Couple Or Trouble - OH SEHUN...

By epiepi21

32.4K 3.8K 566

[Completed] ✅ .... "Well, ini hukuman ketigamu, karena mengabaikanku, tidak bicara padaku. Dan aku mencintaim... More

Cast Introduction - Prolog
1 - Drunk Girl
2 - Interrogation
3- Skenario
4- Past
5- Dinner
6- Stealer
7- Ring
8- Message
9- Bad Dream
10- Save Me
11- Hello, My Ex!
12- Have Fun
13- Enemy
14- New Years
15- Hugging
16- Jealous?
17- I Kinda Like You?
18 - Couple or Trouble?
19- Baby Sitter
20 - Worried
21 - Puzzle
22- Secret
23- A Lie
24- Don't Want to Acknowledge
25- Mine
26 - On My Regret
27 - Document
28 - Missed Call
29 - Incoming Call
31 - Sweet Morning
32 - Trauma
33 - First Love
34 - Forgive Me.
35 - Somebody Else
36 - Blushed
37 - Tidings of Die
38 - Fake
39 - Autumn
40 - Cinderella
41 - Punishment
42 - Can't Give Up On You
43 - Letter
44 - Dating
45 - Shadow
46 - Who Are You?
47 - Was Happy
48 - Something About You
49 - Little Bit Better?
50 - Love Story
51 - Spring Day
52 - Been Through
53 - On Me
54 - Oh Sera
55 - 이젠 안녕 (Ending)
56 - Epilog

30 - Rainy Day

351 58 10
By epiepi21

Enjoy Be Reading🖤

-----------------------

🐣🐣🐣🐣🐣

Sudut bibir Ahra terangkat naik, melihat nama Sehun terpampang jelas di layar ponselnya. Entah apa yang lalaki itu mau, Sehun malah terus menghubunginya dan mengatakan hal-hal tidak penting.

Sepertinya Sehun harus diberi sedikit pelajaran, agar dia tidak menganggunya lagi. Dengan sengaja Ahra membiarkan telepon itu terus berdering, sampai akhirnya Ahra tertawa pelan. Tidak tega, membiarkan panggilan Sehun lebih lama lagi. Mungkin saja kan, disana Sehun sedang mengkhawatirkannya?

Baru saja Ahra geser layarnya ke arah tombol hijau, untuk mengangkat panggilan dan ponselnya mati. Dia lupa mencharger ponselnya, sampai baterainya habis.

"Oh baiklah Choi Ahra, kau memang gadis terbodoh di dunia ini!" Gerutu Ahra yang sudah mengenakan gaun tidurnya.

Ahra berjalan sempoyongan, membiarkan kertas-kertas itu berserakan di atas kasurnya. Lekas mengambil charger ponsel di atas meja belajarnya. Menunggu sampai ponselnya menyala, Ahra menggelengkan kepalanya pelan mencoba mereda rasa pening yang membuat ubun-ubunya seperti akan pecah.

Di luar hujan turun deras sekali, iris gelapnya menatap sayu, hujan dari balik jendela kamarnya. Tiba-tiba perasaan yang selama ini terasa kosong, sekarang benar-benar terasa seperti sebuah ruangan hampa.

"Apa yang aku lupakan sebenarnya." Gumam Ahra, mengembalikan atensinya pada layar ponsel yang menyala.

Tidak butuh waktu lama, untuk Sehun menghubunginya lagi. Dengan senyum yang memenuhi sudut bibirnya, Ahra segera mengangkat panggilan itu dan menempelkan ponsel pada daun telinganya.

"Yak! Kenapa baru mengangkat panggilanku! Sejong tidak ada di rumah?" Ahra menggedikkan bahunya tidak tau.

Setau Ahra, Sejong pergi keluar tadi. Tapi apa-apaan si Sehun itu, Yak? Dia berseru seperti itu kepada Ahra? Yang benar saja! Sekalinya menyebalkan memang tetap menyebalkan.

