GULFI - MEWGULF

By olivexre

30.6K 3.8K 270

[TAMAT] ✓ WARNING! BEBERAPA PART DIPRIVATE, FOLLOW AKUNKU DULU BARU BISA BACA LENGKAP! APA JADINYA JIKA SEORA... More

Prologue
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Epilog

Chapter 9

988 125 1
By olivexre

"Gulfi, apa itu kau?" Suara dari seseorang membuat Gulfi kembali mendongakkan kepalanya yang semakin sakit setiap detiknya.

Ia menengok ke arah sumber suara dan mendapati Antonieta yang menatap heran ke arahnya.

Dia adalah Antonieta, teman satu kelas Gulfi dan juga.... seseorang yang Gulfi taksir sekian lama.

"Ugh. Sial, kenapa Antonieta harus melihatku dalam keadaan lemah begini? Aku tidak ingin dia melihatku seperti ini. Aku harus kuat!"

"Ah, Antonieta? Tidak papa, aku baik-baik saja. Jangan pedulikan aku. Kamu pergi saja dari sini. Aku oke, kok." Gulf berusaha menahan tubuhnya sekuat mungkin agar tidak terlihat sempoyongan, namun Antonieta tidak sebodoh itu membiarkan Gulfi mematung di lorong dengan keadaan seperti itu.

"Jangan bohong, Gulf! Aku tau kau sedang tidak baik-baik saja. Sini, kubantu kau berdiri. Aku antar ke Uks saja, ya?"

Antonieta menarik tangan Gulfi dan meletakkannya di atas bahunya yang mungil tersebut. Sebenarnya, Antonieta tidak kuat menahan beban seorang pria seorang diri, tapi dia ingin membantu temannya yang sedang kesusahan. Dia benar-benar baik hati, bukan?

"Tidak, Nie. Aku baik-baik saja, sungguh!" tolak Gulf berlagak kuat.

"No, kau harus ke Uks sekarang, Gulfi! Lihat, wajahmu sudah pucat begitu."

"Aku sungguh baik-baik saja. Jangan pedulikan aku. Aku hanya akan merepotkanmu nanti."

"Tidak, kok. Aku dengan senang hati membantumu. Lagipula, aku kan anak Uks. Jadi sekalian saja, aku yang akan mengobatimu. Dan kau diam saja, ya?"

"Ugh... Ya ampun. Wajahnya sangat imut, aku tidak sanggup menolaknya begini," batin Gulf dalam hati.

Wajah Gulfi memerah diperlakukan seperti itu oleh orang yang dia sukai. Bagaimana tidak? Antonieta adalah wanita yang cantik, baik hati, murah senyum, dan setau Gulfi dia tidak pernah membenci atau memiliki dendam kepada siapapun. Dia bahkan bersikap baik kepada Gulf yang kelakuannya minus di mata orang-orang. Antonieta benar-benar perfect.

Dengan segera Antonieta membopong tubuh Gulf menuju Uks. Kau tau apa itu Uks, bukan? Baguslah jika kau tau.

Dengan langkah yang tertatih-tatih, Antonieta berhasil membawa Gulf ke ruang Uks. Dia membuka pintu tersebut lalu segera masuk ke dalam.

"Sepertinya Bibi Selva tidak ada di sini. Apa dia sedang istirahat, ya? Oh, Gulf. Kau berbaring saja di situ. Aku akan mengambilkan minuman herbal untukmu dan juga obat. Jangan membantah, ya?"

Hanya dengan satu kali pandangan yang menawan dari wajah Antonieta, mampu membuat jantung Gulfi berdetak tak karuan. Jantungnya berdetak beberapa kali, wajah dan seluruh tubuhnya menjadi panas dingin, bibir Gulf juga terus tersenyum karena bahagia.

Deg.... Deg.... Deg....

"Uh... Ya ampun, kenapa jantungku jadi tak karuan begini? Kalau begini terus, aku akan mati karena cinta. Sial. Aku merasa diistimewakan oleh Nie hanya karena dia membantuku. Aku akan mengajaknya nonton setelah aku sembuh nanti."

Gulf menutup mulut dengan tangannya, agar tidak ada yang tau kalau ia sedang tersenyum bahagia. Bisa-bisa, ia dikira tidak waras.

Dan pada saat itu juga, Gulfi merebahkan tubuhnya di atas kasur berwarna putih itu. Aroma kasur tersebut wangi, tidak seperti biasanya. Dan Gulfi benar-benar menyukainya.

"Setelah hal sial yang terjadi padaku hari ini, akhirnya aku mendapat banyak keberuntungan dari kesialan itu," ucapnya senang, namun dengan wajah yang pucat.

Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya Antonieta menepati ucapannya dengan datang sambil membawa minuman herbal untuk Gulfi.

"Ini, Gulf! Aku membawakanmu minuman hangat ini. Minumlah, itu akan membuatmu merasa lebih baik."

Gulf mengambil alih gelas yang berisi minuman herbal untuknya.

"Ouch... Panas," kata Gulf tiba-tiba saat menyentuh pinggiran gelas tersebut.

"Hati-hati, Gulf. Kau bisa menyakiti dirimu sendiri. Sini, biar kulihat jarimu."

