[2] Alarm | TXT ft. SKZ『√』

Por bjy_18

225K 57.5K 12.8K

[TXT ft. SKZ series thriller 2] ❝Ssst, matiin alarm lo dan jangan berisik.❞ Más

Prolog
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1.0
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
2.0
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
3.0
3.1
3.2
Epilog

2.1

5.6K 1.6K 396
Por bjy_18

Chan meringkuk dipojok kamarnya sambil menangis memeluk dengkulnya. Sungguh ia menyesal dan sangat merasa bersalah. Ingin sekali rasanya ia bunuh diri saja agar bisa bertemu dengan Lino untuk meminta maaf padanya.

Dia merasa dirinya kejam pada temannya itu. Terbayang-bayang sudah penyiksaan yang dilakukannya tanpa memberikan sedikit rasa tega untuknya. Saat di mana Chan menyeret paksa Lino untuk masuk ke kamarnya, lalu mengunci pintu kamarnya. Juga saat dimana Chan tidak membukakan pintunya selama hampir dua hari, hingga Lino nampak pucat dan kurus. Kesehatannya menurun, dan seringkali Chan memergoki Lino yang terjatuh saat berjalan karena pusing di kepalanya akibat dehidrasi.

Dan dengan teganya dirinya memukul Lino, bahkan sampai memukul kepalanya dengan kaca hingga kaca itu hancur berserakan di lantai. Chan hilang akal, dan ia menyadarinya sekarang.

Penyesalan memang selalu datang belakangan.

Dan Chan merasakannya sekarang.

Seandainya ia bisa memutar waktu, dia akan meminta maaf pada Lino sebelum ia berakhir menyedihkan dengan seperti itu.

Sementara di ruang tengah, semua orang berkumpul namun hanyut dalam pikirannya masing-masing.

"Kayaknya lidah sama bibirnya dipotong hidup-hidup." ujar Jeongin setelah sebelumnya ia melihat bagian dalam mulut Lino yang lidahnya hanya tinggal setengah bagian.

"Mungkin dipotong gara-gara dia ngasih clue ke kita waktu itu." sahut Seungmin.

Hyunjin melirik Seungmin sinis. "Sok tau."

"Apaan sih? Ga suka, bilang!" balasnya, emosi.

"Iya, gue gak suka. Kenapa?"

"Ssst.." Yeonjun menaruh telunjuknya di bibirnya, menyuruh mereka berdua untuk berhenti. "Udah deh jangan ributin hal yang gak penting."

Beomgyu menundukkan kepalanya. Ia orang pertama yang melihat darah di knop pintu, dan saat itu perasaannya memang tidak enak. Namun Beomgyu dikalahkan rasa takutnya karena Seungmin yang bilang jika ada orang yang masuk ke dalam kamar itu.

Beomgyu jadi kesal terhadap lelaki Kim pecinta kopi itu. Kenapa ia membiarkan orang itu masuk ke kamar Lino?

"Itu karena gue ngiranya emang kak Lino." Seungmin berbisik di telinga Beomgyu hingga membuatnya kaget.

"L-lo cenayang ya?!" seru Beomgyu hingga mengundang seluruh pandangan ke arah mereka berdua.

Seungmin mendengus. Beomgyu congornya subhanallah sekali.

Yeonjun bangkit dari duduknya. "Kita bikin perahu sekarang."

"Ngapain?" tanya Hyunjin.

"Kalian semua mau bertahan di sini sampe kapal kita dateng? Mau jadi mayat di sini? Gue sih gak mau." jawab Yeonjun.

"Eh btw," Beomgyu menggantung ucapannya. "Kenapa kita gak minta tolong kak Woojin aja?"

Setelah itu, Beomgyu mendapat pukulan di pundaknya dengan cukup keras dari Seungmin. "Gak ada sinyal, Oguuuu!!!"

"Maap, sipuuut." balas Beomgyu sambil merengut sebal.

"Lagian kak Woojin kan kuliah di Singapura." sambar Hyunjin.

"Tapi dia emang beneran punya indra keenam?" tanya Felix.

Changbin mendelik. "Apaan sih? Indra keenam dari mana? Ngawur lo."

"Di mimpinya Taehyun, kak Woojin punya indra keenam tuh."

"Itu di mimpinya Taehyun doang, piliks! Kak Woojin cuma human biasa kayak kita doang." jawab Changbin, lalu berdiri menghampiri Yeonjun.

"Ayo gue bantu."

Yeonjun tersenyum. "Makasih beb."

"NAJIS!! GAK JADI AH BODO."

"EH GAK GITU JUGA!! GUE BERCANDA DOANG." bantah Yeonjun.

"Dasar manusia bebek." cibir Beomgyu lirih.

Yeonjun langsung melotot. "APA LO BILANG?!"

"Ayo ah bikin sekarang perahunya. Biar cepet selesai kalo rame-rame. Keburu siang ntar panas, males gue." kata Changbin sambil memakai sandalnya.

Mereka semua kecuali Soobin, akhirnya berangkat menuju pinggir pantai. Beberapa dari mereka mencari batang pohon untuk dijadikan kayu yang akan dibentuk menjadi perahu. Alat-alat yang digunakan juga cukup berguna sehingga mereka tidak perlu repot-repot kesusahan membuatnya.

Dan yang berperan besar adalah Yeonjun, dibantu dengan Hyunjin, Seungmin, dan Changbin. Sedangkan Felix, Jeongin, dan Beomgyu, asik bermain lempar-lemparan pasir dan air pantai.

Changbin berteriak memanggil Jeongin. "AYEEN!!! JANGAN MAIN AIR, NANTI HANYUT!!"

