A Little Pieces Of Heart - Wa...

By Sean_XZ

87.6K 10.4K 1.3K

[END] Wei WuXian tidak pernah menyangka akan diutus menjadi dewa penjaga untuk putri kecilnya. Namun tidak ad... More

Prolog: Once Upon A Time
I. Moonlight Drawn by Cloud
II. A Substitute For The Heart
IV. Shadow That Remain
V. Lessons For A Little Princess
VI. Being A Real Mother
VII. The Return Of The Owner's Heart
VIII. The Feeling That Missing
IX. A Plan To Unite Hearts
X. The Story Of Candy And Snowflake
XI. Our Wedding Story
XII. Words That Were Never Spoken
XIII. Go, Missing And Forgotten
XIV. Lotus Gift
XV. A Wish From Heart
Epilog: A Little Pieces Of Heart
Year By Year: Side Story

III. The Tale of Yunmeng

4.6K 655 52
By Sean_XZ

Seperti janji HanGuang-Jun pada putra-putrinya, malam ini mereka bertiga berangkat ke Yunmeng Jiang. Lan SiZhui mengira mereka akan ke pasar malam di Gusu tapi ternyata sang ayah membawa mereka langsung ke Yunmeng malam ini. Mungkin karena Lan WangJi tidak ingin mereka terlambat besok.

"Kenapa kita ke sini hari ini? Bukankah tadi siang Anda bilang kalau kita akan kemari besok, HanGuang-Jun?" tanya Lan SiZhui penasaran kenapa sang ayah tiba-tiba mengganti jadwal mereka.

"Aku berubah pikiran."

Tidak biasanya ayah seperti ini, batin Lan SiZhui.

"Jadi apakah kita akan menginap di LianHua Wu malam ini Ayah?"

Lan Wangji terdiam, lalu melirik putranya sekilas. Ia masih terus berjalan di area pasar malam sembari menggendong Lan WeiLian yang tengah memakan tanghulu.

"Apa kau ingin menginap di sana?" tanya Lan WangJi pada putranya yang nampak berpikir sejenak.

Biasanya mereka akan ke Yunmeng pagi hari untuk menghadiri peringatan kematian sang ibu dan Lan WeiLian akan ditinggal besama Jin Ling. Tapi entah kenapa kali ini, entah kenapa sang ayah mengajak mereka menginap di luar seperti ini.

"Saya tidak keberatan tidur di manapun, tapi A-Lian ... saya hanya khawatir dia tidak bisa tidur dengan nyenyak."

"A-Lian bisa tahu tidur dimana pun! Gēgē tidak usah mengkhawatirkan A-Lian. A-Lian sudah besar tahu! Benar, kan Diē?"

"Mn." HanGuang-Jun mengiyakan ucapan putri kecilnya.

Lan SiZhui hanya terkekeh pelan mendengar argumen sang adik yang bicaranya sudah seperti orang dewasa itu. "Iya A-Lian sudah besar ... aiyoo lucunya," ujarnya mencubit pelan pipi gempal milik A Lian, kemudian melanjutkan, "tapi masih tidak bisa tidur sendiri, eum? Itu namanya belum bisa di bilang sudah besar A-Lian. Kau harus bisa tidur sendiri untuk bisa membuktikan kata-katamu itu."

"Baiklah, akan A-Lian coba nanti tapi malam ini A Lian ingin tidur dengan Diē dan Gēgē~"

"Kalau begitu kita cari penginapan terdekat untuk ke LianHua Wu besok pagi supaya tidak terlambat. SiZhui …." Hanguang Jun memberikan tubuh Lan WeiLian pada Lan SiZhui, lalu dirinya mengambil barang bawaan dari tangan putranya.

"Ayo."

