[COMPLETED] Sejak Hari Pertam...

By doybokki

5.1K 701 64

Sebuah cerita tentang Angkasa dengan Bintangnya. Semoga berjodoh. ©Hwayoungiee, 2020. More

Prolog; Denial
01. Starter Pack Fakboi
02. Hujan di Bulan Agustus
03. Tentang Adik Tingkat
04. Sebuah Alasan
05. Satu Degupan
06. Cepat Sembuh
07. Hanya Ingin Memastikan
08. Sebuah Peringatan, Serius
09. Sedikit Rasa Sakit
10. Titik Balik
12. Menghangat
13. Dibungkam
14. Tentang Isi Hati
15. Curhat
Naradira
16. Insiden Kantin
Another Story
17. Bukit Bintang
Bonus
Epilog; Since Day One
Special Chapter; Birthday
Bonus; Pap

11. Obat Sakit Hati

167 26 5
By doybokki

Usai tangisan Bintang yang bikin heboh satu himpunan, cewek itu akhirnya capek nangis setelah satu jam lebih sesengukan di tengah lapangan. Sekarang dia lagi duduk di deket sound system, karena yang ada kursinya ya cuma disitu.

"Bintang kenapa Al?" tanya Joy yang baru sempat menghampiri Bintang setelah briefing dari divisi acara.

Aldo nggak berani menjawab walaupun dia tau alasannya. Cowok itu hanya membayangkan betapa hancurnya perasaan Bintang sekarang. Udah beberapa bulan cewek itu ngebucinin Arjuna, selalu cerita hal-hal menyenangkan yang dia alami kalau bareng adik tingkatnya itu, eh sekarang dia seolah-olah dihempaskan dari langit ketujuh, oleh kenyataan kalau ternyata Arjuna sudah ada yang punya.

"Bin? Kenapa?" tanya Joy ke orangnya langsung.

Anak-anak himpunan yang lain mengira Bintang nangis karena kecapekan ngedekor. Bahkan ada beberapa kakak tingkat veteran himpunan yang dari tadi emang terkesan menekan divisi dekorasi buat kerja cepet langsung ngerasa nggak enak dan pengen minta maaf ke Bintang.

"Bukan.. gara-gara—hiks, anak himpunan.." jelas Bintang walaupun dengan terbata-bata, nggak mau bikin salah paham dan menambah kehectican di hari-H acara.

"Arjuna ya, Bin?" tanya Joy hati-hati, hubungan lintas angkatan antara Bintang dan Arjuna emang udah jadi rahasia umum diantara anak-anak himpunan.

Bintang mengangguk pelan, tapi masih bungkam.

"Udah hampir jam dua, sekarang lo pulang aja, istirahat. Nanti kesininya agak siangan nggak papa, nggak usah ikut briefing," saran Joy selaku penanggungjawab divisi acara.

Kali ini Bintang menggeleng, "Nggak Joy, gue tetep ikut briefing ntar, nggak enak sama yang lain. Jam tujuh kan?"

"Lo udah nggak ada job desc kok Bin, nggak usah briefing nggak papa. Beneran deh. Gue PJ-nya loh," ujar Joy lagi, meyakinkan.

"Nggak enak sama adek-adeknya, Joy."

Joy menghela nafas, menatap Bintang iba. Setelah hampir dua tahun kerja bareng Bintang, baru kali ini dia ngeliat Bintang selemes itu. Bintang tuh terkenalnya walaupun dia lagi sakit, tetep bisa ketawa-ketawa bareng anak himpunan.

"Al, tolong anterin Bintang pulang ya. Motornya dia tinggalin disini aja nggak papa, anak-anak pada nggak tidur kok sampai ntar pagi," jelas Joy yang disambut oleh acungan jempol dari Aldo.

"Bin? Balik kos dulu yuk? Lo butuh tidur," ujar Aldo sambil menggenggam tangan Bintang, menariknya buat berdiri.

"Nggak mau, Doy. Kalo di kamar sendirian gue bakal nangis lagi nanti," jawab Bintang lirih.

"Gue temenin."

Dengan dua kata barusan, sekarang Bintang udah duduk di depan meja rias kamarnya, dengan Aldo yang ngeliatin dari atas kasur.

"Bengkak banget muka gue," gumam cewek itu setelah melihat bayangan dirinya di cermin.

Aldo mengangguk, "Lo nangis hampir dua jam."

"Gue tadi—cuma baca sekilas chatnya. Hati gue sakit banget."

