Crazy Love

Por yosiucaaa

1.4M 70.4K 1.5K

Kenapa hidup gue ini selalu dihantui oleh manusia nyebelin itu?!!! Apa salah perempuan unyu, imut, cantik, da... Más

Prolog
1. Dia Lagi(?)
3. Tetangga Baru
4. Sebatas Sahabat
5. Libur Debat
6. Hukuman Sial
7. Pilihan Tersulit
8. Soal Hati
9. Rossa atau Anya(?)
10. Menyerah
11. Rencana Awal
12. Bimbang
13. Kayu Bakar
14. Taman Dekat Komplek
15. Sahabat atau Ponsel (?)
16. Perasaan Aneh
17. Truth or Dare
18. Masih di Villa
19. Awal Perdamaian?
20. Happy
21. Dare
22. Salah Tingkah
23. Maaf
24. Try Again
25. E N D
EPILOG

2. (SIAL)

60.4K 3K 12
Por yosiucaaa

Anya P.O.V

Bel pulang pun berbunyi. Gue segera membereskan buku - buku gue dan memasukinya kedalam tas. Gue segera mencari kunci mobil didalam tas. Eh tunggu deh, kok gak ada?

"Olaaaa, kunci mobil gue ilanggg, gimana dong?" Keluh gue pada Ola

"Lo inget - inget lagi Nya taronya dimana? disaku gak ada?" Tanya Ola

Gue hanya menggeleng pasrah, dan duduk kembali dikursi sembari mengingat - ingat dimana gue menaruh kunci mobil itu?. Ah! Sial, gue baru inget, hari ini kan gue gak bawa mobil, ah dasar Anya bodoh. Itu artinya, hari ini gue pulang naik angkutan umum dong? Ah sial sial

"SIAAALLL" Teriak gue tidak sengaja, dan membuat yang lain menatap gue dengan tatapan horror. Gue hanya mengucapkan kata maaf tanpa suara, kepada semua yang menatap gue.

"Lo kenapa sih Nya?" Tanya Ola heran

Gue hanya menggelengkan kepala, tanpa menjawab pertanyaan Ola.

"Ih aneh banget tau gak sih lo" Kata Ola

"Laaa" Kata gue dengan tampang memelas

"Kenapaaa?" Jawab Ola

"Hari ini gue pulang nebeng sama lo yah, plisss, hari ini gue gak bawa mobil La, gue lupa, terus uang jajan gue juga udah habis Laaa" Kata gue sejujurnya

"Yah Nya, maaf banget, hari ini gue ekskul tari, otomatis gue pulang sore Nya, lo mau nungguin?" Jelas Ola

"Eh cewek nyebelin, mana uangnya?" Kata seseorang yang berada dibelakang gue, dan mengulurkan tangannya untuk meminta.

Gue segera menengok ke arah orang tersebut. Ternyata cowok nyebelin itu. Apa? Uang? Astaga gue lupa, gue belum bayar uang buat tukang ojek tadi, haduh kalo gue bilang uang gue habis, gengsi dong.

"Uang apaan?" Tanya gue pura - pura tidak mengerti

"Jangan pura - pura lupa deh" Kata dia dengan nada menyebalkan.

Ah dia tau aja sih kalo gue Cuma pura - pura lupa doang. Aha! Gue punya ide!

"Bentar" Kata gue, sambil menarik tangan Ola keluar kelas

"Mau ngapain sih Nya?" Tanya Ola penasaran

"Laaa, gue minjem uang dong, buat bayar ojek tadi, plis Laaa uang jajan gue udah abis, besok gue ganti. Janji" Bisik gue memohon pada Ola

"Haduh Anyaaa, iya iya gue pinjemin" Kata Ola akhirnya

"Yeayy makasih Ola, lo emang sahabat terbaik gue,mwah" Kata gue sambil mencium pipi Ola -gue gak lesbi yah- dan pergi meninggalkannya

"Nih" Kata gue memberi uang pada Ferza -cowok nyebelin itu-.

"Apa - apaan nih Cuma 5 ribu?" Katanya tidak terima

"Terserah lo, dari pada gue gak bayar sama sekali, bye!" Kata gue dan segera pergi meninggalkan cowok nyebelin tersebut.

Sukurin deh tuh cowok, emang enak gue kerjain.

Setelah beberapa menit menunggu bus, akhirnya tiba juga, gue segera memasuki bus tersebut, gue duduk disebelah cowok SMA yang sepertinya seumuran dengan gue, lumayan lah walaupun naik bus, tapi duduk bareng cowok ganteng -kayaknya-, walaupun mukanya ditutupi masker, tapi dari postur tubuhnya sepertinya cowok ini ganteng.

"Ngapain lo senyum - senyum? Seneng, duduk bareng sama cowok ganteng kayak gue?" Kata cowok yang suaranya gak asing lagi gue denger, dan oh ternyata cowok yang tadi gue bilang ganteng adalah Ferza, oke anggap saja kata kata barusan hanya angin lalu.

"Ih ngapain lo disini?" Tanya gue dengan tampang shock

"Mau nagih uang yang kurang tadi, tapi sebagai gantinya lo cukup bayarin gue bus ini aja" Katanya sambil tersenyum licik

Aduh, gawat nih, uang gue 'kan pas - pasan, mana mungkin gue bayarin Ferza, ah ini cowok memang sangat menyebalkan.

