A Little Pieces Of Heart - Wa...

By Sean_XZ

90.2K 10.6K 1.3K

[END] Wei WuXian tidak pernah menyangka akan diutus menjadi dewa penjaga untuk putri kecilnya. Namun tidak ad... More

Prolog: Once Upon A Time
I. Moonlight Drawn by Cloud
II. A Substitute For The Heart
III. The Tale of Yunmeng
IV. Shadow That Remain
V. Lessons For A Little Princess
VI. Being A Real Mother
VIII. The Feeling That Missing
IX. A Plan To Unite Hearts
X. The Story Of Candy And Snowflake
XI. Our Wedding Story
XII. Words That Were Never Spoken
XIII. Go, Missing And Forgotten
XIV. Lotus Gift
XV. A Wish From Heart
Epilog: A Little Pieces Of Heart
Year By Year: Side Story

VII. The Return Of The Owner's Heart

4.4K 630 125
By Sean_XZ

Di sebuah bilik kamar di Yun Shen yang menjadi kamar untuk para murid belajar, tampak Wei WuXian tengah bersimpuh di lantai samping dipan dengan Lan WeiLian yang masih terbaring demam. Setelah mengelap tubuh putri kecilnya dan memakaikan pakaian ganti untuk si kecil, Ia masih terdiam dan hanya memandang kosong lantai kayu di bawah sana.

Bodoh! Ya kau sangat bodoh Wei Wuxian! Memangnya apa yang kau pikirkan sampai hampir berlari ke hadapan Lan Zhan?! Untuk apa meminta bantuannya?! Kau kan-kau kan seharusnya bisa menjaganya sendiri ....

Tapi tidak, kenyataannya Wei WuXian tidak bisa menjaga putrinya sendiri. Saat melihat anaknya sakit seperti saat ini, lelaki itu seperti langsung menggila.

Apa semua ibu begini? Tapi kenapa aku tidak bisa berpikir jernih barang sebentar ....

"Kembalilah ke Jingshi, atau setidaknya berubah wujudlah. Mataku sakit melihat wajahmu yang mirip pamanku seperti itu." Jin Ling menghentikan kegiatannya yang sebelumnya sedang mengompres Lan WeiLian.

Wei WuXian hanya bangkit ia tidak mengatakan apapun. Dia tidak peduli dengan Jin Ling yang mengetahui dirinya atau tidak.

"Aku akan membawanya bersamaku," lirih Wei WuXian. Tapi saat tangannya terulur dan akan menggendong tubuh Lan WeiLian, Jin Ling malah menepis tangannya kasar.

"Tidak! Aku yang akan mengembalikannya ke Jingshi nanti, kau pergi saja!" pekik Jin Ling membuat lelaki itu tersentak kaget.

Wei WuXian tidak percaya ia di usir oleh keponakannya sendiri. Dengan pasrah akhirnya Wei WuXian menurut begitu saja dan berjalan perlahan ke daun pintu.

"Kau!" panggil Jin Ling kembali saat Wei WuXian hampir menggapai daun pintu. Lelaki itu dengan cepat menoleh ke arah keponakannya yang masih menunduk.

"Terima kasih ... sudah menyelamatkannya."

Wei WuXian tersenyum, ia merasa dadanya kembali mengembang setelah sebelumnya terasa sesak.

"Sama-sama," jawabnya kemudian benar-benar berlalu pergi.

Tersisa Jin Ling yang kemudian memeriksa daun pintu yang sudah kembali tertutup rapat. Lalu pemuda itu beralih menuju sekat panjang di sisi pojok ruang kamarnya.

Jin Ling membuka sedikit sekat bambu itu dan menemukan seseorang masih ada di sana tertunduk dengan memeluk kedua lututnya.

"SiZhui ...."

Lan Sizhui mendongak menatap Jin Ling lalu kemudian bangkit.

"Dia sudah pergi-"

Tubuh Lan Sizhui hampir merosot jika saja Jin Ling tidak menggapai pundak lelaki itu dan membawanya mendekat. Jin Ling sudah mendekap tubuh itu. Membiarkan Lan SiZhui bersandar di sana. Tak lama suara isak kecil terdengar. Sangat kecil bahkan namun suara itu bisa sampai ke telinga Jin Ling dengan mudah karena pemuda itu tepat berada di samping kepalanya.

