DAMARA [END]

By idfiwlstr

2.5M 237K 13.3K

Akan ada waktu dimana Senior tunduk pada Junior Damara Hanif Khaeru seorang Purna Paskibraka Nasional dan jug... More

SATU
DUA
TIGA
EMPAT
LIMA
ENAM
TUJUH
DELAPAN
SEMBILAN
SEPULUH
SEBELAS
TIGA BELAS
EMPAT BELAS
LIMA BELAS
ENAM BELAS
TUJUH BELAS
DELAPAN BELAS
SEMBILAN BELAS
DUA PULUH
DUA PULUH SATU
DUA PULUH DUA
DUA PULUH TIGA
DUA PULUH EMPAT
DUA PULUH LIMA
DUA PULUH ENAM
DUA PULUH TUJUH
DUA PULUH DELAPAN
DUA PULUH SEMBILAN
TIGA PULUH
TIGA PULUH SATU
TIGA PULUH DUA
TIGA PULUH TIGA
TIGA PULUH EMPAT
TIGA PULUH LIMA
TIGA PULUH ENAM
TIGA PULUH TUJUH
TIGA PULUH DELAPAN
TIGA PULUH SEMBILAN
EMPAT PULUH
EMPAT PULUH SATU
EMPAT PULUH DUA
EMPAT PULUH TIGA
EMPAT PULUH EMPAT
EMPAT PULUH LIMA
EMPAT PULUH ENAM
EMPAT PULUH TUJUH
EMPAT PULUH DELAPAN
EMPAT PULUH SEMBILAN
LIMA PULUH
LIMA PULUH SATU
LIMA PULUH DUA
LIMA PULUH TIGA
LIMA PULUH EMPAT
END
PERSIAPAN {Exchap Series}
PERGI {Exchap Series}
TELEPON DAMARA {Exchap Series}
MASAKAN DELTA {Exchap Series}
PAKET? {Exchap Series}
CATAR {Exchap Series}
MILIK DAMARA {Exchap Series}

DUA BELAS

45.5K 4.3K 313
By idfiwlstr

'berboncengan denganmu, mengelilingi kota... menikmati surya perlahan menghilang...'
***


Pagi-pagi sekali bahkan sebelum adzan subuh Delta sudah bangun. Karena akan berangkat kesekolah lebih awal dari sebelumnya, ia terpaksa mengurangi 1 jam jatah tidurnya. Auto mata panda ini.

Setelah mencuci muka untuk menghilangkan rasa kantuk dan yang tak kalah penting adalah belek pada mata, Delta bergegas ke dapur untuk mencuci piring kotor semalam. Katakanlah Delta malas atau jorok sebab tak langsung mencucinya semalam. Namun apalah daya apabila mood mu tidak baik untuk melakukan sesuatu. Pikiran Delta masih terngiang-ngiang pada ucapan Damara kemarin.

Sungguh, jangan sampai Damara menjemputnya. Delta tak pernah membawa cowok untuk mampir ke rumahnya. Jika Damara benar-benar menjemputnya dan itu diketahui oleh orangtuanya, Damara akan disebut pacarnya. Delta takut Agam dan Aisyah murka karena ia berpacaran, sebab orangtuanya melarang ia untuk berpacaran terlebih dahulu agar fokus pada pendidikan.

Selesai mencuci piring, Delta lanjut mengepel lantai. Otomatis ia harus menyapu terlebih dahulu rumahnya dari depan teras hingga ujung rumah yaitu dapur. Rumah Delta yang bisa dikatakan tidak kecil sungguh membuat ia kewalahan untuk membersihkannya.

Delta kembali ke dapur untuk mengambil kain pel "Mama masak apa?" Aisyah tampak sibuk berkutat didapur.

Aisyah menghaluskan bumbu menggunakan ulekan "Nasi goreng, mau?"

Delta menuangkan pewangi lantai di ember yang berisi kain pel "MAU. PEDAS YAA" Teriak Delta dari toilet

"Iya.."

Delta menghampiri Aisyah dengan pel lantai ditangannya "Telur ceploknya mateng ya ma, jangan setengah mateng. Gak enak." Aisyah memang harus diingatkan. Kalau tidak pasti telur ceploknya akan setengah matang karena Agam dan Aisyah suka yang setengah matang, berbeda dengan Delta yang akan muntah bila telurnya setengah matang.

"Iya.. iya..." Delta melenggang pergi ke bagian depan rumahnya, teras dan ruang tamu setelah Aisyah membalas permintaan Delta.

"Hoaamm... ngantuk" Delta dengan ogah-ogahan mengepel lantainya. Mengepel lantainya tidak sebersih biasanya. Biasanya ia akan mendorong-tarik pengepel lantainya sampai 3 kali pada satu sisi, namun sekarang hanya 1 kali. Kalau Aisyah nantinya tidak ngomel, Delta pasti masih dalam selimut saat ini.

Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 05.00, cepat-cepat Delta ke kamar untuk membersihkan diri dan memakai seragam. Setelah beres, ia ke dapur dengan tas yang disangkutkan pada bahu kanannya.

Kue.. kue... kue...

"Ma.. ada pak De, Delta mau beli." Pak De adalah penjual kue tradisional yang sudah puluhan tahun berjualan. Biasanya pak De akan datang seminggu sekali di perumahan intan, kadang juga tidak, jadi Delta akan sangat senang bila ada Pak De mampir ke perumahan intan.

Aisyah mengaduk kopi "Ambil uangnya diatas meja."

"Papa beliin kue lupis ya.." Pinta Agam. Kue lupis namanya, kue berbentuk segitiga yang terbuat dari beras ketan dan dinikmati dengan siraman gula aren serta taburan kelapa parut menjadi jajanan favorit Agam.

"IYA" Teriak Delta dari kamar Aisyah dan Agam.

Delta berjalan ke depan lalu membuka pagar hitam rumahnya yang sebatas bahu Delta. "PAK DE!" Panggil Delta pada Pak De yang hampir akan keluar dari blok rumah Delta.

Pak De otomatis berbalik "Eh neng Delta, mau kue apa?"

"Lupis pak De.. Putu cantik ada gak pak De?"

Pak De memasukkan kue lupis ke dalam plastik "Putu cantik? Yang mana ya.. pak De pernah jual gak?" Pak De mengernyit bingung.

"Pak De, Bahasa jawanya cantik apa?" Tanya Delta

"Ayu.." Jawab pak De yang tahu jelas, sebab ia bersal dari suku Jawa.

"Kalau cantik diganti ayu, jadi apa?" Tanya Delta lagi, sepertinya ia ingin bermain tebak-tebakkan.

"Cantik diganti jadi ayu.. sama aja neng, sama-sama cakep"

Delta mengerucutkan bibirnya "Pak De... masa gitu aja gak tau sih. Putu Ayu pak De, ada gak kue putu ayu?"

"Walah... putu ayu toh, ada. Nih..." Kata pak De sambil membuka tutup wadah yang berisi kue putu ayu.

"Mau berapa?"

"Lima pak De" Kata Delta dengan mengangkat tangannya.

"Oke. Nih..." Pak De memberikan kantong plastik yang berisi kue tradisional yang tadi Delta sebut.

Delta memberikan uang bersamaan dengan menerima kantong plastic yang berisi kue "Makasih pak De.."

Pak De menghidupkan mesin motornya "Sama-sama. Pak De lanjut ya..." Kata pak De yang Delta angguki.

Ketika membalikkan badannya untuk kembali ke rumah, Delta melihat Damara yang nangkring di atas motor didepan rumah tetangganya. Sengaja kemarin Delta meminta turun di rumah tetangganya yang berjarak dua rumah dari rumahnya. Ia takut orangtuanya melihat ia pulang bersama cowok.

"Kak Dama.." Damara menjalankan motornya ke rumah Delta.

Delta panik, jangan sampai Damara berhenti didepan rumahnya. "Stop!" Delta berlari ke depan rumah tetangganya yang ada disamping rumahnya dan merentangkan tangannya supaya Damara tak melewati rumahnya.

Tidak mungkin Damara tetap memacu motornya, ia berhenti tepat didepan Delta. Mematikan motor dan membuka helmnya. "Kak Dama ngapain disini?" Cicit Delta, takut suaranya terdengar ke telinga orangtuanya ataupun tetangga.

"Lo ngapain disini" Tanya Damara.

"Loh, kok nanya balik. Ini kan rumah saya, Kak Dama yang ngapain disini!?"

