I Woke Up In My Manga Work

By abelbelz2

79.4K 15.6K 1.3K

Aku Fujikawa Miki, gadis berumur 17 tahun terbangun di tubuh gadis bernama Tesia Ema Chanire-salah satu pemer... More

01. Semua ini Berasal dari Kesalahan
02. Adaptasi dengan Karakter Tesia
03. This is My fault
04. Volunteer
05. Siapa Oji-san sebenarnya?
06. Aku bukan Dewi!
08. Teman yang Sehati
09. Aku bertemu Heroine!
10. Ksatria Hitam
11. Panggilan Mendadak
12. Persidangan
13. Romansa 7 Kebijakkan Dewi
14. Jalan-jalan
15. Tes Sihir
16. Dewi Matahari
17. Penentuan Elementerku
18. Pedang Mawar Biru
19. Hutan
20. Iblis Kegelapan
21. Pelatihan Tuan Ronald
22. Mengunjungi Dungeon Kematian
23. Berbagi Motivasi
24. {10 tahun} Misi Keluar Negara
25. Diskusi
26. Pensucian Iblis
27. Seseorang bertingkah aneh
28. Mari Bertemu Selene
29. Kepahlawanan baru
30. Yang Mulia Ratu yang Sebenarnya
31. Side Story: {Claide Pov} Pangeran dengan Pemahaman wanita
32. Pengungkapan Rahasia
33. {12 tahun}: Selamat Datang Yuusha
34. Aku Mempersembahkan Jantungku
35. Pesta Dansa
36. Jika itu Kamu, Aku akan Menyerah
37. Tes Akademi
38. Kelebihan yang Tidak Disadari
39. Akademi Holand
40. Kenangan buruk
41. {Jasmine Pov} Give Back to Me
42. Sumpah, Ada Apa dengannya?
43. Kelas Elite
44. Ketua Dewan Rahasia
45. Informan Ada di Pihak Kami
46. Guild Petualang
47. Beritahu Rahasia Kami
48. Goblin Slayer
49. Pakaian Petualang
50. Bukankah Kondisi Kami Berbahaya?
51. Aliansi Darurat
52. {Author Pov} Dia Menghilang
53. Utusan Bantuan
54. Strategi Kecil
55. Deklerasi Hidup yang Gagal
56. Eh? Aku E-Rank loh
57. Kalahkan Kepala Sekolah lebih Awal
58. Pertarungan Kepala Penyihir
59. Pertarungan Berakhir
60. Tubuhku Melemah
« Pengenalan Chara »
61. Kondisi Akademi
62. I am Home
63. Pertambangan Keluarga Vrysa
64. Mercenary is Hunter now
65. Semua Berawal Dari Perebutan Suksesi
66. Welcome to Hunter
67. Ada hal yang ingin aku pastikan
68. Pemberian Warna
69. Debut Pemburu
70. Misi Vajra Pertama
71. Keluarga
72. Berkunjung ke Kastil Jasmine
73. Sosok Zenald yang sebenarnya
74. {Author Pov} Kata-kata Penyemangat
75. Malam Pengangguran

07. Ksatria Merah

1.1K 250 21
By abelbelz2

Mangaka isekai pt. 7

🌻 Enjoy Story
____________________________

oO°Oo

Langit masih gelap. Sekarang pukul 2 pagi, aku dan Revan mampir sebentar ke pasar pagi yang sudah buka, kami membeli beberapa sayuran, daging dan lauk mentah lainnya, terkadang jiwa emak-emak pergi pasarku meluap pada beberapa penjual.

"Bibi aku sering datang kesini pagi hari, tolong berikan bonus beberapa potongan kulit sapi kecil ini."

"Hah? Paman, barusan timbangannya kelebihan! Tolong kurangi sedikit."

"Selamat pagi nenek, tolong seperti biasanya ya."

"Ah, Kakak! Kau baru saja mengurangi timbangannya iyakan?"

"Hitunganmu salah Paman, kami beli 12 potong. Seharusnya 12 dikali 2 koin tembaga adalah 24 koin,  bukan?"

"Hah? Sayuran ini layu sekali. Bisakah kami mendapat pengurangan harga? Sayur layu seperti ini harus cepat-cepat terjual bukan? Kami akan ambil banyak."

"Bawangnya banyak sekali, apakah hasil panen bulan ini baik bibi?"

"Ini terlalu murah Bibi, bukankah Tomat dan Terongmu bagus hari ini? Kau harus menaikkan sedikit harganya, karena aku yang mengingatkanmu tolong beri aku cabai merah satu timbangan, jangan campur dengan cabai hijau."

