VIOLET (END)

Per putih_hitam

195K 23.5K 2.2K

Mereka bilang, dirinya sempurna. Kaya, cantik, pintar, populer, multitalent. Kesempurnaan adalah miliknya, Vi... Més

1- Awal Mula
2- Hukuman
3- Dipermalukan
4- Perkenalan
5- Rahasia siswa
6- Rahasia siswa 2
7- Pertemuan
8- Kalah
9- Konflik Hati
10- Pengakuan
11- Astraphobia
12- Janji
13- Menepati Janji
14- Astraphobia 2
15- Bully
16- Mati atau Hidup
17- Minggu
18- Penyesalan
19- Fakta
20- Dilema
21- Kencan
22- Rahasia yang Terbongkar
23- Surat Rahasia
24- Katsaridaphobia
25- Loker merah
26- Salah Paham
27- Konser
28- Sakit
29- Jaga Dia
30- Jebakan
31- Langit Malam
32- Permintaan
33- Peringkat
34- Siswa Baru
35- Terlupakan
36- AOS
38 - Pamit
39- Awal mula
40- Nerd
41- Talia
42- Berubah
43- Egois
44- Kecewa
45- Damai
46- Fitnah
47- Kepercayaan
48- Amarah
49- Janji Vinsen
50- Musical
51- Rindu
52- Keputusan
53- Rasa Bersalah
54- Kecelakaan
55- Gelang
56- Menyakiti
57- Kepergian
58- Perjanjian
59- Tanpa Dia
60- Kembali atau tidak?
61- LDR
62- Rahasia Violet[end]
INFO!
Terbit(?)

37- AOS 2

1.7K 282 28
Per putih_hitam

Ini sambungannya ya readers, karena jika harus di buat di part sebelumnya itu akan terlalu panjang makanya aku pisah jadi dua part.

Happy reading❤

Lalu layar monitor menampilkan foto sebuah kertas yang telah ditulis dan jika dilihat itu sebuah diary curhatan hati yang isinya......

Namaku Arifa Lulu Wijaya, hari ini aku mengalami sakit kepala untuk ke sekian kalinya. Aku memeriksakan ini ke dokter tanpa sepengetahuan keluarga ku..

Ada fakta yang tidak bisa kuterima bahkan ku ceritakan kepada siapapun termasuk keluargaku...

Aku divonis menderita penyakit kanker stadium 3. Haha, aku bahkan tidak bisa mengeluarkan air mata ketika mengetahui fakta ini.

Aku harus kuat, tapi nyatanya aku tidak bisa. Kenapa tuhan memberikan aku cobaan lagi?

Apakah tuhan membenciku?

Sungguh aku tidak ingin hidup seperti ini...

Kalau begitu, aku berharap tuhan mencabut nyawaku secepatnya....

~Arifa~

Setelah surat di tampilkan sebuah foto Arifa yang tampak tersenyum memegang medali emas lomba renangnya di perlihatkan, semua orang yang berada di depan panggung maupun dibelakang panggung menangis ikut berduka atas kepergian Arifa.

dan Tulisan di layar putih ditampilkan.

Mari kita meingat Arifa kembali, seorang gadis yang meninggalkan kita dan hampir terlupakan.

Kita berdoa untuk ketenangan arwah almarhum. Berdoa menurut kepercayaan masing masing dimulai.

Semua orang yang berada di auditorium berdoa yaitu mendokan almarhumah Arifa Lulu Wijaya.

Ketika mereka menyelesaikan doa, layar putih itu telah dinaikkan kembali ke atas lalu tirai ditutup kembali.

Tidak lama hanya sekitar 30 detik tirai merah dibuka kembali dan menampilkan Violet yang sudah duduk di depan sebuah piano putih dan sudah mengganti pakaiannya dengan bewarna hitam yang indah, rambut disanggul dan mengeluarkan anak anak rambut yang sudah dicurly kiri dan kanan dengan polesan make up tipis.

Semua orang menatap ke arah Violet. Para siswa tamu tidak menyangka bahwa Violet seorang model remaja yang terkenal bersekolah di SHS. Violet terlihat anggun dan juga sangat cantik.

Ia memulai permainannya dengan menekan tuts piano tersebut.

Violet memainkan lagu berjudul

See you again- Wiz Khalifa

Ia memainkan sambil bernyanyi semua orang terkesima mendengar suara merdu Violet, karena sebelumnya Violet tidak pernah terdengar bernyanyi di depan siapapun bahkan tidak juga di sosial medianya seperti instagram. Violet hanya memiliki sosial media seperti instagram, Line, twitter dan wa selebihnya ia tidak memilikinya.