Kalau Jin Ling jadi Lan Sizhui sekarang, sepertinya ia tidak akan bersembunyi dan menangis seperti ini. Mengingat betapa mengerikan rasanya ditinggalkan oleh seseorang yang kau sayangi, dan Jin Ling tahu itu. Ia pasti akan langsung merengkuh seseorang itu walaupun sebenarnya ia tidak yakin orang itu pamannya atau bukan. Jadi ia tidak langsung memanggil namanya.

Hanya saja tubuh itu seperti benar-benar tubuh pamannya. Tapi tidak mungkinkan tubuh yang sudah dileburkan jadi abu bisa utuh lagi. Bisa saja dia hantu yang sedang menyamar atau apapun itu. Tapi memang kelihatannya dia sama sekali tidak berniat jahat.

"Menurutmu itu dia?" lirih Lan Sizhui. Pemuda itu sekarang sudah memeluk pinggang Jin Ling erat dan membenarkan tubuhnya, membuat kedua tubuh itu tak memiliki jarak.

Jin Ling sedikit mengerjap saat merasakan pelukan itu semakin erat ditubuhnya, "Aku ... entahlah. Tapi kenapa kau bersembunyi? Kenapa tidak langsung menemuinya dan menanyakannya sendiri?"

"Aku juga tidak tahu kenapa aku bersembunyi, tapi pasti dia tidak ingin wujud manusianya di ketahui banyak orang. Kalaupun dia benar ibu pasti saat pertama kali sampai, ia akan langsung memberitahu kami atau setidaknya ... HanGuang-Jun sudah tahu siapa dia, tapi ini ...."

"Mungkin HanGuang-Jun juga tidak menyadari kalau itu dia"

Tidak, Jin Ling salah. Karena kalaupun HanGuang-Jun tidak menyadarinya, sang ayah harusnya sudah dengan mudah tahu apakah dia adalah istrinya atau bukan.

"Tidak, ayah belum melihatnya jadi dia tidak akan pernah tahu. Aku mengerti sekarang."

Jin Ling menarik mundur tubuhnya dan melepaskan pelukan Lan SiZhui.

"Maksudmu?"

•••

Langit gelap menenggelamkan Yun Shen BuZhi Chu yang biasanya berkilauan di siang hari. Sang penguasa malam yang biasanya menemani malam Lan WangJi kali ini tidak terlihat. Di atas atap lelaki itu kembali dengan kebiasaannya, terduduk seorang diri dengan guqin di tangan.

Jemari Lan WangJi mulai berayun perlahan, nada WangXian lagi-lagi terdengar mengalun merdu ditengah malam yang sunyi. Namun kali ini, nada-nada itu tidak terdengar se-pilu biasanya. WangXian kali ini terdengar indah seperti sebuah lagu pelepas penat. Mata Lan WangJi terpejam, seolah jatuh begitu dalam dan benar-benar menghayati permainannya.

Kaki yang melangkah di halaman depan itu sudah berhenti saat nada pertama terdengar. Tubuh itu ikut teralun indahnya permainan Lan WangJi, membuat kepalanya tanpa sadar menoleh ke arah atap bangunan di belakang sana. Manik mata dengan mutiara hitam pekat itu membulat sempurna.

Wei WuXian menatap penuh kerinduan ke arah suaminya. Saat ini lelaki itu sedang mati-matian menahan diri untuk tidak melangkahkan kakinya mendekat pada Lan WangJi.

Lan Zhan, Aku merindukanmu....

Namun pada akhirnya pria itu harus menyerah dengan keinginannya untuk memeluk atau bahkan sekedar mengatakan barang satu atau dua patah kata pada suaminya.

Wei Wuxian kembali melangkahkan kakinya ke arah semestinya.

"Tunggu."

Tubuh Wei WuXian seketika kembali berhenti melangkah saat suara bariton tegas dan dingin yang sangat familiar di telinganya itu terdengar.

Lan WangJi sudah terbang turun ke halaman depan tepat di belakang Wei WuXian yang sudah membeku di tempat. Rasa-rasanya kakinya seperti mati rasa dan tidak mau di gerakan.

Lan Zhan jangan kemari ku mohon!

•••

Lan WangJi POV

Aku menatap menelisik tepat di belakang tubuh yang sepertinya aku kenal, dengan hanfu merah panjang yang terlihat tidak asing di mata.

