Best of Me (Yizhan) (END)

By Yell__

52.6K 4.3K 703

Wang Yibo dan Xiao Zhan, mantan sepasang kekasih di masa SMA, tak segaja dipertemukan kembali setelah bertahu... More

Pengenalan Toko
Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32 (END)
Extra Chapter

Chapter 11

1.2K 112 31
By Yell__

Happy Reading

.
.
.
.
.
.

Setelah Xiao Zhan mengatakan yang sebenarnya pada Cao Yuchen tentang perasaannya selama ini, ia menghubungi ponsel Wang Yibo. Ia menelepon Wang Yibo berkali-kali tapi tak ada jawaban dari Wang Yibo.

Wang Yibo sedang mengurusi taman belakang pondok Jing Shi saat Xiao Zhan menelepon ponselnya.

Xiao Zhan akhirnya mengirimkan voicemail untuk Wang Yibo.

"Hai, Yibo. Ini aku Xiao Zhan. Kuharap kita bisa bicara. Banyak hal yang telah berubah sejak aku bertemu denganmu terakhir kalinya. Dan juga, aku hanya ingin mengatakan bahwa aku mencintaimu. Aku sangat mencintaimu. Dan aku selalu mencintaimu Yibo. Baiklah, hubungi aku jika kau punya waktu" voicemail dari Xiao Zhan.

.

Xiao Zhan sedang berada di kamarnya menunggu jawaban dari Wang Yibo. Saat ia sedang menunggu Wang Yibo, ponselnya berdering. Ia langsung mengangkat telepon dari nomor yang tak dikenalnya itu.

"Halooo" ucap Xiao Zhan.

"Apakah ini Xiao Zhan istri dari Cao Yuchen?"

"Yaa, ini aku istrinya" jawab Xiao Zhan.

Xiao Zhan mendapatkan telpon dari pihak rumah sakit. Pihak rumah sakit mengatakan bahwa Cao Yuchen mengalami kecelakaan mobil. Setelah mendengar berita itu, Xiao Zhan dengan mengendarai mobilnya menuju ke rumah sakit tempat sang suami di rawat.

Xiao Zhan menelepon ibunya memberi tahu kalau Cao Yuchen mengalami kecelakaan mobil. Ia sengaja tak mengabari Jin Ling anaknya. Ia tak mau Jin Ling merasa khawatir karena sekarang ia sedang berlibur dengan teman-temannya.

"Ibu, ini aku Xiao Zhan" ucap Xiao Zhan lewat ponselnya.

"Ada apa Zhan? Kau sepertinya sedang cemas" ujar Nyonya Xiao.

"Bu, Yuchen mengalami kecelakaan setelah pulang dari lapangan golf bersama teman-temannya tadi sore" ujar Xiao Zhan panik.

"Tenangkan dirimu Zhan. Aku akan menyusulmu ke rumah sakit sekarang nak" ujar Nyonya Xiao.

"Baiklah bu, aku akan melihat keadaan Yuchen dulu" ujar Xiao Zhan.

"Oke sayang, tenangkan dirimu yaa nak" ujar Nyonya Xiao menenangkan Xiao Zhan.

Xiao Zhan berjalan terburu-buru menuju ruang UGD untuk melihat keadaan suaminya. Ia sempat melihat keadaan Cao Yuchen di ruang UGD. Saat dokter mulai memeriksa keadaan suaminya, Xiao Zhan menunggunya di luar ruangan UGD. Saat ini dia sangat cemas dengan keadaan suaminya. Apalagi tadi mereka sempat bertengkar saat di rumah.

Karena keadaan memburuk akibat kecelakaan Cao Yuchen harus segera di operasi untuk tindaklanjutnya.

Setelah beberapa jam dokter yang menangani operasi Cao Yuchen menghampiri Xiao Zhan yang sedang menunggu di luar.

"Tuan Xiao Zhan?" panggil dokter pada Xiao Zhan.

Bagaimana keadaan suamiku, dok?" tanya Xiao Zhan khawatir.

"Tenang Tuan, ia sudah selesai di operasi. Kami telah memeriksanya. Dan keadaannya saat ini sudah mulai stabil" jawab sang dokter.

"Baiklah, apa yang terjadi sebenarnya dok?" tanya Xiao Zhan.

"Mobil yang suamimu kendarai menabrak pohon. Ia terlempar dari kendaraannya" jelas sang dokter.

"Yaa Tuhan" ucap Xiao Zhan.

"Cedera berat dari kecelakaan telah mengakibatkan kerusakan serius di jantungnya" jelas sang dokter lagi pada Xiao Zhan.

"Apa maksudnya itu dok?" tanya Xiao Zhan cemas.

"Xiao Zhan!" teriak Nyonya Xiao pada anaknya.

"Ibu" ucap Xiao Zhan melihat ibunya berjalan menghampirinya.

"Apa yang terjadi nak?" tanya sang ibu.

"Ibu, dengarkan dulu" ucap Xiao Zhan.

"Apa yang terjadi dengan menantuku dok?" tanya Nyonya Xiao.

"Ini berarti salah satu katup jantungnya telah hancur. Keputusanku bahwa kami tak bisa memperbaikinya" jelas sang dokter.

"Apa maksudnya itu, lebih jelasnya?" tanya Xiao Zhan.

"Suami anda membutuhkan transplantasi jantung dan sesegera mungkin" jelas sang dokter lagi.

"Dokter, aku pernah kehilangan anakku. Aku tak mau kehilangan suamiku juga dok" ujar Xiao Zhan.

"Aku mengerti" jawab dokter.

.

Malamnya Wang Yibo kembali ke Beijing mengendarai mobilnya. Tanpa diketahui oleh Wang Yibo ternyata anak buah ayahnya mengikuti mobil Wang Yibo secara diam-diam.

Mobil yang dikendarai Song dan Feng terus memepet mobil Wang Yibo. Akhirnya mobil Wang Yibo terpojok di depan palang pintu kereta api. Tanpa diketahui anak buah ayahnya Wang Yibo mengendap-endap turun dari mobil dan bersembunyi di kolong mobilnya.

Song dan Feng segera menghampiri mobil Wang Yibo yang sudah terpojok. Saat mereka mengecek mobil Wang Yibo, ternyata ia tak ada di dalamnya.

Saat Feng dan Song mengepung mobil Wang Yibo dari kedua sisi. Tanpa di sadari Song, Wang Yibo memukul tulang kering dengan palu. Song terjatuh menahan kakinya yang terkena pukulan palu dari Wang Yibo.

"Song! Song!" teriak memanggil nama Feng panik.

"Feng! Feng kakiku!" teriak Song memegangi kakinya yang terkena pukulan palu.

Feng berjalan menghampiri Song, ia asal menembakkan pistolnya ke arah kolong mobil dan ternyata tembakan Feng mengenai Song. Feng salah menembak sasaran yang seharusnya mengenai Wang Yibo tapi ini malah mengenai Song rekannya.

"Oh sial! Dimana Yibo?" tanya Feng pada Song.

Buagh!

Wang Yibo melempar palu ke arah kepala belakang Feng. Seketika itu juga Feng tumbang. Wang Yibo mendekati Feng untuk mengambil pistol yang dibawanya.

.

Xiao Zhan menghampiri brangkar suaminya. Beberapa perawat mendorong brangkar sang suami.

"Apa yang terjadi? Ada apa?" tanya Xiao Zhan panik.

"Sambil menunggu donor jantung untuk transplantasi suamimu akan di bawa ke ruang ICU dulu nak. Semoga suamimu masih punya kesempatan sayang" ujar sang ibu.

Mereka mengantar brangkar Cao Yuchen menuju ke ruang ICU hingga ia mendapatkan donor jantung untuknya. Xiao Zhan mengantar sampai ke dalam sedangkan ibunya menunggu di luar. Setalah itu Xiao Zhan menemani sang ibu yang sedang menunggu di luar. Xiao Zhan mulai merapalkan doa untuk Cao Yuchen. Ia sedikit merasa bersalah atas kejadian tadi sore di rumahnya.

Walaupun Xiao Zhan tak mencintai Cao Yuchen tapi ia masih suaminya dan ayah dari anaknya Jin Ling.

.

