[S1] The Beginning Of Our Des...

By SUN1396

63.8K 6K 1.3K

[OPEN PRE-ORDER TANGGAL 1-7 SETIAP BULANNYA ] Dia tidak mengerti mengapa kehidupannya berbeda. Ada luka yang... More

Prolog
1. Jeon Wonwoo
2. Kim Mingyu
3. Teman ?
4. Kau tidak akan mengerti
5. Tak terduga
6. Batas kesabaran
7. Sandaran
8. Kejujuran
9. Keputusan
10. Lee Jihoon Pt.1
11. Lee Jihoon Pt.2
12. Perpisahan yang sesungguhnya
14. Keinginan yang sederhana
15. Pertemuan kembali
16. Sang pengecut
17. Tak lagi sama
18. Kebohongan
19. Ungkapan tak biasa
21. Bayi beruang kesayangan
22. Kebaikan berujung kehancuran
23. Maaf yang tak tersampaikan
24. Kesepakatan
25. Benarkah itu kau ?
26. Penuh harap
27. Undangan makan malam
28. Menusuk dari belakang
29. Membunuhku dengan perlahan
30. Sebuah pengakuan
31. Antara dua pilihan
32. Beban baru
33. Sampai kapan ?
34. Dibutakan oleh cinta
35. Selembar kertas
36. Aku kembali...
37. Hilangnya harga diri seseorang
38. Amarah yang menggebu
39. Kembali berkorban
42. Tak akan menyesal
43. Mulut dapat berbohong, sedangkan hati...
45. Dejavu
47. Pemilik mata rubah yang kami rindukan
48. Untukmu ibu
49. Ijinkan aku berada disampingmu
Epilog
📢 Pengumuman
📢 Info
🎉 It's PO Day

13. Karena aku rumahmu

1.2K 146 28
By SUN1396

Happy Reading

.

.

.

Wonwoo masih tak bergumam ataupun mengucapkan sepatah dua kata. Anak itu seolah bisu dan tidak tertarik dengan hal sekitarnya. Justru Wonwoo terlihat begitu pasrah ketika keluarga Kim membawanya pulang ke kediaman mereka. Mereka memang membawa Wonwoo ke kediamannya setelah mendengar cerita Mingyu yang sukses membuat hati mereka menghangat dan ingin melindunginya. Jika perlu Tuan dan Nyonya Kim akan melakukan yang terbaik untuknya.

Mingyu dengan pelan membantu Wonwoo berjalan sembari merangkul bahu sempitnya. Terlihat Wonwoo menahan sakit pada bagian perutnya dan kesulitan berjalan. Mingyu tidak bodoh dan tidak merasakan sakit yang diderita Wonwoo, ia bahkan merasakannya dan bahkan ia yakin jika luka bekas operasi itu membutuhkan beberapa hari untuk sembuh sampai tak lagi merasakan sakit.

Bolehkah ia mengagumi sosok Jeon Wonwoo yang begitu kuat ini ? Mingyu begitu salut atas pendiriannya dan sangat berterima kasih kepadanya karena telah menyelamatkan ayahnya yang sekarat. Mungkin jika tidak adanya Wonwoo, entahlah ia merasa akan menjadi anak yang tak berguna untuk keluarganya. Dan juga ia akan menjadi anak yang akan menyesali kepergian ayahnya, tanpa melakukan sesuatu untuk sang kepala keluarga yang sangat dihotmatinya itu.

Nyonya Kim terus memperhatian Mingyu yang tengah membantu Wonwoo untuk menuju kamarnya yang berada dilantai atas, bersampingan dengan kamar Mingyu dan Seungcheol. Kebetulan sekali dilantai dua terdapat kamar kosong yang jarang digunakan dan bahkan Nyonya Kim sampai harus mengeluarkan sebagian uangnya untuk memperbaiki kamar tersebut. Tak hanya itu saja bahkan dengan berbaik hati wanita cantik itu membeli beberapa perabotan agar Wonwoo merasa nyaman dan tidak merasa bosan.