Tubuh itu seperti milik seseorang yang aku tahu. Tapi siapa jiwa yang berani memakai tubuh it? Apa hantu penjaga bisa berubah wujud semaunya dan memakai tubuh orang lain sesuka hatinya?

"Weiying?" panggilku berharap sosok itu benar dia.

Tapi Sosok itu tidak berbalik atau menjawab. Membuatku semakin penasaran dan ingin menarik tubuh itu agar berbalik. Tapi saat pergelangan tangannya hampir jatuh ke genggaman ku. Suara memekik keras membuatku langsung menoleh ke arah belakang dan menarik tanganku kembali. Saat aku melirik ke belakang sosok itu sudah lenyap tak bersisa.

Lan WangJi POV End

•••

Lan SiZhui dan Jin Ling berniat mencari sosok bertubuh Wei WuXian tadi. Tapi saat keduanya keluar kamar, mereka hampir dibuat mati berdiri.

Lan WangJi hampir bisa melihat wajah dari hantu penjaga putrinya itu jika saja Lan SiZhui tidak memanggilnya.

"HanGuang-Jun, A Lian ...."

Sekali lagi pertemuan pasangan itu kembali digagalkan.

•••

Hanguang Jun sudah menyusul Lan SiZhui dan Jin Ling masuk ke dalam kamar. Ketiga orang itu berdiri memandang si kecil yang sudah terbangun.

"A-Lian demam, tapi suhu tubuhnya sudah normal. Saya yang mengompresnya sedari tadi. Maafkan saya tidak bisa menjaganya dengan baik," lirih Jin Ling sembari menunduk tak berani menatap HanGuang-Jun sama sekali.

"Tidak apa-apa lagi pula dia baik-baik saja." Hanguang Jun sepertinya sedang dalam suasana hati yang baik.

"Diē~ dimana gēgē cantik A-Lian?" Bocah itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar. Tapi ia sadar ini bukanlah Jingshi.

Saat mereka masih mencari kelincinya yang sudah mereka tahu tidak akan ada di sana, tiba-tiba seseorang berjalan masuk dari ambang pintu. Lan JingYi membawa kelinci abu-abu Lan WeiLian di gendongannya, membuat bocah itu merekahkan senyum senang seketika.

"Kau mencari gēgē cantikmu ini, huh?"

Lan JingYi memberikan buntalan abu-abu itu pada Lan WeiLian. Bocah itu pun langsung mendekapnya dan sesekali mengangkatnya ke udara.

"Gēgē Cantik A-Lian baik-baik saja? Huwaaa terima kasih Diē!" A Lian bersorak. Sedangkan Lan Jingyi menatapnya jengkel.

"Kenapa hanya berterima kasih pada HanGuang-Jun? Bukankah aku yang membawakannya padamu? Kalau aku tidak membawanya ke sini mungkin dia sudah pergi jauh ke hutan di gunung belakang."

"Kau yang berjaga malam ini? Kenapa dia bisa sudah jauh sekali-"

"Heee, terima kasih JingYi-, Jin Ling-, Gēgē terima kasih. Diē~ gendong ...."

Hanguang Jun menggapai tubuh putrinya dan mengangkatnya bersama kelinci yang masih bocah itu pegang.

Entah darimana munculnya, tiba-tiba rasa ingin memeluk memenuhi benak Lan Shizhui. Pemuda itu tanpa sadar sudah melangkah mendekat dan memeluk ayah dan adiknya. Lan JingYi hanya menatap bingung dengan situasi yang mendadak menjadi haru.

Satu tangan Lan Wangji merangkul tubuh putranya dan satunya lagi masih menggendong erat tubuh si kecil.

Manik mata Lan SiZhui bertemu pandang dengan bola mata merah milik si kelinci. Wajah pemuda itu perlahan mendekat menyentuh bulu halus kelincinya. Bahkan sesekali Lan SiZhui mengusak kepalanya lembut membuat kelinci itu bergerak maju.

"Gēgē~ sepertinya Gēgē Cantik menyukaimu hihi."

Lan SiZhui tersenyum lembut. Tapi kenyataannya pemuda itu sedang mati-matian menahan air matanya agar tidak jatuh turun.