"Nggak. Gue gak mau" Kata gue membentak

"Gak mau atau gak punya duit?" Tanya dia tepat sasaran

"Eh ... enggak kok, ih lagian lo seharusnya sebagai cowok bayarin gue dong" Kata gue mengalihka  pembicaraan.

"Kalo gak punya duit bilang aja, gak usah muter - muter gitu ngomongnya" Jawab dia santai, dan mengalihkan pandangannya kearah ponsel yang dipegangnya.

Ah cowok nyebelin. Ardiiii. Gue butuh Ardi. Aha, kenapa gue gak mencoba buat ngehubungin Ardi buat ngejemput gue? 'kan kalau gue turun disini, itu artinya uang gue masih tersisa lima ribu, dan uangnya bisa gue kasih buat cowok nyebelin itu. Ah gue pinter.

Gue segera berdiri dari kursi yang gue duduki, dan mengetuk bagian atas bus untuk memberhentikan bus tersebut. Bus tersebut berhenti.

"Nih uangnya, puas lo?" Kata gue meletakkan uang diatas pahanya sehingga membuat dia menatap gue dengan tatapan heran, gue segera meninggalkannya dan turun dari bus tersebut.

Gue segera menghubungi Ardi, untuk menjemput gue. Dan untung saja Ardi mau. Ardi emang calon pacar yang baik. Eh. Sahabat yang baik maksudnya.

"Oh, jadi lo minta dijemput pacar lo? Manja banget sih" Kata seseorang yang ada dibelakang gue, Ferza. Yap dia Ferza.

"Bukan pacar gue. Tapi sahabat gue, sahabat terbaik gue dari gue kecil" Kata gue, tapi kok terkesan curhat gitu ya? Biarin deh.

"Oh" Jawab Ferza singkat dan seraya pergi meninggalkan gue.

"Eh tunggu" Kata gue, sambil menahan lengannya, agar gak pergi dari hadapan gue. Ah ngapain coba gue megang tangan dia? nanti rabies lagi. Ih serem.

Dia menatap gue, kemudian menatap tangan gue yang belum melepaskan tangannya.

"Sorry" Kata gue sambil melepaskan tangan gue.

"Lo ngapain ikut - ikutan gue berhenti disini?" Tanya gue

"Bukan urusan lo" Katanya. Lagi - lagi nih cowok bikin gue kesel. Dia segera pergi meninggalkan gue.

"Nyebelin lo" Kata gue setengah teriak

Ferza nengok kembali, kemudian melanjutkan perjalanannya.

Dasar cowok menyebalkan.

Ardi kok lama banget yah? Ini anak kemana dulu coba?

Drrtt Drrtt Drrtt

Ponsel gue bergetar, pertanda ada whatsapp masuk. Ardi. Nah akhirnya.

Nya, kayaknya gue gak bisa jemput lo deh, soalnya ban mobil gue bocor Nya dijalan, maaf banget yah Nya, plisss jangan marah sama gue :(

Haduh, sial sial, kenapa ada aja sih cobaan buat cewek unyu kayak gue? Ah tapi gak apalah, yang penting Ardi udah minta maaf sama gue, manis banget lagi minta maafnya, jadi tambah sayang sama Ardi. Eh.

Gue memutuskan untuk naik ojek, dan membayarnya dirumah. Sesampainya di rumah, gue segera menyusuri kamar gue, dan berniat untuk segera mandi.

Setelah selesai mandi, gue segera menuju meja makan untuk makan bersama. Gue segera duduk di tempat biasa, dan mengambil nasi beserta lauk pauknya.

"Anya, besok malam kamu temenin Mama ke acara tetangga baru kita yah, kamu gak ada acara 'kan?" Kata Mama

"Orang jones mana punya acara Ma, ya 'kan Nya?" Sahut Abang, sambil melirik gue dengan senyuman mengejek. Rese.

"Sejak kapan kita punya tetangga baru Ma?" Tanya gue kepada Mama dengan heran, dan menghiraukan ledekkan Abang gue.

"Gue kira lo jones doang Nya, ternyata kudet juga hahaha" Sahut abang gue sambil tertawa geli.

"Gue nanya Mama yah, bukan lo" Bentak gue

"Tuh 'kan sehari gak berantem bisa gak kalian? Abang juga jangan ngeledek adeknya mulu bang" Kata Mama membela gue, gue hanya menjulurkan lidah kepada dia.

"Bisa 'kan Nya?" Tanya Mama (lagi)

"Em ... boleh deh" Jawab gue

Lumayan lah refreshing sedikit, dari pada malam Minggu gue di rumah mulu, lebih baik gue ikut Nyokap deh, sekalian nge - kepoin tetangga baru gue.

+++++++++++++++++++++++++++++++++

Voment ya;) Thankssss

Seguir leyendo

También te gustarán

3M 198K 21
Disaat taruhan merubah segalanya.. ©2016
2.5M 341K 76
#VERNANDOSERIES 4 👸🏻 Dalam hidup, Aresh tak pernah menyesali semua pilihan yang telah dipilihnya. Kalau pun salah memilih, ia pasti berusaha mengat...
2.7M 121K 57
Season 2 for S.A.D In A Life (Happy Ending) Ruang memintaku untuk menjauh dari mereka, dan waktupun memintaku untuk berubah dalam seketika. lalu, apa...
2.4M 170K 44
HIGH RANK #1 in Teenfiction [26 Februari 2019] "kenapa gue mikirin si culun mulu sih?" - Rebeca Anjani "Gue anti cewek populer. sorry" - Satria Geral...