"Ada apa dengan bau ini? Hm~ wangi sekali Paman, apakah ini rempah-rempah baru?"

Hihihi...
Pasar dan berbelanja memang yang terbaik~

Semua pengalaman berbelanja ini berasal dari kehidupanku yang sebelumnya, ibuku sering memaksaku pergi ke pasar setiap hari liburku. Semua tawar-menawar antar pedagang dan pembeli diajarkan oleh ibu terhormatku, terima kasih Okaa-san.. Anakmu sudah bisa menawar dengan mudah sekarang. ╥﹏╥

Hehe..
Semuanya sudah terbeli mari kita menuju pengungsian dan membantu Ayah dan Ibu dengan Dupa Pensucian.

Aku merasa ada tatapan yang menatapku. Sepertinya tajam sekali tatapannya, Aku menoleh ke kananku dan mendapati Revan sedang menatapku dengan tatapan Lolinya.

Huh ada apa? Kenapa dia menatapku?

"Apakah ada barang yang ingin kau beli disini?" tanyaku.

Dia menggeleng.

"Hm, apakah kau ingin ke kamar kecil?" tanyaku lagi.

Revan kembali menggeleng.

"Ugh, lalu kenapa? Ah, apakah karena aku melupakan kehadiranmu tadi? M-maaf! Aku bersalah!"

Revan kembali menggeleng.

"Nee-sama, kau sangat pintar menawar barang tadi. Aku merasa beruntung saja bisa menyaksikan Ne-sama bernegosiasi seperti pedagang." jawab Revan dengan mata berbinar.

Fuhh~
Aku pikir kenapa.

"Hehe.. Desuyou~  aku sudah hampir 1 minggu berbelanja disini. Hm? Apa ada sesuatu di wajahku?" tanyaku menyadari Revan masih menatap wajahku dengan mata seperti tadi.

"Onee-sama cantik! Aku tidak akan bosan menatap wajah Ne-sama." puji Revan sambil melompat-lompat gembira.

Heh?
Cantik? Aku?

Ya memang wajahku cantik dan terlihat manis, kau tidak perlu menyanjungku seperti itu. Tapi.. Secantik apapun diriku, pesonaku tidak menandingi kecantikkan adik manisku Revan atau Si Kembar Putra Mahkota–Putri Jasmine, Pangeran darah merah Vabian, temanku Si Bangsat Milo dan Viana dengan rambut merah mudanya, Oh dan juga Orang tuaku yang anggun.

Aku bangga dengan kalian para anak-anakku. (┳Д┳)

Mereka adalah maha karyaku yang paling menawan. Aku tak sabar bertemu banyak karakterku di masa depan, terutama sang Heroine Hinatsuru-hime. Aku harus menyiapkan sketsa buku lebih tebal agar dapat mengabadikan mereka semua.

oO°Oo

"Ah.. Sudah selesai, tolong berhati-hati Nyonya Feth."

Aku bersama Revan sedang membantu Nyonya Feth yang terluka terkena air yang mendidih. Kami sudah tiba di perkemahan, suasana sepi seperti biasa dengan gelap malam bersinari Bulan dan bintang.

"M-maafkan aku Yui-sama."

"E-eh? Bukankah anda berjanji tidak memanggil saya Yui-sama?"

"A-anda adalah Yui-sama! Rambut anda berwarna perak, maafkan saya yang tidak menyadarinya Yui-sama."

Errr...
Semakin hari, semakin aneh saja.
Tuh kan Revan ikut menatapku heran.

"Y-yah, kalau begitu semoga berhasil. Aku akan berkeliling dengan adikku."

Aku segera berjalan meninggalkan Nyonya Feth yang membungkuk memberi hormat. Padahal aku sudah memakai tudung, yah dari dekat mungkin mereka bisa melihat warna rambutku..

Tapi bagaimana dengan Revan?

Kami memiliki warna rambut dan mata yang sama, bahkan Revan lebih manis dan cantik daripada aku.

"Nee-sama.. Kau adalah Yui-sama!"

Heh?
Are you kidding me?

"Jadi Yui-sama yang dirumorkan adalah Nee-sama! Aku senang! Yui-sama adalah Kakakku sendiri.. Hehehe.. Nee-sama..." Revan terus berceloteh betapa bangganya dia denganku.

Oh adikku..
Sebenarnya aku adalah Dewi ke-8 Sang Penulis Naskah, bisakah kau memujaku dengan itu. Itulah rahasiaku.

Kami memasuki tenda dan segera mengecek semua pasien. Paman yang kemarin terkena Racun Ular Shapherin masih harus meminum obatnya sampai luka di dadanya mengempis.