"Rumah lo kan disana" Tunjuk Damara pada rumah, dimana tempat ia nangkring tadi.

"Ah.. i-itu , mak-sud saya... ini perumahan rumah saya. Kalau ini... rumah tante saya." Delta gelagapan "Iya, rumah tante saya. Soalnya tadi diajak tante saya sarapan dirumahnya, gak enak kalau nolak." Jawab Delta mantap, tanpa tersendat untuk meyakinkan Damara.

Damara hanya menganggukkan kepalanya, membenarkan perkataan Delta "Kak.. kak Dama ngapain disini?" Tanya Delta lagi, yang ia harap akan dijawab Damara.

"Gue kan udah bilang kemarin"

"Iya, tau. Bersihin ruang paskibra kan? Ini saya mau berangkat kak. sarapan bentar, terus pake sepatu."

Damara mengetuk body motornya "Gue tunggu, cepat."

Delta melambai-lambaikan tangannya. "jangan, jangan.." Katanya cepat. "Saya bisa pergi sendiri kak.. saya kan punya motor."

"Gue kan kemarin bilang kalau gue jemput lo"

"Iya, tau. Tapi kan saya udah bilang kalau saya punya motor kak, bisa berangkat sendiri" Delta kokoh tak mau. Ia tak mau dilihat murid SMA Erlangga jika ia berboncengan dengan Damara. Pasti semuanya akan salah paham dan menduga bahawa ia dan Damara memiliki hubungan spesial. Lagipula Delta tidak mau lagi naik motor Damara yang tinggi dan jok motor yang kecil, bisa-bisa ia akan refleks memeluk Damara lagi.

Damara bersedekap di motornya "Terserah lo, Gue bakal tetap disini"

Delta menghela nafas kasar "Oke. Saya ambil tas dulu" Pasrah. mau gimana lagi, Delta rasa Damara bukan orang yang mudah menyerah. Bergegas Delta berlari ke rumahnya yang dia katakana pada Damara jika ini rumah tantenya.

Delta meletakkan kue tradisional yang ia beli dengan Pak De di meja makan. Agam dan Aisyah bingung melihat anaknya yang masuk dengan berlari-lari.

Delta kembali berlari mengampiri orangtuanya untuk bersalaman "Ma.. Pa.. Delta berangkat dulu ya"

"Loh.. gak sarapan dulu?" Tanya Aisyah

"Ah.. gak ma, udah telat. Delta bawa kue aja, Assalamualaikum" Delta kembali berlari ke luar rumah dengan membawa kantong plastic yang berisi kue putu ayu.

Agam menunjuk jam dinding "itu jamnya gak rusak kan, masih jam 6. Gimana ceritanya takut telat" Aisyah pun sama bingungnya hanya mengedikkan bahu.

Damara menghidupkan motornya ketika Delta muncul dari pagar rumahnya. "Yuk kak.. berangkat" Kata Delta dengan nafas yang memburu.

"Aduh.. gimana lagi naiknya..." Gumam Delta.

Sepertinya Damara mendengar ucapan Delta, ia kembali menengadahkan telapak tangannya didepan Delta seperti semalam. Delta yang mengerti langsung menangkup tangan Damara dan naik ke motor.

"Kak, udah sarapan belum?" Tanya Delta ketika mereka sudah keluar dari perumahan Delta.

Damara menggeleng dibalik helmnya "Mau gak kak?" Delta menyodorkan kue putu ayu dari belakang.

"Gue lagi bawa motor, gak bisa" Sahut Damara dengan tatapan tetap pada jalan.

"Oh.. berhenti dulu aja kak" Saran Delta.

"Gak bisa, nanti kesiangan." Delta memanggapi perkataan Damara dengan menganggukan kepala. "Suapin" Ucap Damara pelan.

"Apa?" Tanya Delta, angin yang berhembus membuat suara bagaikan ditelan angin.

"Suapin"

Delta mendengarnya, tapi ia ragu untuk melakukannya. Tidak mungkin ia menyuapi Damara, dimotor pula. Namun setelah Delta pikir-pikir kasian Damara, membawa motor dengan perut kosang. Sedangkan ia dibelakang malah enak-enakan makan.