Bintang menggigit bibir, berusaha supaya nggak nangis lagi. Kepalanya udah pusing karena kebanyakan nangis tadi.

"Iya, biarin aja. Jangan dibales dulu. Lo nggak salah kok, mana lo tau kalau Arjuna udah punya pacar?"

Beranjak dari depan meja rias, Bintang sekarang duduk di sebelah Aldo, di atas kasurnya.

"Gue takut dianggep pelakor."

Aldo menggeleng, "Nggak Bin, satu jurusan juga taunya Arjuna jomblo, deketnya sama lo. Lagian kurang ajar banget ceweknya, kalo dia tau tentang lo dan Arjuna, dia harusnya tau dong hari ini ada acara penting. Bisa-bisanya dia ngechat lo di saat kayak gini."

Bintang mengulum senyuman ketika mendengar omelan Aldo, "Gue yang disakitin kok lo yang marah?"

Aldo nggak menjawab. Yang Bintang nggak tau, cowok itu sedang berusaha buat menahan diri.

"Gue nggak suka liat lo nangis—"

"Kok gitu?"

"—jelek."

"Anjing!"

Aldo ketawa, Bintang ikutan ketawa.

"Arjuna kira-kira tau nggak ya kalau ceweknya ngechat gue?" Bintang bertanya, baik kepada Aldo maupun kepada dirinya sendiri.

"Udah, jangan ngomongin itu terus."

Bintang tersentak ketika kedua tangan Aldo mendarat di kedua pundaknya, memutar badannya sedikit sehingga sekarang mereka berdua saling berhadapan. Jangan lupakan tatapannya Aldo yang tajam itu, bikin Bintang bingung harus ngeliat ke arah mana, karena kalau diliatin balik suka bikin detak jantung jadi urakan.

"Kalau besok ketemu Arjuna, jangan ngeliatin kalau lagi galau. Senyumin aja kayak biasanya, elo harus sok kuat," ujar Aldo, setiap katanya seolah langsung masuk ke pikiran Bintang dengan sopannya.

Kening Bintang mengernyit, bingung, "Kok sok kuat? Bukannya kuat beneran aja?"

"Mana bisa, gue tau lo hancur banget. Setidaknya jangan diliatin ke Arjuna, ntar dia kesenengan udah bikin anak orang ambyar."

Bintang mengangguk, omongan Aldo nih selalu bener dan tepat sasaran. Dia curiga, di kehidupan sebelumnya Aldo adalah seorang cenayang.

"Tidur, Bin."

"Nggak bisa. Lo tidur sini aja ya?"

Aldo rasanya pengen berkata kasar begitu mendengar ajakan Bintang. Susah-susah dia menahan diri buat nggak melakukan yang iya-iya, eh cewek ini malah dengan gampangnya ngajakin tidur bareng.

"Tidur sini matamu," pada akhirnya beneran berkata kasar.

Bintang mendorong-dorong tubuh Aldo sampai cowok itu mepet ke jendela, "Sekali doang!"

"Ndasmu, Bin!"

Becanda, tentu aja Bintang becanda. Sekarang mereka berdua ngakak bareng, memecah keheningan pukul tiga pagi. Bintang hanya punya waktu beberapa jam buat tidur sebelum harus berangkat ke kampus buat briefing panitia.

Jangan ditanya apakah Bintang baik-baik aja, cewek itu bener-bener merasakan definisi tertinggi dari patah hati. Nafasnya sampai sesak ketika menangis tadi.

Untung saja, dia punya obatnya. Obat patah hati terbaik milik Bintang Maharani. Iya, cuma Bintang yang punya, tapi dia mau kok membagi resepnya.

Namanya obatnya, Aldo Yoga Angkasa.

to be continued.

foto di kursi plastik aja cakep banget maunya apa?

261220
hwayoungiee.

Continue Reading

You'll Also Like

3.9K 448 9
Bukan cerita kerajaan ini hanya menceritakan seorang gadis bernama Karina Steward, anak bungsu dikeluarga Steward. Karina tinggal bersama keenam kaka...
596 122 12
❤Jangan lupa untuk klik tombol follow untuk mendalatkan updete next part🤗 🌻Setelah hari itu, 🌻 Hari dimana duka yang masih membekas hingga kini. H...
23.9K 3.6K 45
"Seharusnya kita bisa menulis takdir baru"-Jevan "Jevan, ini bukan apa yang bisa kita ubah sesuai apa yang kita harapkan"-Azeera
466K 4.9K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...