10. Titik Balik

164 25 2
                                    

Sebenernya Aldo bukan mahasiswa yang kupu-kupu banget. Walaupun nggak ikut organisasi kampus apapun, cowok itu ikut beberapa UKM di tingkat universitas. Salah satunya, UKM Jurnalistik yang udah dia ikuti dari jaman maba sampai sekarang.

"Al, besok bisa ngeliput festival musik di jurusan lo, kan?" tanya Sella, salah satu anak jurnalistik. Malam itu baru saja selesai rapat mingguan.

Ah iya, festival musik yang diselenggarakan tiap tahun oleh himpunan jurusannya. Aldo sedikit banyak tau soal festival itu, karena Bintang salah satu panitianya. Iya, cewek itu adalah anggota himpunan jurusan, tapi karena ini adalah tahun terakhirnya mengabdi, dia jadi nggak terlalu sesibuk maba-maba yang baru saja bergabung.

"Bisa kok Sel, berdua ya?" jawab Aldo lengkap dengan senyumannya yang sempat bikin Sella jatuh hati.

Iya, jaman maba dulu Sella pernah naksir Aldo. Bahkan mereka berdua sempet dekat lho, udah ada acara antar-jemput segala, udah telfonan tiap malem diakhiri perdebatan siapa yang nutup telfonnya duluan, dan hal-hal lain yang indah seperti layaknya masa PDKT pada umumnya.

Semuanya jadi berubah setelah Sella merasa kalau di beberapa waktu, Aldo lebih memprioritaskan sahabatnya yang bernama Bintang daripada dirinya. Puncaknya ketika Aldo lagi nemenin Sella yang diopname gara-gara typhus terpaksa buru-buru balik ke kosan karena Bintang yang katanya nangis-nangis tanpa alasan jelas, bahkan sampai sekarang Sella juga belum tau alasannya.

"Sel?"

"Eh-" panggilan Aldo barusan membuat Sella tersadarkan dari flashback singkatnya, "Iya, Al. Sama gue ntar."

Aldo mengacungkan jempol lalu menyampirkan tasnya di bahu, "Gue duluan ya Sel, ke lapangan dulu. Panitianya lagi pada persiapan."

"Nyamperin Bintang ya, Al?"

Aldo cuma menyunggingkan senyum tipis sebagai jawaban. Sella pun udah paham sebenernya. Kalau dari awal, persahabatan Aldo dan Bintang itu bukanlah murni persahabatan.

Selepas dari PKM Jurnalistik, Aldo menjalankan motornya ke lapangan fakultasnya. Tempat dimana festival musik jurusannya akan diselenggarakan besok, tapi sebelum itu, dia mampir dulu ke Kopma, beli sebotol teh Gelas. Tau lah buat siapa.

Detak jantung Aldo kembali geradakan ketika melihat sesosok cewek di dekat gate, lagi mukul-mukulin bambu, nggak tau buat apa. Nggak heran sih, cewek itu emang anggota divisi dekorasi, yang kerjanya lembur ketika mendekati hari-h acara.

"Kak Bin, disamperin pacar lo tuh."

Celetukan adek tingkat barusan, yang Aldo kenal banget dengan sapaan akrab dek Uwu, membuat Bintang menoleh celingukan kesana-kemari. Begitu matanya ngeliat Aldo, cewek itu langsung tersenyum lebar.

"Doyi!!!!!!!"

Mendengar sapaan Bintang, Aldo buru-buru menghampiri dan menempelkan teh Gelas yang tadi ia beli ke mulut Bintang.

"Suara lo bisa didenger orang satu himpunan," gerutu Aldo.

"Emang sengaja!" ledek Bintang sambil membuka tutup botol teh Gelas itu lalu meminumnya, "Seger banget. Makasih ganteng!"

Aldo mengangguk, pandangannya mengedar ke seluruh penjuru lapangan. Panggung dan dekorasinya udah kepasang. Berarti sekarang Bintang ngerjain photobooth kalo nggak gate buat masuk.

"Kurang gate doang, yang lain udah jadi," keluh Bintang tanpa ditanya.

"Lo belom pulang ya dari tadi pagi?"

Bintang menggeleng. Sekarang udah jam sembilan malem, dan seperti pertanyaan Aldo barusan, dia dari tadi pagi udah disini, dan kayaknya sampai pagi datang lagi nanti.

[COMPLETED] Sejak Hari Pertama // DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang