rєcσnvєníng | kαgєчαmα tσвíσ

By alyhani

29.8K 3.7K 1K

Fanfiction by ©alyhani Kageyama Tobio X Reader Haikyuu!! Fanfiction All haikyuu characters belong to ©Haruich... More

〖 〗さよなら 「вчє」
〖1〗ѕíѕtєr
〖2〗 ѕєníσr
〖3〗αnхíσuѕ
〖4〗hím
〖5〗fєєlíng
〖6〗mσrníng
〖7〗 мιѕѕιng нιм
〖8〗kíѕѕ
〖9〗αpσlσgízє
〖10〗twínѕ
〖11〗míѕundєrѕtαndíng
〖12〗hєr
〖13〗 cσnfєѕѕ
〖14〗 hєαrtвrєαk
〖16〗 pσígnαncч
〖17〗rєndєzvσuѕ
〖18〗díѕєngαgє
〖19〗ѕєlfíѕhnєѕѕ
〖20〗вєgín

〖15〗hurt

1K 162 142
By alyhani

🌸

Pertemuan mereka sudah lewat beberapa bulan lepas. Setelah satu bulan yang cukup panjang dirasanya, ketika dalam hati semua hubungan sudah mencapai titik jenuh, panggilan itu datang. Panggilan yang menemani waktu, berlalu bagai angin hanya dengan mendengar suaranya. Suara yang mendayu lagi membawa rindu.

"Latihanku baik-baik saja di sini. Bahkan kami memenangkan banyak pertandingan setelah aku menjadi setter resmi di Adlers," ujar pria dari seberang telepon.

"Sugoi, yokatta nee~"

"Ini berkat doa darimu juga."

"Hanya itu yang bisa aku lakukan untukmu, kan?" tawa kecil yang menyelingi itu membuat hati sang penelepon berdebar kencang. Disesak rasa bersalah.

"Unn, itu lebih dari cukup... Bagaimana... kuliahmu?"

"Normal, seperti kuliah pada umumnya. Tugas, kuis, lembur, tugas, kuis, lembur, tidak ada habisnya."

"Hee untung aku tidak kuliah... Bisa mati aku."

"Haha ada-ada aja, Tobio~"

"Tapi gak masalah, kan?"

"Eh, apanya?"

"Sudah ada yang menemanimu juga melalui itu semua..."

Di tempat, [Name] sedikit berpikir. Mengingat masa-masa saat ia harus lembur mengerjakan semua tugas dan menjawab kuis dari dosen. Kanae menjadi orang pertama di pikirannya.

"Ah! Benar~ Untung ada dia, jadi aku tidak begitu merasa tertekan. Yah ini masih semester pertama sih~ ehe~"

Jauh di seberang sang lelaki merasakan jantungnya berdetak kian tak normal. Rasanya makin sesak. Rasanya ia makin tak bisa menahannya. Miya Osamu, menjadi nama yang ia pikirkan.

"Sou? Yokatta..." jawabnya dengan nada rendah. "Maaf ya, aku jarang menelpon."

"Ie ie, daijobu. Aku tau kok kau pasti sangat sibuk dengan latihanmu... Dari awal aku sudah mengiranya, makanya kita mengambil keputusan ini, kan?" suara sang gadis semakin pelan.

'Iya.. aku sibuk meragukan perasaanku padamu... Dan perasaanmu padaku...' Kageyama menghela napas panjang sebelum kembali menimpali perkataan gadis yang hingga saat ini sangat ia cintai.

"Unn... Kita menjadi sibuk, aku khawatir akan membuatmu merasa tak nyaman... Jika melanjutkannya, dulu..."

"Kita hanya perlu percaya pada takdir, kan, Tobio? Kita punya jalan masing-masing. Aku ingin melalui jalan yang sedikit berbeda."

Hanya dengan percakapan itu, kembali terangkai satu kesalahpahaman dalam diri sang tuan. 'Maksudnya, dia ingin mencoba hubungan dengan lelaki lain dulu, bukan? Berarti aku yang mencobanya bersama Hayakawa, tidak salah, kan?'

"Unn, kita coba lalui dengan keputusan kita sendiri."

"Ah! Tugasku! Aku duluan, Tobio! Jaga kesehatanmu ya..."

"Iya, jaga dirimu baik-baik, [Name]."

