[✓] My Lovely Chef || NoRen

Da injoonjen

571K 75.1K 10.3K

Renjun yang dipaksa Jaemin untuk menggantikannya mengikuti lomba memasak dan berakhir dia menjadi salah satu... Altro

>> Intro <<
>> 1 <<
>> 2 <<
>> 3 <<
>> Flashback Renjun's Side <<
>> Flashback Jeno's Side <<
>> 4 <<
>> 5 <<
>> 6 <<
>> 7 <<
>> 8 <<
>> 9 <<
>> 10 <<
>> Special 23rd July <<
>> 11 <<
>> 12 <<
>> 14 <<
>> 15 <<
>> 16 <<
>> 17 <<
>> 18 <<
>> 19 <<
>> 20 <<
>> 21 <<
>> 22 <<
>> 23 <<
>> 24 <<
>> 25 <<
>> 26 <<
>> 27 <<
>> 28 <<
>> 29 <<
>> 30 <<
>> 31 <<
>> 32 <<
>> 33 <<
>> 34 [Fin] <<
>> Bonus <<

>> 13 <<

12.9K 1.7K 291
Da injoonjen

Happy Reading

.

.

Semoga kalian gak mual selama baca chapter yang ini (•^•)

.

.

Jeno menggerakkan kepalanya tak nyaman. Dia merasa ada sesuatu yang terus menusuk-nusuk pipinya dari tadi. Walaupun berat, Jeno akhirnya memaksakan diri untuk membuka mata.

Ternyata di depannya sudah ada anak kucing  yang sedang mengerjap-ngerjapkan matanya dengan lucu.

"Morning, Njun," ucap Jeno dengan suara serak khas orang bangun tidur. Dia memejamkan matanya kembali untuk menunggu nyawanya terkumpul semua.

Cowok itu baru ingat kalau semalam dia tidak pulang dan malah menginap di rumah Renjun. Duh, dia gak kebayang gimana omelan Mamanya nanti pas dia pulang.

"Morning, Jeno!" Balas si mungil riang, "Kamu gak akan langsung pulang, 'kan?"

"Gak tahu deh, Njun. Aku ada meeting soalnya," jawab Jeno masih dengan mata terpejam.

Tapi gak lama, Jeno membuka matanya lagi karena suasana tiba-tiba sunyi.

"Loh? Loh? Kenapa cemberut?" Tanya Jeno bingung saat melihat Renjun malah mengerucutkan bibirnya.

"Kenapa sih, hm?" Tanya Jeno lagi tapi sambil mengelus-elus tangan kanan Renjun yang berada di dekat pipinya. Soalnya daritadi Renjun nusuk-nusuk pipinya terus pake telunjuknya.

"Kamu hari ini libur aja," jawab Renjun pelan karena takut Jeno akan menolak usulannya. Dia bahkan menundukkan kepalanya supaya tidak melihat wajah Jeno.

"Libur? Boleh aja sih, lagian meetingnya bisa ditunda kok," balas Jeno enteng memberikan jawaban diluar ekspetasi Renjun.

Renjun mendongakkan kepalanya lalu menatap Jeno dengan binar di matanya, "Serius?!"

Jeno tersenyum, "Serius dong. Aku mana bisa sih nolak keinginan kamu," jawab Jeno, "Apalagi kalau lagi mode soft kayak gini, bukan mode maung," lanjutnya dalam hati.

"Yay! Thanks, Jeno~" Renjun langsung memeluknya dengan tangan yang dikalungkan di leher Jeno.

"My pleasure," jawab Jeno dan mengecup pucuk kepala Renjun.

"Jen, temenin aku bikin sarapan, yuk?" Ajak Renjun.

"Boleh. Mau bikin apa?"

"Kamu maunya apa?"

"Apa, ya? Aku suka semua kok asal kamu yang masak," jawab Jeno dengan jawaban bucinnya.

Renjun menghela napasnya, "Gak usah mulai deh, ya."

Jeno nyengir, "Tapi, kamu mau tau gak apa makanan yang paling aku suka?" Tanya Jeno.

Renjun mengangguk-angguk lucu, "Apa?"

"Makanan yang ada di resepsi pernikahan kita nanti," ucap Jeno sambil mengedipkan sebelah matanya.

Renjun mengusap muka Jeno kasar, "Ayo bangun, Jen! Cuci muka dulu sana, nanti susulin aku ke dapur. Gak usah kebanyakan halu."

Renjun beranjak terlebih dahulu meninggalkan Jeno yang sekarang lagi senyam-senyum tidak jelas.

"Mungkin begini ya rutinitas pagi hari kalau gue nanti nikah sama Renjun," gumam Jeno, "Duh, gue jadi gak sabar pengen nikahin dia."

><><><

Saat ini Jeno sedang membantu Renjun memotong cabai dan bawang bombay namun dengan mulut yang tiada hentinya mengoceh.

Bahkan Renjun sudah capek menanggapinya, tapi karena mood-nya sedang bagus pagi ini maka Renjun pun membiarkan Jeno mengoceh sepuasnya.

Waktu Jeno ngeliat Renjun ngambil garam, dia nyeletuk...

"Kamu tahu gak kalau cinta aku ke kamu tuh kek garam di laut?"

"Hah? Kenapa?"

"Soalnya, biarpun gak kelihatan tapi bakal ada terus selamanya."

Terus waktu dia ngeliat Renjun naruh mentega di atas wajan, dia ngomong...

"Kamu tahu gak sih? Kalau diibaratkan, aku itu mentega dan kamu wajan panasnya. Mau tau gak kenapa?"

"Kenapa?" Jawab Renjun malas.

"Soalnya, aku selalu meleleh setiap ada di deket kamu. Apalagi kalau ngeliat senyuman manis kamu."

Dan waktu Jeno ngeliat Renjun masukin nasinya ke wajan, dia ngomong lagi...

"Kamu itu ibarat nasi buat aku, Njun."

"Kenapa lagi emangnya?"

"Karena kamu itu kebutuhan pokok dan utama di kehidupan aku."

Renjun tersenyum paksa, "Iya, Jen. Udah ya? Mendingan kamu rapihin dulu meja makannya sana," suruh Renjun. Dan Jeno hanya mengangguk patuh. Emang samoyed ini nurut banget sama perintah tuannya ^_^

><><><

"JEN, MAU NGEMIL GAK?!" Teriak Renjun dari dapur.

"NGEMIL APAAN?!"

"DONAT!"

"BOLEH DEH!" Jawab Jeno.

Renjun datang ke ruang keluarga sambil membawa sekotak donat di tangannya. Dia menyimpan donat tersebut bersebelahan dengan dua gelas milkshake coklat yang sudah bertengger manis di atas meja.

"Jadinya mau nonton apa?" Tanya Renjun sambil mendudukkan dirinya di sebelah Jeno.

"Gak tahu, pusing. Kamu aja lah yang pilih," Ucap Jeno menyodorkan remotenya pada Renjun.

"Terus kamu daritadi diem disini tuh ngapain aja?" Tanya Renjun kesal namun tetap mengambil remotenya dari Jeno.

Jeno mulai duduk manis di sebelah Renjun dan menatap layar di depannya itu. Dia mengambil satu donat dan melihatnya dengan seksama.

Renjun yang bingung kenapa Jeno seperti itu pun bertanya, "Napa gitu banget sih ngeliatin donatnya? Santai aja kali, gak ada racunnya kok."

Jeno menggeleng, "Bukan karena racun, Njun. Kamu tahu gak kenapa donat itu tengahnya bolong? Kenapa gak dibikin utuh aja?"

