rєcσnvєníng | kαgєчαmα tσвíσ

By alyhani

29.8K 3.7K 1K

Fanfiction by ©alyhani Kageyama Tobio X Reader Haikyuu!! Fanfiction All haikyuu characters belong to ©Haruich... More

〖 〗さよなら 「вчє」
〖1〗ѕíѕtєr
〖2〗 ѕєníσr
〖3〗αnхíσuѕ
〖4〗hím
〖5〗fєєlíng
〖6〗mσrníng
〖7〗 мιѕѕιng нιм
〖8〗kíѕѕ
〖9〗αpσlσgízє
〖10〗twínѕ
〖11〗míѕundєrѕtαndíng
〖12〗hєr
〖13〗 cσnfєѕѕ
〖15〗hurt
〖16〗 pσígnαncч
〖17〗rєndєzvσuѕ
〖18〗díѕєngαgє
〖19〗ѕєlfíѕhnєѕѕ
〖20〗вєgín

〖14〗 hєαrtвrєαk

1.1K 156 137
By alyhani

🌸

Keheningan malam yang terasa mencekam, membawa perasaannya makin terlarut akan keperihan. Rasa itu kian meluap, namun lagi-lagi jarak dan waktu membatasinya. Untuk kesekian kalinya ia terkungkung, menahannya seorang diri tanpa bisa mengutarakannya dengan benar.

"Aku terlambat." Suara paraunya menyatu dalam hembusan angin yang dingin. Di penghujung musim gugur, musim dingin akan datang dan membekukan hatinya, untuk pertama kalinya.

Ketika rembulan dan bintang menjadi satu-satunya yang ia punya di sini. Di taman kota yang sepi, sesekali suara klakson terdengar, namun tak berarti apa-apa.

Tubuhnya menggigil. Dingin. Amat dingin. Namun rasa sesak dalam dadaanya jauh melebihi segala sakit yang ia rasakan. Satu kalimat. Itu hanya satu kalimat pengiring sebuah gambar. Itu hanya satu kalimat. Satu gambar. Dan berjuta rasa sakit yang menyertainya.

"Terlambat..."

Sebuah tangan meraih jemarinya, meluluhkannya dengan kehangatan sebuah genggaman. Jemarinya yang kaku kembali menghangat, membuatnya kembali merasakan suhu yang begitu kontras dengan tubuhnya.

Kepalanya mendongak, menangkap siluet seorang gadis. Gadis yang amat ia cintai. Gadis yang bahkan hanya muncul dalam angannya. Gadis yang membawa berbagai penyesalan merasuk ke hatinya.

"Kageyama-san..." Suara selembut sutra kembali menjamah pendengarannya. Jemari lentiknya menyentuh perlahan pipinya, menuntunnya tuk bertemu pandang. "Ini sudah malam. Ayo pulang. Ini penghujung musim gugur, dingin bukan?"

Sebelah tangannya terangkat, membalut lembut tangan yang memangku sebelah wajahnya. Air matanya berkumpul, beriak menggetarkan hati terdalam seorang Kageyama Tobio.

"Hayakawa-san..." Berat, sesak, sakit, semua bercampur tanpa mampu ia kendalikan. "Tsukiatte, kudasai..."

Sebuah tempat. Ia butuh satu tempat. Tempat di mana ia bisa kembali kapan saja dan seseorang menunggunya dengan senyum. Sungguh tidak bisa. Ia tak bisa menahannya, menjadikannya lelaki brengsek yang hanya memikirkan perasaannya.

Pagutan itu terjalin, membalut lembut dengan rasa sesak yang kian meruah. 'Aku tak tahu, sesal akan menghantuiku atau tidak... aku tidak tahu...'

🏐

"Itu curang, Miya-san! Aku cuma kalah makan dua onigiri, dan kau malah memposting sesuatu yang akan membuat orang-orang salah paham!" protesnya tersuarakan dengan lucu, meskipun gadis itu merasakan kekesalan yang tak terbendung.

Surai kelabu yang perlahan menghitam seluruhnya tersibak angin musim gugur. Suaranya yang tenang menghanyutkan siapa pun untuk kembali menyelami siapa jati diri lelaki ini sebenarnya. Mahasiswa tingkat dua jurusan kuliner, atau pangeran berkuda putih yang tengah menyamar.

"Itu sudah lewat sebulan, kan? Tepat saat kau menolakku. Dan kau baru protes sekarang?" Lirikan sinisnya menelanjangi [Name] dalam keramaian.

Pipinya menghangat ketika memori sebulan lepas kembali terngiang dalam pikirannya. Saat Miya Osamu menyatakan perasaan dengan begitu tenang, dengan gurat kecewa dalam pandangnya.

"Itu karena aku baru tahu kau memposting hal bodoh itu di media sosialmu. Lagian kau juga gak pernah kasih tau media sosialmu padaku! Itu curang!" Satu tamparan keras [Name] berikan pada lengan kekar sang lelaki, walau pada akhirnya tangannya sendiri yang merasa sakit.

Osamu terkekeh kecil, hanya sebentar sebelum ekspresi wajahnya kembali datar dan menatap tak peduli pada gadis yang tengah berjalan bersamanya. "Kau gak pernah tanya juga, aku gak salah, kan?"

"Harusnya kau minta ijin dariku kalau mau memposting hal seperti itu, kan?"

Sebelah tangan Osamu meraih puncak kepala gadis itu, membelainya lembut dengan senyum miring di wajahnya. "Hee? Kayaknya aku gak pernah memposting mukamu---Ah, pernah, tapi itu pun kau tahu, kan kalau aku mempostingnya? Aku gak perlu ijinmu lagi, kan?"

"HAH!" [Name] membuang pandang dengan mulut yang siap untuk menghujat. "Sungguh pikiran egois yang menakjubkan, Miya Osamu-san."

Satu jarinya teracung, menunjuk sang lelaki dengan penuh kejengkelan. "Kalau sampai terjadi sesuatu padaku, seperti dikejar, diteror, dibenci oleh para fansmu, kau harus bertanggung jawab!"

Osamu mendekatkan wajah, tatapannya berubah, pandangan jahil dengan senyum miring yang menyebalkan tapi selalu memesona. "Bagaimana kalau sekarang saja tanggung jawabnya? Aku akan menjadi pacarmu secara resmi."

[Name] mengerling jengah, menatap malas senior yang kembali mengajaknya berpacaran. "Aku tak tahu kau semenyebalkan ini, Miya-san. Padahal first immpressionku padamu bagus." Helaan napasnya terdengar. "Berhenti mempermainkan aku."

Tawa sarkasnya terdengar tak lama. "Masih saja berpikir aku mempermainkanmu? Aku yakin aku tidak pernah melakukan hal bodoh itu sepanjang hidupku."

"Sou?" ujar [Name] setengah mengejek."Pasti banyak cewek yang mau kau 'permainkan'. Kau tinggal memilihnya sesuai keinginanmu." Apa yang keluar dari mulutnya sebenarnya menyayat hati seorang Miya Osamu.

"Kenapa memandangku serendah itu?"

Tawa lebarnya terdengar, sebelah tangannya menepuk punggung Osamu. "Bercanda, bercanda~ Gak usah dimasukkan hati gitu~"

Osamu tertawa hambar. "Candaanmu buruk sekali." Jauh dalam relung hatinya rasa sesak tertahan dengan menyakitkan. Tentang alasan yang membuat seorang [Fullname] mengatakan hal kejam itu dengan santainya.

"Kau masih sering menelpon mantanmu itu?" Tersirat rasa tak suka dalam bicaranya.

[Name] terdiam. Jika boleh ia jujur, sudah sebulan belakangan hubungannya dengan Tobio tak terjalin dengan baik. Ketika mereka bertelepon, percakapan hanya berlangsung sepuluh hingga dua puluh detik. Aneh, sangat aneh.

Anggukan gadis itu berikan sebagai jawaban. "Masih seperti biasa," tawa kecilnya menyertai. "Tobio semakin sibuk dengan aktivitas klubnya, kami tak bisa lama-lama terhubung dalam telepon."

Belaian halus yang begitu menenangkan [Name] rasakan. Punggungnya menghangat, seketika air matanya kembali beriak seakan ingin menumpahkan apa yang ia tahan beberapa hari belakangan.

"Kau mau menunggunya sampai kapan? Kini tak ada lagi keterikatan antara kau dan dia. Kau berhak merasakannya, euphoria masa muda yang hanya datang satu kali." Paras tampannya menoleh, mendapatkan [Fullname] seutuhnya dalam pandang. "Ada lelaki lain yang bisa membawamu dalam euphoria itu, tidak hanya Kageyama Tobio."

Tangannya meraih sebelah tangan [Lastname]. Menyilangkan jemari demi jemari, mengikatnya dengan segala perasaan yang tercurah dalam setiap ujung jarinya. Genggaman yang lembut lagi membawa rindu.

"Aku tak bisa, Miya-san." Secara perlahan [Name] melonggarkan genggaman. "Aku hanya akan menyakitimu dengan kebohonganku. Lagi pula kau bisa mendapat yang lebih baik daripada aku." Senyum tipisnya teruntai, membentuk rona tipis di kedua sisi wajah Miya Osamu.

Entah sudah berapa kali. Pernyataan yang sama terus datang dari bibir ranum sang lelaki. Tekanan dalam hatinya kian bertambah. Tapi ia juga tak bisa menyalahkan nya. Perasaan seseorang tak dapat ia kendalikan hanya agar scenario terbaik menurutnya menjadi kenyataan.

Senyum miring sang lelaki mengalihkannya, suara beratnya yang bagi candu memenuhi pendengaran. "Aku tak berharap ada yang lebih baik darimu. Selama aku hanya menyukaimu, maka kau lah yang terbaik."

Sejenak manik [h/c]-nya melebar, untaian kata-kata manis yang begitu indah, memanjakan hatinya yang rindu akan sapaan manis. Senyum si gadis terbentuk, dengan tatapan yang sudah berubah.

"Aku merasa tersanjung, Miya-san."

🏐

Di dalam sebuah café masa kini dengan nuansa kopi yang ringan namun memanjakan diri dengan ketenangannya. Dering teleponnya tak kunjung berhenti. Berat. Berat rasanya mengabaikan satu nama yang terlah terukir apik dalam hatinya.

Tapi ia tak bisa menyiksa dirinya sendiri. Ia harus mencari cara lain.

"Tobio, shift ku sudah selesai. Tolong tunggu sebentar, ya?" Suara lembut bagai gula halus yang bertaburan di atas makanan manis penuh cita rasa, menyapanya.

Kageyama mendongak, lantas mengangguk di hadapan sang gadis.

Perjalanan pulangnya tak lagi sepi. Seorang gadis menggamit tangan besarnya, bukan mencari kehangatan atau semacamnya. Hanya ada satu alasan. Karena ia adalah kekasih Kageyama Tobio.

Sekali lagi ringtone khasnya terdengar. Panggilan masuk di ponsel Kageyama. Sebelah tangannya mengepal kuat mengetahui siapa yang menelpon. Lag-lagi, nama yang sama.

"Kenapa tidak kau angkat, Tobio?" tanya Hayakawa Sachiko sedikit khawatir.

Gelengan kecil Kageyama berikan. "Bukan panggilan penting."

"Hontou?"

Dengan anggukan kecil Kageyama pun menjawabnya.

Ia tidak bisa bilang bahwa yang menghubunginya adalah cinta pertamanya, kekasih pertamanya, sekaligus mantan pertamanya. Rasanya akan menyesakkan, baik baginya maupun Hayakawa Sachiko, gadis baik penuh perhatian yang dipaksa Kageyama untuk terjun ke masalahnya yang rumit. Lebih tepatnya, ia sendiri yang membuat masalahnya menjadi rumit.

Sementara [Name] terus bergerak gelisah. Baik panggilan dan pesannya tiada satu pun mendapat balasan. Berkali-kali. Berkali kali ia lakukan. Dan semuanya seakan percuma. Kekhawatirannya kian membesar. Kekhawatirannya sebagai mantan kekasih yang egois. Kekhawatirannya yang hanya bisa melihat ke satu pria.

Ini bukan apa yang ia harapkan. 'Mantan kekasih', seakan menjadi penghambat untuk segalanya.  

🏐

[200726]

A.N
Potek dah lu pada~ Siap menerima protes~

Lot of love,

Alyhani

Continue Reading

You'll Also Like

437K 44.5K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
35.5K 5.3K 34
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
39.8K 2.6K 11
«Jika dunia tidak menerima kita,mari kita buat dunia kita sendiri,hanya kau dan aku didalam nya» Lalisa Manoban. +++ GIP area! jangan ditiru 🔞
98.6K 11.9K 37
'benci bisa jadi cinta loh, cantik' 'apaan, diem lu' 'aduh, malu malu ih si geulis' 'gue laki ya, jangan main cantik-cantik lu' 'tapi lu emang cantik...