Mangaka isekai pt. 17
🌻 Enjoy story
________________________________
oO°Oo
Aku dibiarkan lewat sambil menggenggam erat Pedang Suci Mawar Biru. Peserta yang sudah dibaptis berpindah di bangku penonton, kami berada di bangku khusus.
Aku berjalan kearah bangku dengan tatapan kosong.
Imajiner tolong berhenti..
"Tesia-sama!" aku menoleh mendapati Hina-chan berlari pelan menyambutku.
Oh, Heroineku!
Pembalik moodku!
"Hinatsuru-hime Gokigenyo, Uwah! Rambut Anda sangat indah!" sapaku berlebihan.
Hina-chan tersenyum lalu menarik tanganku ke arah bangku paling belakang yang sedikit sepi, kami menjadi pusat perhatian sekarang, pusat dari perhatian anak-anak yang sudah dibaptis.
Yah, Dewi Matahari disini..
"Tesia-sama, maafkan aku. Bisakah kau menemaniku duduk disini?" tanya Hina-chan yang terlihat was-was dengan tatapan orang yang sedari tadi mengerubunginya. Dia terus menarik tanganku menaiki tangga menuju bangku ujung atas sendiri.
Aku mengangguk antusias. Heroineku, aku akan menemanimu dengan senang!
"Wow.. Apakah itu Pedang Suci?" tanya Hina-chan terkagum, kami pun segera duduk.
"Ya.. Ah! Ini milikmu Hinatsuru-hime." aku sepertinya mengingat kain transparan Dewi Matahari tadi yang dititipkan Oji-san dan menyerahkannya pada Hina-chan.
"Hm?" Hina-chan menatap peta di tangannya dengan mengeryit bingung.
Yah, dia masih 7 tahun..
Tidak apa jika dia tidak tahu apa maksud dari peta itu, nanti Oji-san sebagai Ketua Menara Sihir akan menjelaskan sendiri kepadanya.
"Peta harta suci tongkat Heliacal.." gumam Hina-chan.
Aku terkejut, dia mengetahuinya?!
Oh astaga, aku terlalu meremehkan karakter Heroineku!
"Dan Tesia-sama.. Maafkan aku langsung membicarakan ini, tapi saat aku dirasuki Dewi Matahari.. Mata kita bertemu, bukan?" Hina-chan menatapku dengan serius.
Aku teringat dimana aku menangis, haha.. Itu ya..
"Maafkan aku Hinatsuru-hime, aku terlalu terkejut dan menangis-"
"Bukan itu, aku.. Anoo nee.. Hmm.. Jadi.. Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" tanyanya hati-hati dengan gelisah.
"Ya? Kita bertemu di taman hotel Duke Vrysa kan?" tanyaku ikut bingung.
"Entahlah.. Aku merasa.. Kau sangat dekat.. Maafkan aku mungkin aku yang salah." Hina-chan kebingungan dan meminta maaf dengan imut.
Hah~ Yamato Nadeshiko..
Sasuga orang cantik.
"Peserta selanjutnya Putra Mahkota Yohannes Gastiant West Alvonso."
Suara Oji-san menggelegar membuat aku dan Hina-chan terdiam.
"Apakah kau dekat dengan Ketua Menara Sihir?" tanya Hina-chan berbisik.
"Dia terlalu eksis." responku tanpa mengalihkan pandanganku ke arah Pangeran Yohan yang berjalan menurun dari takhtanya dan memasuki panggung.
"Kau bercakap-cakap banyak dengannya." tawa Hina-chan pelan.
"Tunggu dulu, memangnya terdengar suaraku?" tanyaku menjadi gelisah.
"Fufu.. Iya, bahkan saat kau menghina mata Ketua Menara Sihir membuat beberapa orang menahan napas. Kau sangat berani ya~ oh.. Kau juga ternyata tipe sifat mudah dekat dengan orang-orang di sekitarmu, maaf mengatakan ini tapi.. Mau kah kau menjadi temanku juga?" tanya Hina-chan tertawa senang.
"Hm? Bukankah kita sudah berteman?" tanyaku kebingungan.
Hina-chan terkejut. "Oohh.. Oh... Kalau begitu, bolehkah aku memanggilmu Chesia?" tanyanya senang.
Ugh, Heroineku~
(T▽T)
"Ya! Tentu saja." jawabku senang.