Aku dan Revan bahu-membahu mengobati mereka dengan ramuan herbal yang kami miliki. Saat kami menuju tenda terakhir Revan memintaku untuk menunggunya sebentar, seorang anak seusia kami tampak bersandar di tenda terakhir yang akan kami kunjungi.

"Hei."

Hm? Siapa itu? Gelap, aku tidak bisa mengenalinya. Jadi aku memutuskan mendekat kearahnya.

"Yui-sama."

Rambut merah, mata merah. Uwaah! Pangeran Vabian!

Aku segera menunduk dalam mencoba menyembunyikan warna rambutku. Hm, tapi buat apa disembunyikan? Nanti juga ketahuan kan kalau Ayah dan Ibuku menjemput kami disini.

"Gokigenyo Vabian-sama." aku memutuskan untuk memandang lurus wajahnya dan tersenyum.

"Kau.."

"Ya, saya teman masa kecil Milodes-sama, kita bertemu diperjamuan terakhir, bukan?" sapaku lalu menoleh kearah belakang.

Revan..
Dimana bocah itu? Apakah dia mau ke toilet? Bagaimana jika dia tersesat?

"Siapa namamu, aku berhutang budi padamu."

Aku terdiam.

"Berhutang budi?" tanyaku pelan.

Akulah yang berutang budi padamu..

Akulah orang yang memberikanmu cobaan Kerajaan hancur ini!

Dan aku sangat tidak percaya...
Kau melupakan namaku Yang Mulia..
( ̄× ̄;)

Memangnya kemarin saat diperjamuan keluarga Milo, kau pikir aku memberi salam mengucapkan nama sembari menunduk sopan di hadapanmu bersama adikku itu sedang apa hm? Sungkeman idul fitri?

"Tidak perlu, aku juga tidak bisa melakukan apa-apa saat Kerajaanmu diserang. Aku minta maaf Vabian-sama."

"Tidak, aku pun juga tak bisa melakukan apapun. Aku akan membalas budimu, cepat katakan namamu." paksa Vabian.

Aku tertegun.
Keras kepala sekali orang ini.
Kepalanya terbuat dari batu kali ya?

"Vabian-sama, maafkan saya. Saya tidak berniat meminta balasan dari anda, kita sama-sama manusia. Sudah seharusnya manusia saling tolong-menolong, yang saya lakukan murni simpati dalam lubuk hati saya.. Bagaimanapun juga jika anda tetap memaksa, tolong jadilah orang hebat dan rebutlah kembali Kerajaan anda, saat itu terjadi.. Saya akan menganggap hutang budi anda lunas." Entah kebijaksanaan mana yang merasukiku, benar-benar melankolis.

"Hmph! Tanpa kau minta pun aku akan berjuang dengan tekadku sendiri!"

Vabian memalingkan wajahnya.

Tunggu dulu, apakah dia Tsundere? Haha.. Seingatku aku membuat karakter Vabian bersikap dingin dan tak peduli dengan lingkungannya.

Aku tersenyum.

"Di tenda ini, apakah ada pasien yang sedang sakit?" tanyaku.

Vabian menoleh sekilas kearahku lalu membuang mukanya.

Wow..

Hei nak, aku lebih tua 17 tahun darimu! Bersikaplah sesopan mungkin! Dan juga akulah yang menciptakanmu! Durhaka sama mangaka azab kuburnya dikubur bersama peti karung kertas gagal yang ditolak Editor-san milik mangaka loh!

"Tenda ini milikku."

"Apakah kau terluka?"

"....."

Dia diam. Diam tidak menjawab ya?
Dasar Kurang ajar! Belajarlah sopan santun hei bawang merah! Apakah perlu aku melakukan penggundulan rambut merahmu dan mengirimmu ke kuil Buddha agar kau belajar caranya sopan santun dengan benar hah?

"Bolehkah saya memeriksamu?" aku masih tersenyum menyembunyikan kekesalanku.

"Aku.."

"Ne-samaaa.."

"Ah, Revan! Dari mana saja kau?" tanyaku yang spontan berbalik menghadap adikku yang menggeret tangan paksa seseorang.

"Oji-san? Hei.. Jika kau akan mampir kesini, bisa tidak sih memberi tahu kami saat tadi mampir ke toko tinggimu? Tahu begini tadi aku akan memaksamu membawa akomodasi."

Kakek tua gila sihir ini..
Benar-benar...

"Hohoho.. Maafkan aku, tadinya aku berniat memata-matai kalian. Tapi adikmu memiliki potensi luar biasa ya, aku tidak menyangka akan ketahuan."

"Ayah telah mengajarkanku untuk tidak hanya menggunakan mata saja untuk mengecek bahaya yang akan datang."