Ketika bagian rap seseorang datang yaitu Justin yang mampu membuat siswa perempuan berteriak.

It's been a long day without you, my friend
And I'll tell you all about it when I see you again
We've come a long way from where we began
Oh I'll tell you all about it when I see you again
When I see you again
Damn, who knew all the planes we flew
Good things we've been through
That I'll be standing right here
Talking to you about another path I
Know we loved to hit the road and laugh
But something told me that it wouldn't last
Had to switch up look at things different see the bigger picture
Those were the days hard work forever pays now I see you in a better place
How could we not talk about family when family's all that we got?
Everything I went through you were standing there by my side
And now you gonna be with me for the last ride
It's been a long day without you, my friend
And I'll tell you all about it when I see you again
We've come a long way from where we began
Oh I'll tell you all about it when I see you again
When I see you again
First you both go out your way
And the vibe is feeling strong and what's
Small turn to a friendship, a friendship
Turn into a bond and that bond will never
Be broken and the love will never get lost
And when brotherhood come first then the line
Will never be crossed established it on our own
When that line had to be drawn and that line is what
We reach so remember me when I'm gone
How could we not talk about family when family's all that we got?
Everything I went through you were standing there by my side
And now you gonna be with me for the last ride
So let the light guide your way hold every memory
As you go and every road you take will always lead you home
It's been a long day without you, my friend
And I'll tell you all about it when I see you again
We've come a long way from where we began
Oh I'll tell you all about it when I see you again
When I see you again

Lagu ini di persembahkan kepada seseorang yang telah tiada dan lagu ini dipersembahkan kepada alm. Arifa.

Awalnya Violet tidak akan memainkan lagu ini dan ia juga tidak akan berduet dengan Justin. Ide ini muncul secara tiba tiba dan Violet meminta Justin berduet dengannya. Justin menerimanya, ia tidak pernah bisa menolak permintaan dari gadis yang sampai sekarang masih ia cintai ini.

Setelah penampilan selesai Violet dan Justin pergi ke tengah panggung dan berpegangan tangan lalu memberikan penghormatan dengan cara menundukkan kepala lalu meangkatnya. Semua penonton yang melihat berdiri dari duduknya dan memberikan applause yang sangat meriah kepada Violet dan Justin.

Setelah itu Justin dan Violet turun dari panggung. Lalu naiklah Talia dan Adrian.

"Penampilan yang sangat memukau sekali semuanya," kata Talia.

"Lagu ini dipersembahkan untuk mendiang senior kita kakak Arifa Lulu Wijaya," kata Adrian.

"Baiklah acara hari ini kita tutup dengan pembacaan jumlah donasi yang diberikan oleh 50 sekolah ditambah 1 sekolah yaitu Star High School," kata Talia.

"Jumlah donasi sebesar 200 juta Rupiah," kata Adrian dan Talia.

Mendengar hal tersebut membuat semua orang sedikit kaget karena donasi lebih besar dari tahun sebelumnya. Karena jumlah sekolah lebih banyak tahun ini dan terus bertambah setiap tahunnya.

"Terima kasih untuk setiap sekolah yang telah berpatisipasi dalam acara ini. Semoga acara ini bisa terus berlangsung setiap tahunnya dan memberi keberkahan bagi kita semua," kata Adrian.

"Sekali lagi kami ucapkan terima kasih dan Selamat sore," kata Adrian dan Talia.

Acara ditutup dengan foto bersama seluruh tamu termasuk para siswa tamu. Sebelum itu foto bersama dengan 50 kepala sekolah sambil pembagian sertifikat atas ikut serta dalam acara ini.

******

Di malam harinya Violet kembali ke sekolah ia berdiri di sebuah ruangan dan membuka ruangan dengan kunci yang ia miliki.

Ia menghampiri sebuah laptop yang masih menyala dan mencabut flashdisk yang tertancap pada port laptop.

Krekkk

Suara pintu terbuka dan Violet mengalihkan pandangannya dengan seseorang yang baru masuk.

Violet sedikit kaget dengan seseorang yang masuk ke dalam ruangan tersebut begitupun dengan orang tersebut ia kaget dengan Violet berada di ruangan tersebut.

"Violet," kata orang tersebut.

"Ya...... Bu Melly," kata Violet.

