rєcσnvєníng | kαgєчαmα tσвíσ

By alyhani

29.8K 3.7K 1K

Fanfiction by ©alyhani Kageyama Tobio X Reader Haikyuu!! Fanfiction All haikyuu characters belong to ©Haruich... More

〖 〗さよなら 「вчє」
〖1〗ѕíѕtєr
〖2〗 ѕєníσr
〖3〗αnхíσuѕ
〖4〗hím
〖5〗fєєlíng
〖6〗mσrníng
〖7〗 мιѕѕιng нιм
〖8〗kíѕѕ
〖9〗αpσlσgízє
〖10〗twínѕ
〖11〗míѕundєrѕtαndíng
〖12〗hєr
〖13〗 cσnfєѕѕ
〖14〗 hєαrtвrєαk
〖15〗hurt
〖17〗rєndєzvσuѕ
〖18〗díѕєngαgє
〖19〗ѕєlfíѕhnєѕѕ
〖20〗вєgín

〖16〗 pσígnαncч

1.2K 173 100
By alyhani

🌸

Foto panas itu semakin meluas, ke sepenjuru negeri tanpa ada kejelasan langsung dari sang empu. Deru napas keduanya saling beradu, menyusuri trotoar kota metropolitan Tokyo yang tak pernah sepi. Tiga orang nampak mengikuti mereka dengan derap yang semakin cepat juga.

Sang tuan membawa gadisnya ke dalam celah bangunan, terus berlari sambil sesekali menoleh ke belakang. Matanya terus bergerak, mencari tempat yang sekiranya bisa mereka gunakan untuk tempat bersembunyi.

"Sachiko-san, ke sini!" Kageyama menarik tangan Hayakawa untuk duduk di balik tumpukan kardus dan barang-barang bekas di belakang sebuah gedung.

Kageyama menempatkan dirinya di hadapan sang gadis, melindunginya agar tak satupun dari orang-orang 'gila berita' itu menyadari keberadaan mereka. Dapat Hayakawa dengar detak jantung lelakinya, tarikan napasnya hampir terdengar normal, menandakan bahwa ia tak begitu kelelahan. Seorang atlet tentu terbiasa akan hal ini.

Orang-orang dengan kamera menggantung di leher dan catatan yang tak lepas dari tangan pun melewati mereka begitu saja. Seruan nama 'Kageyama Tobio' menggema di antara dinding-dinding gedung.

Kageyama mengehela napas, menatap Hayakawa yang terlihat begitu kelelahan. "Tidak apa-apa." Senyumnya menyertai. "Dari sini sudah dekat dengan apartemenmu, kan? Ayo cepat, sebelum mereka kembali menyusuri jalan ini."

Sang lelaki berdiri lebih dulu, meraih tangan kekasihnya dan membantunyaberdiri.

"Mau pakai jaketku?" tawar Kageyama dengan memikirkan langkah penyamaran. Setidaknya Kageyama tak bisa membiarkan gadis di depannya menjadi bulan-bulanan media massa. "Aku masih pakai topi dan kacamata hitam ini, pakailah."

Anggukan kecil Hayakawa berikan sebelum mengenakan jaket kekasihnya. Jaket favorit dengan bau maskulin yang begitu ia cintai.

Kageyama tertawa renyah, tangannya terangkat mengacak lembut rambut gadis itu. "Kebesaran..."

Hayakawa hanya tersenyum lebar.

Kembali ia gamit tangan sang gadis, berlari dengan tempo lebih lambat untuk keluar dari celah gedung. Langkah-langkah menghindari perhatian publik pun dikerahkan, hingga keduanya mencapai apartemen Hayakawa Sachiko kurang dari lima belas menit.

"Ojamashimasu..." sapa Kageyama sebelum memasuki aparteman kekasihnya.

Hayakawa yang sudah masuk lebih dulu pun meletakkan barang belanjaannya di atas meja konter. "Arigatou nee, sudah datang membantuku," ujarnya pada Kageyama.

Kageyama mengulas senyum tipis, menjatuhkan tubuhnya di sofa depan televisi. "Maaf, membuatmu terjebak dalam bahaya, Sachiko-san. Apa mereka sering mendatangimu seperti itu?"