Sedangkan Lan JingYi malah sudah menyedot ingusnya dan sesekali mengelap cairan yang turun keluar dari hidungnya yang memerah itu, matanya juga mulai sembab. Beberapa bulir air mata sudah menuruni pipinya tapi dengan cepat di hapus lagi oleh pemuda itu.

"HanGuang-Jun ... boleh saya ikut?" lirih Lan Jingyi.

"Diē~ Kenapa Jingyi- menangis?" tanya Lan WeiLian kebingungan.

Hanguang Jun melepaskan rangkulannya pada putranya dan melebarkan lengannya, membuat tempat untuk Lan JingYi. Membuat pria itu langsung menghambur memeluk 3 orang dihadapannya sambil menangis sangat keras cukup.

"JingYi- cengeng! A-Lian saja tidak menangis. Kalau ingin dipeluk tinggal bilang saja. Ayah juga tidak akan memakan JingYi-Gē, iyakan Diē?"

Lan WangJi hanya berdeham pelan saat tubuhnya dihimpit 2 pemuda yang sudah tumbuh dewasa itu.

"Kau bocah tahu apa hiks, kau masih kecil jadi tidak merasa malu saat meminta dipeluk seperti ini ...." Lan Jingyi kembali mengusap ingusnya yang meler.

"JingYi," tegur Hanguang Jun membuat pemuda itu menciut, tapi bukannya melepaskan pelukannya Jingyi malah semakin mengeratkan tangannya pada pinggang Lan Wangji dan membenamkan wajahnya pada dada bidang sang guru. Lan SiZhui malah tertawa geli melihat tingkah sahabatnya itu.

Sementara Jin Ling, pemuda itu masih diam menatap 4 orang yang berpelukan di hadapannya itu iri. Ia juga ingin dipeluk seperti itu. Kenapa mereka tidak mengajakku, batin Jin Ling murung.

Lan WeiLian yang sadar Jin Gēgē-nya masih tidak bergabung dengan merekapun berbisik pada sang ayah.

Setelah selesai, Lan WangJi mengangguk mengerti. Lelaki itu langsung merentangkan tangannya kembali walau kali ini sudah tidak ada tempat di tubuhnya tapi Lan WangJi masih bisa merangkul ketiga pemuda itu sekaligus.

Lan JingYi menoleh ke belakang menatap Jin Ling yang sudah akan menangis sebentar lagi, tapi harus di akui bahwa Lan JingYi sudah kalah dari Tuan Muda Jin itu kali ini dalam hal menahan air mata.

"Kemari bodoh! Jangan diam saja," kesal Jingyi.

"Berisik!!!" pekik Jin Ling.

Dengan malu-malu Jin Ling ikut bergabung bersama kedua temannya itu, memeluk HanGuang-Jun erat. Pasti kalau Pamannya, Jiang Cheng melihat dirinya kolokan seperti ini, dapat dipastikan kalau dirinya akan dimarahi.

5 orang itu akhirnya saling memeluk satu sama lain, menghamburkan perasaan haru, bahagia, kasih sayang, cinta, dan rindu.

Wei WuXian tersenyum dalam wujud kelincinya. Saat saat seperti ini tidak akan pernah terlupakan olehnya. Ketika perlahan beberapa potongan kecil hatinya itu mulai menemui pemiliknya, ia merasa bahagia lebih dari apapun.

Ditengah momen berpelukan itu, 2 pasang mata yang lewat di depan kamar menatap ke dalam. Memperhatikan orang-orang didalamnya.

Lan QiRen melirik keponakannya di sampingnya dengan alis bertaut, "Sedang apa mereka tengah malam begini berpelukan seperti itu, seperti anak kecil saja!" ketus kakek tua itu.

Namun ZeWu-Jun hanya bisa tersenyum lembut ke arah sang paman.

"Kau tahu paman ... terkadang memeluk seseorang bisa membuat pikiran tenang dan hatimu menghangat. Hanya dengan memeluk seseorang, kau bisa tahu perasaan yang ingin disampaikan tanpa perlu merangkai kata saat kau terlalu takut untuk mengatakannya ...." Kalimatnya terhenti tanpa dilanjut.