Panggilan itu berakhir. Menyisakan rindu yang kian meluap pada kebahagiaan sesaat seorang [Fullname]. Sang gadis hanya bisa tersipu kala memikirkannya. Jauh dalam hati ia berharap, kedudukannya dalam hati Kageyama Tobio tidaklah berubah.

Tapi jika ia berani untuk bertanya, tentang kejelasan hubungan antara ia dan sang dambaan, jawaban macam apa yang akan ia dengar? Ia tidak tahu.

Sedangkan Kageyama Tobio kembali meringkuk, meratapi semua kebodohan yang telah dia lakukan. Namun mundur, bukan menjadi pilihannya saat ini. Terutama dalam menghadapi gadisnya yang baru, Hayakawa Sachiko. Gadis yang ia seret paksa dalam perasaan egoisnya.

🏐

Suhu dingin ibukota Jepang menggelitik tengkuk yang bebas dari balutan syal. Perlahan musim gugur mendekapnya, sebelum salju musim dingin menyelimuti hatinya.

"Tobio-kun," panggil seseorang pada sosok atletis di tepi kolam. Tangannya melingkar di pinggul sang lelaki, menempelkan salah satu pipinya di punggung Kageyama Tobio.

Sang lelaki berjingat kecil, lantas berbalik badan membalas pelukan yang datang ke arahnya. "Kau... Sudah datang,... Sachiko-san?"

"Aitakatta... Sudah seminggu sejak pertandinganmu di Okinawa... Kau sudah mengabari [Lastname]-san?" Suara kecilnya menjamah telinga sang atlet.

Kageyama mengangguk kecil, membalas tatapan Hayakawa yang bergemerlap di bawah sinar rembulan.

"Yokatta~ Saat itu aku tak sengaja melihat ada beberapa miscall dari [Lastname]-san. Dan kau juga tampak menghindarinya. Ku pikir kau harus menghubunginya karena bagaimana pun dia teman lama yang berharga bagimu, kan? Kalau ada masalah selesaikanlah dengan baik~" Senyumnya mengembang cerah.

Kageyama mengangguk, menurut dengan segala kebaikan hati gadisnya. 'Ia bahkan tak menghakimi [Name] dengan pikiran negatif. Apa yang aku pikirkan? Dia terlalu baik. Aku akan menghancurkan hatinya...'

Hayakawa terus tersenyum, menunjuk satu arah di mana restoran favorit keduanya berada."Ayo makan, aku sudah lapar~"

"Nee, Sachiko-san..." panggil Kageyama dengan nada rendahnya. Hayakawa menoleh, mengerjap matanya penuh tanda tanya. "Apa kau mencintaiku?"

Hayakawa mematung seketika, wajahnya memanas, memerah seluruhnya hingga nampak ke telinga dan tengkuknya. "Ke--kenapa tiba-tiba bertanya begitu? Jawabannya sudah... Sudah pasti kan?"

Seulas senyum kembali Kageyama berikan, mengelus lembut sisi wajah gadisnya. "Hm... Aku tahu..." Wajahnya mendekat, menjamah buah bibir sang kekasih dengan lembut di permukaannya. Membalutnya hangat, menyamarkan dinginnya musim gugur.

Hayakawa hanya terdiam, menikmati setiap rasa yang dapat ia rasakan di bibirnya. 'Ciuman ini, apakah berarti sesuatu, Tobio? Tersirat rasa sesal... Tersirat rasa yang buruk dalam hatinya... Kau tak bermaksud mengakhiri hubungan ini, kan, Tobio?'

Setitik rasa cemas ia rasakan. Hubungan ini baru seumur jagung. Jauh dalam lubuk hatinya ia merasa gelisah akan kehadiran satu nama. Tapi yang bisa ia lakukan hanyalah mempercayai Kageyama Tobio. Mempercayai kekasihnya.

Sekalipun ia tahu, memiliki cinta Tobio seutuhnya adalah hal yang tak mungkin.

🏐

Tangannya mengepal kuat, matanya membelalak dengan tatapan benci yang membara. 'Tidak bisa! Tidak bisa begini!'

B R A K ! Kakinya segera melangkah lebar, dengan kecepatan penuh meninggalkan kelas yang telah berakhir beberapa detik lepas. 'Si brengsek itu! Apa maunya!'

Mempertahankan kecepatan dan keseimbangannya, tangannya kembali meraih gawai. Mengetikkan satu nama dan melayangkan panggilan. Nada telepon terdengar. Namun tak menunjukkan tanda-tanada akan segera diangkat oleh sang empu.