Hayakawa menggeleng, merebus sepanci air dan menyiapkan bahan-bahan makanannya. Tadi ia pergi ke supermarket untuk membeli persediaan bahan makanan. Saat keluar dari supermarket ia justru diserbu oleh kumpulan wartawan.

"Kadang aku hanya mendapati beberapa dari mereka mengintip dari balik gedung, tapi baru kedua kali ini mereka mendatangiku terang-terangan."

Kageyama menghela napas panjang. "Maaf jika ini semua memberatkanmu."

Hayakawa hanya tersenyum tipis. "Aku sudah mengerti sejak menerima ajakanmu malam itu, Tobio. Kau juga tetap fokus latihan saja, aku bisa menjaga diri lebih baik. Lain kali aku akan lebih berhati-hati."

Kageyama tak bisa menghela napas panjang. Ia menoleh ke belakang di mana kekasihnya tengah menyiapkan makan malam untuk keduanya. Ya, Kageyama memang berpesan bahwa ia akan datang sore ini sebelum latihan malamnya dimulai.

Lagi dan lagi. Selalu terulang seakan tak pernah jera. Bayangan eorang gadis kembali tergambar dalam benaknya. Dari sisi belakang, kekasihnya kini terlihat begitu mirip dengan cintanya di masa lalu. Bukan. Bukan di masa lalu. Namun hingga kini, ia masih mencintainya.

"[Name]..." gumamnya tanpa sadar yang mampu mencapai pendengaran kekasihnya yang berjarak beberapa meter jauhnya.

Hayakawa Sachiko yang tersenyum, tertawa, gelisah, semangat, dan lain-lain bagai duplikasi dari sosok yang hingga kini belum bisa ia lupakan. Seakan menyayat hatinya untuk kesekian kali, ketika mengingat sudah ada sosok lain yang menggantikannya di hati gadis itu, cinta pertamanya.

Sementara ia sendiri mengabaikan ucapan manis yang mereka sepakati ketika perpisahan kelulusan SMA. Mengenai ikatan benang merah yang akan selalu mereka percayai.

Dada Hayakawa menyesak, mendengar nama yang entah mengapa membuat hatinya sakit. Dan ini bukan pertama kalinya Kageyama mengucapkan nama itu secara tak sadar. Nama yang ia yakini menjadi ratu dalam hati sang Raja.

'Kenapa kau mengajakku berpacaran saat itu, Tobio?' Dan pertanyaannya tak tersuarakan. Jawaban balasan pun tak ia terima.

🏐

Ini adalah hal yang paling tidak diinginkan oleh Osamu. Ketika melihat pujaan hatinya termenung di salah satu meja perpustakaan yang lengang. Perlahan ia mendekat, menyodorkan sekotak onigiri yang ia buat semalam.

"Kau melewatkan makan siangmu lagi, kan? " terka Osamu sambil menarik kursi di sebelah [Name].

Sang gadis menoleh, menorehkan senyum tipis. "Aku tadi beli roti isi di kantin."

Osamu menatap gadisnya lekat-lekat. Tanpa sadar tangannya terangkat, memangku sisi wajah mungil itu dengan telapak tangannya yang besar. Ibu jarinya bergerak bebas di pipi, menyentuh lingkaran hitam yang samar-samar nampak. Tak lama ibu jarinya bergerak turun, menyentuh bibir yang pucat dan terlihat kering.

"Kau harus banyak minum juga, kan? Bibirmu sampai kering begini. Dan kau... Menangis lagi?" tanyanya dengan berhati-hati. "Jangan mengorbankan kesehatanmu apa pun yang terjadi, [Name]."

Sang gadis terkejut dengan perlakuan Osamu. Ia tak menghindar ketika Osamu menyentuhnya, manik [e/c] itu melirik jauh ke bawah. Ia tak bisa membalas tatapan sang tuan dari jarak sedekat ini.

"A--aku gak menangis... tu--tugas, aku begadang karena tugas..." elaknya sambil bergerak mundur tanpa menatap Osamu.

Osamu menghela napas panjang. Tangannya berpindah ke tangan [Name], mengelusnya dan bicara dengan lembut hingga mendayu hati sang puan untuk kembali terjun dalam bungah rasa dalam hati.

"Aku tidak mau gara-gara orang itu kau menjadi sakit. Kau masih bisa bahagia dengan orang lain..." ucapnya dengan nada lembut. "Denganku bisa loh..." lanjutnya sambil promosi.

[Name] tertawa kecil. "Kau ini keras kepala sekali..." Ia lirik kotak onigiri yang dibawa Osamu. "Untukku?" tanyanya dengan penuh percaya diri, mengalihkan topik.

"Memang untuk siapa lagi?" raut seriusnya tercetak. Tensi penuhnya menghadap sang gadis penuh dengan kekhawatiran. "Jangan sampai melupakan makanmu begitu, perlu aku mengingatkanmu tiga kali sehari?" tawarnya dengan sepenuh hati.

Tawa kecilnya terdengar. Berusaha membuat dirinya telrihat baik-baik saja di keadaannya yang menyedihkan. "Tidak perlu. Aku masih makan teratur, kok." Tangannya meraih kotak makan Osamu, lantas tersenyum kecil. "Arigatou, Miya-san."

Matanya melirik sekitar, memastikan tidak ada dosen maupun penjaga perpustakaan. Ia atur buku-buku tebal referensinya membentuk sebuah dinding tinggi dan membuka kotak makanan pemberian Osamu.

Jujur saja, Osamu cukup terkejut dengan sikap nekat [Name], namun ia hanya terkekeh kecil melihatnya.

"Ittadakimasu," ucap [Name] dengan amat pelan sebelum memasukkan gumpalan nasi itu ke dalam mulutnya. Matanya melebar sedikit, merasakan kenikmatan yang tengah dirasa oleh indra pengecapnya. "Oishii yo, Miya-san."

"Kau suka?"

Anggukan kecil [Name] berikan. "Kau akan punya kedai onigiri yang terkenal di masa depan, Miya-san," tawa kecilnya kembali mengiringi sebelum melahap kembali onigirinya.

"Dan kau akan jadi nyonya besar pemilik kedai Onigiri Miya, gimana? Tawaran yang bagus, kan?" timpal Osamu yang lagi-lagi mempromosikan dirinya dengan setengah tertawa.

[Name] yang mendengarnya mematung sesaat. "A--apa itu? Tidak lucu sama sekali, tahu!" protesnya pelan sambil mengalihkan pandang.

Osamu menatap gadis itu dengan bertumpu dagu. "Hm? Tentu saja tidak lucu, aku kan tidak bercanda," ujarnya.

[Name] semakin terdiam. Siapa yang tidak kaget, jika menerima lamaran secepat ini. Wanita waras mana pun akan jatuh pada Osamu. Bahkan kata 'tidak' pun tak akan terpintas dalam benak.

Masalahnya, apakah [Name] cukup waras untuk memikirkannya?

🏐

[200828]

A.N

Haiii akhirnya aku apdet setelah rangkaian kegiatan yg padat selesai~ Semoga part ini tidak mengecewakan kalian ya~

Makasih untuk yang tetep nungguin apdetan story ini meski lueelet banget...

Oh ya, makasih juga... Makasih buanget untuk kalian yg udah doain aku... Alhamdulillah aku uda masuk ptn meski ga lewat jalur sbmptn. Untuk kalian yg taun dpn mengikuti ujian masuk ptn (jalur mana pun itu), semangat ya! Semoga yg kalian cita citakan tercapai. Aamiin...

Laluuuu aku punya cerita baru tentang Osamu Miya nih~ ehehe.... Bolela mampir, terutama kalian yg mulai oleh ke Osamu gegara FF ini 😂😂 berikut cover dan sinopsisnya...


Untuk informasi, bisa dibilang FF ini adalah jalan ninja yang berbeda yang akan diambil oleh pemeran utama cewek. Jadi beberapa scene mungkin akan sama. Tapi konflik yang diangkat jelad berbeda! Ohohoho~

Semoga kalian suka ya >_< Sebelumnya aku berterima kasih banget untuk kalian yang mampir dan memberi dukungan untuk aku di sana.

Makasih yaa sekali lagi untuk kalian semua~

Lot of love,

Alyhani


Continue Reading

You'll Also Like

69.7K 14.4K 161
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
38K 3.2K 69
#taekook #GS #enkook "Huwaaaa,,,Sean ingin daddy mommy. Kenapa Sean tidak punya daddy??" Hampir setiap hari Jeon dibuat pusing oleh sang putra yang...
438K 44.5K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
219K 33.2K 60
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...