Wonwoo tiba-tiba menghentikan langkah kedua kakinya tepat dipertengahan tangga menuju kamarnya yang tentunya membuat Mingyu penuh pertanyaan, "Kau tak apa ? Apakah lukamu kembali sakit ?" tanyanya khawatir dan hanya dibalas gelengan oleh Wonwoo. Nyonya Kim yang memperhatikannya merasa bahwa Wonwoo tengah berbohong. Ia yakin lukanya kembali sakit.

"__haruskah aku menggendongmu ?" kembali Mingyu bertanya sembari menawarkan diri.

"Aku hanya lelah saja dan tidak merasakan sakit sedikitpun." jawabnya dan kembali melanjutkan jalannya seperti tadi. Wonwoo tidak bohong jika tubuhnya sangat lemas dan mudah sekali lelah. Jadi untuk berjalan sejauh ini saja rasanya ia tak sanggup, tapi ia juga tidak ingin merepotkan Mingyu apalagi sampai menggendongnya.

Flashback

"Bagaimana keadaannya uissanim ? Apakah tidak ada hal serius pada kesehatannya ? Bahkan tadi Wonwoo sampai mimisan dan itu cukup banyak." ujar Nyonya Kim setelah Wonwoo kembali dibaringkan diatas ranjang pesakitannya. Yang tentunya setelah mendapat pertolongan dari beberapa Dokter dan Perawat.

Bukan hanya dirinya saja yang terkejut. Mereka dari pihak medis cukup terkejut dengan kondisi Wonwoo yang sangat memprihatinkan. Mereka tidak tahu jika ternyata Wonwoo akan mengalami hal ini setelah tersadar dari tidurnya. Terlebih anak itu mengalami begitu banyak tekanan hingga membuatnya kembali mimisan.

"Sejauh ini tidak ada hal yang serius. Hanya saja sepertinya Wonwoo-ssi terlalu banyak mengalami tekanan hingga membuat dirinya terguncang. Apalagi Wonwoo-ssi sempat melakukan percobaan bunuh diri dan saya merasa jika Wonwoo-ssi mengalami depresi hingga membuatnya terus ingin mengakhiri hidupnya atau menyuruh orang lain untuk membunuhnya."

"Depresi ? Apakah bisa disembuhkan ?" tanya Nyonya Kim merasa penjelasan Dokter tersebut tidak benar. Bagaimana Wonwoo harus mengalami Depresi diusianya yang masih sangat muda ini. Memang tekanan apa yang harus membuatnya seperti ini ?

Dokter itu berpikir hingga pada akhirnya mengangguk ragu, "Tergantung dengan Wonwoo-ssi. Saya yakin Wonwoo-ssi akan menjadi sosok yang lebih kuat dan depresinya akan sembuh seiring dengan semangat hidupnya. Tapi Nyonya saya sarankan untuk tidak membuatnya sendirian, apapun situasinya Wonwoo-ssi harus selalu ada yang menemani. Dan untuk mimisannya saya harap Wonwoo-ssi mau melakukan beberapa test agar mengetahui jenis penyakit yang dideritanya. Saya berharap tidak ada sesuatu yang serius pada Wonwoo-ssi."

Flashback End

Nyonya Kim masuk kedalam kamar yang ditempati Wonwoo. Terlihat anak bungsunya membantu Wonwoo untuk berbaring diatas kasur king sizenya. Nyonya Kim memang tidak main-main untuk membuat Wonwoo nyaman tinggal dirumahnya. Rumah baru yang akan membuat Wonwoo merasakan hangatnya sebuah keluarga. Seperti yang diinginkan oleh Jihoon dan dirinya.

"Mingyu-ya sebaiknya kau mandi dulu, biar eomma yang menemani Wonwoo disini." titah Nyonya Kim kepada sang anak bungsu. Mingyu memang seorang anak penurut dan tidak pernah membantah perkataan orang tuanya, bahkan sekarangpun anak itu hanya mengangguk dan melenggang pergi meninggalkan ibunya bersama Wonwoo tanpa penuh curiga.

Wonwoo berbaring pada tumpukan bantal yang sengaja Mingyu bereskan sebelumnya agar Wonwoo merasa nyaman dan tidak kesulitan bangun. Nampaknya apa yang dilakukan Mingyu memang membuat Wonwoo merasa nyaman. Namun sayangnya anak itu harus menjadi sosok pendiam, seperti mayat hidup. Wajahnya yang masih pucat membuat siapapun akan merasa khawatir kepadanya.

