when the camellia falls | sou...

By pitike17

1.8K 190 53

Terkekang oleh rasa bersalah, Dazai melakukan percobaan bunuh diri dengan melompat dari jembatan. Namun setel... More

[2] kill me, heal me
[3] encounter

[1] moonlight drawn by clouds

903 79 16
By pitike17

[a/n]

Ini draft yang ingin sekali kuwujudkan. Tapi karena plotnya belum matang, aku memutuskan untuk tenggelam dalam otome game dulu. Heheh

Sekarang karena cerita halu act 1-ku sudah selesai, biarkan aku merealisasikan ini.

.

.

.

When the Camellia Falls

[ soukoku, bxb, romance, time travel!au ]

.

.

.

Seandainya Atsushi masih hidup, hatinya akan merasa lebih tenang. Seandainya lelaki manis itu tidak meregang nyawa. Dazai tidak perlu sefrustasi ini-- berdiri di sisi jembatan gantung. Malam membuat jalan menjadi sepi. Tidak akan ada yang memergoki atau menahan Dazai.

Ia menghadap ke arah sungai, memandangi aliran deras yang bisa membuat tubuhnya terombang-ambing dan terantuk batu. Mungkin kepalanya akan terluka, lalu darah akan mengalir. Bila tidak ada seorang pun yang menolong, ia akan mati kehabisan darah.

Mungkin rasa tertekannya akan hilang setelah ini, setelah pergi ke alam baka. Mungkin ia bisa bertemu dengan Atsushi dan menjaganya lebih baik di sana.

Pemuda brunette itu menutup mata, membiarkan indra pendengarannya mendominasi. Ia merasakan suara deras air sungai di bawah sana. Tangannya terbuka pasrah sementara kakinya melangkah maju, semakin dekat dengan pintu kematian. Jantungnya berdebar-debar.

Satu langkah lagi.

Dazai menjatuhkan diri, membiarkan angin malam menghantarnya ke dalam arus sungai. Rasa sesak menyambut, melingkupi sekujur tubuhnya. Semakin lama tenggelam, napas pemuda brunette itu semakin tersendat.

Semuanya berangsur-angsur gelap. Begitu pula kesadaran Dazai. Malaikat maut mungkin sedang menjemputnya. Mungkin karena itu juga ia mulai tidak dapat merasakan tubuhnya sendiri. Semuanya mati rasa.

Sebentar lagi Dazai akan mati. Sebentar lagi ia akan menyeberang ke alam baka. Mungkinkah Atsushi akan menyambutnya di depan gerbang?

Tidak mungkin. Ia sudah membunuh lelaki manis itu. Atsushi pasti tidak akan mau melihatnya lagi. Beribu-ribu permintaan maaf tidak akan cukup untuk menebusnya.

Pikirannya berputar-putar, namun napasnya tak kunjung hilang. Perlahan tapi pasti Dazai bisa merasakan kedua tangannya lagi, juga tungkainya yang tanpa sadar berayun, menendang ke dasar sungai dan melawan gravitasi.

Dazai gagal membunuh dirinya sendiri.

Tangan pemuda itu bergerak, membuat tubuhnya mengapung di atas permukaan sungai. Dengan berat hati, ia berenang ke tepian, mendudukkan dirinya di atas tanah.

Dazai sudah kabur dari rumah tanpa membawa apapun. Ia bahkan meninggalkan surat selamat tinggal di atas meja bila ada yang mencarinya. Tapi di sinilah ia sekarang, duduk di pinggir sungai dengan pakaian basah kuyup. Masih hidup.

Sudah sekian hari pemuda brunette itu memantapkan hati untuk bunuh diri. Namun usaha pertamanya malah gagal. Di sisa hari ini, Dazai memilih untuk merenung. Kedua manik cokelatnya menatap permukaan sungai dalam diam.

Sampai kemudian ia terkejut oleh suara teriakan.

"BERHENTI!"

Detik berikutnya sesuatu-- bukan-- seseorang jatuh dari atas. Air terciprat ke arah Dazai, membuat tubuhnya kembali basah kuyup.

Refleks, si brunette mendongak, menatap ke atas tebing, sempat membuat kontak mata dengan pria berpakaian aneh yang sedang melongok ke bawah. Kemudian, setelah beberapa saat, sepatunya dicengkram erat.

Dazai tersentak lalu melihat siapa pelakunya. Ia lebih tersentak lagi karena sosok itu memanjat naik, mendorongnya hingga menempel pada dinding tanah. Bentuk melengkung tebing menyembunyikan dua orang itu dari pria aneh yang sedang melongok.