Revan dengan santai menceritakan hal luar biasa yang sulit aku dan Oji-san terima.

Maksudku, dia 5 tahun oke?

"Aku tidak percaya bayi ini sudah bisa melakukan pengintaian, pelatihan macam apa yang digunakan Ayahmu?" tanya Oji-san kepadaku sambil menatap heran Revan.

"Aku tidak tahu, Ayah tidak pernah melatihku dibawah pelatihannya langsung. Tapi aku sangat yakin pelatihannya sangat keras, banyak bawahan Ayahku yang mengundurkan diri dan hanya menyisakan orang-orang yang bersumpah setia kepadanya." jawabku juga ikut menatap heran.

"Ah! Yang Mulia Pangeran Vabian?" Revan sepertinya menangkap sosok bayangan setan merah kecil di belakang tubuhku.

Aku segera berbalik untuk menatapnya, dia sepertinya sama sekali tidak terganggu dengan tatapan 3 orang yang mengarah padanya. Vabian melangkah dengan keren mendekatiku.

"Aku pasti akan merebut kembali Kerajaanku." bisiknya sambil mengetuk kepalaku pelan dengan tangannya lalu berjalan meninggalkan kami.

Wow..

Dia memiliki daya tarik kecantikkan yang luar biasa, apakah anak laki-laki berumur 7 tahun pada umumnya seperti itu? Kenapa mereka bisa sangat cantik? ಥ_ಥ

"Apa itu tadi?" tanya Oji-san penasaran.

"Ucapan terima kasih." jawabku sambil menatap punggung Vabian yang menjauh.

Yah..
Semoga berhasil Ksatria Merah!
Masa depan cerah menantimu.

oO°Oo

Satu minggu telah berlalu sejak kejadian itu. Seperti yang diharapkan dari Pangeran Kerajaan Selatan yang berjuang melatih tubuhnya untuk merebut kembali Kerajaannya, menurut rumor yang aku dengar, Vabian bergabung pada pasukan Saint Suci Merpati putih.

Seharusnya dia baru bergabung saat selesai tes sihir dan pembaptisan 1 tahun lagi. Apakah aku sedikit memprovokatorinya? Yah biarlah.

Hari ini aku diundang di Istana Kekaisaran, Yah.. Putri berjiwa mercon mengundangku untuk minum teh bersama, tadinya aku sempat ketakutan karena mengira undangannya berisi tentang proposal pertunangan antara Aku dan Putra Mahkota.

Sebaiknya aku tidak terlalu berpikiran negatif, ini sangat buruk untuk mentalku.

Aku duduk di Kereta kuda bangsawan yang berlambang Keluarga Marquis Chanire. Gaun biru tua dengan pita putih sangat manis yang kali ini aku gunakan, rambutku dikepang dua dan diberi hiasan rambut berbentuk bunga Lily biru di poni kananku.

Ugh, Anni terlalu bersemangat mendadaniku. Aku hanya pasrah menerimanya, entahlah aku terlihat manis atau mirip Ondel-ondel, atau bahkan jangan-jangan aku mirip boneka Annabelle?

Kyaaaaaa! Tidak-tidak. Hentikan pikiran kekanak-kanakan ini, mari kita fokus pada hal apa yang akan terjadi disini.

Hm, mari kita ingat. Putri Jasmine sangat menyukai mercon alias ledakan, apakah jangan-jangan dia akan menunjukkan ledakan spektakuler dengan barang-barangnya?

Jika iya aku tak sabar melihatnya!

.
.
.
Tadinya itu yang aku pikirkan.

Tapi.. Sekarang aku benar-benar sedang minum teh sopan dengan Putri Jasmine dan Baginda Ratu.

Ya, ratu.

Baginda Ratu Elizabeth II

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

236K 18.2K 126
SOURCE BY : https://www.novelupdates.com/series/the-founder-of-diabolism/ Description : Sebagai grandmaster kultivasi iblis, Wei Wuxian menjelajahi d...
197K 7.9K 125
Wang Lin adalah anak yang sangat pintar dengan orang tua yang penuh kasih. Meskipun dia dan orang tuanya dijauhi oleh anggota keluarga mereka yang la...
14K 958 18
karena pecahnya dimensi ruang dan waktu membuat Naruto yang saat itu telah mengalahkan Kaguya terseret masuk kedalam dimensi ruang dan waktu , dan be...
9K 317 23
PLAGIAT DILARANG MAMPIR!!! MURNI PEMIKIRAN SENDIRI !!! JIKA ADA KESAMAAN ITU HANYA KEBETULAN! MENGANDUNG KATA KATA YANG KASAR ANJAY #harem Selamat m...