Tanpa ragu Nyonya Kim mengelus satu tangan Wonwoo dan membuat sang empu menatap kearahnya. Hanya menatap tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Sadar Wonwoo merasa tidak nyaman Nyonya Kim menarik sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman, "Apakah ada yang mengganggu pikiranmu ? Katakan saja tidak usah sungkan, Wonwoo-ya."

"Nyonya mengapa anda harus berbaik hati padaku ? Padahal aku adalah orang lain yang bisa saja menyakiti kalian."

Nyonya Kim menggeleng, "Kau adalah teman Mingyu, yang sudah jelas kami mengenalmu. Jangan berkata seperti itu. Mulai dari sekarang kau tinggal dirumah ini, Wonwoo-ya. Dan sekarang kami adalah keluargamu."


"eomma..." panggil Mingyu ketika melihat ibunya baru saja membenarkan selimut yang dikenakan oleh Wonwoo.

Nyonya Kim menoleh dan mendapati anaknya dengan tatapan yang sulit diartikan. Mingyu seolah ingin mengatakan sesuatu, namun ia juga terlihat ragu. Entah apa yang membuat sang anak seragu ini padanya. Pasalnya Mingyu adalah anak yang mudah untuk mengutarakan isi hati kepadanya. Terlebih Mingyu anak yang paling dekat dengannya. Jadi, melihat sang anak yang seperti ini membuatnya sedikit bingung.

Mingyu masih tak mengatakan apapun meski Nyonya Kim mengelus surai madu sang anak, "Mingyu-ya apakah ada yang mengganggu pikiranmu ? Coba katakan pada eomma. Jangan memendamnya seorang diri."

Mingyu yang tengah duduk dipinggir ranjang pesakitan Wonwoo itu menatap lekat wajah cantik sang ibu yang terdapat jejak air mata. Ah Mingyu baru sadar jika tadi ketika Wonwoo kembali mengamuk dan tak sadarkan diri, tanpa sadar ibunya ikut menangis. Sama seperti ketika dirinya mengalami trauma dulu, ibunya ini selalu menangisinya. Bahkan sampai tidak tidur beberapa hari. Apa yang menimpa Wonwoo tadi itu tidak sadar telah kembali mengingatkannya kepada dirinya.

"Eomma apakah eomma akan membiarkan Wonwoo hidup sendiri setelah melihat bagaimana menderitanya dia ?" tanya Mingyu sesekali ia mencuri pandang kearah Wonwoo yang tengah terlelap. Ia takut jika Wonwoo tiba-tiba bangun dan mengetahui bahwa dirinya tengah membicarakannya. Apalagi Wonwoo dan dirinya masih tidak terlalu dekat atau katakan saja masih sangat canggung.

Nyonya Kim menghentikan elusan pada puncak kepala Mingyu, "Sebelum eomma menjawab pertanyaanmu. Bisakah kau jelaskan alasan Wonwoo mencoba melakukan bunuh diri dan bahkan sepertinya dia hanya ingin pergi dari dunia ini."

"Tapi eomma harus percaya dengan penjelasanku."

Nyonya Kim langsung mengangguk mantap dengan senyuman diwajahnya. Selama ini ia selalu percaya kepada kedua anaknya dan bahkan tidak pernah mengecewakan anaknya. Jadi tidak ada alasan Mingyu membohonginya atau membuat cerita yang tidak jelas. Ia yakin jika Mingyu adalah anak yang jujur dan tidak akan pernah mengecewakan dirinya juga.

"__Wonwoo adalah anak malang yang bahkan kehadirannya tidak pernah dianggap oleh keluarganya, eomma. Bahkan dia juga menjadi korban bully di sekolah dan selalu dikatai pembunuh. Walaupun kenyataannya Wonwoo tidak pernah melakukan hal keji seperti itu. Aku mengetahui hal ini dari guruku, diam-diam aku bertanya dan meminta penjelasan mengenai Wonwoo yang keluar dari sekolah."