"Aaa" Delta menyodorkan kue ke depan helm Damara yang masih tertutup kaca, Langsung saja Damara menaikkan kaca helmnya. Tumben sekali Damara tidak memakai helm full facenya. Setelah digigit Damara, ia menarik tangannya, lalu menyodorkan lagi kue yang tersisa setengah setelah yang dimulut Damara habis.

Sepanjang jalan Delta berdoa semoga sekolah masih sepi, bila perlu tidak ada siapapun. Damara memarkirkan motornya di parkiran yang masih kosong, tidak ada satupun motor.

"Alhamdulillah.." Ucap Delta lirih.

"Kak, saya duluan ya ke ruang paskibra"

"Tunggu! lo gimana mau masuk, kunci sama gue" Tahan Damara. "Bareng" Mau tak mau Delta setuju. Delta jadi membayangkan berjalan berduaan bersama Damara dikoridor yang masih sepi, serasa sekolah milik berdua.

***

"Gila, dijalan Diponegoro mau ada Razia ya?" Tanya Yara saat menginjakan kaki di kelas.

Delta mengernyit "Gak"

"Terus kenapa lo datang awal gini kalau gak ngindarin polisi. Lo tuh biasanya datang pas mau bel."

"Gue itu udah berubah, mau jadi anak yang teladan. Hastag saatnya ku harus berubah..."

"I want to be a fuck girl" Sambung Yara dengan bernyanyi.

"Ya allah telinga gue gak kuat. Gak usah nyanyi deh lo, sumbang." Ejek Delta. Heran, suara yang fals seperti itu dianggapnya bagus. Babak eliminasi pun sudah disuruh pulang Anang.

"Suara gue bagus gini lo bilang sumbang. Suara gue bagus, kalau gak bagus gak mungkin gue pernah juara 1" Bantah Yara.

"Lo itu juara 1 pas Tk, wajar dong dulu suara lo masih imut-imutnya. Kalau sekarang kayak suara nenek lampir"

"Wahh parah lo jadi teman. Ngejatuhin banget, bukannya ngedukung" Sahut Yara yang lebay dan meggeleng-gelengkan kepala tak percaya.

"Bukannya ngejatuhin, gue cuma nyadarin lo aja dari kenyataan." Kata Delta menepuk-nepuk punggung Yara.

"Delta.. tumben lo udah datang" Tanya Patra heran. Sepertinya kehadiran Delta yang lebih awal ini menjadi kejutan bagi teman-temannya.

"Ahh gue kan emang rajin. Eh Patra, lo osis kan?"

"Iya, kenapa?" Tanya Patra

"Hari ini ada pengecekan ruang ekskul ya?"

Patra mengernyit bingung "pengecekan?"

"Iya, semacam kunjungan gitu lah. Dilihat kondisi ruangannya, rapi gak, bersih gak, atau diurus gak" Delta menjelaskan.

"Gak ada tuh. Kalau ada kami pasti beres-beres lah, secara ruang osis penuh sama tumpukan kertas"

Delta menganga "Haa, gak ada? Jadi...." Kak Dama bohong?. Yang pastinya Delta ucapkan dalam hati. Tak mungkin ia lanjutkan ucapannya, yang ada Yara akan heboh dan memintanya untuk cerita. Tapi Delta bingung, sebenarnya apa maksud Damara.

***

TBC
16 Juli 2020

Makasi sudah baca, vote, dan comen.

Continue Reading

You'll Also Like

2.1M 130K 41
BELUM DI REVISI not a perfect lecturer : judul sebelumnya pilih dosen atau pacar ya? kalau bisa pilih keduanya kenapa harus satu "Pak apa apaan sih...
3.3M 214K 55
♡Follow author dulu sebelum baca♡ #1 in literasi (10 juni 2020) #2 in literasi (16-20 juni 2020) #1 in klasik(10 agustus 2020) #1 in pelajar (19 agus...
7.1M 436K 62
(Publish ulang karna Revisi) Bagaimana jadinya jika kamu harus menggantikan posisi pengantin wanita yang kabur saat hari pernikahannya? Thania, seor...
7.4K 700 36
Baginya mencintai sosok Lingga adalah suatu kesempurnaan tiada kira sekaligus ke semuan yang begitu nyata. 'Risky Arafia' Sepanjang hidupnya mencint...