Mereka bertiga berlalu menuju penginapan di ujung jalan dan memesan satu kamar dengan dua ranjang di dalamnya. Tapi karena Lan WeiLian maunya tidur dengan ayah dan kakaknya, akhirnya mereka bertiga menempati satu ranjang yang sebenarnya hanya muat untuk dua orang. Jadilah mereka tidur agak berhimpit satu sama lain dengan posisi Lan WeiLian di tengah—di apit oleh tubuh sang ayah dan sang kakak.

•••

Malam semakin larut, tapi Lan WeiLian bahkan belum memejamkan matanya. Bocah itu memiringkan tubuhnya menghadap sang kakak lalu kemudian beralih menghadap sang ayah bergantian terus seperti itu berulang kali. Andai tadi A Lian boleh membawa Wei Gēgē ikut, pasti dipan ini tidak akan muat untuk empat orang, batinnya.

Mendadak Lan WeiLian terkikik pelan kerena membayangkan mereka yang tidur berempat di satu dipan.

Isi pikiran Lan WeiLian memang sungguh tidak bisa ditebak.

•••

"Jin Ling Gēgē, Huwaaa!!!" pekik A Lian saat melihat Jin Ling yang keluar dari balik pintu utama LinHua Wu untuk menjemput adik sepupunya yang lama tidak ia temui itu. Bocah itu berlari duluan meninggalkan kakak dan ayahnya yang masih berjalan jauh di belakang hanya untuk menemui Jin Ling Gēgē-nya.

"Huwaaa A-Lian, aku merindukanmu!" Jin Ling langsung mengangkat tubuh Lan WeiLian ke udara dan melemparkan tubuh itu berkali-kali seolah tubuh bocah perempuan itu memang seringan buntalan kapas. Padahal sebenarnya bocah itu cukup berat, terlihat dari bagaimana Jin Ling yang kemudian terengah-engah karena menahan beban Lan WeiLian.

"Kenapa kau tambah berat, heum?! Astaga bocah kecilkuuu ... kenapa kau jarang kemari, hiks! Kan Gēgē jadi tidak punya teman memancing lagi di sini. Peri juga merindukanmu, ia kesepian karena tidak ada yang mau bermain lempar tangkap dengannya mungkin ia sudah bosan deng—"

"A-Ling turunkan! Kalau A-Lian jatuh, lehermu yang di tebas Bichen HanGuang-Jun, dasar bodoh! Jangan harap aku mau menolongmu!" potong Ketua Sekte Jiang yang baru saja keluar bersama beberapa murid senior di belakangnya.

"Tch! Paman bisa tidak kau tidak marah-marah sehari saja? Kasian kuping A-Lian yang suci ini harus mendengar amarahmu sepagi ini Paman, ayolah~"

"Diam kau!"

"Huwaa! Paman Galak!! A-Lian merindukan Paman Galak, walaupun galak tapi A-Lian tetap merindukan Paman!"

Dengan wajah menahan kesal Jiang Cheng mengambil alih tubuh Lan WeiLian dari gendongan Jin Ling. "Sampai kapan kau akan terus memanggilku paman galak, huh? Pasti Jin Ling yang sudah mengajarimu memanggilku seperti itu, kan?" Yang dibicarakan hanya bisa menahan tawanya sambil berjaga-jaga siapa tahu sang paman akan melayangkan Zidian ke arahnya. Jadi, Jin Ling sudah ada persiapan untuk kabur.

"Jiang Zongzhu ...." Lan SiZhui yang baru sampai langsung memberi hormat kepada Jiang Cheng.

"Wan Yin."

Jiang Cheng beralih ke arah HanGuang-Jun di samping Lan SiZhui.

"HanGuang-Jun. Selamat datang kembali. Di mana Lan Huan? Dan kenapa kalian datang pagi buta begini tanpanya? Atau jangan-jangan kalian menginap di luar? Kenapa tidak memberitahuku? Kalian kan bisa menginap di sini." tanya Jiang Cheng.

"Kami mampir ke pasar malam terlebih dahulu Jiang Zongzhu ...," ujar Lan SiZhui.