"Astaga jauhkan ponselnya dari telingamu, aku tidak bisa melihat wajah bodohmu!" Menyadari kebodohannya, Ahra mencebik kesal. Dia kira Sehun melakukan panggilan biasa, jadi Ahra tempelkan benda pipih itu ke daun telinganya, tapi rupanya Sehun melakukan video call.

Sehun, manusia yang ada di balik layar ponsel Ahra, tertawa pelan melihat wajah gadis di depannya. Wajah tanpa riasan, dengan pipi tanpa perona yang terlihat memerah. Bibir mungil dengan warna pink segar itu mencebik, dengan matanya yang terlihat sayu. Itu cukup menjelaskan kalau gadis ini sedang mabuk.

"Kau mabuk?" Ahra ingin tertawa sekarang juga, bukankah tadi Sehun berbicara dan berlagak mengkhawatirkannya?

Lalu sekarang, Sehun bertanya seolah sedang memarahinya. Lucu sekali, sampai Ahra ingin pukul kepala Sehun dengan palu.

"Aku habis minum wine, dan kepalaku sekarang pusing." Jawab Ahra, mencoba menjauhkan ponsel dari wajahnya.

"Hey! Kenapa wajahmu terlihat seperti Sehun?" Racau Ahra ketika pusingnya bertambah berat, membuat Sehun memijit pelipisnya pelan.

Sialan gadis ini membuat ingatannya terlempar, ke waktu dimana Sehun menemukan Ahra tengah mabuk di trotoar jalan. Kejadian dimana Sehun menyeret Ahra, seperti sekantung sampah.

Sehun tidak tau, kalau saat itu takdir sedang mempermainkan pertemuannya atau mungkin sebaliknya? Pertemuan mereka sudah ditakdirkan.

"Aku memang Sehun, bodoh!" Jawab Sehun sedikit khawatir, saat tau kalau gadisnya ini mabuk.

"Bukan! Jangan mencoba menipuku, kalian memang terlihat mirip, tapi Sehunku lebih tampan. Ah sial, aku merindukannya!" Gerutu Ahra, bibirnya mencebik membuat wajahnya hampir terlihat seperti bayi yang akan menangis sekarang.

"Kau merindukanku?" Goda Sehun, membuat Ahra tertawa kencang sekali.

"Kau siapa? Untuk apa aku merindukanmu? Wah ini gila! Kau benar-benar terlihat seperti Sehun, apa dia punya kembaran?" Sehun menggerling malas, mendengar jawaban Ahra yang terdengar tidak memuaskan.

"Kau merindukan si Sehun itu atau tidak?" Tanya Sehun yang tadinya kesal pada akhirnya dia tertawa kecil, bertaruh kalau Ahra mabuk hanya karena segelas minuman beralkohol.

"Kalau aku jawab iya kau akan apa?" Ahra menumpu kedua sisi wajahnya dengan telapak tangan kecilnya.

"Maunya apa?" Ahra berdecak sebal mengambil ponselnya yang dia sandarkan pada tumpukan buku, mendekatkan ponselnya sedekat-dekatnya ke wajah merah mudanya.

"Ck, kau menyebalkan aku matikan saja telponnya!"

"Jangan!" Teriak Sehun, membuat tangan Ahra berhenti bergerak. "Aku hanya bertanya kenapa kamu kesal."

"Pertanyaanmu menyebalkan." Jawab Ahra, menutup mulutnya saat dia tiba-tiba menguap.

"Hey, Kalau kau sedang bersama dengan si Sehun, bisa katakan padanya suruh cepat pulang? Aku takut di sini sendirian, aku kesepian." Keluh Ahra membuat Sehun tersenyum tipis.

"Kalau aku tidak menyampaikannya pada Sehun?" Ahra berdecak sebal, pikirannya melayang dan berkecamuk tidak karuan.

Dia pusing sekali ketika mendengar bunyi hujan yang terdengar semakin menderas, sebentar lagi mungkin dia akan ambruk.

"Ih, pokoknya sampaikan! Aku tidak mau tau, pokonya kau harus sampaikan padanya yah?" Sehun hanya bisa mengangguk, menyisakan matanya yang tinggal segaris saat sudut bibirnya terangkat naik tersenyum manis.

