Beby and Brother's [TERBIT]

By alalaylay

7M 734K 52.6K

Beby Abigail, si gadis polos nan lugu, hidupnya berubah menjadi 180 derajat ketika mamanya tiba-tiba menikah... More

Bab 1
Bab 2
C A S T
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
INFO
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
C A S T 2
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Bab 40
Bab 41
Bab 42
Bab 43
Bab 44
Bab 45
Bab 46
Bab 47
Bab 48
Bab 49
Bab 50
Bab 51
Bab 52
Bab 53
Bab 54
Bab 55
Bab 56
Bab 57
Bab 58
Bab 59
Bab 60 (End)
Coming Soon?
VOTE COVER
PREORDER

Bab 17

142K 14K 270
By alalaylay


Ackerley Javier Karl, pria yang berusia 21 tahun. Salah satu pria yang mengikuti kelas akselerasi dan merupakan lulusan dari Oxford University. Dia pintar dan cerdas sehingga saat berusia 19 tahun sudah berkeinginan untuk mendirikan beberapa restoran di Indonesia. Saat ini Ackerley sedang mencoba melebarkan sayap bisnis restorannya ke beberapa negara benua Eropa.

Itu adalah data dari seorang Ackerley yang Damian dapatkan.

Oh, jangan lupakan bahwa Ackerley adalah salah satu tetangga apartemen Beby.

Dan lebih dari sekedar seorang tetangga apartemen.

Itulah yang Damian sesalkan.

"Abang marah?"

Damian melirik singkat Beby yang kini menatapnya dengan kerutan didahi. Damian menghembuskan napas kasar dan berdehem kecil.

Sementara Beby dibuat bingung. Sejak keluar dari restoran, abangnya ini menjadi sedikit pendiam. Membuat Beby ketar-ketir sendiri, takut jika ia berbuat kesalahan yang mungkin saja tak ia ketahui.

"Ehm, bang Ai itu tetangga apartemen Beby dulu. Dia baik kok sering ngasi Beby kue tiramisu waktu mama lembur kerja bahkan Beby sering main di apartemen bang Ai, abang." Walaupun tak mengerti, Beby berniat menjelaskan tentang 'bang Ai' yang tak sengaja mereka temui di restoran tadi.

Mungkinkah gara-gara itu Damian sekarang bermuka masam?

Damian tak menjawab, dia tetap memfokuskan pandangannya ke depan karena ia sedang menyetir namun indera pendengarannya tetap mendengar ucapan Beby. Damian bahkan melupakan fakta bahwa Ackerley lah orang pertama yang dipanggil 'abang' oleh Beby.

Sekali lagi Damian menghembuskan napas kasar. Apa-apaan itu, darimana nama Ackerley menjadi Ai?

Bahkan Damian berdecih sewaktu Ackerley memanggil Beby dengan sebutan bunny? Dia pikir adiknya ini kelinci? Adiknya itu lebih imut dari kelinci dan lebih manis dari madu.

"Hiks.."

Lirihan tangis itu membuat Damian tersentak kaget. Segera ia menepikan mobilnya.

Damian menoleh ke arah Beby yang kini tengah menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Damian memajukan badannya, "hey sayangnya abang kenapa nangis?" tanyanya seraya mengambil kedua tangan Beby.

Melihat pipi Beby yang basah dengan mata yang berkaca-kaca membuat sudut hati Damian terasa nyeri. Dengan lembut Damian mengusap kedua pipi Beby menggunakan jari jempolnya.

"Beby kenapa nangis?" tanya Damian sekali lagi.

Beby melirik sekilas wajah abangnya yang berjarak dua puluh senti dengannya itu. Kemudian ia menundukkan kepalanya.

"Sayang, kalau diajak ngomong sama abang lihat orangnya." Kata Damian dengan nada lembut sembari menjepit dagu Beby dan mendongakkan kepala adiknya.

Beby kembali melirik Damian singkat, lalu menatap ke segala arah asal tak bertatapan dengan abangnya. "Abang marah sama Beby?" tanya Beby hati-hati.

Sementara Damian mengernyit heran, "kenapa abang harus marah sama Beby?"

Beby mempoutkan bibirnya ketika abangnya malah balik bertanya, "gak tau. Tadi abang diemin Beby."

Mendengar jawaban Beby membuat Damian tergelak.

"Abang mana bisa marah sama Beby,"

"Jadi abang gak lagi marah?"

Damian terkekeh, "emang abang marah kenapa?"

"Gak tau," jawab Beby sambil menggelengkan kepalanya.

Untuk kesekian kalinya Damian tertawa. Damian bahkan berani bertaruh jika hanya hari ini ia banyak tertawa lepas untuk pertama kalinya.