Si brunette beralih, menatap sosok yang tengah mengurungnya. Pakaian orang ini tidak lebih baik dari pria di atas tebing. Ia mengenakan yukata biru gelap dengan tali pinggang juga penutup di kedua tangan. Alas kakinya tampak seperti karakter anime shounen.

Dazai secara samar mengingatnya. Ini persis pakaian cosplay yang ia lihat bersama Atsushi dalam kencan mereka-- sebelum lelaki itu pergi meninggalkan dunia. Dazai mendadak sedih karena mengingat kenangan lama, namun ia mencoba untuk fokus dalam situasi aneh ini.

Ia mengenakan pakaian seorang ninja. Rambut jingganya tampak mencolok, namun sosok itu menggunakan penutup wajah dan membuat penampilannya terkesan misterius.

Tapi mengapa cosplayer ini terjun ke sungai malam-malam?

"Jangan bergerak," bisiknya pelan.

Dazai menunduk, baru menyadari sebilah kunai yang mengancam keselamatan lehernya. Sosok itu menatap, membuat si brunette menurut tanpa perlawanan. Itu kunai asli. Dazai menyadari saat metalnya memantulkan cahaya bulan.

"Siapa kau? Apa yang sedang kau lakukan?" Dua pertanyaan itu tidak bisa ditahan meski bahunya gemetar. Dazai sadar betul ia tidak ingin berurusan dengan cosplayer ber-kunai. Tapi ia perlu tahu apa yang terjadi di sini.

Tatapan sosok itu terasa dingin, membuat Dazai seolah membeku di tempat. Mata biru menatap lekat dari balik topeng. Perlahan ia maju dan berbisik di telinga Dazai.

"Berlari dari seseorang," ucapnya pelan. Suara itu jelas, walaupun sedikit serak. Dazai bisa mendengar napas teratur, berhembus di depan telinganya setelah ucapan tadi. Hanya suara napas, namun mampu membuat Dazai lupa apa tujuannya berada di tempat ini.

"Aku tidak akan menjawab pertanyaan pertama," tegas sosok itu seraya mundur, kembali menatap Dazai dari jarak dekat.

Kunai-nya turun. Tapi, walaupun benda tajam itu sudah tidak berada di depan leher, Dazai tetap diam. Tatapan sepasang manik biru seolah memiliki kekuatan magis untuk mengunci pergerakannya.

"Malam semakin larut," bisik sosok itu, "tidurlah." Mungkin kekuatan magis barusan juga yang membuat Dazai memejamkan mata, menuruti perkataan sang cosplayer.

Seseorang yang mengenakan pakaian karakter dua dimensi seharusnya tidak mungkin bisa melakukan sihir. Bahkan sihir sendiri bukan sesuatu yang nyata. Dazai berusaha terjaga, namun rasa kantuk tiba-tiba menyergap dan membuat kelopak matanya terasa berat.

Suasana di sekitar sungai amat hening, seakan mendukung Dazai untuk benar-benar tidur. Pria berpakaian aneh di atas tebing tidak melongok lagi. Bahkan tidak ada suara selain hewan malam di sekitar mereka.

Sosok misterius itu bangkit dan melepas topengnya. Wajah rupawan kini menampakkan diri. Mata birunya memicing, mengedarkan pandang ke sepanjang sungai.

"Pakaiannya seperti orang asing," gumam sosok berambut jingga itu seraya mengangkat tubuh Dazai.

Postur mereka berbeda jauh, namun tenaga si jingga cukup kuat untuk membawa pemuda brunette di atas punggungnya. Ia berjalan sepanjang tepian sungai dan mencari jalan keluar.

Setelah agak lama melangkah, mata biru itu menemukan sebuah desa. Ia menghela napas lega sebelum akhirnya menjatuhkan tubuh Dazai di bawah pohon, beberapa ratus meter sebelum pintu masuk. Setidaknya bila meninggalkan si brunette di sini, penduduk desa atau pengembara akan menemukannya besok pagi. Mungkin juga membantunya.

"Selamat malam," ucap sosok itu sebelum akhirnya menghilang.

.

.

.

Hal terakhir yang Dazai tahu, ia berada di tepi sungai, bersandar pada tebing. Ia baru saja mencoba untuk bunuh diri, namun tubuhnya menolak, berenang untuk bertahan hidup.

Lalu seseorang jatuh dari atas tebing. Ia mengenakan pakaian karakter dua dimensi, seperti cosplayer. Lelaki itu menyuruh untuk tidur dan ia menurut.

