Boboiboy And Me
[Boboiboy X Readers]
.
.
Genre
Friendship, Romance, Drama, Fantasy, Action, Comedy, Slice of Life.
.
.
Boboiboy©Monsta
OC©Sintha
[Nama]©Yours
.
.
Jika tak suka lebih baik keluar
.
.
⚔Part 35⚔
"Cahaya Hati."
Happy Reading
####################
"Apa yang kau lakukan pada [Nama]..? Suzuhira.." Kyou berucap tak percaya, menatap manik merah darah itu dengan ketakutan. Boboiboy hanya diam, masih membatu dipelukan [Nama], namun dia teringat satu hal. "Suzuhira..-san.. Ibunda [Nama] yang sudah meninggal..?" bisik Boboiboy, membuat [Nama] atau sosok lain itu mendengarnya dan tertawa keras sambil melepaskan pelukannya.
"Pintar! Anak yang pintar! HAHAHAHAHAHAHA!!"
Kyou meringis tak percaya, Suzuhira sudah mati. Hanya itu yang dia ingat. Tapi, siapa sosok didepannya ini? Tidak, itu adalah putrinya, namun rohnya berbeda. Kalau roh Suzuhira menempati tubuh [Nama] maka--
"Dimana [Nama]?!" bentak Karma setelah menyadari hal itu juga, tanpa sadar dirinya malah mengeluarkan pedang iblis merahnya. [Nama], tidak, Suzuhira kembali tertawa puas, puas akan espresi dan rasa haus darah orang-orang dihadapannya ini.
"Kalian tidak merindukanku? Jahat sekali." ucap nya pelan, menundukkan kepalanya sambil mencengkram erat surai seputih saljunya. Air mata mengalir deras dari matanya, namun seringainya masih terlihat jelas dan lebar, menampakkan deretan gigi rapinya serta dua buah gigi taring yang tidak begitu panjang.
Melihat air mata itu, Boboiboy sadar, bahwa air mata itu adalah air mata milik kekasihnya. Air mata yang seakan meminta pertolongan.
"[Nama], sadarlah." ucap Boboiboy memberanikan diri, menarik kedua tangan gadis yang kerasukan itu dengan lembut. Suzuhira memberontak, berusaha melepaskan genggaman tangannya pada Boboiboy. "Lepaskan aku! Aku harus balas dendam!" teriak Suzuhira, jika dia meninggikan suaranya, Boboiboy mudah membedakkan suara nya dengan [Nama].
"Dengar [nama], tidak ada yang perlu dibalaskan."
"Aku bukan [Nama]! Aku ibunya! Aku Suzuhira!"
"Kembalilah [Nama].. Aku membutuhkanmu."
Gadis itu terdiam, kepalanya tertunduk dengan surai poninya yang menutupi wajahnya. Boboiboy menatap Suzuhira dalam tenang dan lembutnya, mengelus surai putih bak salju itu dengan lembut. "Kembali lah.. Semua orang membutuhkanmu.. [Nama]."
Boboiboy merasakan bahwa tubuh gadis itu memberat, tanda ia telah hilang kesadaran. Dengan sigap menggendong gadis itu dengan lembut, wajahnya nampak kembali normal dengan deru nafas yang lebih tenang. [Nama] telah kembali.
Saat pemuda itu menoleh, sosok kakak beradik Argalio telah hilang dari pandangan. [YB] mendekati Boboiboy, menatap [Nama] dengan manik putih miliknya. "Rohnya sudah tak ada. Ayo pergi." ucapnya serak, sembari menepuk bahu Boboiboy sebelum dia berlalu ke arah mobil.
---
[Nama] membuka matanya perlahan, menatap langi-langit kamar dengan sayu dan lemah. Ia tampak sangat mengenal kamar ini, kamarnya yang ada dirumah sakit milik Ayahnya, Yamadachi's Hospital. Sakit ia rasakan disekitar kepalanya dan menoleh perlahan kearah kanan.
Dia melihat sosok pemuda yang sangat dicintainya, tengah tertidur dengan posisi duduk dan kepalanya diletakkan diatas kedua tangannya yang dilipat ditepi kasur. Wajah tampan dan polos itu membuat [Nama] tersenyum tipis sambil mengangkat tangannya perlahan untuk menyentuh surai lebat dan lembut milik pemuda manis itu. Dia tidak menggunakan topinya, jangan menghujat author.
Merasakan sentuhan lembut itu, Boboiboy membuka matanya perlahan, menatap [Nama] dengan manik hazelnya yang lembut dan hangat. Pemuda itu tersentak, mengangkat kepalanya cepat sambil menggenggam tangan [Nama]. "[Nama]! Kau tak apa kan?!"