Violet telah menetralkan lagi ekspresi wajahnya.

"Jadi kamu yang mengunci ruangan ini dan kamu yang membuat tayangan tadi?" tanya Melly.

"Iya, saya yang melakukannya," kata Violet.

"Kenapa?" tanya Melly dengan wajah seriusnya.

Violet tersenyum tipis.

"Kenapa bu Melly bertanya kepada saya, seharusnya bu Melly tau jawabannya," kata Violet.

Melly mengerutkan dahinya mendengar perkataan Violet.

"Apa maksud kamu? Saya tidak mengerti sama sekali," kata Melly.

"Lebih baik kamu keluar sebelum ada yang melihat kamu, saya duluan," kata Melly.

Saat Melly ingin menggapai gagang pintu...

"Akhirnya kita bertemu langsung sebagai sang penyelamat dan Admin!" kata Violet.

Mendengar kalimat itu mampu membuat Melly menegang dan mengurungkan niatnya saat ingin membuka pintu. Lalu ia berbalik perlahan menghadap Violet.

Terlihat wajah tegangnya Melly dan ekspresi datar Violet.

"Kenapa kamu memanggil saya admin?" tanya Melly.

"Saya tidak memanggil ibu admin atau ibu memang seorang ad.min," kata Violet.

Melly semakin menegang.

"Apa maksud kamu?"

Violet tidak menjawabnya.

"Ibu bilang sekolah ini bagaikan mentari. Sepertinya kalimat ibu kurang lengkap, apa mentari yang ibu bilang adalah 'Mentari tak terang, langit tak selalu biru seakan semua jauh melayang' yang artinya sekolah ini berarti Kematian bagi ibu, benar kan bu?" tanya Violet.

(Kalian mungkin lupa dengan kalimat ini, kalau begitu lihat kembali chapter Rahasia Siswa 2)

Bu Melly masih tegang dengan perkataan Violet.

"Kenapa ibu melakukan ini? Kenapa ibu membuat para siswa ibu terluka? Bahkan ada yang ingin bunuh diri karena bullyan di forum itu, mereka bertengkar karena itu. Apa pantas ibu dipanggil sebagai guru," kata Violet dengan nada dingin dan ekspresi datarnya.

Melly menatap Violet dengan tatapan yang serius lalu ia tersenyum.

"Kamu benar saya adalah Admin," kata Melly dengan wajah seriusnya.

Violet tidak sama sekali memperlihatkan wajah kagetnya.

"Kamu benar saya tidak pantas dikatakan sebagai seorang guru. Saya lah yang membangun forum tersebut. Saya tau semua perbuatan siswa disini, saya tau mereka suka membully siswa yang dianggap lemah. Saya tau semuanya," kata Melly.

"Apa alasan bu Melly melakukan itu?" tanya Violet.

"Saya yakin kamu tau alasan sebenarnya," kata Melly.

"Bu ingin menghancurkan nama baik sekolah ini?" tanya Violet.

"Iya, saya ingin menghancurkan nama baik sekolah ini. Saya ingin para siswa disini meanggap sekolah ini sebagai Neraka bukannya rumah kedua," kata Melly.

"Kamu tidak tau apa apa, lebih baik kamu jangan ikut campur dengan urusan saya," kata Melly dengan tegas.

Violet tidak melihatkan wajah takutnya sama sekali malah ekspresi datarnya.

"Bagaimana caranya saya tidak boleh ikut campur dengan ini. Selain SHS adalah sekolah tempat saya menuntut ilmu. SHS adalah sekolah keluarga saya. Saya tidak mungkin membiarkan sekolah ini hancur. Dan ibu sendiri yang membuat saya terlibat dengan semua ini, dengan ibu selalu mengirimkan saya surat rahasia itu," kata Violet dengan tenang dan ekspresi datarnya menatap Melly.

Bu Melly tersenyum miring.

"Kamu memang siswa yang sangat pintar, saya tidak menyangka kamu bisa mengetahui saya adalah dalang dibalik semua ini," kata Melly

"Saya juga tidak menyangka kalau ibu juga lah yang hampir menghancurkan siswa siswa ibu," kata Violet.

Perkataan Violet mampu membuat Melly tersulut emosi

"Saya tidak menghancurkan mereka," kata Bu Melly yang sedikit berteriak.

"Kalau bukan menghancurkan mereka lantas apa yang telah ibu lakukan saat ini?" tanya Violet.

"Saya hanya ingin mereka merasakan apa yang adik saya rasakan," kata Melly dengan wajahnya yang sudah menahan amarah.

