CERITA LAMA BELUM KELAR - CLB...

By chachaii_

482K 52.4K 13K

[SUDAH TERBIT] FOLLOW DULU SEBELUM BACA, PART PRIVATE ACAK Cerita Lama Belum Kelar Jika kita tidak di takdirk... More

prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48 [last part]
lanjutan CLBK?
PO CLBK

24

8K 985 104
By chachaii_

"Pertemuan kita belum tentu akan berujung sebuah persatuan untuk saling melengkapi."

***

Michelle tertunduk lemas. Pikirannya dipenuhi oleh segala hal yang baru saja terjadi padanya. Michelle tak pernah suka menjadi pusat perhatian. Namun hal itulah yang akan selalu dia dapat apabila terus-terusan berurusan dengan Rifqi.

Satu kampus sudah mengetahui bahwa dahulu dirinya pernah menjalin hubungan dengan Rifqi. Hampir seluruh mahasiswa mengetahui hubungan yang sudah kandas itu. Baru saja dia membuat satu kampus heboh kembali karena mengizinkan Rifqi untuk merangkulnya. Lebih tepatnya dia mau membantu lelaki itu meskipun yang dia dapat sebagai imbalan adalah menjadi bahan obrolan anak-anak kampus.

Ponsel Michelle dari tadi tak berhenti bergetar karena ratusan pesan yang masuk. Siapalagi kalau bukan Sarah yang sudah penasaran untuk mendengar ceritanya langsung dari Michelle. Michelle tadi sempat bertemu dengan Sarah terlebih dahulu untuk meminjam mobilnya. Dari situlah Sarah tahu akan hal itu.

"Ini lo seriusan bisa nyetir?" Rifqi memecah keheningan diantara keduanya. Sudah dua puluh menit mereka berada di dalam mobil Sarah tanpa melakukan apapun. Perempuan yang akan mengendalikan mobil ini masih mencoba untuk menetralkan pikirannya. 

"Kenapa? Udah lama gak gue rangkul jadi kaget yah? Yaudah deh nanti mah sering-sering gue rangkul," Rifqi lagi-lagi menggodanya sambil menatap Michelle lekat-lekat.

"Gue punya SIM kok tenang aja," Michelle mengabaikan godaan Rifqi barusan. Kali ini godaannya tidak mempan untuk membuat Michelle tersipu.

"Lah gue kira lo gak bisa nyetir, terus kenapa lo gak pernah bawa kendaraan?" Pikiran Rifqi kini dipenuhi oleh tanda tanya. Dia pikir selama ini Michelle tidak bisa mengemudi. Lalu mengapa dia tak pernah membawa kendaraannya sendiri?

"Ohh gue tau, pasti biar lo selalu punya alesan buat pulang bareng gue yah," tebak Rifqi asal.

"Kepedean amat lo. Lagian gue numpang pulang cuma sekali doang itu juga lo yang maksa," Timpal Michelle dengan serius. 

"Terus kenapa dong?" Rifqi kembali bertanya sambil membenarkan posisi duduknya. Kali ini Michelle terlihat lebih serius dari biasanya. Rifqi tidak tahu apa yang saat ini sedang gadis itu pikirkan. 

"Gue gak diizinin bawa kendaraan sendirian sama orang tua, kan lo tahu sendiri gue anak rantau," jawab Michelle.

"Bukannya lebih bahaya kalau lo pulang sendirian pakai angkutan umum yah? Kalau nanti lo diculik gimana?" Tanya Rifqi.  Ada sebuah rasa kekhawatiran yang terselip di dalam tatapannya.

"Ya lagian siapa juga Rif yang mau nyulik gue," Michelle tertawa samar. Pertanyaan Rifqi barusan terdengar seperti pertanyaan yang selalu dilontarkan oleh anak kecil.

"Gue kalau jadi penjahatnya bakal nyulik elo buat dijadiin calon istri," Rifqi berusaha untuk merubah suasana yang serius ini menjadi lebih santai. Rifqi tidak tahan berada dalam suasana seperti itu.

