Jimin mengencangkan sabuk pengamannya dan merapatkan punggungnya ke sandaran kursi. Yoongi mulai menginjak gas dengan kuat sampai tubuh mereka terhentak ke belakang.
Kaca mobil mulai terkena rintik-rintik hujan. Langit yang mendung mulai gerimis tapi sepertinya itu tidak mengganggu Yoongi.
Mobil di belakang Yoongi tidak mau kalah. Mereka juga melaju lebih cepat untuk mengejar Yoongi
"Dimana ya?"
Sambil menyetir dengan kecepatan penuh, mata Yoongi terus mencari tempat-tempat yang sekiranya memiliki banyak genangan air.
Tidak sampai 10 menit, langit yang awalnya gerimis mulai mengeluarkan hujan yang deras. Dan itu menghalangi penglihatan Yoongi.
Jantung Jimin berdetak lebih cepat. Tapi tidak dengan Yoongi yang terlihat sangat santai dibalik wajah dinginnya.
Jimin melirik ke belakang. Dia mencoba memperhatikan cara mengemudi si penguntit. Walaupun mereka memacu gas nya tapi mereka melambat setiap melewati tikungan tajam. Dan mereka juga melambat ketika melewati genangan air.
Seperti cara menyetir perempuan. Berbeda dengan Yoongi yang sepertinya tidak takut mati.
Yoongi memacu mobil sampai kecepatannya menyentuh 100 km/jam. Di depannya terdapat genangan air yang cukup besar dan dalam. Tepat setelah melewati genangan itu terdapat tikungan tajam.
Jimin memejamkan matanya ketika Yoongi menukik dengan cepat. Genangan air yang mengandung lumpur tersebut terciprat ke mobil penguntit mengotori kaca depan.
Mobil yang berada di depan berhenti mendadak dan itu mengakibatkan mobil di belakangnya yang melaju dengan cepat menghantam mobil tersebut.
Dan terjadilah kecelakaan kecil disana.
Yoongi menyeringai dan meninggalkan tempat itu. Sesampainya mereka di jalan besar, hujan mulai mereda.
Seolah alam mendukung mereka.
.
.
.
.
.
Mereka sampai di gedung agensi. Ketika masuk ke lobi, Jimin langsung duduk di salah satu sofa tunggu disana.
Yoongi membawa Kuma di tangannya. Karena ukurannya yang besar menarik beberapa pasang mata menatapnya.
"Apa yang kamu lakukan, Jim? Ayo ikut aku,"
Jimin mengangkat tangannya menampilkan telapak tangannya seolah meminta berhenti.
"Biarkan aku menenangkan jantungku. Sebentar saja,"
Yoongi terkekeh melihat Jimin yang memegang dadanya dan mengatur napasnya. Banyak sekali pikiran buruk di kepala Jimin 30 menit yang lalu. Seperti, bagaimana jika Yoongi ceroboh dan berakhir mereka yang kecelakaan?
"Baiklah, kau tunggu disini."
Yoongi berjalan menuju lift dengan boneka besar di tangannya meninggalkan Jimin yang terduduk di sofa dengan ponselnya.
"Untuk pertama kalinya aku melihat idol menyetir tanpa takut mati," gumam Jimin
Sedangkan Yoongi yang sudah sampai di lantai 29 mulai berjalan mendekati sebuah pintu. Di depannya berdiri 5 orang polisi, 1 orang berpakaian formal, Adora, dan Hoseok.
"Jadi ini bonekanya?" tanya orang yang berpakaian formal tersebut.
"Anda siapa?" tanya Yoongi yang agak risih dengannya.
"Ah... perkenalkan nama saya Kim Dae Ho, saya inspektur dari Departemen Kepolisian Korea,"
"Min Yoongi." kata Yoongi sambil membalas jabatan tangannya.
"Saya mendapat laporan dari Adora perihal boneka ini dan 'kuman' di dalamnya. Benarkah itu?"
"Mungkin kita bisa membahas ini di dalam," kata Adora sambil membuka salah satu pintu ruangan tersebut.
__________
Jimin mengambil pesanan lattenya di salah satu cafe yang berlokasi dekat dengan gedung Big Hit.
Sembari menyesap rasa manis dan pahit minumannya, Jimin berjalan santai kembali memasuki lobi dan duduk di salah satu sofa disana.
Memasang earphone dan memutar video pembelajaran dari situs belajar online. Tiap detiknya bagi Jimin harus produktif.
Namun semua fokusnya hilang ketika melihat seorang berkulit tan dengan proporsi tubuh tegak berjalan memasuki lobi tersebut. Seseorang yang sangat ia kenal.