"Panggil aku Hina, Chesia.." pinta Hina-chan yang membuat jantungku berdegub kencang.
"T-tapi.. Itu kan.." aku sadar wajahku memerah dan mengetuk-ngetukkan dua jari telunjukku gugup.
"Imutnya~ tidak masalah! Bagaimana jika 'Hina Onee-sama'?" tanya Hina memujiku.
Aku bertambah merah!
Uwahhh! Di puji Heroine bagaikan dipuji artis papan atas!
"Uumm.. Bagaimana dengan Hina-senpai? Karena.. Aku merasa kau adalah senpaiku.."
"Ya! Aku suka dengan itu, mari pergi dengan itu.. Em, Chesia."
Hubunganku dengan Hina-chan semakin dekat. Aku suka, rasanya jantungku berdebar sangat kencang. Ugh, apakah begini ya rasanya dekat dengan karakter yang kita buat di imajinasi?
Haha.. Imajiner lagi..
"Elemen Api! Angin! Bumi! Air! [Berkah Tuhan] penolak kegelapan! Sangat bagus Yang Mulia! Anda dipihak 4 roh Elemen langsung!" suara keras Oji-san membuat kami menoleh ke sumber suara.
Pangeran Yohan berdiri dengan gagah, seketika Pedang Suci menghampirinya, dia dengan tangkas menangkapnya.
Pedang itu Excalibur! Wow, Excalibur ada disana! Ah, aku lupa tidak melihat semua pedang!
Excalibur adalah pedang legendaris dari raja Arthur, pasti masa depan Pangeran akan cerah.
"Pedang Suci Excalibur menjadi kepemilikkan sah Yang Mulia Putra Mahkota!" Oji-san berteriak bersemangat.
Aku mengeryit.
"Hei.. Dia tidak mengumumkan Pedangku selantang itu.." yang mengumumkan Pedangku hanya Pendeta yang berjaga di belakang Pedang Suci.
Pangeran Yohan melirikku dan mengirim senyuman penuh kemenangan ke arahku, sontak beberapa anak perempuan yang duduk di depan kami menjerit.
Apaan barusan itu!
Hei?! Dia baru saja mengejekku?
Aku mengigit kukuku kesal.
"Fufu Pangeran ternyata orang seperti itu ya?" tanya Hina-chan sambil menikmati acaranya.
"Ya, jika senpai menyukainya aku bisa memaksanya mengambil kencan bersamamu." candaku masih terlihat kesal.
"Haha, aku tidak tertarik.. Dari pada itu, aku ingin menghabiskan waktuku mengabdi sebagai Hikari-hime." jawab Hina-chan nanar.
Aku menoleh kearah Hina-chan. Dia memang sangat menderita dengan sebutan 'Dewi Matahari' dari masyarakat, dia benar-benar terbebani dengan kualifikasi masyarakat tentangnya.
Namun, demi kejayaan Dunia.. Dia rela membuang perasaannya demi melenyapkan Kegelapan.
Apakah aku memberi beban yang terlalu berat untuknya?
"Hina senpai.. Mari kita berjuang bersama-sama."
"Aku juga pasti akan berpartisipasi pada perang 10 tahun lagi, mari berjuang bersama-sama." aku menggenggam tangan Hina-chan.
Mata Hina-chan berkaca-kaca. "Ya, mari berjuang." katanya sambil menghapus air mata kecilnya diujung mata.
Begitu naifnya Heroineku ini, aku jadi khawatir dengan masa depannya.
oO°Oo
Intinya adalah orang yang mendapat Pedang Suci, [Berkah Tuhan] dan Hikari-hime dikumpulkan menghadap kaisar.
Aku dan Revan bersebelahan. Aku, Revan, Zenald dan megame Arima sedang berlutut busur ksatria di hadapan Kaisar dan Ratu.
Sedangkan Hina-chan, Vabian, Jasmine dan Pangeran Yohan berdiri bermartabat karena mereka adalah Keluarga Kerajaan.
Ayahku ada disini, bersama Para Jendral berpedang suci lainnya.
"Tolong angkat kepala kalian, kita berbicara santai disini." pinta Kaisar dengan aura kharisma luar biasa.
Aku juga menambah bagian ini di mangaku. Tentu saja aku tidak membuat karakter [Tesia] ada disini.