"Adik? Ya adik ibuk adalah mendiang Arifa Lulu Wijaya bukan? Ibuk adalah kakaknya Melly Hanum Wijaya," kata Violet dengan ekspresi datarnya.

Bu Melly sempat terdiam karena ia sendiri yang telah membuka rahasianya lalu ia menatap Violet dengan tajam.

"Benar, Arifa adalah adik kandung saya, dia meninggal karena menenggelamkan dirinya di kolam renang, tempat ia banyak meraih prestasi. Dia stress karena di bully oleh teman temannya, ah atau bukan, karena tidak pantas disebut teman jika mereka menyakiti teman sendiri. Kamu tidak akan tau rasanya menjadi dia Violet, adik saya mati karna bunuh diri" kata Bu Melly.

Violet melihat wajah sendunya Melly tapi Violet tetap melihatkan ekspresi datarnya.

"Anda salah bu, dia mati bukan karena bunuh diri. Dia mati karna kehendak tuhan, dia mati karena dia tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri," kata Violet.

Bu Melly tidak percaya dengan yang ia dengar dari mulut Violet. Ia menggelengkan kepalanya berulang kali.

"Apa yang kamu tau tentang dia, dia mati karena tidak tahan di bully oleh semua orang, bahkan gurupun tidak ada yang berpihak padanya, kamu pikir dengan foto selembar kertas itu bisa membuat saya percaya jika adik saya mempunyai kanker, saya sama sekali tidak percaya akan hal itu," kata Bu Melly sedikit berteriak.

"Terserah ibu mau percaya atau tidak, yang jelas tindakan ibu tetap salah. Siswa disini tidak mengetahui apa apa tentang almarhum Arifa, mereka tidak pantas dijadikan objek balas dendam ibu yang tidak beralasan itu," kata Violet yang dari suaranya ia sedikit marah.

Lalu Violet berjalan ke arah Bu Melly dan mengeluarkan sebuah buku kecil bewarna biru muda dari dalam tasnya.

"Ini, diary ini milik almarhum Arifa, banyak hal yang tidak ibu ketahui tentang adik ibu sendiri, karna dia merahasiakan semua ini, jika ibu mengingat adik ibu selama ini, berarti ibu tidak akan melupakan tulisannya" kata Violet.

Bu Melly mengambil dengan ragu diary tersebut.

"Da-dapat dari mana kamu diary ini?" tanya Bu Melly.

"Loker merah," jawab Violet.

Bu Melly membulatkan matanya tidak percaya jika Violet bisa membuka loker yang sangat terlarang untuk di buka. Melihat ekspresi Bu Melly Violet mengerti dan paham.

"Loker itu milik Arifa, ibu pasti tau, selama ini bu Melly sangat ingin membuka loker tersebut tapi ibu tidak bisa," kata Violet.

"I-iya saya pernah mencoba membukanya berulang kali tapi gagal karna ada dua gembok menggunakan kombinasi pada loker itu. Saya tidak ingin merusak loker tersebut, saya tidak ingin ada yang curiga. Saya juga tidak tau kombinasi membuka kunci loker itu," kata Bu Melly.

"Awalnya saya juga tidak mengetahui tetapi akhirnya saya bisa. Kombinasi gembok pertama adalah 3 digit angka ulang tahun ibu yaitu tanggal dan bulan. Gembok yang satu lagi adalah hari kejadian Arifa meninggal," kata Violet.

Bu Melly menutup mulutnya bagaimana ia tidak pernah kepikiran sampai kesana.

"Bagaimana bisa ulang tahun saya dimasukkan dalam kombinasi?" tanya Bu Melly.

"Ntahlah, tapi saya rasa kepala sekolah bisa menjawab pertanyaan ibu," kata Violet.

"Maksud kamu kepala sekolah tau siapa saya sebenarnya?" tanya Bu Melly.

"Sepertinya begitu, kalau begitu saya permisi dulu bu Melly," kata Violet.

Lalu melihat Melly yang melamun dan belum bisa menerima semua ini. Violet pergi begitu saja dan meninggalkan Melly seorang diri.

Tidak lama setelah Violet pergi,  Melly berjalan gontai ke arah kursi di dekat meja, lalu ia membuka diary bewarna biru muda tersebut.

Di lembar pertama bertuliskan

Arifa Lulu Wijaya

Melly mengusap nama itu lalu ia membuka lembar kedua.