"XiongZhang menyusul nanti," tambah HanGuang-Jun.

Jiang Cheng mengerti. Kepala Sekte Yunmeng Jiang itu menggangguk pelan setelahnya. "Kalau begitu masuklah dulu, aku akan menyuruh pelayan memasak sarapan ... A-Ling, kau bawa A-Lian dan A-Yuan jalan-jalan lalu setelah itu kita sarapan."

Jin Ling dengan senang hati mengiyakan lalu menggandeng tangan mungil Lan WeiLian. Kemudian, mereka bertiga beranjak pergi.

"Wan Yin, ada yang ingin aku bicarakan denganmu."

"Kita bicara di dalam saja HanGuang-Jun, mari ...."

•••

Di Paviliun belakang, Lan SiZhui dan Jin Ling terduduk di teras. Sedangkan Lan WeiLian asik sendiri dengan ikan-ikan koi di kolam teratai depan Paviliun LianHua Wu. "Jadi Jin Gongzi hanya merindukan A-Lian?" lirih Lan SiZhui.

Jin Ling yang mendengar pertanyaan tiba-tiba Lan SiZhui itu langsung menoleh memandang bingung. "Maksudmu? Memangnya aku akan merindukan siapa lagi?"

Lan SiZhui hanya bisa tersenyum tipis mendengar Jin Ling yang malah bertanya balik padanya. Sungguh sangat tidak peka, batinnya.

Entah mengapa Lan SiZhui merasa senang dengan hanya berada dekat dengan Jin Ling. Padahal niat mereka setiap tahun kemari hanya untuk mengenang sang ibu. Bukankah sangat tidak sopan merasa bahagia di saat seperti ini?

"Aku kira kau juga akan merindukanku ...," lirih Lan SiZhui sebelum akhirnya bangkit menghampiri Lan WeiLian dan meninggalkan Jin Ling yang sudah terdiam membeku dengan kedua pipinya yang berubah merona.

"Ish sialan! Aku masih saja tidak bisa menahannya!" gerutu Jin Ling kesal dengan dirinya sendiri. Namun kemudian, ia ikut bangkit menghampiri Lan WeiLian. Tetapi belum sempat ia membalas Lan SiZhui, pemuda itu malah berlalu.

"Aku akan menemui HanGuang-Jun sebentar, tolong jaga A-Lian, Jin Gongzi," ucap Lan SiZhui sebelum benar-benar pergi dari sana.

"Aiyooo, kita ditinggal berdua lagi A-Lian ... hmm, jadi? Apa kau punya cerita baru yang ingin kau ceritakan pada Jin Ling-, A-Lian?"

Lan WeiLian menoleh menemukan Jin Ling yang sudah terduduk bersamanya di tepian kolam.

Bocah itu menatap ragu.

"Tapi janji jangan beritahu ayah dan gēgē-mu, mengerti?"

Sebenarnya A-Lian sudah berjanji untuk tidak memberitahu ayah dan gēgē tapi kerena A-Lian tidak bilang tidak akan memberitahukannya pada Jin Ling- jadi ... akan A-Lian beritahu, hehe, batin A Lian.

"Ya, ada ... tapi janji jangan beritahu Yuan Gēgē ya Jin Gēgē?"

Mata Jin Ling berbinar seolah itu adalah hal yang sangat penting yang tidak boleh Lan SiZhui ketahui dan membuatnya semakin penasaran.

"Wah rahasia ya? Baiklah aku berjanji! Kalau begitu sekarang ceritakan pada Jin Ling-"

"Jadi ceritanya kemarin ...."

•••

Lan WangJi dan Jiang Cheng terduduk saling menghadap satu sama lain di aula utama LianHua Wu sembari menyesap the hangat yang baru saja tersaji di meja masing-masing.

"Jadi? Hal penting apa yang ingin kau bicarakan denganku kali ini HanGuang-Jun?" dingin Jiang Cheng pada Lan WangJi.

