melihat orangtuanya sedang berpelukan. Lantas ia meninggalkan mainanya dan nyempil diantara Jisung dan Chenle untuk minta peluk juga.

"Maa.. Paa.. Peyuk Shuuu.. "

Mereka pun beroelukan, saling membagi cinta dan kasih sayang mereka.




































Indahnya keluarga cemara😇
Gimana part ini?
Iya aku tuh bikin bonchap yang manis manis uwu gitu.
Dan rencananya aku mau bikin 3-5 bonchap.
Kalo misal lebih dari 5 ntar ku bikin book sendiri aja deh.

See you.. Vote comment jan lupa✌

Continue Reading

You'll Also Like

47.7K 10.6K 121
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
589K 59.2K 46
Bekerja di tempat yang sama dengan keluarga biasanya sangat tidak nayaman Itulah yang terjadi pada haechan, dia menjadi idol bersama ayahnya Idol lif...
48.8K 6K 29
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
61.7K 5.6K 33
° WELLCOME TO OUR NEW STORYBOOK! ° • Brothership • Friendship • Family Life • Warning! Sorry for typo & H...