04th floor . treasure [✓]

By jaevevo

848K 196K 82.1K

ada pembunuh berantai di sana. © 030620, jaevevo More

prolog
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
30
epilog
penjelasan
bonchap; yoon saera

29

20.5K 5.3K 3.2K
By jaevevo



















04th floor

















Haruto bertukar pandangan dengan Junkyu yang terbaring lemah. Bibirnya berkomat kamit seolah mengucapkan sesuatu. Junkyu mengangguk lemah. Setelahnya, Haruto bangkit dan berjalan menjauh.


Jaehyuk terlalu sibuk menyiksa Doyoung untuk sadar kalau Haruto sudah pergi. Namun, Yedam sadar dan langsung menatap Jaehyuk. "Haruto pergi." ujar Yedam.


Jaehyuk bangkit, lalu merapikan bajunya. "Oke. Lo jaga kak Junkyu, jangan sampe pergi. Mau dibunuh juga boleh." Jaehyuk menarik hoodie nya, lalu keluar kamar. Meninggalkan Yedam dengan sebilah pisau yang digenggamnya.





























































































Haruto berlari menuruni tangga. Dapat ia dengar dengan jelas, suara langkah kaki Jaehyuk beberapa puluh meter di belakangnya.


Tadi, Haruto berkata pada Junkyu kalau ia akan membantu Junkyu keluar. Junkyu harus menjatuhkan diri dari jendela, dan Haruto akan menangkapnya di lantai tiga.


Memang beresiko, tapi Haruto akan membantu Junkyu, bagaimanapun caranya.


Haruto itu, orang baik. Bukan dia yang membunuh Asahi.


"Ruto~" terdengar suara Jaehyuk di belakang. Haruto membelalakkan mata, lalu mengedarkan pandangan, mencari tempat bersembunyi. Ia langsung berlari menuju kamar nomor 311. Kamar yang paling dekat dengan tangga.


Setelahnya, Haruto membanting pintu, lalu bersembunyi di lemari. Mulutnya berkomat kamit─ia sibuk berdoa.



Grrrrt...


Suara pisau yang digesek pada dinding terdengar oleh Haruto. Jantungnya berdegup begitu cepat─rasanya kayak mau copot.


"Haruto~" Jaehyuk memanggil nama Haruto, mengusut yang dipanggil membulatkan mata ketakutan.


Pintu kamar 311 dibuka. Jaehyuk masuk, dengan baju berlumuran darah dan sebuah pisau di tangannya lengkap dengan sebuah senyuman lebar pada wajahnya.


"Ada kata-kata terakhir?" senyuman Jaehyuk makin lebar. Ia melangkah menuju almari dengan tenang.


Haruto mendorong pintu lemarinya sampai pintu itu rubuh dan menimpa Jaehyuk. Ia melompati laki-laki itu dan berlari kencang kamar 301, kamar yang berada tepat di bawah kamar nomor 401. Ia lalu mengumpulkan udara untuk berteriak, hendak mengisyaratkan Junkyu untuk turun.


Berteriak memang beresiko besar, namun untuk Junkyu, Haruto tidak apa-apa.





























































































"AAAAAAAAAA!!!"


Yedam membulatkan matanya begitu mendengar suara teriakan Haruto. Ia mendongakkan kepala ke arah pintu, berusaha melihat keluar.


Detik-detik itu Junkyu gunakan untuk beranjak dan melompat ke luar jendela. Yedam membulatkan mata begitu melihat Junkyu melompat ke luar. Yedam berjalan ke jendela, lalu mengernyit begitu dirinya tidak mendapati tubuh Junkyu di bawah.


Yedam kembali mengalihkan pandangan, lalu membulatkan mata begitu melihat Junkyu dimasukkan ke kamar di bawah Yedam oleh Haruto. Yedam lantas pergi dengan panik.





























































































"Sekarang gimana? Yakin bisa selamat tanpa ketemu Jaehyuk sama Yedam?" tanya Junkyu, dengan tatapan lesu.


Haruto meletakkan jarinya pada bibirnya. "Sssh, takut kedengeran, pintunya enggak ditutup," Haruto menunjuk pintu kamar 301 yang terbuka itu. Junkyu membulatkan mata.


"Lo ngumpet aja di lem..." Haruto yang tadinya mau menyebut 'lemari', membulatkan mata begitu melihat tempat lain yang lebih out of the box. "...di kulkas! Ngumpet di kulkas, terus jangan keluar sampe gue jemput. Oke?" tanyanya, sambil membuka pintu kulkas yang berada di kamar 301.


Junkyu mengangguk kaku, lalu memasuki kulkas itu. Beruntung benda berbentuk balok itu berukuran cukup besar. Setelahnya, Haruto menutup pintu kulkas itu dari luar.


"Gotcha!" Jaehyuk tersenyum lebar begitu dirinya berhasil menemukan Haruto. Haruto yang panik lalu mengambil sebuah lampu belajar dan melemparkannya pada Jaehyuk, lalu berlari kabur.


