MERLOT ✓

By Steft_Wang

163K 23.2K 3.6K

[Be wise: Mature Content] Sebagian diprivat, follow untuk membaca! STORY LAMA. TIDAK SEMPAT DIREVISI. Mohon m... More

Intro : New Bodyguard
I. Touch?
II. See?
III. Feel?
IV. Wanna Touch?
V. Wanna See?
VI. Wanna Feel?
VII. Yes
VIII. Please
IX. Sir
X. Already Touch (re upload)
XI. Already See
XII. Already Feel
XIII. Dark Phoenix
XIV. Darkest Night
XV. Light Manner
XVI. Meeting Starlights
XVIII. Unexpected Side
XIX. Natural Light
Outro : Inner Child

XVII. Cloud Red

6.2K 1K 204
By Steft_Wang

Scene terakhir...

"Kenapa kau tersenyum seperti itu?" tanya Taehyung.

"Tidak apa. Aku hanya terharu karena kau tidak keberatan ku anggap sebagai kakak. Hyung, terima kasih."

So, enjoy it~
(Untuk part selanjutnya, tunggu tembus 277 votes dan 117 komentar yaa! Berhubung sudah mau ending, ayo diramaikan Merlotnya)
___________________________



Jungkook mempersilahkan Hasa untuk masuk ke dalam kamar yang sudah disediakan ibunya. Gadis itu tersenyum saat melihat interior kamar, tidak ada bedanya dengan satu tahun yang lalu.

"Tidak banyak yang berubah, hanya lemari baru dan selimutnya" kata Jungkook dan Hasa mengikuti arah tangan pria itu. Melihat lemari yang memang terlihat baru, warnanya masih sama dengan yang dulu, putih gading.

"Ibumu pergi?" tanya Hasa saat dirinya merebahkan diri di atas ranjang.

Sementara Jungkook, mengatur posisi koper gadis itu dan menyusul berbaring di sampingnya. Menatap ke arah langit-langit kamar. Tidak peduli walau pintu kamar masih terbuka dan akan ada yang melihat, keduanya sudah terbiasa dan rasanya kedua orangtua Jungkook juga sudah biasa.

"Membeli sayur-sayuran, dia senang sekali anaknya pulang. Kau tau kan, aku tidak punya banyak waktu luang untuk ke Busan setelah ibuku memilih tinggal di rumah lama kami."

"Pekerjaan kantor harus kau atur sebaik mungkin, jangan memaksakan diri, Kook. Luangkan waktumu untuk pulang kemari."

Tidak ada jawaban, namun Jungkook memikirkan saran dari gadis di sampingnya itu. Pintu kamar diketuk dan keduanya mengubah posisi menjadi duduk, di sana terdapat nyonya Jeon yang tersenyum.

"Ibu," ujar mereka bersamaan.

"Ada seseorang yang mencari Hasa di bawah, ketika ditanya tujuannya apa, dia bilang ingin bertemu dulu. Orangnya sopan sekali dan ibu tidak pernah melihatnya. Hasa, ayo ikut ibu ke bawah" kata nyonya Jeon dan Hasa mengangguk, gadis itu berjalan keluar kamar dengan Jungkook di belakangnya.

Baru saja kakinya menapak di anak tangga, ia sudah bisa melihat sosok yang dimaksud oleh ibu Jungkook tersebut. Siapa lagi, orang yang berdiri dengan tegap, pakaian formal, rambut hitam kelam yang sedikit ikal. Walaupun posisinya membelakangi, Hasa tentu sangat mengenalinya.

"Nah, Nak Taehyung, ini Hasa" kata nyonya Jeon. Pria itu berbalik dan tersenyum lalu membungkukkan dirinya dan berterima kasih kepada wanita paruh baya itu. Punggungnya ditepuk pelan oleh nyonya Jeon, wanita itu suka sekali dengan kesopanannya sejak pertama melihat di depan gerbang rumah.

"Kenapa kau bisa sampai kemari?" tanya Jungkook mendahului Hasa yang sudah membuka bibirnya untuk bertanya, namun tidak dapat dipungkiri, gadis itu terkesima oleh kegigihan si pria Kim, keberadaannya di rumah orangtua Jungkook, tentu tidak mudah bukan? Setidaknya harus melewati izin sang ayah.

Jungkook mengaduh saat lengannya dipukul main-main oleh nyonya Jeon. Wanita paruh baya itu menggeleng, menyayangkan sikap Jungkook pada Taehyung, karena baginya, pria Kim itu adalah tamu.

"Jungkook! Kenapa kau seperti itu dengan Nak Taehyung? Kau ini ya, ibu akan mengurangi jatah makan malam mu."

"Ibu, orang ini sangatlah aneh. Dia—"

"Saya bodyguard pribadi Tuan dan Nona Han, keberadaan saya di sini untuk meminta izin dengan Bibi Jeon, agar bisa membawa Hasa pulang. Ada pertemuan mendadak yang mengharuskan Nona Han untuk mengikutinya."

Hasa mengulum senyumnya, gadis itu melipat tangan di depan dada. Kim Taehyung ya? Berani dan nekat, tapi kali ini cenderung sangat nekat. Jungkook sudah bersiap menolah namun nyonya Jeon membekap mulutnya.

"Astaga, Nak Taehyung maafkan anak satu-satunya bibi ya? Jungkook ini memang sering sekali bercanda kelewatan. Sebenarnya, bibi sedih sekali karena Nak Hasa harus pulang sekarang, tapi memang ya si Han itu sibuk sekali sejak dulu."

Taehyung tersenyum, sedangkan Jungkook memijat keningnya. Sang ibu memang tidak terbantahkan. Apa lagi kalau sudah membahas sahabat sejak masa kecilnya itu, tuan Han dan nyonya Jeon memang bersahabat.

Bahkan dulu, mereka sering menitipkan anak satu sama lain. Tidak heran jika Jungkook dan Hasa jadi sangat dekat. Mandi bersama saja pernah. Hasa juga masih ingat kalau Jungkook memiliki tahi lalat di pinggul kanannya.

"Jungkook, ambilkan koper Hasa di atas" kata wanita paruh baya itu dan Jungkook menghela nafas sebelum kembali naik ke atas. Hasa tersenyum geli saat melihat nyonya Jeon mengajak Taehyung ke dapur untuk minum.

Tidak butuh waktu lama untuk berpamitan setelah itu. Hasa tidak banyak bertanya juga saat mereka naik taksi menuju stasiun. Ia tau, ini adalah akal-akalan Taehyung, karena kalau memang benar sang ayah yang menyuruh, pasti mereka sudah berada di bandara saat ini.

Setelah sampai di stasiun, Hasa menunggu Taehyung dengan duduk di salah satu bangkunya. Gadis itu memperhatikan orang yang berlalu-lalang. Ada yang berpasangan, ada yang sendiri, ada pula yang bersama sahabatnya, lalu yang terakhir sepertinya sebuah keluarga kecil, ayah dan ibu serta satu anak perempuan di tengah.

Kalau bisa memilih ingin menjalani kehidupan yang tidak pernah Hasa rasakan, gadis itu akan memilih menjadi orang biasa saja, dalam artian bukanlah anak seorang presiden. Karena sejak ayahnya memberanikan diri untuk terjun ke politik, dirinya merasa terbatas. Padahal, belum tentu hal itu membatasi dirinya. Hanya rasa takut berlebihan saja.

"Ayo naik," kata Taehyung saat kereta berhenti di depan mereka dan pintunya terbuka. Gadis itu berdiri dan mengikuti. Pria itu menyentuh pergelangan tangannya, mereka masuk ke dalam dan duduk di salah satu tempat. Saling berhadapan.

"Biar ku tebak, ini pertama kalinya kau naik kereta?"

Hasa menoleh dan tidak langsung menjawab, gadis itu memilih melihat ke arah jendela lebih dulu, sebelum kembali menatap Taehyung yang menunggu jawabannya.

"Iya, ini yang pertama kalinya bagiku. Apa kita akan ke Seoul?" tanya gadis itu. Taehyung menggeleng.

"Chuncheon, kita akan ke sana. Mungkin memakan waktu tiga sampai empat jam, kau bisa tidur dulu, aku yang akan menjagamu."

"Jadi, kau ini membawaku kabur ya?"

"Tidak, aku mengajakmu berlibur satu harian penuh."

Sudut bibir Hasa tertarik, ia kembali menatap ke luar jendela. Kereta mulai melaju, tatapannya perlahan sendu, namun kembali bersemangat saat melihat pemandangan. Taehyung tidak melepaskan tatapannya dari gadis itu.

Selama kurang lebih satu jam setengah, keduanya tidak terlibat pembicaraan. Taehyung yang awalnya mulai menganguk, kembali melebarkan matanya saat melihat gadis itu jatuh tertidur, dengan kepala yang menyandar di jendela.

Dengan sigap, Taehyung mendudukkan dirinya di samping Hasa. Tangannya meraih kepala gadis itu, memindahkannya ke pundak miliknya. Lalu ia memeluk tubuh Hasa dengan satu tangan, bibirnya mencium pucuk kepala gadis itu. Seharusnya tidak begini, seharusnya yang Taehyung lakukan adalah menghabisinya.

"Maaf, mungkin hari ini yang terakhir kalinya kau bisa menaiki kereta."

+++

Hasa terbangun di sebuah kamar minimalis yang mengesankan, sebab matanya bisa melihat ke luar dengan jendela kaca yang berukuran cukup besar. Ia mendudukkan diri di tepi ranjang dan tidak melihat siapapun.

Dengan langkah cepat, Hasa keluar dari kamar tersebut dan berlari sesuai instingnya, dan berakhir melihat punggung yang terbalut kaoa hitam dengan lengan yang digulung lalu celana pendek di atas lutut.

"Taehyung," panggil Hasa, pria itu menoleh.

"Kau kelelahan, sudah ku bilang, dirimu itu benar-benar belum pulih."

Hasa mendekat ke arahnya, melihat apa yang sedang dilakukan pria itu dari dekat. Rupanya, membuat roti selai. Terlihat banyak sekali selai stroberi.

"Kau menyewa tempat ini?" dan Taehyung mengangguk.

"Maaf, bukanya ingin banyak bertanya, bukankah kau harus menguras kocek tinggi?" lagi-lagi pria itu mengangguk.

"Kau dapat uang dari mana?"

"Dari mana saja, yang jelas itu adalah uangku. Lagi pula, aku kan tidak pernah bilang padamu kalau aku kekurangan uang dan sebagainya. Apakah itu sudah menjawab seluruh pertanyaan?" tanya Taehyung balik.

Hasa mengangkat kedua bahunya. Lantas gadis itu memilih keluar dari rumah dan matanya langsung disuguhi pemandangan danau yang luas. Gadis itu berjalan cepat menuju jembatan kayu dan melihat ke arah kano.

Taehyung menggeser pintu kaca, ia menatap ke arah Hasa yang membelakanginya di ujung sana. Gadis itu memandang hamparan air. Dengan gerakan pelan, Taehyung menarik pelatuk pistolnya. Dan entah karena insting atau apa, Hasa berbalik dan netranya melebar karena pria itu membidiknya dari jauh.

"Taehyung," gumam Hasa pelan. Kedua tangannya mengepal di sisi tubuh. Pria menatap datar, dan tangannya siap melepaskan amunisi dari pistolnya ke arah objek yang kini berdiri mematung menatapnya.

Satu amunisi telah lepas, bertepatan dengan air mata Hasa yang mengalir dari pelupuk mata kiri. Peluru itu tepat mengenai papan kayu yang ada di samping kakinya. Taehyung membongkar pistol dan melemparnya sembarangan di rumput.

Pria itu berlari ke arah Hasa, berdiri sebentar di depannya, memeriksa keadaan gadis itu. Mulai dari kedua lengan, pinggang lalu ia berlutut untuk memeriksa kakinya. Taehyung kembali berdiri, memeluk Hasa yang masih diam.

"Jadi, kau benar-benar ingin membunuhku?"

"Hasa.."

"Mereka bilang kau ingin membunuhku, tapi aku tidak percaya. Dan baru saja kau menunjukkan padaku bahwa mereka benar."

Taehyung menggeleng, ia menarik tangan Hasa, membawa gadis itu naik ke atas kano dan mendayung sendirian. Posisi Hasa, membelakangi Taehyung, pria itu berhenti mendayung setelah sampai di tengah. Tubuhnya mendekat ke arah Hasa, memeluknya dari belakang.

"Kita bicarakan ini nanti malam setelah makan, sekali ini aja, dengarkan aku. Dan biarkan aku bicara," kata Taehyung. Hasa memeluk tangan pria itu yang berada di perutnya. Lalu mengambil salah satunya dan memberikan ciuman di punggung tangan Taehyung dan beralih mencium setiap jemarinya.

"Tanganmu tidak diciptakan untuk membunuh, Kim. Mereka diciptakan untuk menjaga."

+++

Hasa menyala shower dan tubuh polosnya sukses diterpa oleh air dingin. Ia mengambil botol sabun dan mulai menggosoknya di seluruh tubuh. Gadis itu menoleh saat pintu kamar mandi terbuka, Taehyung masuk sama polosnya dengan dia.

Pria itu berdiri di belakang Hasa, gadis itu sedikit maju ke depan, agar Taehyung juga terkena air dari shower. Gadis itu terkejut saat Taehyung menepuk bahunya.

"Tolong sabuni aku," katanya dan pria itu berbalik, Hasa melumuri tangannya dengan cairan sabun lalu ia juga berbalik dan mulai menggosok punggung Taehyung. Setelah selesai, pria itu langsung mengambil handuk dan melilut tubuh bawahnya lalu keluar.

Hasa mematikan air shower, ia mengambil bathrobe dan keluar menyusul Taehyung. Gadis itu melihat Taehyung duduk di tepi ranjang, menatapnya juga. Dengan langkah pelan, Hasa mendekat ke arahnya.

"Makan malam tinggal dihangati," kata Taehyung, mencoba bangkit namun Hasa menekan pundak pria itu dengan kedua tangannya.

"Aku tau kau siapa, aku juga tau kenapa kau bisa berakhir di rumahku, Kim Taehyung."

"Siapa?" tanya Taehyung.

"Penggemar rahasiaku yang sudah terlalu terobsesi, jadi kau ingin—"

Tengkuknya ditarik dan Taehyung mencium bibirnya. Lalu mengangkat tubuh Hasa untuk berbaring di atas ranjang dengan pria itu yang mengukung. Jemari telunjuk Taehyung menarik ikatan bathrobe.

"Aku sungguh ingin membuatmu teriak," kata Taehyung. Hasa tertawa, gadis itu menarik handuk yang melilit tubuh bawah Taehyung.

"Dengan itu, Tuan Amatiran?" tanyanya.







Tbc
Btw, aku mau tanya deh, Merlot kerasa cepat banget yaa??

Continue Reading

You'll Also Like

416K 31.9K 27
[Diterbitkan] [Mature - Dark Fantasy - Thriller] [Versi Revisi] Kal Haejin adalah saudara Im Haerin, dia meninggalkan hutang budi dan Haerin harus m...
268K 34.7K 35
[Mature + Erotic] Semua orang memiliki hasrat yang kuat, gelap, dan liar. Lantas Hasa bertanya-tanya, hasrat macam apa yang dimiliki pria tidak bisa...
283K 42.8K 33
[Be wise: Mature Content] Sebagian diprivat, follow untuk membaca! -Agegap- Jeon Jungkook - Han Sarang. Seperti jarak Seoul dan Berlin. Jungkook itu...
269K 43.6K 44
[COMPLETED] Short story tentang Park Heejin yang belum pernah jatuh cinta bertemu dengan Kim Taehyung, murid pianonya yang baru. "Dia pria dewasa mud...