03. Tentang Adik Tingkat

200 31 3
                                    

Bintang bergegas keluar dari kosnya begitu Arjuna bilang dia udah di depan kosan.

Celingak-celinguk, kok nggak ada motor vario yang biasa Arjuna pake kalo mau keluar sama Bintang, tapi cewek itu malah ngeliat mobil warna putih terparkir di jalan depan kosnya yang lumayan sempit itu.

"Kak Bin!"

Bener aja, begitu Bintang mendekat, kaca mobilnya kebuka dan menampilkan wajah ganteng milik Arjuna. Sedikit terpesona padahal udah ngeliat berkali-kali, Bintang masuk ke mobil itu. Di dalamnya cuma ada Arjuna, sendirian sambil main hape.

"Kok bawa mobil Jun?" tanya Bintang setelah memasang seatbeltnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kok bawa mobil Jun?" tanya Bintang setelah memasang seatbeltnya.

Arjuna menyimpan handphonenya di dalam saku, lalu menghidupkan mesin dan mulai jalan pelan keluar dari gang kosan.

"Iya kak, tadi sekalian nganterin bunda arisan, baru kesini."

Iya, Arjuna emang penduduk asli sini alias nggak ngekos. Jarak rumahnya dari kampus nggak lebih dari tiga puluh menit, jadi cowok itu memilih tinggal di rumah daripada buang-buang uang cuma buat ngekos.

"Loh terus ntar bunda lo pulangnya gimana?" tanya Bintang lagi.

"Gampang kak, temennya bunda banyak kok— temenin gue nyervis jam dulu ya kak," pinta Arjuna sambil membelokkan mobilnya ke salah satu toko jam.

Bintang nurut-nurut aja. Rencana mereka sore ini adalah nonton film di bioskop. Tiket udah kebeli dari kemarin-kemarin, belinya lewat aplikasi soalnya. Sekarang masih ada waktu satu jam sebelum filmnya dimulai jadi bisa lah dipakai nyervis jam sebentar.

"Kak Bin udah makan?" tanya Arjuna yang udah nyerahin jam tangannya ke tukang servis, katanya sih mau ganti baterai.

Bintang mengangguk, "Udah kok tadi, gue nggak ada kuliah."

"Oh iya? Kenapa, dosennya nggak masuk?" tebak Arjuna yang udah hapal sama jadwal kuliah Bintang dan dia tahu kalau hari ini harusnya cewek itu kuliah satu makul.

"Iya, ngeselin banget bilangnya dadakan. Gue udah di kampus, bayangin."

Arjuna ketawa ngeliat komuk Bintang yang ditekuk karena masih emosi sama Pak Dosen, "Kasian banget lo Kak!" serunya sambil mengacak rambut Bintang sedikit.

Yang diacak rambut, yang berantakan hati.

Nggak perlu menunggu lama, jam tangan milik Arjuna udah siap dibawa pulang lagi. Estimasi mereka sampai di bioskop bisa tepat waktu, eh ternyata malah kecepetan. Bahkan pintu teater pun belum dibuka ketika mereka udah nukerin tiket.

"Mau duduk aja nggak Kak nunggunya?" tawar Arjuna yang ngeliat tempat duduk kosong di ujung koridor.

"Nggak usah, bentar lagi kok," tolak Bintang, yang aslinya lebih mager kalo disuruh jalan.

"Yaudah, kalo capek bisa jongkok Kak."

"Kayang aja boleh nggak?"

"Nggak boleh—"

"Kok gitu?!"

"—bolehnya sayang."

Untungnya, beberapa saat kemudian pintu teater dibuka, jadi Bintang nggak perlu susah-susah menyembunyikan kesaltingannya akibat ucapan Arjuna barusan.

Film pilihan mereka sore ini nggak neko-neko. Menceritakan tentang sepasang sahabat yang ternyata saling jatuh cinta tapi nggak ada yang berani mengungkapkan.

"Kak, kalo ternyata Kak Aldo suka sama kak Bin gimana?" bisik Arjuna menjelang akhir film.

Bukannya nyari jawaban, Bintang malah deg-degan parah, karena wajah Arjuna yang berada tepat di samping wajahnya. Deket banget, hembusan napasnya sampai kerasa di pipi Bintang.

"U—udah gila kali ah."

"Cie salting," goda Arjuna sambil menunjuk pipi Bintang yang memerah, Arjuna nggak sadar kalo saltingnya cewek itu ya gara-gara tingkah lakunya sendiri.

Pertanyaan Arjuna barusan membuat Bintang teringat sama Aldo. Cowok itu nggak membalas chatnya, padahal Bintang masih kepo alasan dari badmoodnya seorang Aldo pagi tadi. Bintang sih positif thinking aja, mungkin orangnya lagi tidur sore.

Film diakhiri dengan adegan pernikahan dari sepasang sahabat tadi. Mungkin kehidupan setelah mereka menikah akan diceritakan di season dua. Kalau iya, Bintang pengen nontonnya bareng Arjuna lagi.

"Kak mau langsung pulang apa makan dulu?" tanya Arjuna begitu mereka sampai di parkiran, hari pun udah gelap.

"Langsung pulang aja deh Jun," jawab Bintang setelah dia melihat handphonenya, belum ada balasan dari Aldo, terkirim aja belum, alias masih centang satu.

Perjalanan pulang mereka diisi dengan obrolan-obrolan ringan, walaupun sebenernya Bintang pengen bertanya kenapa Arjuna selalu memanggilnya dengan embel-embel 'kak', bahkan setelah mereka udah sedekat ini. Cewek itu kan jadi merasa tua.

"Jun."

"Iya kenapa Kak?"

Pada akhirnya, niat itu Bintang urungkan, paling jawaban Arjuna adalah karena takut dianggap nggak sopan, takut dibatin kakak tingkat yang lain, dan sebagainya. Maklum sih, cowok itu memang terkenal dengan good mannernya.

"Thanks for today ya, Kak Bin," kata Arjuna sebelum Bintang turun dari mobilnya, lengkap dengan senyum manis yang bikin Bintang pengen sujud syukur karena dia bisa ngeliat senyum itu ditujukan untuk dirinya.

"Harusnya gue yang makasih, hati-hati di jalan ya, Juna."

Bintang menatap mobil Arjuna sampai menghilang dari pandangannya.

Seneng banget Bintang, habis nonton bareng gebetan.

Bersambung.

Baru dua minggu masuk kuliah jadi anak semester lima, udah mulai gila.

170920
Hwayoungiee.

[COMPLETED] Sejak Hari Pertama // DoyoungWhere stories live. Discover now