[S1] The Beginning Of Our Des...

By SUN1396

63.8K 6K 1.3K

[OPEN PRE-ORDER TANGGAL 1-7 SETIAP BULANNYA ] Dia tidak mengerti mengapa kehidupannya berbeda. Ada luka yang... More

Prolog
1. Jeon Wonwoo
2. Kim Mingyu
3. Teman ?
4. Kau tidak akan mengerti
5. Tak terduga
6. Batas kesabaran
7. Sandaran
8. Kejujuran
9. Keputusan
10. Lee Jihoon Pt.1
11. Lee Jihoon Pt.2
12. Perpisahan yang sesungguhnya
13. Karena aku rumahmu
14. Keinginan yang sederhana
15. Pertemuan kembali
16. Sang pengecut
17. Tak lagi sama
19. Ungkapan tak biasa
21. Bayi beruang kesayangan
22. Kebaikan berujung kehancuran
23. Maaf yang tak tersampaikan
24. Kesepakatan
25. Benarkah itu kau ?
26. Penuh harap
27. Undangan makan malam
28. Menusuk dari belakang
29. Membunuhku dengan perlahan
30. Sebuah pengakuan
31. Antara dua pilihan
32. Beban baru
33. Sampai kapan ?
34. Dibutakan oleh cinta
35. Selembar kertas
36. Aku kembali...
37. Hilangnya harga diri seseorang
38. Amarah yang menggebu
39. Kembali berkorban
42. Tak akan menyesal
43. Mulut dapat berbohong, sedangkan hati...
45. Dejavu
47. Pemilik mata rubah yang kami rindukan
48. Untukmu ibu
49. Ijinkan aku berada disampingmu
Epilog
📢 Pengumuman
📢 Info
🎉 It's PO Day

18. Kebohongan

866 110 33
By SUN1396

Happy Reading

.

.

.

"Beraninya kau mengatakan hal itu padaku, Jeon Wonwoo !" marah Soonyoung sembari ia mendorong tubuh Wonwoo dan membuat pegangan pada lengannya terlepas begitu saja.

Wonwoo tersenyum puas melihat betapa marahnya Soonyoung atas perkataannya. Bukankah memang ia harus melawan dan mengatakan hal yang sensitif kepada mantan temannya ini ? Lagipula ia yang meminta dirinya harus melawan dan tak terus diam. Tetapi mengapa ? Mengapa Soonyoung seolah tidak terima dengan perkataannya ? Padahal ia sudah sebisa mungkin memikirkannya.

"___kau ingin membalas dendam padaku bukan ?" lagi Soonyoung berujar.

Balas dendam ? Apa tindakannya ini dapat disebut sebagai balas dendam ? Ah mungkin memang iya. Bagaimana bisa Soonyoung berpikiran seperti itu ? Ia menyetujui saran Soonyoung hanya untuk membuat mereka berhenti merisaknya bukan untuk membalas dendam. Jika Soonyoung berpikiran seperti itu, haruskah ia menjawab jujur dan mengatakan jika ia ingin melihatnya sama seperti dirinya. Bukankah sangat kejam ?

Alih-alih membalas dendam, ia justru ingin Soonyoung sadar akan kesalahannya dimasa itu. Dimana hidupnya tidak serumit sekarang. Seandainya Soonyoung tak mengatakan jika dirinya yang membunuh Jihoon, maka ia tidak akan seperti sekarang ini. Tidak bisa dipungkiri ia merindukan saat-saat bersama Soonyoung dan saling bertukar cerita ataupun menghabiskan waktu bersama. Seandainya Jihoon masih ada, mungkin ia akan menghabiskan waktu bertiga dan berjuang untuk mendapatkan kasih sayang orang tua.

Jihoon, aku merindukanmu.

"Aku tak sehina yang kau pikirkan, Soonyoung-ssi. Sampai kapanpun aku tidak akan melakukan sesuatu yang dapat merugikanku, terlebih orang lain. Tidak sepertimu, licik." ujar Wonwoo sembari menatap Soonyoung tajam.

Perkataan Wonwoo barusan membuat hati Soonyoung tak nyaman. Anak itu seolah kehilangan banyak kata untuk diucapkan atau sekedar membalas perkataan dari mantan temannya yang mungkin telah berganti status menjadi musuhnya. Musuh ? Memang apa yang dipermasalahkannya sampai harus menjadi musuh ? Mungkin, jika masalah itu tidak berkepanjangan ia masih menjalin pertemanan dengan baik. Semua itu berawal dari kesalahannya sendiri, bodohnya egonya yang telah mengambil alih pikiran juga hatinya.

Sadar akan kehadiran seseorang, Soonyoung menatap kearah Mingyu yang diam mematung tak jauh dari tempatnya berpijak. Pikirannya bercabang, apakah Mingyu menyaksikan pertengkaran dirinya dan Wonwoo ? Ah mengapa harus Mingyu yang menyaksikannya dan tidak orang lain ? Bahkan Soonyoung sadar jika Wonwoo dan Mingyu sangatlah dekat, terlebih Wonwoo telah menjadi bagian dari keluarganya.

Tanpa sadar Soonyoung mengepalkan erat kedua tangannya dan mengubur dalam emosinya untuk tidak meledak. Ia tidak ingin Mingyu melihat dirinya yang memukul Wonwoo dan berakhir dengan dirinya harus berurusan dengan pihak sekolah, itu sangat merepotkan. Lebih parahnya lagi jika sampai membawa orang tuanya, sudah yakin ia akan menjadi anak yang mempermalukan nama baik keluarganya.

Jalan satu-satunya untuk menjauh dari kedua Kim bersaudara itu adalah pergi. Pergi kembali ke kelas dan bergaul bersama dua temannya yang lebih dulu pergi, "Kau pikir aku takut padamu, hem ? Aku bahkan sering bertemu dengan ibumu, ah haruskah aku katakan padanya tentang keberadaanmu ?" bisiknya membuat Wonwoo membelalakkan kedua matanya lebar.

Tubuhnya menegang, keringat dingin mulai bercucuran dan lebih parahnya lagi adalah berbagai kenangan penuh menyakitkan kembali hadir mengambil alih pikirannya. Kenangan dimana saat dirinya dipukul, ditampar dan dijambak oleh sang ibu. Tak hanya itu saja bahkan napasnya menjadi tak teratur. Ia seperti seseorang yang tengah ketakutan. Sedangkan Soonyoung ? Anak itu seolah tak ada puasnya atas sikapnya. Ia melenggang pergi meninggalkan Wonwoo dengan santai sembari tersenyum penuh kemenangan.

Sadar akan perubahan tubuh Wonwoo, Mingyu berjalan cepat kearah sang teman dan langsung meraih tubuhnya yang limbung. Tubuh Wonwoo bergetar hebat bersamaan dengan wajahnya yang memucat. Mingyu hanya dapat menahan tubuhnya agar tidak membuat Wonwoo terjatuh. Bahkan ia merasa kesulitan harus menahan tubuh dan tangan Wonwoo yang terus meremas kepalanya. Mingyu yakin jika trauma Wonwoo kambuh, terlebih ia merutuki Soonyoung yang telah membuat Wonwoo seperti ini.

"Ya tuhan Wonwoo-ya sadarlah." ujarnya sibuk mempertahankan kesadaran Wonwoo. Ia tidak ingin Wonwoo jatuh tak sadarkan diri dan membuat banyak orang melihat kelemahannya. Bagaimanapun ia ingin mereka melihat Wonwoo sebagai orang yang kuat dan tidak lemah. Ia cukup bersyukur atas keberhasilan yang didapat Wonwoo, tapi mengapa sekarang harus kembali seperti ini ?

Dalam hati Mingyu tak henti-hentinya mengucapkan sumpah serapahnya kepada seseorang yang telah membuat Wonwoo seperti ini. Ia tidak akan membiarkan orang itu hidup tenang dan akan ia beri pelajaran. Mingyu tidak mengerti dengan seseorang yang bernama Kwon Soonyoung itu. Tidakkah ia sadar atas kesalahannya dan merugikan satu orang untuk seumur hidupnya ? Bahkan Wonwoo berjuang mati-matian menahan segala resiko atas kesalahan yang tidak pernah diperbuatnya.

Harusnya yang mati kau, bukan Jihoon.

Mingyu merasa Wonwoo meremas erat kedua lengannya dan membuatnya tersadar, "O-ba-t..." ujarnya dengan susah payah.

Sadar akan permintaannya, Mingyu segera merogoh saku celana Wonwo dan Mingyulah yang menyarankan Wonwoo untuk membawa obatnya disaku celananya. Seperti yang selalu dilakukannya dulu, ketika dirinya mengalami trauma atas sesuatu tak ingin diingatnya lagi. Apa yang dilakukannya dulu sangatlah membantunya.

Setelah mendapat yang dicari, Mingyu segera memberikan sebutir obat yang selalu Wonwoo bawa untuk mengatasi traumanya. Mingyu meringis melihat Wonwoo yang menelan obat pahit itu tanpa minum. Masih ingat dibenaknya, jika obat yang baru saja di telan oleh Wonwoo rasanya sangat pahit. Mungkin karena ia tidak sadar menelannya, ia bahkan tidak merasakan apapun. Tapi mengapa sekarang ia malah ngeri sendiri menyaksikannya ? Bukankah sangatlah bodoh ?

"Aku akan meminta ijin untuk membawamu pulang." Ujar Mingyu ketika melihat kondisi Wonwoo tidak memungkinkan untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. Mingyu lihat Wonwoo teramat sangat pucat dengan tubuh yang lemas.

Wonwoo menggeleng kuat. Ia tidak setuju dengan saran yang diajukan Mingyu. Bagaimana ia pulang dalam kondisi seperti ini ? Ia tidak ingin membuat Nyonya Kim yang tak lain ibu angkatnya khawatir akan dirinya. Sejauh ini ia sudah membuat dirinya tenang dan tak lagi memperlihatkan kesakitan. Belum lagi dengan Seungcheol yang akan terus menghujaninya berbagai pertanyaan. Ah memikirkannya saja sudah membuatnya meringis ngeri.

"___keras kepala." tambah Mingyu dengan kesal.

Setelah peristiwa dibelakang sekolah tadi, Wonwoo dapat melewatinya dengan baik. Ia mengikuti pelajaran seperti biasa setelah berhasil tenang dan tentunya butuh beberapa menit untuk dirinya dapat bersikap seperti biasa. Beruntung, ketika traumanya kambuh tidak ada yang mengetahui bagaimana dirinya yang begitu lemah. Wonwoo tidak bisa membayangkan bagaimana jika mereka tahu akan kelemahannya yang sekarang ?

Dulu sebelum ia mengenal Mingyu dengan baik, ia hanya akan terus diam tanpa mengenal obat apapun. Ataupun tanpa merasakan sakit yang teramat sakit. Ia masih bisa mengendalikan emosinya dengan baik. Tapi sekarang ? Rasanya mati lebih baik, daripada harus menahan semua itu. Wonwoo merasa jika dirinya tengah dipertaruhkan oleh sesuatu yang bahkan dirinya tak bisa berbuat banyak, selain tubuhnya diambil alih oleh sesuatu hal yang sangat mengerikan.

Wonwoo membasuh wajahnya di wastafel kamar mandi yang berada dikamarnya. Ia meringis melihat betapa wajahnya yang pucat tidak seperti biasanya. Wonwoo benci ketika wajahnya yang mudah memucat ketika terjadi pada tubuhnya. Mungkinkah malam ini ia akan kembali membuat keluarga barunya kembali khawatir ?

Hembusan napas kasar itu memenuhi kamar mandi. Tak ingin dirinya terlarut dalam pikiran yang membuatnya kepalanya sakit, Wonwoo memutuskan untuk segera menyelesaikan rutinitasnya. Tanpa berpikir panjang Wonwoo keluar dari kamar mandi dan terkejut dengan kehadiran seseorang yang dengan santainya duduk diatas kasurnya. Siapa lagi jika bukan Kim Mingyu, anak itu memang selalu bersikap seenak jidatnya.

"Kau lama sekali, mereka sudah menunggumu." ucap Mingyu yang sedikit tidak senang melihat Wonwoo masih bersantai. Padahal keluarganya yang lain tengah menunggu dimeja makan, tentunya untuk makan malam bersama. Bukankah itu sudah menjadi rutinitas mereka ?

"Aku tahu." balas Wonwoo dan berjalan keluar kamar meninggalkan Mingyu yang bertambah kesal padanya. Ayolah Mingyu bahkan harus menahan perutnya yang meronta minta diisi demi memanggil Wonwoo. Dan sekarang apa ? Anak itu bahkan tak melihat perjuangannya. Sangat dan sangat keterlaluan.

Tak ingin membuat mereka semakin menunggu, Mingyu dengan cepat mengikuti Wonwoo keluar dari kamar. Mingyu bahkan harus berjalan cepat untuk sampai dimeja makan sebelum Wonwoo, ia tersenyum puas melihat Wonwoo yang hanya berjalan santai menuju meja makan. Tak butuh waktu lama Mingyu dan Wonwoo telah mengisi tempat duduknya yang biasa. Beberapa hidangan telah mengisi piring masing-masing dan tanpa ragu mereka menyantap makan malamnya dengan tenang, tanpa ada yang berbicara satu orangpun.

"Apa kau baik-baik saja ? Atau di sekolah ada yang mengganggamu ?"

"Tidak / ada." jawab Wonwoo dan Mingyu serentak membuat ketiganya saling memberikan tatapan bingung. Ayolah siapa yang tidak bingung ketika Tuan Kim bertanya kepada Wonwoo, tetapi Mingyu ikut menjawab. Bahkan mereka tidak tahu harus percaya dengan jawaban siapa.