Wang Ziteng tiba-tiba datang dari belakang Wang Yibo dengan membawa pistol ditangannya. Wang Yibo yang melihat itu sedikit panik. Sang ayah menodongkan pistol tepat di belakang kepalanya.

"Apa yang akan kau lakukan sekarang Yibo?" gertak Wang Ziteng.

"Jauhkan pistolmu, brengsek!" umpat Wang Yibo.

Wang Yibo menurunkan pistolnya ke bawah. Wang Ziteng masih menodongkan pistol ke arah Wang Yibo.

"Angkat kedua tanganmu nak!" teriak Wang Ziteng.

Perlahan Wang Yibo mengangkat kedua tangannya.

"Sekarang kau akan menyusul sepupumu di neraka!" teriak Wang Ziteng.

Saat kejadian penyerang berlangsung ada saksi mata yang melihat kejadian itu.  Saksi mata itu segera menelepon polisi agar segera datang ke tempat kejadian.

Dooorrr!

Satu peluru mengenai tepat di kaki Wang Ziteng. Seketika itu juga tubuh Wang Ziteng ambruk ke bawah.

"Angkat tangan kalia! Kalian sudah di kepung!" teriak salah satu polisi.

Para polisi menghampiri Wang Yibo dan Wang Ziteng. Polisi kemudian mengamankan mereka berdua termasuk anak buah Wang Ziteng. Mereka berdua di bawa ke Kantor polisi untuk pemeriksaan lebih lanjut di sana.

.

Xiao Zhan masih menunggui suaminya di ruang tunggu yang di sediakan oleh pihak rumah sakit. Sang ibu pun juga ikut menemaninya di sana. Sampai saat inin Xiao Zhan belum memberitahu Jin Ling keadaan sang ayah. Xiao Zhan baru akan memberitahu putranya saat besok ia kembali dari liburannya.

Keesokan harinya Jin Ling pulang ke rumah. Sesampainya di rumah maid langsung memberikan kabar kalau ayahnya sedang dirawat di rumah sakit akibat kecelakaan. Ibu dan neneknya sedang menunggu ayahnya di sana.

Setelah mendengar hal itu Jin Ling langsung membawa mobil menuju ke rumah sakit. Dalam perjalanan ke sana Jin Ling menghubungi ponsel sang ibu.

Dengan tergesa-gesa Jin Ling berlari menghampiri ibunya di ruang ICU. Xiao Zhan menunggu di luar ruang ICU tapi demi kenyamanan suaminya Xiao Zhan menunggu di balik kaca pembatas ruang ICU. Ia masih bisa melihat keadaan suaminya dari balik kaca pembatas itu.

"Bagaimana keadaan ayah, bu?" Jin Ling langsung memeluk ibunya.

"Ayahmu sedang tidak baik A-Ling, ia sedang diantara hidup dan mati" ujar Xiao Zhan sambil menangis dipelukan anaknya.

"Ibu jangan menangis, ayah pasti bisa melalui semua ini. Aku yakin bu, ayah pria yang kuat" ucap Jin Ling yang berusaha menenangkan ibunya. Ibu dan anak itu menunggu sedang menunggui Cao Yuchen. Nyonya Xiao memutuskan untuk pulang terlebih dahulu karena akan mengambil beberapa barang-barang untuk Xiao Zhan.

.

Wang Yibo, Wang Ziteng dan anak buahnya di bawa ke kantor polisi. Satu persatu mereka semua diinterogasi oleh polisi. Setelah beberapa jam diperiksa oleh petugas kepolisian, Wang Yibo dinyatakan tak bersalah tapi ia menjadi korban dalam peristiwa penganiayaan.

Setelah semuanya clear Wang Yibo kembali ke rumahnya. Dengan sangat berat akhirnya Wang Ziteng dan anak buahnya di tahan di kantor polisi hingga ada pemeriksaan selanjutnya.

Saat sampai di rumahnya Wang Yibo ingat dengan voicemail  yang Xiao Zhan kirim untuknya. Wang Yibo segera mengambil ponselnya dan menghubungi lagi Xiao Zhan.

Drrtt... Drrtt... Drrtt...

Xiao Zhan merasakan ponsel yang ada di saku jaketnya bergetar. Ia langsung mengambil ponselnya dan mengangkat panggilan itu. Ia sempat melihat nama yang tertera di layar ponselnya.