"Mana ada penjahat niatnya kaya gitu," Michelle berusaha untuk menahan dirinya kali ini untuk tidak tersipu dengan gombalan Rifqi. Dia harus ingat bahwa bukan dirinya saja yang diberi gombalan-gombalan oleh Rifqi, dia harus ingat bahwa dirinya bukan lagi orang spesial yang ada di hidup Rifqi.

"Ada kok, mau gue buktiin?" Perkataan Rifqi lagi-lagi berhasil membuat Michelle bungkam. Tanpa berpikir panjang lagi, perempuan itu segera menjalankan mobilnya untuk pergi ke tempat yang dituju sehingga dia bisa cepat-cepat meninggalkan lelaki ini.

Sepanjang perjalanan tak terjadi sebuah percakapan di antara keduanya. Rifqi yang biasanya selalu membuka percakapan kini terdiam sambil memandangi keramaian di ibu kota. Mungkin lelaki itu mencoba untuk menahan rasa sakitnya yang semakin menjadi karena tidak mendapatkan pertolongan pertama dengan baik. Namun itu salahnya sendiri karena telah menolak sebuah bantuan yang Michelle tawarkan kepadanya. 

Ponsel Michelle tiba-tiba berbunyi memecah keheningan diantara keduanya. Dengan menggunakan sudut matanya, Rifqi berusaha untuk membaca nama yang tertera dalam layar ponsel Michelle. Mata Rifqi membulat sempurna. Dia tidak menduga Michelle menyimpan nomor Rifan, apakah mereka sedekat itu sampai bertukar nomor telepon? Rifqi tak tahu akan hal itu tapi yang jelas hal itu membuatnya semakin penasaran.

"Tumben banget si Rifan nelepon," gumam Michelle yang sesekali melirik layar ponselnya yang dia simpan di salah satu cup holder.

Rifqi langsung mengambil ponsel Michelle tanpa berkutik apapun. Michelle terkejut dengan tindakan Rifqi. "Rif lo mau ngapain? gak usah diangkat," konsentrasi Michelle sedikit membuyar.

"Halo Chelle lo dicari-"

Michelle bisa mendengar suara Rifan samar-samar dari ponselnya yang saat ini ada di tangan Rifqi.

"Michellenya lagi nyetir, ada apa lo nelepon?" Tanya Rifqi dengan nada yang tidak bersahabat.

Michelle tidak tahu ada apa yang terjadi sebenarnya diantara Rifan dan Rifqi, tampaknya mereka terlihat tidak bersahabat semenjak pertandingan barusan. Mereka tidak sejurusan dan letak kampus keduanya pun sangat berjauhan. Bagaimana mereka bisa bermusuhan apabila peluang untuk sebuah pertemuan diantara keduanya itu sangat kecil? Kini pikiran Michelle dipenuhi oleh tanda tanya.

"Lo?" Rifan terkejut, dia tidak menduga musuhnya yang akan menjawab panggilannya. Rifan mulai penasaran dengan apa yang baru saja terjadi. Bagaimana Michelle dan Rifqi bisa saling mengenal. Kedekatan diantara keduanya pun tampak tidak biasa.

"Iya gue Rifqi Attila Pratama, kurang jelas?" Rifqi menekankan tiap kata yang diucapkan saat dia menyebut nama lengkapnya.

"Ngapain lo di sana?" Salah satu pertanyaan di benak Rifan terlontarkan.

"Bukan urusan lo, lo ada apa nelepon Michelle?" Rifqi bertanya balik tanpa menjawab pertanyaan Rifan dengan benar.

"Gak jadi nanti aja," jawab Rifan penuh kebingungan. Lelaki itu segera memutuskan sambungan teleponnya.

Rifan terdiam sejenak. Kini dia terlihat seperti seseorang yang sedang melamun padahal pikirannya sedang bekerja keras untuk menghubungkan segala informasi yang dia punya. Lelaki itu masih berusaha untuk memecahkan sebuah tanda tanya yang ada di benaknya. Kehidupan Rifqi memang tak pernah bisa tertebak olehnya.