Dengan cepat Jimin melepas earphone nya dan menghampirinya.
"Taehyung?! Apa yang kau lakukan disini?"
"Loh? Bantet, ngapain kamu disini?"
Taehyung sepertinya juga ikut terkejut dengan kehadiran Jimin disini. Yang sepertinya tidak memiliki kepentingan apapun.
"Jawab dulu pertanyaanku!"
Sebagai jawaban Taehyung menunjukkan sebuah kartu putih. Isinya berupa tawaran audisi untuk menjadi model dibawah naungan Big Hit. Mulut Jimin membetuk huruf 'O' ketika melihatnya.
"Kamu tidak mungkin ada disini untuk audisi model dengan badanmu yang seperti itu. Jadi apa yang kau lakukan disini?"
"Tidak perlu menyindirku seperti itu bisa, kan?" sergah Jimin yang mulai tidak tahan dengan ucapan Taehyung.
"Bisa saja kamu sasaeng! Kamu terkenal sebagai fans berat Agust D, Jim!"
"AKU TIDAK SEPERTI ITU!" teriak Jimin.
Mata Jimin mulai terasa panas. Dengan cepat ia membalikkan badannya dan pergi menjauhi Taehyung.
Taehyung yang merasa bersalah berusaha mengejar Jimin. Niatnya untuk minta maaf namun dia berhenti ketika melihatnya.
Jimin yang menoleh ke belakang. Matanya seolah mengatakan 'jangan ikuti aku'. Raut wajah Jimin yang sudah tidak bisa dideskripsikan maksudnya. Entah dia marah atau kecewa. Taehyung tidak tau.
Taehyung tidak bisa berkata-kata. Untuk pertama kalinya dia melihat Jimin yang benar-benar muak dengan sikapnya.
Banyak yang mengatakan, jangan memancing emosi mereka yang tidak pernah marah. Karena sekalinya mereka marah akan sangat menyeramkan.
Sepertinya Taehyung mengalami situasi itu.
__________
"Dua minggu?! Itu terlalu lama!" kata Hoseok setelah Inspektur Kim menjelaskan tentang rencana pelacakan si pemilik alat penyadap.
"Kalian ini polisi gadungan? Hanya mengurus alat penyadap membutuhkan waktu yang lama sekali!" tambah Yoongi.
Inpektur Kim menarik napasnya sebentar sebelum menjelaskan detailnya.
"Kami bisa menemukan pengontrol dari si alat penyadap ini dalam waktu cepat. Mengingat pengontrol tidak bisa menggunakan alat penyadap secara optimal bila ada jarak yang cukup jauh,"
"...tapi menemukan siapa yang memasang alat ini dan berada di dekat Anda selama 3 hari itulah yang memakan waktu." jelas Inspektur Kim
"Bagaimana dengan sidik jari?" tanya Adora.
"Itulah yang akan kami lakukan. Tapi dengan siapa kita harus mencocokkan sidik jari tersebut? Kita butuh waktu untuk mengumpulkan tersangka."
"Dan siapa tersangka yang mau kau kumpulkan itu?" tanya Yoongi.
Hening sejenak sampai Inspektur Kim membuka laporannya. Memeriksa laporan kasus apa saja yang pernah dilalui Yoongi.
"Sasaeng sebelumnya, Kasami yang ternyata murid Anda..."
Yoongi tidak menjawab. Masih dengan tampang dinginnya. Sedangkan Inspektur Kim terkekeh.
"Tentu saja tersangkanya adalah murid-murid Anda." kata Inspektur Kim dengan tenang.
"Baiklah. Kita akan periksa mereka jika itu maumu..."
"Tidak semua kecuali benar-benar mendesak, semua murid akan diperiksa. Tapi itu akan membuang waktu,"
"Lalu siapa yang mau kau periksa?! Apa harus melibatkan banyak siswa dalam penyelidilanmu?" sergah Adora.
"Ada enam orang yang akan menjalani pemeriksaan. Karena alibi mereka tidak sempurna,"
Adora, Yoongi, dan Hoseok memasang telinga mereka. Bersiap mendengarkan siapa yang dimaksud.
"Siswa bernama Kasami, Ahn Hani, Eric, Kim Taehyung, Jeon Jungkook,
...dan Park Jimin."
Yoongi mengepalkan tangannya. Berusaha keras untuk menahan emosinya. Wajah terkejut juga ada pada Hoseok dan Adora.
"Khusus untuk Park Jimin kami akan menahannya sementara waktu. Karena dia yang selalu bersama Anda dalam waktu 3 hari ini," tambah Inspektur Kim.
Tbc
See u next chap❤