"Sebelum pulang kita mampir ke toko kue dulu beli tiramisu yang banyak."

Perkataan Damian membuat Beby melongo namun sedetik kemudian bersorak ria.

Mungkin Damian terlalu cemburu terhadap Ackerley padahal tadi di restoran mereka hanya saling menyapa tanpa melakukan kontak fisik.

***

Beby berjalan memasuki rumah diselingi lompatan kecil. Tangannya menenteng dua paper bag yang berisikan kue kesukaannya, ia tersenyum cerah.

Netranya tak sengaja menangkap salah satu abangnya tengah menuruni anak tangga. Dan hal itu membuat bibirnya semakin melengkung ke atas.

"ABANG!" Teriak Beby membuat sang empu terlonjak kaget.

Beby segera mendekati abangnya itu.

"Bang Nio kok udah pulang? Katanya lombanya sampai dua hari?" Beby mengerjap berkali-kali sambil memiringkan kepalanya.

Sedangkan Nio yang melihat tingkah imut adiknya itu tak segan mengacak-acak rambut Beby dan menarik kepala adiknya itu ke dalam pelukannya. Membuat adik perempuannya menggerutu.

"Gemes banget sih Beby-nya abang," kekeh Nio.

Beby mencebik sebal, ia mendongak. "Abang! Kan Beby tanya kenapa abang udah pulang?"

Nio tertawa gemas, ia melepaskan pelukannya dan merangkul Beby membawanya menuju dapur.

"Beby duduk sini, abang mau minum dulu."

Menurut, Beby mendaratkan bokongnya di kursi dan meletakkan dua paper bag yang ia genggam diatas meja makan. Sedangkan Nio sudah menghilang dibalik dinding yang menjadi sekat antara ruang makan dan dapur.

Tak butuh waktu lama, Nio kembali dengan membawa segelas susu.

"Nih, Beby minum dulu." Nio menyodorkan segelas susu yang ia buat pada Beby.

Beby tersenyum, "makasih abang."

Nio mengacak rambut Beby dan tersenyum. Ia kemudian duduk disamping adiknya. Matanya menatap dua paper bag yang tadi dibawa oleh Beby. "Beby bawa apa?"

Ia menarik salah satu paper bag dan membukanya. Nio mengerutkan dahinya, "kue?"

Beby mengangguk semangat, ia meletakkan gelas yang telah kosong dimeja. "Iya abang, tadi dibeliin sama bang Dami," ucapnya ceria.

"Oh, terus bang Damian mana?"

Pertanyaan Nio membuat Beby bingung. Ah, Beby lupa dengan abangnya itu. Bukankah tadi abangnya itu berjalan dibelakangnya? Atau ada urusan mendesak sampai tak pamit padanya?

"Beby juga gak tau tadi bang Dami jalan dibelakang Beby."

"Sepertinya bang Dami masih diluar," kata Nio sembari mengendikkan bahunya.

Beby mengangguk mengiyakan.

"Abang belum jawab pertanyaan Beby tadi" ujar Beby.

Nio terkekeh, "lombanya diundur Baby."

Beby ber-oh-ria. Dia menarik paper bag dan mengambil isinya.

Sementara Nio yang hendak bertanya kembali harus mengurungkan niatnya ketika benda yang berada di saku celananya bergetar.

Ia mengambil benda persegi itu dan menyalakannya. Dan Nio menyipitkan matanya ketika membuka pesan dari sahabatnya.



Tbc

Haiiiiiiii
Maaf ya jarang update(o´▽'o)
Soalnya aku lagi fokus sama cerita aku yang ada di draf (banyak beut lagi ceritanya)
Apalagi aku lupa-lupa ingat sama alur cerita ini😞😞, aku orangnya pelupa😭😭 sorryyyy

Tapi pasti bakal ditamatin kok😅

Jadi jangan lupa klik ⭐ dan komen yaaaaaaaaa

Senin, 10 Agustus 2020

alalaylay

Continue Reading

You'll Also Like

78.1K 8.9K 33
Artheza atau kerap di panggil dengan nama teza, gadis yang berumur 20 tahun ini terpaksa menikah di usia mudah karena suatu kejadian di saat ia ingin...
4.5K 934 12
[ ON GOING ] Tuhan itu adil! Dikala kita sedih disitulah tuhan sedang membentuk sebuah kebahagian untuk kita. ~Alana queenesa lernard Bisa dibilang...
12.3K 852 32
Semua ini tentang benci dan cinta, selalu ribut tetapi enggan berpisah. Tentang seorang gadis tomboy dan seorang laki-laki yang di cap sebagai crazy...
733K 75.7K 44
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...