ZeWu-Jun beralih masuk ke dalam bilik kamar itu dan ikut bergabung. Membuat orang-orang di dalam sana protes karena tubuhnya dihimpit tubuh seukuran Lan Wangji. 3 orang pemuda itu tenggelam di balik tubuh Lan Xichen. A Lian sudah terkikik geli kerena pamannya sudah mengecupnya lembut tanpa henti. Membuat wajah mungil itu memberontak.

"Paman hentikan! Ayahhh Paman baik nakal Aaaaa tidakkk! Huwaaa!"

Lan QiRen hanya bisa membuang napas kasar. Sekarang tidak ada yang tersisa disisinya bahkan keponakan tertuanya itu sudah beralih dan mengacuhkannya.

"Paman tidak mau ikut bersama kami?" tanya Lan XiChen menggoda sembari tersenyum ringan.

Sang paman hanya mendengus kesal lalu menyibakkan pakaiannya kasar. Setelahnya Gelak tawa terdengar dari dalam kamar melihat kepergian kakek tua itu.

Sesaat kemudian suasana kembali hening.

Lan WangJi berdeham, "Kudengar ada yang berkelahi di gunung belakang."

Ketiga pemuda itu saling tatap sampai ....

"JingYi!"

Aiyoo aku kena lagi, batin Lan Jingyi pasrah.

Lan XiChen, "Salin peraturan sekte sepuluh kali."

Lan WangJi, "Dengan handstand."

Lan SiZhui melirik sahabatnya itu tapi sang ayah sudah kembali berdeham.

"Yang membantu ikut menyalin dua kali lipat."

Lan XiChen, "Dengan handstand."

Lan JingYi melirik Jin Ling.

Jin Ling, "Jangan memintaku, aku tidak bisa handstand."

Lan JingYi, "Aishh siala-"

Lan XiChen, "Dilarang mengumpat di Yun Shen BuZhi Chu. Peraturan nomor 1482 di dinding batu-"

"Hentikan!!! A-Lian mengantuk! Lebih baik sekarang semuanya tidur!!!" pekik Lan WeiLian kesal.

Kelima orang itu hanya tertawa mendengar si kecil mulai berbicara seperti Lan QiRen.

"Baiklah ayo tidur ...."

•••

Semua orang itu sudah kembali ke kamarnya masing-masing sampai tiba-tiba Wei WuXian yang hendak pergi ke dapur untuk mengambil susu untuk Lan WeiLia, dihadang oleh seseorang.

Slash!!!

Suihua melayang mengoyak hanfu bawah Wei WuXian hingga robekannya mengambang lalu jatuh. Jantung Wei WuXian serasa langsung naik ke tenggorokan, membuat dada lelaki itu sesak.

Pemuda dengan pedangnya itu meraih robekan hanfu yang jatuh dan menyodorkannya pada Wei WuXian, "Pakai."

"Untuk apa-"

"Aku bilang pakai ya pakai!"

Wei WuXian hanya bisa menurut dan mengikat robekan hanfu itu di wajahnya sebagai cadar.

"Seperti ini?"

Jin Ling hanya mendengus lalu kembali berbalik hendak pergi setelah mengatakan, "Jangan jalan-jalan sembarangan kalau tidak mau ketahuan kakek tua dan kedua paman Lan. Dasar bodoh!"

Wei WuXian tersenyum bahagia di balik cadarnya. Paman dan keponakan sama saja tidak ada bedanya. Jiang Cheng lihatlah, dia bahkan bukan anakmu tapi dia malah menuruni sifatmu bukan sifat ibunya, aiyaaa ....

Continue Reading

You'll Also Like

100K 12K 15
Ini kisah tentang Lan Wangji dan sahabat kesayangannya yang memilih untuk mengasingkan diri bersama rahasia mereka selama bertahun-tahun.
27.5K 2.4K 34
Wei WuXian kembali membasuh mukanya di washtafel,entah yang ke berapa kali,kemudian dia melihat pantulan wajahnya di cermin,tampan ,ganteng juga kere...
YES, DADDY! By

Fanfiction

292K 1.7K 9
Tentang Ola dan Daddy Leon. Tentang hubungan mereka yang di luar batas wajar
1.7M 64.9K 96
Highrank 🥇 #1 Literasi (24 November 2023) #1 Literasi (30 Januari 2024) #3 Artis (31 Januari 2024) #1 Literasi (14 Februari 2024) #3 Artis (14 Fe...