"Halo, Yibo" sapa Xiao Zhan dengan suara serak habis nangis.

"Kau kenapa Zhan? Ada apa?" tanya Wang Yibo ikut khawatir.

"Yuchen mengalami kecelakaan Yibo sekarang aku ada di rumah sakit Beijing Internasional Hospital. Aku sedang menunggunya di ICU" jawab Xiao Zhan.

"Kau dengan siapa di sana Zhan?"

"A-Ling" ucap Xiao Zhan singkat.

"Baiklah Zhan, aku akan ke sana sekarang. Tunggu aku" ujar Wang Yibo.

"Huum" gumam Xiao Zhan.

Wang Yibo mengendarai mobilnya menuju ke rumah sakit yang telah Xiao Zhan beritahukan sebelumnya. Mobil segera diparkirkan di halaman parkir rumah sakit. Wang Yibo segera mencari keberadaan Xiao Zhan di sana. Wang Yibo tanya kepada petugas receptionist dimana letak ruang ICU nya.

Dari jauh Wang Yibo melihat Xiao Zhan sedang duduk di kursi tunggu dengan anaknya.

"Zhan, bagaimana keadaan Yuchen? Dia baik-baik saja kan Zhan?" tanya Wang Yibo.

"Yibooo... " ucap Xiao Zhan sambil memeluk tubuh Wang Yibo. Saat ini Xiao Zhan butuh sandaran, ia sangat lelah hati dan pikiran. Ia menangis didalam dekapan Wang Yibo. Ia merasa bersalah dengan kejadian yang menimpa Cao Yuchen setelah pulang dari bermain golf.

"Tak apa Zhan, jangan menangis. Aku bersamamu di sini" ujar Wang Yibo menenangkan Xiao Zhan.

Xiao Zhan mulai tenang setelah berada dalam pelukan Wang Yibo. Jin Ling melihat interaksi antara ibunya dengan seseorang yang sedang memeluk ibunya.

Jin Ling seperti pernah melihat laki-laki yang sedang memeluk ibunya. Tapi sepertinya ia lupa, ia pernah melihatnya dimana dan kapan.

"Yibo, aku akan memperkenalkanmun dengan Jin Ling" ucap Xiao Zhan sambil melepaskan perlahan pelukan Wang Yibo.

"A-Lin, perkenalkan ini paman Wang Yibo. Ia sahabat dekat ibu saat kami masih sekolah dulu" jelas Xiao Zhan sedikit berbohong. Ia tak mungkin berkata jujur tentang Wang Yibo pada anaknya.

Wang Yibo sangat maklum saat mendengarkan ucapan Xiao Zhan tentangnya. Sekarang bukan saat yang tepat untuk mengatakan kebenarannya pada Jin Ling. Kalau Wang Yibo adalah pria yang ibunya cintai dan sayangi hingga saat ini.

"Aku Wang Yibo, panggil saja aku Yibo atau paman Yibo" ucap Wang Yibo. Jin Ling dan Wang Yibo saling berjabat tangan.

"Aku Jin Ling, salam kenal paman" ucap Jin Ling.

"Salam kenal juga A-Ling" ucap Wang Yibo.

Malam ini Wang Yibo menemani Xiao Zhan dan Jin Ling yang sedang menunggu Cao Yuchen.

Mereka bertiga menunggu di ruang tunggu pasien ICU. Tanpa sadar mereka mulai tertidur hingga pagi keesokan harinya.

Pagi sudah menjelang mereka mulai bangun dari tidurnya. Wang Yibo berpamitan sebentar untuk membeli makanan di kantin rumah sakit.

"Aku akan jalan-jalan sebentar Zhan di sekitar sini" ujar Wang Yibo.

"Baiklah Yibo" jawab Xiao Zhan.

Wang Yibo membeli beberapa makanan dan minuman untuk persediaan selama menunggui Cao Yuchen. Setelah semuanya terbeli Wang Yibo kembali ke ruang tunggu pasien ICU.

"Kalian berdua makanlah dulu. Jangan sampai kalian juga ikut sakit" ujar Wang Yibo pada Xiao Zhan dan Jin Ling.