'Angkatlah! Katakan kau baik baik saja, [LASTNAME]!' Napasnya kian memburu, matanya sibuk melirik sana sini, mencari keberadaan seorang gadis yang sudah memenuhi pikirannya beberapa bulan belakangan.

Dua sosok itu tertangkap ekor matanya. Dua gadis yang kerap ia jumpai berada di sisi gadis pujaannya. "Hey kalian berdua!" panggilnya terburu.

Shirokuni Kanae dan Kanzawa Akira menoleh. "Miya-san?"

Osamu menghentikan larinya, tak memberi kesempatan paru-parunya terisi lebih dulu. "Di mana [Lastname]?"

Kedua gadis itu saling memandang, melempar tatapan ragu dengan perubahan ekspresi yang tiba-tiba. "Dia di unit kesehatan kampus. Sepertinya, dia cukup terkejut atas berita mantan pacarnya," timpal Shirokuni.

Mata Osamu membeliak, kemungkinan terburuk yang ia pikirkan telah terjadi. "Sialan!" ucapnya sambil melanjutkan lari menuju unit kesehatan kampus.

Kedua gadis itu terkejut bukan main. Bukan ucapan terima kasih yang mereka dapat, justru umpatan yang terdengar meski mereka tahu itu bukan ditujukan untuk mereka.

Osamu benar-benar tak bisa membayangkan, bagaimana ekspresi gadisnya kini. Menghadapi satu berita yang menggemparkan dunia olahraga dengan skandal asmaranya.

Foto mengenai malam itu. Tangkapan gambar ketika Kageyama Tobio dan Hayakawa Sachiko saling memadu kasih. Dan dunia tak butuh waktu lama untuk mengetahuinya.

"[Lastname]!" panggilnya dengan terus berlari, mencari keberadaan sang gadis dalam unit kesehatan.

Hingga di ranjang paling uung, ia dapati sang dd gadis tengah menatap keluar jendela sembari duduk bersila di atas ranjang. Rambut-rambutnya dibiarkan berjatuhan di depan wajah, di biarkan menempel akibat air matanya.

"Are? Mencariku, Miya-san?" tanyanya dengan nada lembut. Lembut menahan isaknya. Lembut dengan menyertakan senyumannya. "Kau terlihat kelelahan. Habis ngapain aja, sih?" tawa kecilnya terdengar. Bukan tawa yang merdu. Namun tawa serak yang menyayat hati sang lelaki.

Tanpa permisi Osamu memeluknya. Menenggelamkan sang gadis dalam dekapa besarnya yang menghangatkan. Tangannya membelai lembut puncak kepala, lantas punggungnya. Mendekapnya erat, erat, meredam isak yang perlahan terdengar.

"Apa yang kau lakukan?" tanya sang gadis tanpa berusaha menjauhkan diri. Isaknya mulai terdengar. Rasanya benar-benar... "Kenapa kau memelukku, nanti orang-orang makin---makin salah paham---"

Osamu hanya diam, dengan setia memeluk sang gadis. Melandaikan beberapa kecupan ringan di surai [h/c] itu.

"Aku salah apa, Miya-san? Padahal aku mempercayainya..." Tanpa diperintah atau apa pun itu, [Name] merengek kecil, membalas pelukan yang datang padanya dengan mencengkram kuat pakaian sang lelaki. "Aku bahkan menunggunya... tapi kenapa---"

Usapan-usapan itu begitu lembut. Dari sana tersalur berbagai emosi yang menjamah bagian terluar hati sang gadis. Menyentuhnya begitu lembut sampai ia tak bisa untuk mengadu.

Hanya isak dan tangis. Hanya air mata yang bisa ia keluarkan. Suaranya tertahan, menahan semua lara. Menelan semua dusta nan ilusi.

🏐

[200817]

A.N

Aku mau ngucapin terimakasih yang sebesar-besarnya untuk kalian yang udah doakan dan support aku... Makasih banyak huhuu.....

SELAMAT HUT RI KE-75~ Doa terbai selalu disampaikan untuk negeri tercinta ini~

Makasih yang udah stay di work ini dan selalu ngasih support. Maaf ya kalau gak sesuai ekspektasi kalian... Tunggu lanjutannya ya~

Lot of love,

Alyhani

Continue Reading

You'll Also Like

356K 4K 82
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
69.4K 14.4K 161
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
302K 25.4K 37
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
809K 84.5K 57
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...