Ini pertemuan rahasia.
Aku dan yang lainnya segera berdiri menatap Kaisar dan Ratu.
Ugh, mereka luar biasa! Maha seni! Haha, siapa hm yang menggambar kalian?
"Langsung saja, aku akan mengangkat orang-orang yang mendapat [Berkah Tuhan] sebagai Yuusha. Ekhem---- Hinatsuru-hime, Bagaimana menurutmu tentang 2 Dewi yang berpartisipasi dalam perang? Apakah kau tahu Dewi apa itu?" tanya Kaisar yang sepertinya tidak bisa membendung penasarannya.
"S-saya tidak tahu Yang Mulia, tapi saya mengakui jika saya adalah salah satu Dewi yang berpartisipasi." Hina-chan terlihat gugup.
"Bagaimana dengan Dewi Yui yang di rumorkan itu?" tanya Kaisar yang membuatku sedikit tersentak, bahkan aku nyaris batuk ringan.
Semua arah pandangan mengarah kepadaku.
Ugh, apa yang kalian harapkan huh?!
Hei, ini sama sekali tidak ada di Manga! Sutradara sedikit kecewa nantinya, ohh.. Mangaka tersakiti.
"Rumor itu sepenuhnya benar dan salah.." Oji-san mengangkat suaranya.
Oh Oji-san! Jelaskan kepada mereka rumor sebenarnya.
"Saya memang pernah melanggar peraturan dan mengetes Sihir pada Ojou-chan putri Rayer, hasilnya dia menunjukkan eksitensi Langit berwarna ungu dan titik putih sebagai akses ijin langsung dari langit.. Sebenarnya saya sangat yakin dengan apa yang saya lihat.. Aku sangat yakin dia titisan Yui-sama.."
H-hei!! Oji-san!!!
Di ruangan ini banyak suara napas yang tertahan karena terkejut.
Lihat 'kan, ugh! Benar-benar berbeda dari karanganku, Oji-san kau sudah dua kali mengacaukannya!
Oji-san menatapku sebentar lalu menghela napas.
"......kenyataan air suci dan ke-4 Elemen Roh mengatakan hanya Elemen Es saja dalam tubuhnya. Ini sudah tak bisa dibantah lagi, mungkin memang terjadi masalah pada alat saya. Atau mungkin mata saya salah mengartikan.." sesalnya sedih.
Aku menghela napas lega dan terkejut Yang Mulia Kaisar menatapku dengan penuh selidik.
Uh, scene ini kan seharusnya Paman Pendeta Pedang itu menceritakan Pedang Suci, dan Tuan Saint menjelaskan tentang [Berkah Tuhan]. Apa yang kalian lakukan hah?! Jika aku sutradaranya aku sudah mengamuk dan mengatakan:
'CUT! Ulangi!'
Tolong jangan hancurkan naskahnya! Aku sepertinya paham rasanya penulis LN yang lelah-lelah menulis naskah, dan kenyataannya banyak scene tidak digambar saat diangkat menjadi Manga/Anime.
Ini bukan dijadikan Anime, ini menjadi 4D alias nyata! Oh mereka kejam.. ಥ_ಥ
"Ekhem-baiklah, mari kita mulai penganugerahannya." Sang Ratu mulai mengingatkan.
"Ah, iya kau benar." Sang Kaisar segera mengirim pandangan kearah Pendeta di sampingnya.
"Atas segala hormat Yang Mulia, ijinkan saya menceritakan tentang 6 Pedang Suci yang mereka bawa.. Saya adalah Pendeta penjaga Pedang Suci, sebuah cerita turun temurun sudah diwariskan dari zaman yang jauh hingga kini..
1. Pedang Excalibur
Pedang ini pertama ditemukan tertancap di bebatuan, barang siapa yang bisa mencabut Pedang ini dari bebatuan akan menjadi yang terkuat saat perang. Para Jendral-Jendral luar biasa berusaha mencabut pedang ini tapi gagal dipercobaan mereka.. Orang pertama yang mencabut Pedang ini adalah Raja Arthur dan berhasil menumpas perang dan mencapai perdamaian luar biasa. Perdamaian antara Kerajaan adalah berkat negosiasi dan Peperangan dari Raja Arthur dari Kerajaan ini...
Pangeran.. Tolong lepaskan sarung pedang dari Pedang Excalibur."