Seorang cosplayer. Iya. Benar.

Seorang cosplayer dengan kunai tajam yang bisa menyayat kulit lehernya.

"TIDAK!" Dazai berteriak, membuat semua orang di sekitarnya menoleh terkejut.

Ketika membuka mata, pemuda brunette itu melihat dinding krem. Ia sedang duduk di atas alas tidur di dalam sebuah rumah tradisional berlantai kayu.

"Orang asing itu bisa bicara seperti kita," gumam anak laki-laki yang berlutut di samping pintu.

"Apakah dia pengembara?" timpal anak yang lain.

"Oh, mungkinkah dia seseorang dari Kyoto?"

"Mungkinkah dia tamu istimewa Tuan Fukuzawa? Apakah dia tersesat di jalan?"

Setelah mendengar bisik-bisik anak kecil di dalam kamar itu, Dazai terdiam. Mereka semua berpakaian aneh, pakaian tradisional yang hanya digunakan oleh orang tua. Selain itu, mereka juga membicarakan hal aneh, bahkan menyebutnya orang asing.

"Permisi, Kyusaku-kun," ucap seorang pria yang baru saja muncul sambil membawa sebuah mangkuk. Dazai mencium aroma menyengat, berasal dari apapun yang ada di dalam mangkuk itu.

"Kau sudah sadar, orang asing?" sapa pria berambut sebahu yang berlutut si sisi alas tidur Dazai.

Lagi-lagi ia disebut orang asing. Ada apa dengan orang-orang ini? Ia bicara dengan bahasa yang sama. Mereka pasti juga berasal dari negara yang sama. Apa-apaan dengan sebutan itu?

"Kau sedikit demam karena basah kuyup. Hirotsu-san menemukan tubuhmu di bawah pohon, beberapa ratus meter dari desa. Jaraknya cukup dekat dengan sungai Katsura," jelas pria itu kemudian terdiam sejenak.

"Apa kau terjatuh dari jembatan?" Ia menebak dengan benar, walaupun sebenarnya Dazai menjatuhkan diri secara sukarela, bukan karena kecelakaan.

Pemuda brunette itu memilih untuk tidak menjawab, membiarkan orang-orang membuat kesimpulan sendiri.

"Sepertinya benar." Tanpa menunggu jawaban, pria itu menyahut kata-katanya sendiri.

"Kau harus merasa beruntung karena dirawat oleh tabib terbaik di Tanah Kai--,"

"Kai?" Dazai mengulang ucapan pria itu dengan raut bingung. Ia tidak tahu di mana Tanah Kai berada. Ia benar-benar belum pernah mendengarnya.

"Ya. Tanah Kai. Apakah kau berencana pergi ke tanah yang lain? Edo?"

Edo? Dazai pernah mendengarnya di pelajaran sejarah. Edo adalah sebutan untuk Tokyo sebelum masa restorasi. Pemuda brunette itu tidak tahu bagaimana pikirannya bisa melayang sampai ke sana, tapi ia meyakini satu hal sekarang.

"Apa--," jeda sejenak karena Dazai menelan ludah, "--kau pernah bertemu samurai?"

Pria itu terkekeh seraya menambahkan sedikit air ke dalam mangkuk kemudian mengaduk isinya.

"Tentu saja. Aku sering pergi ke kastil dan bertemu dengan mereka. Aku bahkan mengikuti rapat perang bersama mereka."

Tidak salah lagi. Dazai tahu ini tidak bisa dipercaya. Tapi hanya ada satu hal yang bisa menjelaskan situasi aneh. Ia sedang tidak berada di zona waktu yang normal. Di saat ia hanya ingin pergi dari dunia, alam mengabulkannya dengan cara yang tidak dapat diharapkan.

Tiba-tiba Dazai mengingat pertemuannya dengan cosplayer semalam. Ia kembali bertanya pada pria yang mengaku tabib, "Apa kau pernah bertemu dengan ninja?"

"Aku kenal beberapa."

Tepat setelah kalimat itu diucapkan, seorang lelaki masuk ke dalam kamar. "Mori-san," ia memanggil pria itu, menginterupsi pembuatan ramuan pereda demam.

Dazai ikut menoleh, memperhatikan sosok baru itu dari bawah ke atas, berhenti pada wajahnya. Sepasang mata biru tengah balas menatap. Lamat-lamat Dazai memperhatikan rambut ikalnya yang berwarna jingga, mengingatkannya pada seseorang.