Mingyu seketika bungkam. Kebodohannya selalu saia membuat mereka memberikan tatapan bingung. Padahal ia sudah berjanji kepada Wonwoo untuk tidak mengatakan yang terjadi di sekolah kepada mereka. Mengapa mulutnya selalu seperti ember bocor ? Dan juga meresahkan. Setelah ini Wonwoo pasti akan sangat marah padanya. Siap-siap saja kau mendapat sumpah serapah dari seorang Kim Wonwoo.

"Mingyu-ya mengapa jadi kau yang ikut menjawab ? Jangan mentang-mentang kau dekat dengannya, jadi kau selalu ikut menimpali." ujar Seungcheol merasa sikap Mingyu sangat mengganggu.

Mingyu hanya diam tanpa berkata. Ditatapnya wajah mereka yang kebingungan menatap kearahnya, kecuali dengan Wonwoo. Wonwoo justru lebih menatap Mingyu dengan tatapan seolah bertanya 'ada apa denganmu ?' dan itu membuatnya terdiam beribu kata. Mungkin memang seharusnya ia diam saja tanpa harus ikut menimpali.

Tuan Kim hanya menggelengkan kepalanya dengan tingkah anak bungsunya, "Wajahmu juga pucat." lagi Tuan Kim berujar dan membuat tubuh Wonwoo menegang. Mengapa keluarga barunya ini selalu tahu perubahan pada tubuhnya dan membuatnya tidak dapat menutupinya.

"Benar kau pucat. Apa kau sakit ?" tambah Nyonya Kim menimpali perkataan sang suami.

Dengan terpaksa Wonwoo menarik sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman tipis, "Kepalaku hanya sedikit sakit. Appa dan eomma tenang saja, aku sudah meminum obat. Mungkin ditidurkan akan lebih baik." jelas Wonwoo dengan mencoba berbohong. Sungguh ia tidak ingin membuat mereka khawatir.

Tanpa mereka sadari, Tuan Kim diam-diam memperhatikan Wonwoo. Apalagi dengan senyum tipis Wonwoo yang mengingatkan dirinya kepada seseorang. Seseorang yang beberapa jam yang lalu ditemuinya setelah sekian lama. Tentunya ia tidak menyangka melakukan kerja sama dengan orang tersebut. Apalagi keduanya sudah saling kenal sejak lama.

"Aku tidak menyangka bekerja sama denganmu lagi, Sung Ryung-ssi. Bagaimana kabarmu sekarang ? Ah dan juga anak yang kau kandung waktu itu ?"

"Ya. Dan aku tidak menyangka akan bertemu kembali denganmu, Kwang Ryul-ssi. Mengapa kau harus menanyakan masalah pribadiku ?" jawabnya sembari tersenyum tipis terkesan dipaksakan.

"Karena aku ingin tahu. Biar ku tebak pasti usianya sekitar delapan belas tahun. Aku yakin jika wanita dia cantik sepertimu dan jika dia laki-laki tampan seperti ayahnya."

"Bisakah kau tidak mengatakan hal menjijikan itu ? Asal kau tahu saja aku tidak pernah melahirkannya. Sebelum anak itu terlahir kedunia, aku sudah membunuhnya. Aku tidak sudi melahirkan seorang anak tanpa seorang ayah yang bertanggung jawab."

"___dan aku tidak memiliki satupun anak."

"Mengapa senyumanmu sangat mirip sekali dengannya, Wonwoo-ya ?" Jerit batin Tuan Kim merasa tidak percaya dengan yang dilihatnya.

#25102020

Mungkin Chapter depan udah mulai masuk ke konflik sebenarnya dan kalian juga penasaran kan dengan Mingyu di masa lalu ? Penyebab Mingyu mendapat trauma ?
Tunggu aja ya semoga idenya terus ngalir layaknya air 🙈

Continue Reading

You'll Also Like

6.4K 964 1
❝ pakailah, anggap saja itu sebagai penghangat dariku.❞ lowercase ©tteobokjin, 2018
2K 238 10
wabah virus zombie yang menyebar luas membuat semua orang dalam bahaya -[selengkapnya ada di bagian 1] Untuk update tidak tentu 🙏 jangan salpak ya...
20.5K 2K 25
FF &TEAM ENHYPEN BXB Sebuah Universe dimana Vampire dan Werewolf sudah bukan lagi musuh melainkan kawan seperjuangan. Perjalanan Seorang Werewolf...
68.1K 6K 48
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...