"Kau tak perlu repot-repot Yibo" ujar Xiao Zhan yang merasa tak enak pada Wang Yibo.

"Kau ini berkata apa Zhan, kau terlalu berlebihan" ujar Wang Yibo.

"Terimakasih Yibo" ucap terimakasih Xiao Zhan.

"Sama-sama Zhan, Oh yaa A-Ling makanlah sebelum makanya dingin" ujar Wang Yibo.

"Terimakasih paman" ujar Jin Ling.

"Huumm" gumam Wang Yibo sambil mengusap kepala Jin Ling.

Waktu sudah hampir menunjukkan pukul 10 pagi. Dokter Meng adalah dokter bedah yang menangani Cao Yuchen. Dokter Meng menghampiri Xiao Zhan yang sedang menunggu suaminya.

"Tuan, saya ingin menyampaikan sesuatu yang penting pada anda. Bisa ikut ke ruangan saya sebentar" ujar Dokter pada Xiao Zhan.

"Baiklah dok tunggu sebentar. Yibo, A-Ling, ada yang harus aku bicarakan dengan dokter Meng di ruangannya. Aku tinggal kalian sebentar" ujar Xiao Zhan.

"Yaa Zhan. Pergilah" ucap Wang Yibo.

"Ayo dok" ucap Xiao Zhan sambil mengikuti dokter Meng ke ruangannya.

"Silahkan duduk tuan" dokter Meng mempersilakan Xiao Zhan untuk duduk.

"Terimakasih dong, apa yang akan anda sampaikan dokter?" tanya Xiao Zhan penasaran.

"Tuan, kami sudah mendapatkan donor jantung untuk operasi transplantasi jantung suami anda. Tapi perlu saya beritahu keberhasilan dari operasi transplantasi jantung 50:50 tua. Jadi, teruslah anda berdoa untuk kesembuhan suami anda. Kami akan menyiapkan ruang operasi untuk Tuan Cao" penjelasan dokter Meng.

"Baiklah dok, aku mohon lakukan yang terbaik untuk suamiku. Apapun hasilnya semoga ini yang terbaik untukku dan suamiku. Ku pasrah semuanya pada Tuhan dok" ujar Xiao Zhan pasrah.

"Setelah ruang operasi siap anda bisa menunggunya di ruang tunggu untuk operasi Tuan" ujar dokter Meng.

"Baiklah dok, terimakasih" ucap Xiao Zhan yang sudah pasrah dengan segala keputusan yg diberikan Tuhan padanya.

Operasi transplantasi jantung untuk Cao Yuchen sedang berlangsung. Operasi sudah memakan waktu hampir 3 jam lamanya. Xiao Zhan, Jin Lin dan Wang Yibo menunggu di ruang tunggu khusus pasien operasi. Selama operasi berlangsung Xiao Zhan tak hentinya berdoa untuk Cao Yuchen.

Tanpa lampu ruang operasi sudah padam. Dokter Meng keluar ruangan denga wajah yang sedikit murung. Dokter Meng berjalan menghampiri Xiao Zhan dan anaknya. Xiao Zhan yang melihat perawakan dokte Meng segera berdiri dari duduknya dan menghampiri dokter Meng.

"Bagaimana keadaan suami saya dok?" tanya Xiao Zhan dengan wajah yang syarat akan kekhawatiran. Jin Ling mengikuti ibunya menghampiri sang dokter dan Wang Yibo berada di belakang Jin Ling. Wang Yibo cukup tahu apa posisinya ia saat ini, ia hanya sahabat dekat Xiao Zhan.

"Maafkan kami tuan, kami tak bisa menyelamatkan suami anda. Kami sudah berjuang semaksimal mungkin. Transplantasi jantung yang didonorkan pada suamimu mengalami disfungsi. Maafkan kami tuan, setelah ini kalian bisa melihat jenazahnya. Aku mohon permisi dulu" ujar Dokter Meng.

Mendengar suaminya sudah tiada kaki Xiao Zhan mendadak lemas dan tiba-tiba tubuhnya ambruk. Segera Wang Yibo menangkap tubuh Xiao Zhan sebelum ia ambruk. Air matanya mulai mengalir bercucuran. Kemudian ia memeluk sang anak semata wayangnya Jin Ling.

"Ayahmu meninggalkan kita A-Ling, dia meninggalkan kita" racau Xiao Zhan sambil menangis.

"Ibu tak sendiri masih ada aku yang akan menjagamu, bu. Ibu tak boleh menangis mungkin ini yang terbaik untuk ayah. Ini rencana Tuhan agar ayah tak menahan rasa sakitnya" ujar Jin Ling  berusaha menenangkan Xiao Zhan.

Xiao Zhan dan Jin Lin menuju ke ruangan jenazah diikuti Wang Yibo di belakang mereka. Sebelum itu, Xiao Zhan sempat mengabarkan ibunya tentang berita duka Cao Yuchen. Nyonya Xiao langsung meluncur ke rumah sakit menggunakan taksi.

"Kenapa kau jahat sekali Yuchen?! Kenapa kau meninggalkan kami?! Kenapa kau tega sekali?! Semoga kau tenang di sisi Tuhan, Yuchen. Aku menyayangi" racau Xiao Zhan sambil menangis.

"Selamat jalan ayah semoga ayah tenang di sana. Kami menyayangimu tapi Tuhan lebih menyayangi ayah di SurgaNya" ujar Jin Ling sambil menangis menatap jenazah ayahnya.

Nyonya Xiao akhirnya tiba di kamar jenazah dan kemudian ia melihat di sana ada sosok Wang Yibo yaa kekasih anaknya dulu.

"Kau?!" ucap Nyonya Xiao pda Wang Yibo.

"Yaa nyonya ini aku Yibo, Wang Yibo" ujar Wang Yibo. Tapi sekarang bukan saanya mempermasalahkan tentang kehadiran Wang Yibo.

"Yuchen, kenapa kau meninggalkan kami secepat ini. Tenanglah kau nak di sana kami semua akan selalu mengingatmu Yuchen. Aku akan menjaga dan selalu menyayangi Xiao Zhan dan A-Ling sekarang dan seterusnya" ujar Nyonya Xiao.

Xiao Zhan, Jin Ling dan Nyonya Xiao meninggalkan kamar jenazah, di sana hanya menyisakan Wang Yibo. Sebelum ia meninggalkan ruang jenazah Wang Yibo menghampiri jenazah Cao Yuchen.

"Sekarang biar aku yang menjaga Xiao Zhan dan A-Ling. Tenanglah di sana Yuchen kau tak perlu mengkhawatirkan mereka lagi. Mereka akan selalu aman bersamaku" ujar Wang Yibo sebelum meninggalkan kamar jenazah.

"Mulai sekarang aku akan menjagamu Zhan dan A-Ling" ujar Wang Yibo sambil berjalan keluar dari kamar jenazah.

Kematian,,, kita tidak pernah tahu kapan kematian akan menjemput kita, namun yang pasti kita tahu berapa banyak bekal yang kita miliki untuk menghadapNya. Rasa takut akan kematian akan selalu mengahantui kita semua. Tapi jika kita meninggalkan kebahagiaan untuk orang di sekitar kita itu menjadi sebuah ketenangan sendir jika saat itu benar-benar datang menghampiri.

TBC

Akhirnya chapter ini selesai juga cuuyy 😘😘😘

Dahlah ga usah basa basi lagi hahaha 🤭🤭🤭

Semoga kalian suka sama cerita aku yaa man teman 😋😋😋

Happy Saturday Night All 🤗🤗🤗

Yell~

26 September 2020

Continue Reading

You'll Also Like

2.2M 195K 31
Mati dalam penyesalan mendalam membuat Eva seorang Istri dan juga Ibu yang sudah memiliki 3 orang anak yang sudah beranjak dewasa mendapatkan kesempa...
469K 33.8K 36
Adhitama Malik Pasya pernah menikah dengan gadis belia. Satu bulan pernikahan, lelaki itu terpaksa bercerai dari istrinya. Tujuh tahun berlalu, ia t...
411K 5K 10
"Because man and desire can't be separated." 🔞Mature content, harap bijak. Buku ini berisi banyak cerita. Setiap ceritanya terdiri dari 2-4 bab. Hap...
16.6M 706K 41
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...