Lembaran seperti di foto saat acara tadi dimana Arifa menceritakan jika ia mengidap penyakit kanker.

Lembaran ketiga berisikan

Hai kak Melly kakak tercinta Lulu, aku sayang banget sama kakak, kakak adalah kakak aku yang paling pintar, kakak hebat disaat seumuran kakak masih memulai fase kuliah tapi kakak udah mau lulus kuliah dan itu karena beasiswa di luar negeri.

Bentar lagi kakak lulus, tapi kayaknya aku gak bisa hadir diacara kelulusan kakak.

Belajar yang baik ya kak, banggain ayah sama bunda. Lulu mungkin gak bisa kak, karena Lulu divonis penyakit mematikan kak, umur Lulu gak lama lagi.

Jaga ayah dan bunda ya kak. Maaf lulu gak bisa bilang tentang penyakit Lulu ke kalian semua. Lulu gak mau kalian khawatir.

Lulu sayang kalian.

~Arifa~

Tangis Melly pecah ketika membaca lembaran ketiga tersebut.

Lalu ia membuka lembaran selanjutnya.

Aku tidak sanggup menghadapi penyakit ini lagi, bagaimana jika keluarga ku tau tentang penyakit ini. Keluargaku bukan dari keluarga yang mampu, mereka akan menderita jika mengetahui penyakit ini dan jika ayah tahu bagaimana dengan kondisi jantungnya.

Tidak aku tidak akan bisa mengatakannya.

Aku selalu berharap ingin mati secepatnya tetapi sepertinya tidak bisa. Penyakit ini terlalu menyiksa, aku selalu pergi ke kolam renang sekolah berharap nyawaku suatu hari nanti bisa diambil di tempat itu.

Aku selalu melimpahkan rasa amarahku dengan meminum minuman keras bahkan aku pernah mencoba narkoba dan setelah menggunakan itu aku pergi ke kolam renang berharap lagi semua itu bisa membantu ku mati dengan cepat.

Setiap berenang aku selalu merasakan sakitnya semakin sakit bahkan aku pernah hampir mati disana jika pak kepala sekolah  Arman tidak cepat menolong ku.

Tapi sebenarnya aku lebih berharap mati dari pada diselamatkan olehnya.

Aku tau itu adalah hal yang bodoh, tapi itu bisa membuat aku mati dengan cepat, karena hidupku tidak berguna, dibenci oleh teman teman sendiri dan akan hanya membuat keluarga ku menderita

~Arifa~

Melly menangis sekuat kuatnya sambil memeluk diary itu sampai sesuatu terjatuh dari buku tersebut.

Melly menghapus air matanya dan mengambil sebuah kertas yang tadinya bewarna putih yang dibelakangnya bertuliskan Arifa dan Melly setelah di balek ternyata sebuah foto, foto dua orang gadis di sebuah bandara.

Melly mengingat foto itu diambil ketika keluarganya termasuk adiknya Arifa mengantarnya ke Bandara untuk melanjutkan studinya ke luar negeri.

Melly memeluk foto tersebut dan menangis.

Lalu ia membuka beberapa lembar diary yang kosong dan sampai kelembaran akhir.

Aku tidak tahu mengapa aku menulis ini, tapi ku rasa harus melakukannya.

Siapapun yang menemukan diary ini aku harap kamu bisa menyimpan diary ini dan jangan pernah beri tau isi diary ini kepada siapapun termasuk keluarga ku.

~Arifa~

Melly menggenggam erat diary tersebut dan terus mengeluarkan air matanya.

"Maafkan kakak Lulu, maafkan kakak," lirih Melly.

Dont forget follow, vote and comment!

Gimana menurut kalian dengan part ini?

Tinggalkan komentar!

Thank you❤

Continua llegint

You'll Also Like

15.4K 1.9K 114
Fantasi tinggi, dibumbui aksi dan misteri. Alister Franklin, penyihir hitam yang terkenal si pemilik wajah badut. Auranya suram, misterius dan susah...
2.3K 1K 43
"Kapan ayah pulang, Ibu?" "Kamu gak pernah nyusahin kakak, Famia!" "Kita gak butuh peran kalian! Aku benci kalian" "Lo sahabat terbaik gue, Mauren. P...
9.3K 1.1K 46
Suatu hari, ibuku berkata kalau aku akan bertemu dengan seseorang yang akan mengubah jalan cerita hidupku. Sampai akhirnya takdir yang dia katakan be...
932K 67.5K 36
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...