"Ya, Chuuya?" Pria itu menyahut sembari menaruh semangkuk ramuan beraroma menyengat di atas tangan Dazai.

"Tuan Fukuzawa baru saja kembali dari medan perang," lapor lelaki jingga itu.

"Bagus. Tolong jaga pasien ini untukku, Chuuya," sahut pria yang dipanggil Mori sambil mengedipkan sebelah mata.

Chuuya hanya membalas dengan anggukan lelah, seolah ekspresi itu sudah pernah ia lihat ribuan kali. Mori mengambil beberapa kantung tanaman herbal di kamar itu sembari berjalan keluar pintu dengan antusias.

"Aku datang, Fukuzawa-dono~" Pria itu berseru girang, memanggil nama seorang tuan yang sebelumnya Dazai dengar dari salah satu anak kecil saat ia terbangun.

"Minum obatmu," suara dingin menginterupsi pikiran Dazai. Lelaki jingga familiar itu duduk di sebelah alas tidurnya, sementara anak-anak di kamar berlarian keluar, pergi setelah Mori juga angkat kaki.

Si brunette menatap cairan pekat di dalam mangkuk dengan ragu, kemudian ia menoleh pada sosok itu, lelaki yang tengah menatapnya bosan.

"Kau takut minum obat?" Nada suara Chuuya mengejek. Dazai tidak terima.

"Aku hanya takut kalau rasanya pahit," sahut pemuda brunette.

"Kau terdengar seperti anak kecil," gumam Chuuya jengkel.

"Menyebalkan." Ia bahkan menambahkan umpatan di akhir kalimat.

Terpaksa Dazai meminum ramuan menyengat itu. Walaupun sudah menduga rasanya akan pahit, ia tetap mengernyit, memasang wajah tidak suka.

"Berikan padaku," ujar Chuuya meminta mangkuk di tangan Dazai. Ia beranjak setelah mendapat wadah itu, hendak meninggalkan sang pasien seorang diri.

Namun Dazai bicara, membuat langkah si jingga tertahan. "Kau cosplayer kemarin malam, kan?"

Lelaki itu menoleh bingung. "Cosplayer?" Ia mengulang kata-kata asing yang diucapkan Dazai. "Apa itu?"

"Bukan-- itu-- maksudku kemarin kau mengenakan pakaian nin--,"

Belum sempat Dazai menyelesaikan perkataan, Chuuya langsung membekap mulutnya. Mata biru itu menatap tajam, seolah menyiratkan bahwa kata yang belum selesai barusan tidak seharusnya diucapkan.

"Kau tidak bisa mengatakannya di tempat ini, di tengah pemukiman," bisik Chuuya.

Dazai tidak salah lagi. Ia benar-benar cosplayer-- bukan-- dia benar-benar ninja yang semalam hampir menyayat lehernya dengan kunai. Suara bisikan, warna rambut, dan tatapan ini sama persis.

Setelah beberapa detik membekap, Chuuya menyingkirkan tangan. Ia beranjak dari kamar itu sambil masih membawa mangkuk kosong.

"Bantu aku melakukan sesuatu atau kusebarkan identitas aslimu," ancam Dazai dengan bangga, berhasil menahan Chuuya lagi di ambang pintu.

Lelaki itu kelihatan amat tenang terlepas ancaman si brunette barusan. Ia menoleh dan memandang Dazai datar. "Kau mau mati?"

"Ya."

Chuuya mengerjap cepat, sedikit terkejut dengan jawaban Dazai.

"Aku ingin kau membantuku bunuh diri."

.

.

.

To be continued

Nggak di mana-mana, sama saja
=________=

Aku nggak berencana bikin Dazai maniak bundir lagi tapi ya.... gimana ya...

Ini, anggap saja ide historical Jepang pertamaku. Aku kan basicnya Korea nih, jadi ya ngga paham kalo mau bikin versi Jepang jaman dulu bentukannya gimana. Lalu temanku menyarankan bikin latar era sengoku dan kucoba lah~

Tada!

Continue Reading

You'll Also Like

142K 11K 86
AREA DILUAR ASTEROID🔞🔞🔞 Didunia ini semua orang memiliki jalan berbeda-beda tergantung pelakunya, seperti jalan hidup yang di pilih pemuda 23 tahu...
552K 56.6K 28
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
723K 67.5K 42
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
322K 35K 71
⚠️BXB, MISGENDERING, MPREG⚠️ Kisah tentang Jungkook yang berteleportasi ke zaman Dinasti Versailles. Bagaimana kisahnya? Baca saja. Taekook : Top Tae...