Melihat reaksi itu, [Nama] terkekeh pelan, "Aku tak apa.. Jangan cemas.." Boboiboy tersenyum lega, memejamkan matanya sambil meletakkan telapak tangan mungil itu di pipi chubbynya. "Syukurlah.."
Semburat tipis menghiasi wajah manis milik [Nama], jarinya bergerak mengelus pipi sang pemuda dengan lembut. Pemuda itu nampak sangat khawatir akan kejadian semalam. "Terima kasih.. Sudah menyelamatkan ku.."
"Maaf. Seandainya aku tidak lengah, kau tak akan diculik begitu."
"Tidak. Jangan salahkan dirimu.." ucap [Nama] lembut, tersenyum manis, masih mengelus pipi Boboiboy dengan lembut. Boboiboy terdiam, ikut tersenyum sambil mencium telapak tangan sang gadis dengan hangat. Menggenggam nya erat seolah tak akan pernah melepaskannya selamanya.
Tok tok tok
Boboiboy bangkit berdiri kala mendengar pintu diketuk lalu berjalan kearah pintu kamar untuk membuka pintunya.
"Ah.. Hyoora-ssi.." ucap Boboiboy pelan sekaligus kaget, seorang wanita cantik keturunan korea itu kini tengah berdiri didepan pintu dengan nampan berisi makanan. Disampingnya, berdiri seorang gadis kevil yang memeluk boneka kelinci besarnya.
"Silahkan.." Setelah dipersilahkan oleh Boboiboy, Hyoora bersama Nao masuk keruangan luas bernuansa putih itu. [Nama] memalingkan wajahnya begitu tahu siapa yang masuk kedalam kamarnya, entah kenapa dia sangat enggan pada wanita ini.
"Makanlah, Kyou tak bisa mengantar makananmu karena dia harus meeting." ucap Hyoora, meletakkan nampannya diatas nakas. [Nama] hanya bergumam tak jelas sambil memejamkan matanya kala Hyoora menatapnya.
"Eonnie, bagaimana keadaan mu?" mendengar nada polos dan menggemaskan itu, [Nama] malah refleks menoleh, menatap Nao yang berdiri sambil berpegangan ditepi kasur. "Ah.. Aku tak apa.." jawab [Nama] pelan, dia hanya belum terbiasa dengan semua ini.
"Jika keadaan sudah lebih baik, kalian bisa kembali ke markas. Karma-kun, sudah menyiapkan kapal angkasa miliknya."
---
"Kekuatan teleportasi." Ochobot membuka portal di lobby landasan kapal angkasa, dengan segera sebuah kapal angkasa berwarna metal keluar dari dalam portal, mendarat perlahan dilandasan luar ruangan markas TAPOPS.
Saat sudah mendarat dengan sempurna, pintu terbuka, menampakkan [Nama] dan Boboiboy yang turun dari kapal angkasa modern itu. "Selamat datang kembali." ucap Kokoci, seraya memberikan hormat ala TAPOPS mereka, diikuti yang lainnya. [Nama] tersenyum cerah, membalas hormat itu sebelum menoleh kembali kearah kapal Angkasa.
"Arigatou na, Karma."
"Iie, tak perlu berterima kasih. Jaga dirimu ne, [Nama]."
Jawab Karma dari pengeras suara yang ada dikapal angkasanya. Perlahan, kapal angkasa itu kembali hidup dan melaju pergi dari markas TAPOPS. Menuju planet Sphera.
"Masuklah, kalian pasti lelah." ucap Laksamana Tarung dengan ramah sembari mempersilahkan. [Nama] tersenyum, berjalan memasuki area markas bersama pemuda elemental yang mengikuti dari belakang.
"Penyambutan yang terlalu meriah.." ucap [Nama] sweatdrop kala dapat melihat seluruh anggota TAPOPS berada di lobby utama. "Tentu saja. Kami sangat mengkhawatirkan kalian berdua." ucap Kaizo, begini-begini pedulian juga si tampan.
Kala semua orang tengah tersenyum bahagia atas kedatangan sang pemimpin, Yaya hanya menatap dari kejauhan dengan diam dan tak minat sedikit pun.
---
Halo! Kembali lagi sama akoh:v Semoga kalian masih terus mengikuti cerota ini sampai akhir ya! Oh iya, ku mau minta pendapat, kalau misalkan konflik puncak udah selesai, kalian maunya cerita ini langsung tamat, atau pake Season 2? Cuman tanya ae. Sekian!