"Hehehe.... Kesempatan emas bisa disentuh oleh Nie. Padahal aku cuma pura-pura, gelas itu kan tidak panas, hhh."

Antonieta meraih jari Gulf yang dirasa sakit lalu meniupnya dengan pelan, berharap rasa sakit itu bisa hilang.

"Sudah lebih baik?" tanya Antonieta.

"Eum... Mungkin... Tapi hatiku terasa agak sesak. Kenapa, ya?" tanya Gulfi kembali, sambil memasang wajah sok serius miliknya.

"Hah, kau kenapa? Kau baik-baik saja, kan? Apa mungkin kau sakit jantung? Atau tumor kali, ya?"

Dengan segera, Gulfi menjentikkan jarinya ke dahi Antonieta. "Ishh... Bukan itu yang kumaksud."

Antonieta menggosok-gosokkan dahinya yang tidak terasa sakit lalu sedetik kemudian, ia menatap Gulfi.

"Uh, lalu apa yang kau maksud, Gulfi? Aku tidak paham."

"Setiap kali aku dekat dengan orang yang kusukai, jantungku pasti akan terasa sesak. Aku tidak tau kenapa itu bisa terjadi. Jadi kupikir, aku... eumm... menyukaimu?" ucap Gulf sambil menyembunyikan rasa malu pada wajahnya.

Baru kali ini, Gulf mengaku pada seseorang bahwa ia mencintai orang itu. Sebelumnya, ia tidak pernah begitu. Mungkin karena Antonieta adalah yang terbaik dari gebetan-gebetan Gulfi sebelumnya.

Gulfi menatap wajah Antonieta yang hanya diam sejak dari tadi. Ia penasan, jawaban apa yang akan Antonieta berikan kepadanya?

"Kuharap aku tidak melakukan hal yang salah. Karena jika iya, aku akan lompat dari lantai 50."

"Ahaha, kau ini bisa saja, ya. Ternyata kau bisa membuatku tegang seperti tadi. Kau hampir membuatku terkena serangan jantung, Gulfi! Kau memang lucu," balas Antonieta padanya.

Gulf mematung saat itu juga saat mendengar jawaban Antonieta. Dia menganggap bahwa apa yang dikatakan oleh Gulf adalah sebuah candaan belaka. Dan hal itu membuat Gulf tidak bisa berkata-kata lagi.

"Hahhhhh? Bercanda...... katanya? Padahal aku serius."

Wajah Gulf yang sebelumnya memerah, kini sudah kembali memucat. Tubuhnya mendadak dingin dan jantungnya terasa tidak berdetak sama sekali.

"Ternyata begini, ya? Rasanya ditolak secara halus," batinnya dalam hati.

"Ya sudah, Gulfi. Aku mau—"

BRUAKKKKK!!!

Sebuah suara pintu yang dibanting membuat Antonieta dan Gulf terkejut di saat-saat seperti ini. Bahkan, Antonieta tidak sempat melanjutkan kembali ucapannya yang terpotong begitu saja.

"Bangsat! Siapa yang membanting pintu sekencang itu? Apa dia tidak tau kalau ada orang sekarat di sini?" ucap Gulf emosi. Bahkan saat sakitpun, dia masih tidak bisa mengendalikan emosinya.

"Biar kulihat dulu." Antonieta membangkitkan tubuhnya dan segera mencari tau siapa yang sudah membanting pintu sekeras tadi?

"Tidak ada siapapun di sini. Apa mungkin itu Bibi Selva, ya?"

Antonieta kembali berjalan menuju ranjang Gulfi dan memberitahukannya.

"Tidak ada siapa-siapa di sana. Mungkin dia sudah pergi."

"Tidak ada? Dasar pengecut. Dia pasti sudah gila," umpat Gulfi kasar.

"Sudah-sudah. Biarkan saja. Kalau ada apa-apa kau bisa memanggil Bibi Selva. Dia pasti akan segera datang. Aku harus kembali ke kelas. Bye, Gulfi!"

"Ah, iya. Terima kasih, Nie."

"Sudah, tidak usah pedulikan. Baiklah, sampai jumpa!"

"Yep"

Dan di saat itu juga Antonieta menghilang dari balik pintu, meninggalkan Gulfi yang tengah berbaring sendirian di atas ranjang.

"Oke, lagi-lagi aku kena sial hari ini. Uhh... Kepalaku jadi semakin sakit."

Continue Reading

You'll Also Like

14.5K 1.6K 131
"tetap bersama phi na.. phi love you na.." phi Mew "Phi harus bersama Gulf selamanya na.. jangan tinggalkan Gulf" Kata gulf baca dulu cerita yg sebel...
23.2K 2.6K 19
engga bisa bikin deskripsi cast Mew Suppasit Gulf Kanawut
7.7K 778 19
Acara rapat nasional sebuah perusahaan produk kecantikan nomor satu menjadi saksi kala Merwyn menyatakan perasaan sukanya pada karyawan dari divisi b...
90.1K 15.3K 40
ketika uang mampu membeli segalanya, jiwa sombongpun tertanam dalam dirinya.