Jaehyuk mendengus kesal, lalu membanting lampu belajar itu sampai rusak, lalu berlari mengikuti Haruto.


Sementara, Yedam masih berjalan menuruni tangga sambil mengedarkan pandangan, mencari Junkyu.





























































































Haruto berlari menuruni tangga ke lantai dua. Ia mengedarkan pandangan sambil mengatur napasnya, lalu membulatkan mata saat Jaehyuk melempar sebuah pisau pada bahunya.


Haruto melempar pisau itu dari apartemen ke lapangan parkir, berbalik badan sambil menatap Jaehyuk dan tersenyum miring. "Lo enggak punya senjata lagi." katanya.


Jaehyuk tersenyum lebar dan menggeleng, lalu mengambil sebuah cangkul yang berada di lantai.


Haruto membelalakkan mata. "Gila!" katanya, sambil berlari ke arah kamar mandi. Jaehyuk hanya tertawa terbahak-bahak.


Ada lima bilik kamar mandi di lantai dua. Haruto memasuki yang terakhir, tentu saja. Yang paling pojok.


"Haruto~ gue tau lo ada di sana~" ujar Jaehyuk dengan suara lembut, membuat Haruto merinding.


Brak!


Jaehyuk membuka pintu kamar mandi pertama, lalu terkekeh kecil. "Sebentar lagi gue sampe loh~" katanya, dengan nada meremehkan.


Brak!


Jaehyuk membuka pintu kamar mandi kedua. "Ada kata-kata terakhir?" tanyanya, padahal ia tahu jelas kalau Haruto berada di bilik kelima. Jaehyuk tidak sebodoh itu─ia hanya mengulur waktu agar Haruto ketakutan.


"JAWAB, BANGSAT!" Jaehyuk memukuli pintu bilik kelima dengan kencang, hampir saja pintu itu rubuh saking kerasnya pukulan Jaehyuk.


Tidak mendengar jawaban apa-apa membuat Jaehyuk merasa tidak puas. Ia akhirnya mengangkat cangkulnya tinggi-tinggi, lalu menghuyungkannya sampai benda itu berhasil menembus pintu toilet.


Tiga senti.


Tiga senti, jarak dari cangkul Jaehyuk menuju hidung Haruto. Lebih dari tiga senti, habis sudah riwayat Haruto. Haruto hanya menatap Jaehyuk dengan speechless.


Jaehyuk tertawa terbahak-bahak, sambil menatap Haruto yang sedang menderita ketakutan karenanya. "MAMPUS! NGURUSIN URUSAN ORANG MULU SIH LO!"


Jaehyuk yang ini, sama sekali bukan Jaehyuk yang Haruto kenal. Atau mungkin terbalik─Haruto yang belum mengenal Jaehyuk sepenuhnya.


Jaehyuk kembali mengangkat cangkulnya, lalu tersenyum seperti orang gila. Ia lalu kembali mengayunkan cangkulnya. Cangkul itu hampir saja mengenai kepala Haruto, kalau saja seseorang tidak menembak betis Jaehyuk dari belakang.



Dor! Dor!


Itu Daniel, dengan Seongwoo dan beberapa polisi lain yang tidak Haruto kenal, mengekor dari belakang.


Haruto membulatkan mata begitu melihat sebuah sosok yang familiar. Sosok itu juga membulatkan mata, "ha?" sosok itu bertanya.


"Jeongwoo?" Haruto menatap Jeongwoo─orang yang ia telepon tadi─dengan wajah sumringah.


Mereka berseru senang, "HAJEONGWOO???"





























































































Meet the saviour (s).

Watanabe Haruto

Park Jeongwoo

Hajeongwoo



















Btw, semuanya dibunuh jaedam. Termasuk Asahi. Semua clue juga mengarah ke jaedam.
Setelah epilog, aku explain di chapter penjelasan.

Kalo ada yang mau kalian tanyain buat dibahas di chapter "penjelasan", kalian bisa comment di sini.

Continue Reading

You'll Also Like

185K 34.3K 44
[COMPLETED] -TREASURE (트레저) Siapa pelaku dibalik semua ini? Start: 20 Juni 2020 End: 09 Agustus 2020
973K 199K 29
❝This whisper has lost many lives.❞
387K 104K 18
❝ Ini bukan lagi permainan, tapi perang. ❞
Who? [✓] By ♡̷

Mystery / Thriller

21.5K 5.1K 22
❝ 𝐓𝐞𝐫𝐧𝐲𝐚𝐭𝐚 𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫, 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐥𝐨 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐛𝐚𝐥𝐢𝐤 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐢𝐧𝐢. ❞ 𝐞𝐯𝐞𝐫𝐲𝐨𝐧𝐞 𝐜𝐚𝐧'𝐭 𝐭𝐫𝐮𝐬𝐭𝐞�...