Renjun mengendikkan bahunya tak peduli, "Gampang aja sih. Soalnya yang utuh itu hanya cinta aku buat kamu. Tjiaaahh bener gak?" Renjun nyengir.

Jeno mencebikkan bibirnya, "Kok kamu tahu, sih?!" Protesnya.

"Skip, aku ganti pertanyaannya. Kamu itu google ya, Njun?"

Renjun menaikkan sebelah alisnya, "Hm? Kenapa?"

"Soalnya kamu punya semua jawaban yang aku cari selama ini. Tjiaaaahhh," ucap Jeno rusuh sendiri.

"Bodo amat, njirrr. Aku udah males dengernya," jawab Renjun sambil menggigit donatnya.

Jeno hanya cengengesan doang terus makan donatnya juga. Matanya langsung terbuka lebar saat merasakan donatnya.

"Kok enak, sih?! Kamu yang bikin, Njun?"

"Bukan, itu donat buatan Nana," jawab Renjun.

"Ohhh... Enak ya," ucap Jeno sambil melirik Renjun. Ingin melihat bagaimana reaksi pacarnya itu. Bakal cemburu apa engga?

"Halah, aku juga bisa bikin donat yang lebih enak daripada ini," balas Renjun dengan nada jutek.

Jeno mengulum senyumnya, bener 'kan kalau pacarnya ini pasti cemburu gara-gara dia muji Jaemin.

"Masa, sih? Biasanya kalau beda tangan ya beda rasa juga loh," ucap Jeno sengaja memancing keributan.

"Serah kamu aja lah," ujar Renjun sebal namun tetap memakan donatnya sampai pipinya yang agak gembul itu mengembang.

"Cemburu ya gara-gara aku muji Jaemin?" Goda Jeno.

"Mwana adwa," elak Renjun tidak jelas karena mulutnya penuh.

Jeno yang gemas langsung mengangkat tubuh Renjun dan mendudukkannya diatas pangkuannya.

"Ihh apaan, sih?! Aku mau turun!" Renjun hendak bangkit namun ditahan oleh Jeno.

Jeno menarik tangan Renjun dan dikalungkan pada lehernya. Sedangkan tangannya sendiri sudah melingkari pinggang ramping Renjun.

"Gini dulu aja, Njun," ucap Jeno menatap dalam manik berbintang milik Renjun.

"Gak mau! Aku ngambek!" Renjun memutus kontak mata dengan Jeno dan mengalihkan pandangannya ke arah lain. Tapi biarpun ngambek, mulutnya masih tetap bekerja untuk mengunyah.

Jeno jadi makin gemas melihat wajah Renjun dari sisi samping seperti ini. Dan tanpa sadar, dia malah menggigit pipi Renjun sampai si cowok mungil ini berteriak.

"AWWWW!! PIPI AKU SAKIT JENO!!!" Teriak Renjun sambil memukul dada Jeno.

Jeno malah nyengir, "Hehehe, sorry. Gembul banget sih tadi pipinya, gemes kayak squishy."

"Tapi gak digigit juga kali!" Sewot Renjun lalu menggembungkan pipinya. Bibirnya juga otomatis mengerucut lucu.

Jeno makin gemes aja liatnya. Kali ini, sasarannya bukan pipi lagi, tapi bibir pink si manis Huang.

Chup

Jeno mengecup bibir Renjun kilat.

Renjun membulatkan matanya, "KOK MAIN NYOSOR AJA, SIH?! HARUSNYA KAMU BILANG DULU JADI AKU ADA PERSIAPAN!"

Jeno senyum jahil, "Persiapan buat apa?" Tapi Renjun tidak menjawabnya dan malah menyusupkan kepalanya di ceruk leher Jeno.

Jeno tertawa sambil mengelus-elus punggung Renjun.

Jeno mengeratkan pelukannya, "Kamu umur berapa sih, Njun? Kok gemes banget. Jangan sampe kalau nanti kita udah punya anak, aku malah gak bisa bedain mana anak mana ibunya."

