6.🔞

2.5K 139 26
                                    

Hm, aku lanjut nih.

Vote comment nya ramein dongg..

________________________________

Suara desahan mengalun dengan indahnya dari sebuah kamar mewah milik seorang pemuda tampan berambut hitam.

"Aahh ahh Jisunghh ahk. Pehlan ahh." desahan terus keluar dari bibir merah yang sudah membengkak dari pemuda cantik itu saat merasakan kenikmatan yang diberikan oleh sang suami.

Dengan kaki yang mengangkang lebar memudahkan aktivitas Jisung, sedangkan pemuda yang menerima hukuman hanya bisa mendesah nikmat saat lubang kenikmatannya ditusuk dengan cepat. Membuat lubang hangat merah itu semakin becek sampai menimbulkan bunyi akibat kulit bertemu dengan kulit. Membuat tubuh Chenle terhentak-hentak.

"Ahh.. Ahh... J-jii.. Slowly pleaseehh... Ahh.. Ahhmm... Uhh,, uh..mmhh.. "

"Shh.. Sempit sayanghh.. "

"Sshh.. Ahh.. Ahh... Ahhh.. Mmmhh.. Atau gatahan sungguh.. Ahh.. "

"Bersama sayang..shh..ohhh.."

"Aaarrrghhhh... "

Chenle yang menyemburkan benih miliknya sampai mengenai dada pemuda di atasnya dan juga perut ramping miliknya saking derasnya. Sedangkan pemuda bernama Jisung menyemburkan benih miliknya di dalam lubang hangat milik Chenle yang sedari tadi dia hajar. habis-habisan.

Ya, istri mungilnya nampak sangat sexy dengan tubuhnya yang mengkilat karena keringat itu. Membuatnya beringas dan ingin menyetubuhi nya sampai pagi.

Napas yang masih tersenggal senggal tak menjadi alasan Jisung untuk meraup bibir semerah cherry itu dengan penuh nafsu. Seakan tak ada hari esok.

Melihat betapa seksinya sang istri membuat Jisung menjadi bergairah kembali. Penisnya yang masih berada di dalam lubang hangat milik Chenle yang tidak dia keluarkan akhirnya menegang kembali bahkan sampai membesar dengan cepatnya. Chenle yang merasakan hal itu hanya bisa mengerang pelan.

"Malam masih panjang kan sayang?? "

"Ungghh.. Nggak Ji-ahhh.. Ahh.. Udah pleaseehh.. Capekk.. Ji-ahhh.. Ahhh.. Uhh.. "
Prostatnya masih sensitif akibat pelepasanya beberapa saat lalu namun Jisung dengan kurang ajarnya menggerakkan kembali penisnya dengan brutal membuat Chenle kembali terhentak keras.

Tangan Jisung tak diam, pinggulnya tetap bergerak dengan tanganya yang kembali memilih dan memelintir satu puting Chenle lalu meraupnya tak kalah brutal.

Chenle jadi pusing, Jisung tak main main saat memberinya kenikmatan yang haqiqi ini.

"J-jii.. Udahhh.. Hahh.. Uhh.. "

"Damn .. My Xie so fucking sexyhh.." Bisik

Entah sampai berapa ronde Jisung akan mencapai kepuasan nya. Aku pun tak tau.

*:..。o○ ○o。..:*


Pagi hari dengan cuaca yang sedikit mendung dan dingin. Membuat mereka semakin nyaman bergelung di balik selimut. Bahkan mengeratkan kembali selimut yang hampir terlepas, yang nyaris saja memperlihatkan tubuh tanpa busana mereka.

"Pagi sayang.. " Jisung menbelai halus pipi Chenle.

"Hmm, pagi Ji-sshh.." dengan perlahan Chenle berusaha untuk bangun dari tidurnya karena tubuhnya sakit luar biasa bekas percintaan meraka semalam. Apalagi lubang analnya. Perih. Benar-benar sangat perih.. Membuat Chenle ingin menampar Jisung bolak-balik saking kesalnya.