Namun justru Jeongin hanya memeletkan lidahnya, dan tetap bermain air bersama Beomgyu dan Felix.

Sedangkan Chan duduk di atas pasir sambil memeluk lututnya dengan tatapan kosong ke depan. Memandang hamparan air laut dengan deburan ombak yang cukup besar.

Melihat itu, Changbin lantas bergegas menghampirinya dan duduk di sampingnya. "Kak? Lo sakit? Balik aja deh yuk, gue anterin."

Chan menggeleng. "Gapapa."

Changbin mendengus, ia tau jika Chan pasti sekarang sedang memikirkan Lino. Changbin bangun, menepuk celananya yang kotor, lalu berjalan menuju pinggiran air. Ia berjongkok di pasir yang basah, lalu mengambil sesuatu di sana sambil tersenyum, dan kembali menghampiri Chan.

"Ini." Changbin menyodorkan kerang kecil berwarna putih kepada Chan.

"Buat?" tanya Chan.

Changbin tersenyum. "Kenangan, sekaligus penyemangat dari gue. Kali aja kalo lo kangen sama gue atau yang lain, lo bisa liat kerang itu."

Sebetulnya, Changbin hanya ingin sekedar menenangkan teman tertuanya itu. Namun agaknya susah, karena Chan masih larut dalam penyesalannya.

Chan tersenyum kecil, lalu menerima kerang itu dan menggenggamnya. Sedangkan Changbin yang sudah menjauh, kini berbalik lagi.

"Oh iya satu lagi. Kematian kak Lino, bukan salah lo. Berhenti menyalahkan diri sendiri, karena kita semua juga merasa bersalah di sini. Jadi lebih baik kita perbaiki bareng-bareng." ujarnya, dan meninggalkan Chan.

Setelah mendengar kata-kata itu, Chan justru bangkit dari duduknya, lalu melangkahkan kaki menuju air hingga tapak kakinya tergambar di atas pasir. Ia terus melangkah, dan bisa merasakan beberapa kerang kecil yang terinjak kakinya. Pasir yang diinjaknya mulai basah, dan Chan terus melangkah maju dengan tatapan kosongnya.

Ia menyusuri air setinggi mata kakinya, lalu betisnya, lututnya, hingga akhirnya air mulai menenggelamkan setengah tubuhnya.

Ucapan Changbin yang berusaha menenangkannya beberapa detik lalu, seakan hanya angin lalu yang sama sekali tidak ia dengarkan.

Hyunjin yang sedang memotong kayu pun terbelalak melihat Chan melangkah ke tengah laut sampai hanya terlihat kepalanya saja. Hyunjin langsung berlari dengan cepat dan berteriak sampai semua pandangan teman-temannya mengarah padanya.

"KAK CHAN, STOP!!! BAHAYA!!" teriak Hyunjin, lalu berlari di air dengan susah payah untuk mengejar Chan.

Bukan hanya Hyunjin, Changbin dan Jeongin juga ikut menyusul Chan. Mereka berlari secepat yang mereka bisa, seakan takut terlambat sedikit saja sementara air sudah sampai setinggi telinga Chan.

Ombak yang cukup besar menyulitkan mereka karena sulit menjaga keseimbangan. Hyunjin berenang susah payah sambil sesekali mengangkat kepalanya untuk berteriak memanggil hingga tenggorokannya terasa sakit dan kering. Namun sayangnya, upaya mereka menyusul Chan harus rela ditelan ombak.

Ombak besar datang menggulung mereka berdua kecuali Changbin dan Jeongin karena posisi mereka masih jauh, hingga Hyunjin dan Chan sama-sama tenggelam di dalam air. Hyunjin berupaya berenang keatas meski tekanan air terus membawanya semakin jauh ke dalam. Ketika kepalanya muncul, ia justru tidak menemukan kemunculan Chan walau hanya pucuk kepalanya.

Hyunjin menoleh ke sekitarnya. Jaraknya dengan pinggir pantai ternyata cukup jauh. Hyunjin tak menyerah, ia berenang ke dasar untuk mencari keberadaan Chan.

Namun sayangnya, meski sudah hampir beberapa lamanya ia di dalam air, Hyunjin tetap tidak bisa menemukan lelaki itu.

Hyunjin menyerah. Kaki dan perutnya hampir kram, sehingga mengharuskannya untuk kembali ke pinggir pantai dengan sejuta rasa bersalahnya.

"Maaf kak Chan."

































Nyesel, dlu misuh-misuh gr" jarang libur sekolah. Skrng malah pontang-panting belajar sendiri gr" libur pandemi:)

Btw semangat jg buat kalian yg sekolah. Hmm telat ya saya, harusnya minggu kemaren:v

Seguir leyendo

También te gustarán

29K 8.3K 23
haruto pikir, semua yang dialaminya selama ini hanya delusi semata. [lowercase - semi baku] ⚠harsh words, mental disorder. ©ixchworine, 2021
56.1K 6.5K 67
Empat Adik kakak tidak sedarah kembali beraksi, kembali ke masa Kuliah, dan menyelesaikan banyak masalah di kalangan Mahasiswa!! Apa mereka akan ikut...
40.7K 14K 15
Hyunjin : "Baru kali ini gua nemuin manusia yang belum diperiksa tapi diagnosis-nya udah positif kegoblokan." * Romeo Hyunjin Abrisam hanya mengi...
101K 33.2K 36
Wooyoung : "Kode terbaik yang nggak akan lekang oleh zaman adalah nge share lagu yang mewakili perasaan lewat SW." Yohan : "Lingsir Wengi gitu misaln...