ruang hampa ✓

By WoonJS

18.3K 3.1K 1K

⎯ lee heeseung; bahkan aku yang dilahirkan sebagai seorang manusia tidak pernah diperlakukan selayaknya manus... More

lee heeseung dan ruang hatinya
lukisan dan toko bunga
memberi dari kekurangan
dia ditengah salju
salah orang
persahabatan itu hancur
bercerita tentang dia
kami kembali menjadi yang dulu
awal bertemu kembali
mana yang lampau?
masalah lagi
heeseung dan kesakitannya
keadaan yang semakin kacau
bahkan masalah kecil bisa menjadi...
masalah masa lalu
perlahan mulai terjawab
kita hanya perlu bicara
siasat untuk menjaga nama baik
hubungan dengan kepalsuan
sedikit rasa risau
hampir menemukan jawabannya
untuk yang belum sempat terungkap
akhirnya harus diungkap
ia sudah kembali
belum bisa menerimanya
bisakah kita kembali?
beberapa hal yang harus dijelaskan
untuk kita sebelum menutup cerita
ujung dari segala cerita

bagian yang mulai lengkap

347 77 11
By WoonJS

"Jake, dengar. Aku memang dekat dengan Sunghoon. Lagipula kamu siapa? Apa hubunganmu dengan Sunghoon?"

Jake mencengkram kerah baju Heeseung dengan erat kemudian berkata dengan nada penuh amarah,

"Siapapun yang dekat dengannya harus mati, begitu juga dengannya."

"Ada apa? Apa ini ada sangkut pautnya dengan Alysia, hah?"

Jake terdiam, melepaskan kerah baju Heeseung setelah pemuda Lee menyebutkan nama Alysia.

"Apa maumu? Kamu datang untuk menemuiku? Karena apa? Aku bahkan tidak kenal dengan Alysia yang kalian sebut - sebut itu."

Lanjutnya "Jawab pertanyaanku, bodoh! Apa urusanmu dengan Sunghoon!?" Heeseung mengeraskan suaranya untuk memberi tahu bahwa dia sungguh marah.

"Kamu tidak perlu mengetahuinya! Lagipula setelah kamu mengetahuinya pasti kamu akan menganggap Sunghoon adalah seorang pembunuh."

Heeseung bertanya kembali "Sunghoon orang yang baik. Aku tahu itu. Dan kamu tahu? Dengan caramu membuat Sunghoon menjadi sakit seperti ini sangat konyol. Jika ada masalah ucapkan dengan baik-baik."

"Baik - baik apanya, Lee Heeseung!? Darah dibalas darah. Bukan begitu?"

"Setelah darah dibalas darah? Akan dibalas darah lagi? Dan akan begitu terus sampai seterusnya. Dengar Jake, kamu sangat ke kanak - kanakan. Jika kamu punya masalah dengannya, bicara dengannya. Dengan menyerangku seperti ini akan sia - sia."

Lee Heeseung melanjutkan "Pulanglah, ini sudah malam. Jangan buang waktumu."

"Hei! Lee Heeseung! Tung—"

Brak!

Pintu rumah itu ditutup dan dikuncinya, memang sangat membuang waktu.

Segitu pentingnya kah seorang Alysia sampai membuat orang tergila - gila? Bukan hanya Jake. Sunghoon juga terus membicarakan wanita itu.

Satu - satunya jawaban hanya ada di Nichia. Mungkin hanya dia yang bisa menjelaskan semuanya kepada Heeseung yang sedang kebingungan itu.

"Sunghoon... Kamu sudah bangun?" Tanya Nichia setelah melihat pergerakan pada tangan Sunghoon.

"Uhuk... Uhuk... Nichia? Kamu masih ada disini?" Balasnya selembari bertanya kembali, pemuda itu masih mengumpulkan kesadarannya.

"Iya. Aku menunggumu sampai bangun. Dokter memperkirakan siang tadi kamu sudah bangun. Tapi aku malah menunggumu sampai malam."

"Se... Sekarang jam berapa?"

"Jam 8 malam." Kemudian Sunghoon menjawab sang gadis "Nichia, kamu pulang saja ya? Aku kenal dengan ibumu. Pasti dia khawatir kamu belum pulang."

Nichia menggeleng, menolak ucapan Sunghoon "Aku tidak apa. Lagipula mereka sedang keluar kota. Aku bisa menunggumu."

"Ah iya! Bagaimana dengan Heeseung? Apa dia berkunjung kesini?"

"A...Ah... Dia tidak berkunjung sama sekali kemari."

"O...Oh... Begitu. Aku kira dia akan mencariku karena hari ini adalah hari terakhir aku ada di sekolah blow your mind."

Melihat Sunghoon yang sedih, Nichia langsung tersenyum hangat seraya menenangkannya "Sudah Sunghoon. Jangan sedih. Heeseung sangat dikekang oleh kedua orang tuanya. Bukannya mereka mengharuskan Heeseung tetap dirumah?"

"Iya. Aku mengerti. Mungkin aku yang terlalu berharap padanya."

"Eumm..."

Hening kembali menyelimuti ruangan itu. Efek sudah lama berbicara bertatap muka membuat suasana tidak seenak yang dulu,

"Kamu mau makan? Aku bisa carikan makanan. Setelah itu aku pulang." Tawarnya kepada Sunghoon.

Sang lelaki mengangguk setuju, "Ayo. Aku rasa kamu juga sudah lapar. Aku sudah bisa jalan keluar."

"Eh– Tunggu!"

Setelah kembali memasuki kamarnya, Heeseung kembali menatap ponselnya.