Pangeran Yohan melepaskan sarung pedangnya. Woww~~ Pedang Excalibur sangat indah memukau! Lihatlah mata pedangnya yang keemasan yang memberi penekanan memukau. Pedang ini sangat cocok ditangan Pangeran Yohan, pencahayaan ini, kilatan pedangnya..
Kerja bagus diriku! (≧∇≦)/
Aku menggambarnya dengan baik!
Aku ingin menggambarnya lagi, tapi suasana sedang tegang disini. Aku tak bisa bermain-main dengan sketsa gambarku dengan bebas dihadapan Kaisar.
Pangeran Yohan segera menancapkan Pedang Excaliburnya di lantai lalu berlutut busur Ksatria di hadapan Kaisar dengan kedua tangan memegangi pedangnya.
"Selanjutnya..
2. Bloody Curse
Pedang gila darah dan sangat menyukai darah. Pedang ini bisa menghisap darah lawan dengan cepat, pendekar pedang terakhir yang menggunakannya adalah Lady Bourbon. Dia terkenal Psikopat, saya harap anda menggunakan Bloody Curse dengan bijak Tuan Halberg. Silahkan buka sarung pedang anda..."
Zenald membuka Sarung pedang dengan acuh tak acuh. Uwaaah! Fantastis! Pedang Merah!! Itu sangat bagus!
Semua orang yang menjadi saksi tampak berbisik-bisik tidak menyukai, haha.. Orang syirik beda lagi kan. Beberapa menatap jijik dan takut kepada Zenald, termasuk bahkan Pendeta Pedang itu. Yah, mau bagaimana lagi? Pemilik sebelumnya menyalahgunakan sih..
Aku menatap berbinar pedangnya, itu sangat bagus! Ugh, kerja bagus lagi diriku! Pedang ini berkombinasi antara warna merah dan hitam!
Ah, itu 2 warna kesukaanku di kehidupanku sebelumnya..
Zenald melirik kearahku, aku tidak peduli dengan lirikannya. Aku sedang mengagumi pedangnya sekarang! Nostalgiaa, aku ingin memakai gaun merah dan hitam mulai besok!
Zenald segera ikut berlutut busur Pangeran Yohan.
"Selanjutnya.. Pangeran Kerajaan Selatan Vabian Athan South Alvantore..
3. Slasher Fire
Pedang ini membara kilat api yang luar biasa. Pedang ini sering melakukan ledakkan secara tiba-tiba, bahkan kami pun kerepotan memberikan perawatan kepada pedang ini, pemilik sebelumnya Tuan Ruben, salah satu Ksatria Saint suci. Dia adalah sosok pembela kebenaran, dulu dia berhasil mengendalikan ledakan beruntun pedangnya. Semoga kau bisa mengendalikan pedang anda Vabian-sama, silahkan lepaskan sarungnya." Pendeta mempersilahkan.
Hehe.. Aku suka ledakan! Hahaaa, aku akan senang jika mendapatkan pedang ledakan!
Ouh Jasmine sepertinya juga antusias!
Haha, lihat matanya yang berbinar!
Tolong meledaklah Pedang Slasher Fire-san.
Vabian membuka sarung pedangnya dan tersenyum puas dengan pedang berwarna perak dengan bilah kuning, dia melirik sekilas kearah Hinatsuru yang berekspresi tenang lalu segera berlutut membentuk busur di samping kiri Pangeran Yohan.
Are?
Hoho~ apakah buih-buih cinta sudah ada disini? Uwahh kapalku! Berlayarlah!
"Selanjutnya Putra Perdana mentri Kerajaan Timur, Takimura Arima..
4. Unlimited Blade
Pedang yang bisa menggandakan pedang tak terbatas tergantung kekuatan pemiliknya. Kekuatan yang luar biasa, Pedang itu ditempa berdasarkan kekuatannya. Pengguna sebelumnya adalah Ksatri Jade, dari Kerajaan Utara. Dia dikenal dengan sebutan 1000 bilah pedang, Tuan Takimura.. Saya berharap anda dengan bijak menggunakan pedang itu. Silahkan buka sarung pedangnya.."
Arima, anak laki-laki berkacamata dan berambut hitam legam langsung membuka sarung pedangnya.
Pedang berwarna berbilah ungu dan putih, sangat cocok dengan karakternya yang misterius.