Sebenarnya hubungan mereka tidak seburuk dahulu, karena mereka berdua telah sepakat untuk mengesampingkan dendam masing-masing agar arwah Wei WuXian bisa tenang. Tetapi tampaknya, mereka berdua tidak bisa membohongi satu sama lain saat bertatap muka seperti sekarang ini.

"Aku berniat memberitahu A-Lian perlahan tentang ibunya."

"Apa kau yakin? Bukankah anak itu masih terlalu kecil?"

Menurut Lan WangJi bukan masalah yakin atau tidak yakin, tapi masalahnya adalah ....

"Aku memiliki firasat Wei Ying akan kembali."

Jiang Cheng terdiam sejenak lalu tiba-tiba sebuah tawa menyebar ke setiap sudut ruangan.

"Hahaha! Maafkan aku, aku tidak bisa tidak tertawa mendengar lelucon mu kali ini HanGuang-Jun."

"Aku tidak sedang bergurau, Wan Yin," tegas Lan Wangji membuat raut wajah Jiang Cheng berubah sinis.

Kini tatapan tajam Ketua Sekte Yunmeng Jiang layangkan pada Lan WangJi.

"Tolong jangan buat aku membatalkan perjanjian lama kita HanGuang-Jun. Wei WuXian tidak akan senang mendengarnya, bukan? Jadi jangan memancing amarahku di hari yang penting ini." Jiang Cheng memilih bangkit dari duduknya. "Anggap saja kau tidak pernah mengatakan hal barusan padaku, HanGuang-Jun," lanjutnya kemudian berlalu.

Bagaimana bisa orang mati hidup lagi?! Omong kosong! Kecuali memang Wei WuXian itu titisan dewa barulah Jiang Cheng percaya.

•••

Tidak ada yang pernah tahu takdir apa yang Dewa tulis untuk setiap makhluknya. Bahkan tidak untuk seorang Wei WuXian yang dulu terkenal dengan kemampuan kultivasi yang sangat hebat dalam mengendalikan para hantu dan mayat ganas. Yang pernah mati satu kali dan dihidupkan kembali. Padahal Wei WuXian tidak pernah memintanya.

Namun di kematiannya yang kedua, Wei Wuxian banyak meninggalkan potongan hatinya yang tulus mencintai dan menyayanginya. Oleh karena itu, walaupun Dewa mengembalikan dirinya dalam wujud mengerikan sekalipun, ia tidak akan menolak.

Kenapa mereka tidak membawaku? Ishh mereka bahkan meninggalkanku sendirian! Lan Zhan juga membawa A Lian bersamanya. Kenapa tidak di tinggal saja ....

Wei WuXian menatap keluar jendela Jingshi yang sengaja ia buka sedikit. Tubuh ber-hanfu merah itu masih tak bergerak sedikitpun dari atas alas duduk di belakang meja kayu kecil milik sang suami.

Aku malah merasa tidak berguna menjadi Dewa Penjaga kalau begini ceritanya. Aiyaa ... kenapa juga Dewa Agung memberiku wujud kelinci. Aishh sungguh keterlalu

DUAR!!!

Tiba-tiba petir menyambar di pagi hari yang cerah. Membuat Wei WuXian terkejut setengah mati. Dia merutuki dirinya sendiri karena berbicara ngawur. Bahkan ketika sudah menjadi Dewa pun mulutnya masih tetap tidak berubah menjadi lebih baik.

"Aiyaa~ ternyata Dewa Agung lebih menyeramkan dari pada Jiang Cheng. Ahhh aku merindukan LianHua—Eh? Ternyata hari ini ... hari itu ya."

Wei WuXian mulai mengerti kenapa ketiga orang itu tidak langsung kembali semalam.