"Masih sakit ya? " Pertanyaan Jisung bodoh gak sih?

"Pen ngumpat tapi takut dosa. Iyelah bujang, sakitt.. "

"Ulululu.. Sini aku elus.. "

Chenle menepis kasar tangan Jisung.

"Gak, gak usah. Modus ntar, awas ih. Mau mandi. Bentar lagi jam 6, ntar Shu telat sekolahnyaa.. "

"Eii, apa kata aku kemarin? Libur kuliah dulu oke?! Dan soal shu, biar aku aja yang antar ke sekolah. Pokoknya kamu istirahat aja. Masih capek kan, hm?"

Chenle menunduk, ia yakin wajahnya merah padam saat ini. Benar, ia masih lelah. Semalam Jisung benar benar menggempur nya tampa ampun dan baru selesai jam 00;00 malam.

"Hm? Tatap aku dong.. Hei.. My Xie.. "

Nama Xie masih Jisung gunakan untuk panggilan sayangnya pada Chenle sampai saat ini.

Chenle mendongak, menatap netra menenangkan itu, tak lama ia mengangguk patuh.

"Kamu lebay deh. Biasanya kan aku juga begini sung.. "

"Enggak, aku cuma pengen kamu istirahat aja. Paling enggak sehari aja.. Kamu itu 24 jam full energi tau. Urusan rumah, urusan shuyu, belum lagi kuliah kamu...

...... Yaa, ini juga salah aku sih. Andai aja aku nggak minta nikah secepet ini. Aku bisa sih, nunggu kamu selesai kuliah dulu. Tapi cinta aku nggak bisa aku ulur lagi. Aku cuma pengen kamu jadi milik aku seutuhnya. Maafin aku.. "

"Kamu ni ngomong apa sih, aku nggak ngerti.. Kamu pikir aku nggak bahagia gitu? Aku bahagia sung.. Banget malah! Masalah urusan urusan rumah tangga kan itu emang udah jadi tugas istri.. "

Jisung tersenyum tulus.

"Berapa kali lagi aku harus bilang aku cinta banget sama kamu.. Aku sayang banget sama kamu.. " Jisung mendekat lalu mengecup pelan kening Chenle.

"Cinta siapa? Sayang siapa? Minju mantan kamu itu? "

"Chenle!! Aku gak suka ya kamu bawa bawa masa lalu! Lupain! Aku cuma sayang Chenle sekarang... Aku cuma cinta Chenle sekarang.. " Jisung memeluk tubuh toples Chenle.

Sebelum suara..




"Mmamaaaaa..... Eh, "




Dua pasangan yang tengah dimabuk cinta itu sontak melepaskan pelukanya ketika seonggok daging bernyawa (baca:Shuyu) itu menerobos kamar mereka.

Chenle yang segera menutupi tubuhnya dengan selimut dan Jisung yang segera memakai kaosnya.

"Papa.. Gak pake baju? "

"Oh, enggak.. Papa mau mandi tadi.. "

Gadis kecil itu terdiam, pandangannya beralih pada Chenle.

"Mama.. Shu mau mandi air anget ya? Di luar dingin.. "

"Eee.. Em, iya sayang.. Nanti mama siapin air anget ya? "

"Asiiiikk.. Mandi air anget, Shu tunggu di bawah ya maa.. "

Gadis kecil itu beranjak meninggalkan kamar orangtuanya dengan melompat lompat kecil kegirangan yang mengundang nafas lega dua pasangan itu.

"Hufftt.. Huh, kamu sih. "

"Kok aku..? "

Chenle menggeleng gelengkan kepalanya bergegas turun dari ranjang dengan berjalan tertatih Ratih nya yang mengundang smirk bangga dari oknum Park Jisung.













































Vote comment dong..
Maap, aku gabisa bikin yang hawt🥵

Native Life || ChenjiWhere stories live. Discover now