Rifan sangat penasaran dengan kehidupan Rifqi bagian itu. Namun dia tidak tahu harus menggali informasi dari siapa. Pertemanannya tidak luas seperti Rifqi. Dia hanya berteman dengan teman sejurusannya saja itupun tidak semuanya. Rifan tersenyum menang, dia menemukan sebuah ide saat Gerry baru saja melewatinya dengan satu cone es krim yang ada di tangannya. Dia tahu Gerry pasti memiliki informasi yang saat ini sedang dia cari karena dia berteman cukup baik dengan Michelle.

"Ger," Rifan langsung mencegat Gerry.

Gerry otomatis langsung melirik karena merasa terpanggil. Rifan segera mendekat ke pada Gerry. "Michelle sama Rifqi ada hubungan apa?" Tanya Rifan tanpa ragu-ragu.

"Demi apa lo gak tahu? Rifqi tuh mantan Michelle. Lo kaget gak? Si Michelle gak pernah cerita sih ke gue padahal dia temen deket gue," jelas Gerry panjang lebar dengan ekspresi kagetnya.

"Terus lo tahu dari mana?" Rifan sedikit terkejut. Dia tidak menduga bahwa kedekatan mereka tidak biasa-biasa saja. Keduanya pernah terikat dengan sebuah hubungan yang spesial.

"Rumor-rumor gitu, satu kampus udah tau kali soal mereka mah. Soalnya Rifqi keliatan masih ngejar-ngejar  Si Michelle gitu," jelas Gerry, sesekali lelaki itu menjilat es krim yang ada di dalam genggamannya.

"Hoax kali. Orang si Rifqi udah tunangan, si Michellenya juga udah punya cowok," Rifan tak percaya dengan perkataan Gerry barusan.

"Ehh gue juga awalnya gak percaya Fan, sampe akhirnya gue liat sendiri si Rifqi bela-belain nyamperin Michelle ke gedung kita buat ngajak pulang bareng tuh cewek," jelas Gerry.

Rifan terdiam. Dia masih tidak menyangka dengan apa yang baru saja dia dengar. Kehidupan Rifqi memang penuh dengan kejutan. Pantas saja lelaki itu bersikap biasa saja apabila dia mencoba untuk mendekati tunangannya. Ternyata memang bukan Rika wanita yang dia cintai dengan sungguh-sungguh. Ternyata ketua angkatan jurusannya yang selama ini Rifqi cintai dengan sepenuh hati.

***

Vote dan Comment buat next part! 

Instagram :

Putrizhr

Chachaii_

Hai semuanya, gimana nih sama part yg ini? Semoga masih pada tetep suka yaa sama ceritanya. Tetep terus ikutin cerita aku yah karena kedepannya bakal banyak kejutan buat kalian semua. Kita naikin sedikit yaa karena aku ada kesibukan pribadi juga maaf banget, 2k readers 400 vote aku langsung up yaa..

Ohiya buat kalian yang cerita di wattpadnya mau difeedback sama aku, capture bagian favorit dari cerita CLBK, masukkan ke Snapgram dan jangan lupa tag akuu @putrizhr dan @chachaii_. tiga orang pertama yaa!

See u!!

Continue Reading

You'll Also Like

291K 14.7K 61
[ FOLLOW DAN VOTE YAAA ] Tersedia di gramedia. Pesan online DM instagram @kopioppi "Kamu; yang membuatku kembali percaya bahwa bahagia benar adanya...
1.7K 353 36
เผบAgmissionเผป -๐““๐“พ๐“ช ๐“๐“ฝ๐“ถ๐“ช ๐“Ÿ๐“ฎ๐“ถ๐“ซ๐“ฎ๐“ท๐“ฌ๐“ฒ ๐“ข๐“ฎ๐“ถ๐“ฎ๐“ผ๐“ฝ๐“ช- "Mengenal diri sendiri aja susah, apalagi orang lain, 'kan?" Mita, gadis yang memiliki...
2M 33.4K 10
Baca dulu yang Sani dan Rani. *** Kata mereka cinta itu bahagia, kata mereka cinta itu petaka, bahkan kata mereka cinta itu adalah sihir dan juga rea...
3.6M 211K 57
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...