Kalau begitu bukankah seharusnya mereka di Yunmeng sekarang? Baiklah. Aku akan melihat sebentar kalau begitu ... Eh tapi sepertinya aku tidak bisa keluar dengan pakaian seperti ini, aiyaaa~

•••

Setelah sarapan, HanGuang-Jun memasuki Aula Leluhur Sekte Jiang bersama Jiang Cheng untuk memberi penghormatan kepada Tuan Jiang, Nyonya Yu, dan Nona Jiang terlebih dahulu.

Kalau diingat-ingat sangat lucu, jika sekarang Lan WangJi kemari dengan Jiang Cheng. Pasalnya kejadian perkelahian dia, istrinya dan Jiang Cheng bermula di sini. Tetapi, semua salah paham itu sudah berakhir da mereka sepakat untuk hidup damai tanpa membahas masa lalu yang telah lewat.

Keduanya kemudian beranjak bangkit menuju dermaga belakang LianHua Wu diikuti Lan SiZhui, Jin Ling dan Lan WeiLian. Ya, Lan WangJi akhirnya mengajak putrinya itu setelah berdebat terlebih dahulu dengan Jiang Cheng.

Di sana tidak ada yang bicara, semuanya hanya berdiri terdiam menatap aliran sungai panjang di dermaga. Seperti itulah mereka setiap tahun saat mengenang seorang Wei WuXian.

Saat itu, Lan WangJi menolak memakamkan jasad sang istri di Gusu pada kakaknya karena Wei WuXian pernah bilang kalau saat ia mati nanti, istrinya ingin abunya disebar di dermaga belakang LianHua Wu dan embiarkan sisa kehidupannya menyatu dengan tempat yang penuh dengan kenangan bersama shijie dan shidi-nya.

"Gēgē A-Lian ingin kembali ke dalam ...," pinta Lan WeiLian tiba-tiba pada Lan SiZhui.

Sang kakak menatap bingung pada sang adik. "Ada apa? Kenapa A-Lian ingin ke dalam?"

Lan WeiLian hanya menggeleng pelan. "Tidak tahu. Tapi kalau di sini terus A-Lian jadi ingin melihat ibu ... A-Lian belum pernah melihat ibu, Gēgē. Kenapa ibu tidak pernah mau menemui A-Lian? Apa ibu tidak ingin bertemu A-Lian?" Ocehan itu keluar begitu saja dari mulut bocah perempuan yang sedang memeluk leher Lan SiZhui erat di gendongannya.

Semua orang dibuat mematung oleh Lan WeiLian  yang mendadak menanyakan tentang ibunya karena Lan WangJi memang belum sempat memberitahu tentang tujuan mereka berdiri di sana.

Bagaimana anak ini bisa—

Lan SiZhui menoleh ke arah sang ayah sebentar. Lalu menurunkan Lan WeiLian. Bocah itu langsung berlari kembali ke dalam LianHua Wu sendirian.

"Apa anda—"

"Tidak," singkat Lan WangJi sebelum Lan SiZhui selesai bicara.

Jiang Cheng menghela napas panjang, "Cara berbicara bocah itu benar-benar mirip ibunya."

Jin Ling yang berdiri di sebelah Lan SiZhui membatin, Bukankah memang Wei Wuxian yang melahirkan A-Lian? Tentu saja mirip, tch! Paman ada-ada saja.

Sementara itu, sepasang mata yang memperhatikan orang-orang itu dari balik gerbang belakang sedari tadi, perlahan menghilang.

Merasa diawasi oleh seseorang, Lan WangJi melirik ke arah belakang tanpa menoleh. Akan tetapi, lelaki itu tidak menemukan apapun. Mungkin hanya perasaanku saja.

Continue Reading

You'll Also Like

239K 36K 65
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
80.2K 7.8K 23
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
61.7K 5.6K 47
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
9.1K 1K 9
"Picture by Google" . Dunia telah berubah. Dunia bukan lagi tempat yang indah, nyaman dan aman. Dunia telah hancur. Manusia yang telah mati hidup kem...