Pesan yang ia kirimkan kepada Nichia masih belum terkirim, sepertinya baterai ponsel gadis itu sudah habis. Wajar saja, dia sudah menunggu Sunghoon sejak pagi.

Heeseung sangat kepalaran, ia baru ingat akhir - akhir ini dia sangat jarang makan. Dikarenakan uang penghasilan penjualan bunganya terhenti beberapa hari ini.

Baru ingin menghubungi Sunghoon untuk membawakan makanan, tapi Heeseung teringat bahwa Sunghoon sedang sakit. Lagipula hubungannya dengan Sunghoon sedang tidak begitu baik.

Setelah kejadian Jake mendatangi rumahnya hari ini, Heeseung menjadi semakin tidak yakin bahwa semuanya baik - baik saja. Ada sebuah masalah dan penyebab utamanya adalah Alysia.

Tapi Heeseung belum bisa menemukan jawabannya. Tentu masih banyak pertanyaan yang ada di kepalanya.

Bagaimana caranya agar besok dia bisa menemui Nichia? Karena semuanya harus jelas. Ini demi kebaikan Sunghoon juga.

"Bagaimana? Apa kamu suka supnya?" Tanya Nichia yang memesan dua mangkuk sup ayam dan memakannya berssma dengan Sunghoon.

Dengan wajah nikmat dan acungan jempolnya, Sunghoon menjawab "Ini enak banget. Aku baru tahu rumah sakit punya makanan seenak ini."

"Yasudah, makanlah yang banyak. Aku traktir."

Sunghoon tersenyum dan mengucapkan "Terima kasih." Dan lanjut melahapnya.

Nichia hanya menggelengkan kepalanya dengan heran. Dia mendapati bahwa Sunghoon itu sangat imut jika sudah melihat makanan.

"Kamu sungguh tidak apa menunggu sampai malam? Orang tuamu pasti akan bertanya yang macam - macam."

Gadis yang menunggu Sunghoon sedari tadi menjawab "Ayolah, Sunghoon. Aku bukan anak kecil lagi. Aku bisa pulang kapanpun semauku."

Sunghoon mengangguk mengerti "Hanya saja aku khawatir. Kamu tahu sendiri kan sangat bahaya pulang semalam ini. Naik taksi belum tentu aman."

"Aku pasti bisa pulang sendiri. Tidak masalah. Jangan khawatirkan aku. Makan dulu, pikirkan kesehatanmu."

Sunghoon tersenyum simpul lagi kemudian langsung mengarahkan sendok ke mulutnya serta lanjut memakan dengan lahap,

Beberapa saat setelahnya dia berkata lagi,

"Kamu baik banget ya. Aku berasa sedang berbicara dengan Alysia. Kalian berdua sangat serupa." Ucapnya seraya melukis senyum.

Sementara sang lelaki tersenyum, Nichia malahan melunturkan senyum dari wajahnya setelah mendengar nama Alysia lagi.

Alysia lagi... Dan lagi...

Kenapa hanya Alysia terus yang mereka bicarakan? Tidak bisakah sekali kalian menganggap bahwa Nichia hanyalah Nichia dan bukan Alysia?

"Tolong jangan bandingkan aku dengan Alysia. Dia sudah tidak ada."

"Oh... Eum... Maaf."

"Sunghoon, dengarkan aku." Perintah sang gadis dengan wajah yang cukup serius.

"Aku tidak mau dibandingkan, sekalipun. Aku dan Alysia berbeda. Memang kami kembar, tapi bukan berarti aku dan Alysia adalah orang yang sama. Aku Nichia... Mengerti?"

"Iya aku mengerti. Maaf telah membuatmu tersinggung."

Suasananya kembali menjadi canggung, mereka berdua hanya menyantap makanan tersebut tanpa memgucapkan sepatah katapun.

Selang lima belas menit, sang Gadis yang bernama Nichia itu bangun dari tempat duduknya "Aku duluan. Ini sudah jam sembilan. Jaga diri. Cepat sembuh."

"Eh...? Kamu akan pulang? Mau aku bantu carikan taksi?" Tanya Sunghoon.

Sunghoon menganggap penyebab Nichia pulang terburu - buru hanya karena perkataannya tadi, mungkin dia tersinggung dengan Sunghoon.

"Tidak perlu, aku bisa cari sendiri. Jaga dirimu baik - baik. Obatnya sudah kubayar, boleh kamu minum."

"Ah... I.... Iya, terima kasih."

Sebelum Nichia meninggalkan Sunghoon, si wanita berkata "Jika kamu rindu Alysia... Kunjungi ruangan penghormatan terakhir kecelakaan kapal. Satu lantai dengan kamarmu."

"Semoga luka lamamu lekas terbayar."

janneth
maaf untuk chapter kali ini aku lebih menonjolkan karakter Sunghoon dibanding Heeseung, aku juga gak nyangka bisa sebanyak ini peran Sunghoon, hehe. Jangan lupa tinggalkan vomet kalian!

Continue Reading

You'll Also Like

733 54 5
Kelahiran bayi laki laki yang membuat sosok lelaki jangkung perawakan bak monster bangkit dari ritualnya. Sosok bayi yang memiliki garis keturunan da...
34.1K 7.3K 26
Ketika permainan yang biasa dimainkan anak-anak menjadi ajal bagimu. Temukan yang bersembunyi lalu bunuh dia jika kau masih ingin hidup. "Ini bukan p...
1.2M 182K 70
☾ Ft. Choi Beomgyu ヾ2O19 ☽ Beomgyu is kind, but that is just an acting
128K 10K 87
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...