"Pembunuh ? Bagaimana bisa, Mingyu-ya ? Eomma lihat Wonwoo tidak seperti itu. Memang siapa yang Wonwoo bunuh ?" ujar Nyonya Kim dengan keterkejutannya. Ia tidak percaya dengan penjelasan Mingyu. Bagaimana anak semalang Wonwoo melakukan hal keji yang sangat dibenci itu ?

"Aku dengar dari temanku yang lain jika Wonwoo membunuh temannya sendiri. Sampai sekarangpun banyak orang yang menduga bahwa Wonwoo memang pelakunya, padahal dari pengadilan sudah ditetapkan jika Wonwoo tidak bersalah sama sekali. Eomma ijinkan Wonwoo untuk tinggal bersama kita, aku yakin jika kita tidak menolongnya Wonwoo akan kembali mencoba mengakhiri hidupnya. Bukankah Wonwoo telah menyelamatkan nyawa appa ?"

"Setelah aku sembuh, aku akan segera pergi dari rumah ini dan kuharap kita tidak bertemu lagi." perkataan Wonwoo sukses membuat Mingyu tersadar dari lamunannya.

Mingyu menatap Wonwoo dengan tatapan tak percaya. Tunggu ! Pergi dari rumah ini ? Bukankah sudah jelas jika mulai dari sekarang rumah ini adalah rumahnya juga. Tetapi mengapa Wonwoo sangat keras kepala sekali dan seolah tidak ingin tinggal bersamanya. Ah ataukah memang Wonwoo akan kembali mengakhiri hidupnya ? Jikapun iya, ia tidak akan mengijinkan Wonwoo keluar dari kamarnya atau ia akan mengikuti Wonwoo kemana anak itu berjalan.

"Kau ini bodoh atau apa ? Sudah aku katakan rumah ini adalah rumahmu juga, Jeon Wonwoo. Jikapun kau pergi dari rumah ini, kau akan pergi kemana ? Melakukan percobaan bunuh diri lagi ? Pikiranmu ini sangat sempit sekali." ujar Mingyu dengan melipat kedua tangannya didepan dada seolah tengah meremehkan Wonwoo.

Wonwoo tak terima dengan perkataan yang dikatakan oleh Mingyu. Tanpa sadar ia mengepalkan kedua tangannya erat dan ingin sekali memukul Mingyu sampai puas, jika saja ia tidak kesakitan akibat bekas operasinya. Perkataan Mingyu benar-benar telah merusak harga dirinya.

"Lalu aku harus tunduk padamu, Kim Mingyu ? Memangnya kau siapa berani mengaturku !" marah Wonwoo dengan napas yang mulai memberat akibat emosi yang menggebu.

"Kau bertanya aku siapa ? Tentu saja aku keluargamu, Kim Wonwoo. Mulai detik ini aku adalah keluargamu. Appa, eomma dan Seungcheol hyung adalah keluargamu. Kami adalah rumah barumu, Wonwoo-ya." jelas Mingyu tanpa sadar telah mengatakan satu kata yang membuat Wonwoo sulit untuk mencerna.

Kim Wonwoo, sejak kapan ia mengganti marganya ?

"__kau bukan lagi seorang Jeon, tapi Kim. Kami sengaja mengganti margamu agar kau dapat pulang bersama kami dan tentunya dengan kehidupan barumu. Bukankah kau ingin merasakan hangatnya sebuah keluarga ? Jadi kami adalah keluarga barumu, Kim Wonwoo."

#30082020

Semoga tidak mengecewakan ya 🙏

Continue Reading

You'll Also Like

14.8K 2.1K 47
Obrolan gaje ex trainee Chuang2021 (INTO1)
3.8K 298 10
"Nenek kenapa aku ada disini??" Elvio bertanya dengan lirih Dengan tersenyum Lucy menjawab, "Saya hanya ingin bermain denganmu Elvio," kemudian ia be...
37.6K 3.3K 21
kehidupan Jisung berubah semenjak Hyunjin si malaikat buangan hadir didalam hidupnya. HyunSung mature content Dibawah umur harap jangan baca, tapi ka...
8.2K 1.1K 10
Yang satu nggak peka, yang satunya lagi takut persahabatannya celaka. Kalau kayak gini terus, siapa yang mau memulai? ©piscess313