Hoho~ keren bukan pedangnya?
Warna Ungu tua adalah janda! Haha karakter Arima kau seorang Janda!
Arima segera berlutut di samping Zenald dengan tangan yang sama dengan lainnya. Huh, nanti aku berpose bagaimana ya? Terlalu kaku kalau meniru mereka, aku juga seorang perempuan.
Selanjutnya pasti aku!
"Selanjutnya Putra Pertama Marquis Chanire, Revan Gastiant Chanire..."
Ugh! Dia melewati bagianku!
Oh iya, akukan karakter pendukung, jadi tampilnya belakang terus.
"
5. Thunderbolt
Eksitensi Pedang petir, penggunanya biasanya memiliki kecepatan dan daya pertarung tinggi. Thunderbolt dapat mengeluarkan kilat dengan serangannya tergantung pengguna, kanon pedang atribut petir hanya memilih pengguna yang sangat berbakat dalam ketangkasan, fisik dan kekuatan daya serang..."
Ayah terlihat mengagguk-angguk tersenyum bangga. Wah, berkat pelatihan neraka Ayah ya? Hebat..
"Bukalah sarung pedangmu." pinta Pendeta.
Revan mengangguk dan segera membuka sarung pedangnya.
Sringg..
Pedang ditarik dan ada beberapa letupan listrik menjalar di sekitar pedang!
Uwaaah! Sugoi watashi no kawai imouto! Kau terhebat!
Pedangnya berwarna perak dan biru tua. Listrik yang dikeluarkan berwarna biru, untuk sekarang emosi berwarna biru.. Kalau sudah adikku mengamuk, kilatnya berubah menjadi merah.
Revan melirikku lalu tersenyum, dia segera mengambil posisi di sebelah Vabian.
Mereka berlima akan diakui sebagai Pahlawan jika sudah berhasil mencegah peperangan antara kegelapan di benteng Desa Kano, perbatasan Selatan dengan Kerajaan Timur.
Wah.. Busur mereka sangat bagus, aku takut merusak pemandangan mereka.
"Selanjutnya.. Putri pertama Marquis Chanire, Tesia Ema Chanire.. Saya akan berterus terang disini, Pedang Mawar Biru tidak pernah berpemilikan selama lebih dari 700 tahun, belum ada yang tahu pasti bagaimana Pedang Mawar Biru.. Jadi saya mohon maaf hanya bisa menjelaskan karakteristiknya saja.."
Waw~ benarkah?
Semuanya terkejut, ekspresi Ayah pun juga terkejut, bahkan Grand Duke Halberg Pasukan Macan Hitam yang terkenal berhati acuh tak peduli pun ikut terkejut.
Apakah begitu mengejutkan?
"Pedang itu bahkan tidak pernah mau keluar dari sarung pedangnya. Bahkan kami hanya bisa menyentuhnya untuk membersihkannya, Pedang Mawar Biru memiliki batang berduri di sarung pedangnya. Terkadang itu melukai kami, saya minta anda untuk berhati-hati.."
Aku yakin penjelasannya hanya pengalaman untuk bagian membersihkannya saja.
Master..
Saya adalah Pedang Suci Mawar Biru..
Aku terdiam.
Imajinerku sepertinya kembali kambuh.
Tidak-tidak!
Master, saya adalah roh yang mendiami Pedang Suci Mawar Biru!
Woh! Pedang Suci ini bisa berbicara?
Aku menunduk dan menatap Pedang Mawar Biru yang berdesing pelan di tanganku.
Bentuk senjata apa yang Master sukai?
Hmmm Katana?
Dimengerti, saya bisa berubah-rubah menjadi senjata lain.
Hah?! Tunggu sebentar..
Ini bukan imajiner? Oh, Senjata apa wujud aslimu?
Saya adalah Pedang, namun pemilik terakhir saya yaitu Dewi Bulan Yui-sama memilih bentuk senjata cambuk.
Dewi Bulan Yui-sama?! Terakhir kali sekitar berapa tahun sebelumnya?
Tepat 10.000 ribu tahun saya tidak berkepemilikan..
Uwaah! Mengejutkan!
"Silahkan membuka sarung pedang anda Nona Chanire.."
oO°Oo
TBC
2335 words
Vote yuk
(◍•ᴗ•◍)❤