"Ra, Sehun bilang padaku kalau dia juga merindukanmu." Ahra tersipu, segera menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Mengintip layar ponselnya lewat celah-celah jari yang terbuka, Ahra melihat Sehun yang sedang tersenyum untuknya.

"Tunggu sampai besok yah, aku akan datang ke rumah menemuimu. Sekarang, aku masih dalam perjalan pulang." Pernyataan Sehun itu sukses membuat Ahra bergerak tidak beraturan, seperti cacing kepanasan.

"Katakan pada si Sehun, kalau aku akan menunggunya!" Racau Ahra terdengar bersemangat.

"Ya sudah, aku tutup telponnya!" Ahra mengangguk, tapi dia urungkan niatnya dan kembali menatap layar ponselnya ketika seseorang memanggil namanya di sana.

"Ahra, aku juga merindukanmu, kau tidak merindukanku? Lain kali kita bertemu lagi yah! Kau harus memasakkan sesuatu yang enak untukku!" Seperti obat pereda pengar, suara Byun Baekhyun sukses membuat Ahra tersadar.

Gadis gila, apa yang dia ucapkan tadi? Tanpa basa basi Ahra langsung melemparkan ponselnya, video call dengan Sehun masih tersambung saat itu.

Sial!

Ahra selalu berhasil membuat dirinya sendiri malu. Merutuki dirinya sendiri, Ahra memukuli pipinya mencoba menyadarkan diri. Saat berkali-kali, dia membuat dirinya senditi malu. Tapi sepertinya orang yang bicara padanya tadi, orang yang Ahra kira mirip dengan Sehun. Mereka bukan mirip! Tapi lelaki tampan itu memang benar Sehun!

"Aishhhh kemana otakmu Choi Ahra!" Rutuknya, kemudian tubuhnya ambruk jatuh ke lantai ketika kepalanya dirasa semakin memberat.

Ditatapnya hujan di luar sana yang semakin menderas, Ahra menggelengkan kepalanya ketika kupingnya berdenging ngilu.

'Kau harus mati!'

Ahra tercekat napasnya berantakan, melebarkan kedua matanya yang memerah, Ahra mulai menyeret tubuhnya sendiri untuk duduk dan menyender di dekat meja lampu tidurnya.

Ahra semakin erat menutup kupingnya dari desas desus aneh, juga lengkingan yang sedari tadi tidak berhenti bersuara. Bibirnya bergetar menahan isak tangis, agar tidak mencuat. Tapi itu gagal, setitik air mata jatuh begitu saja bersahutan dengan isakan juga bunyi hujan di luar sana.

"Tolong aku!" Teriak Ahra ketakutan, menutupi telinganya dari bunyi air hujan yang turun deras juga dengkingan yang entah darimana asalnya.

"Siapapun tolong aku." Teriak Ahra semakin menjadi, ingatannya terlempar ke waktu di mana dia akan mati.

Tangan kecil yang meraih tangannya, wajah yang basah karena air hujan, rambut yang berantakan. Ahra tidak bisa melihat wajah lelaki itu dengan jelas, semakin mencoba memperjelas bayangan itu semakin kabur.

"Wonwoo tolong aku." Jerit Ahra, tampak kacau sekali.

Yang membuat Sehun berhenti meneriaki nama Ahra lewat ponselnya, ya sambungan video call itu masih tersambung.

Dan benar-benar terputus ketika ponsel Ahra mati lagi. Detik di mana Ahra semakin menjerit menjadi, juga Sehun yang tampak sangat khawatir sekali.

🐣🐣🐣🐣🐣


Bunyi hujan dan suara angin ribut di luar, membuat kesadaran gadis yang tidur di balik selimut tebal itu terjaga. Matanya mengerjap, indra penciumannya mulai di sapa bau dari parfume seorang lelaki yang membuat ke dua mata Ahra terbuka lebat.

Sehun!