Renjun terkekeh dan menyimpan dagunya di pundak Jeno, "Gak mungkin gitu juga lah, Jen. Kalau di depan anak, aku pasti bersikap dewasa."

"Jadi kalau di depan aku, kamu bakal manja kayak gini?"

"Eunggg~ Iyaaa~" ucap Renjun malu-malu dan mengeratkan pelukan di leher Jeno.

"Nono~ Aku ngantuk~" rengek Renjun.

"Yaudah, ayo kita tidur. Sofanya muat kok buat dua orang," ucap Jeno.

"Gamau~ Maunya tidur di kamar~ Gendong~"

Jeno menarik napasnya dalam, "Tahan, Jen. Jangan sampai kelepasan," ucapnya dalam hati.

"Yaudah, yuk! Ayo kita ke kamar!" Seru Jeno sambil menggendong Renjun.

Mereka berdua sudah rebahan di kasur dan Renjun langsung mendekat ke arah Jeno.

Jeno yang mengerti segera mendekap tubuh Renjun lagi dan mengelus-elus kepalanya.

"Kamu punya impian mau liburan kemana gak, Njun?"

"Punya. Aku tuh dari dulu pengen banget liburan ke Swiss karena tempatnya keliatan adem gitu. Dan aku juga pengen banget ngeliat sapi Swiss dari deket hihi" jawab Renjun antusias, "Tapi sampai sekarang belum bisa aku wujudin soalnya Bunda sama Papa gak ngebolehin aku pergi sendiri," lanjut Renjun sedih.

"Gak usah sedih, Njun. Mungkin di lain waktu kamu bisa ngewujudin mimpi kamu itu," hibur Jeno dan Renjun hanya mengangguk.

Hening selama beberapa menit dan selama itu pula Jeno mendapatkan ide cemerlang.

"Njun, kamu mau gak kalau pergi ke Swiss setelah acara wisuda?" Tanya Jeno.

Tapi tidak ada balasan dari Renjun. Jeno menjauhkan badannya supaya dapat melihat Renjun.

Dan dirinya langsung tersenyum kecil saat tahu ternyata cowok mungilnya telah tertidur.

"Yaelah bocah, malah tidur duluan. Harusnya 'kan romantis-romantisan dulu," gumam Jeno jengkel.

"But anyway, have a nice dream, sweetheart. Love you," ucap Jeno mengecup kening Renjun dan ikut terlelap menuju alam mimpi.

.

.

Ya ampun tijel banget kayaknya chap ini 🤣 maafin Jeno yang jadi alay banget ya wankawan 🙏 tapi semoga menghibur juga...

Makasih vote, komen, dan yang udah mau mampir baca 💕💕😚 semoga gak bosen baca book ini karena gaada konfliknya wkwkwk cukup realita hidup aja yang penuh konflik, book ini jangan :))

See you~

-Auva✨

Continua a leggere

Ti piacerà anche

134K 14.8K 16
Suatu hari, Jaehyun membawa seorang anak laki-laki berusia satu tahun ke rumah. "Namanya Mark." Begitu jelasnya. Dan kehadiran Mark, membuat keadaan...
73.8K 7.1K 40
Cuma cerita random antara Senada Putra dan Hadha Altereo, dalam menjalin kasih saat keduanya sama sama dilanda keraguan Nyaris gak ada komplik, Kalau...
165K 13.1K 48
Sebenarnya awal mula JaeRen tuh gimana sih?🤔 ■■■ Ps: Ini hanya cerita Halu-ku sebagai JAEREN Shipper. Jadi jangan terlalu dianggap serius yah⚠️😌 Ps...
15.1K 1.2K 13
mempunyai satu atau dua mate sebagai pendamping tentu saja sudah dapat membuatkan seseorang itu bahagia, tapi..... bagaimana jika kau mempunyai mate...