Satu kata yang Ahra teriakkan dalam hati, perlahan-lahan nyawanya mulai terkumpul dan dia sadar yang dia peluk itu bukan bantal guling. Sebab jika itu guling, tidak mungkin mempunyai dada bidang yang bisa naik turun mengatur pernapasannya bukan?

Ahra beranikan diri mendongkakkan kepalanya, dan benar! Dia dapati wajah Sehun sedang terlelap, dengan tangan yang melingkar memenuhi pinggangnya!

Sejak kapan lelaki itu datang, katanya besok pagi dia baru sampai dan apa-apaan ini?

Ya Tuhan!

Saking bodohnya dan mungkin panik, Ahra malah membuat gerakan kasar. Kemudian gadis ini kembali menyembunyikan wajahnya di balik dada bidang Sehun, yang terbungkus piyama biru tua licinnya.

"Sudah bangun?" Tanya lelaki itu serak.

Ahra diam pura-pura tidur, tapi dia sudah tertangkap basah. Ahra harus bagaimana sekarang?

"Mau melanjutkan tidur, apa makan malam? Kau melewatkan makan malammu Ra." Kalian tau suara orang bangun tidur?

Serak, rendah, dan ughh! Sial itu membuat kewarasan Ahra terbang seketika. Ditambah, kepalanya masih pening sekali. Ahra mencoba melepaskan diri, tapi Sehun tidak semudah itu melepaskannya!

"Mau kemana?" Tanya Sehun mengulas senyum tipis, dia terlihat lelah tapi ajaibnya Sehun masih bisa menggoda Ahra dengan posisi seperti ini.

Yang benar saja!

"Aku pusing, jadi sekarang lepaskan aku," keluh Ahra yang tidak Sehun dengarkan sama sekali.

"Hanya karena segelas Wine, benar?" Ahra mengangguk malu, benar sekali apa yang baru saja Sehun ucapkan.

"Aigo, kau tau kenapa gadis sepertimu tidak boleh minum miras?" Tunggu, apa Sehun akan mulai menggodanya sekarang?

"Karena kalau kau minum, kau akan berubah menjadi bayi." Ahra tersenyum, tapi sedetik setelahnya senyum itu luntur.

Ahra kira Sehun akan memujinya ternyata bukan. "Tau kan bayi? Mereka merepotkan."

"Bayi itu menggemaskan, kalau kamu menyebalkan!" Seru Ahra merasa terpojokkan.

Tertawa kecil, Sehun mengacak gemas rambut Ahra. "5 menit lagi, biarkan seperti ini. Setelah itu, kita turun ke bawah oke? Kita makan malam." Ahra mengangguk saja, memilih diam tidak tau harus bereaksi bagaimana saat Sehun malah makin mengeratkan pelukannya.

Membiarkan pria dengan wajah kelelahan ini, tertidur sedikit lebih lama. Jujur saja, hujan itu seperti lagu pengingat luka untuk Ahra. Di setiap turunnya air yang menjatuhi genting, membasahi tanah, dan membuat bau yang khas ala hujan, Ahra mengingat lukanya dengan sempurna.

Berpikir kalau saja tangan kecil itu tidak cepat meraihnya, maka Ahra tidak akan pernah bisa tidur dipelukan Sehun seperti sekarang.

----











......

Hello Apa Kabar?

Sehat-Sehat yah!

Makasih Dah Mampir dan Baca Cerita Ini.

Gamntenk bener heran 😭😭

Nggak Nyelo Gitu Yah 😭


See You____

Continue Reading

You'll Also Like

24.6K 3.3K 49
Original Wattpad Story by shine_Janie Menikah memang sebuah keputusan yang besar. Namun, bagaimana jadinya jika seorang idol besar memutuskan untuk m...
64.1K 4.8K 23
Oh Sehun × Kang Seulgi = Baby OH Walaupun udah tamat jangan lupa vote and comen nya....
142K 8.3K 34
Sequel The Secret Marriage
101K 8.2K 43
" Aku hamil " " Ayo menikah " " Tapi kamu adik tirinya " Menikah memang solusi untuk Haesel atas kehamilan yang ga diharapkannya tapi bukan dengan a...