My Hater Next Door

By holonely

16.9K 2.5K 213

Tetanggaan sama Hater sendiri? ©chaarice, 2020. More

하나
다섯
여섯
일곱
여덟
아홉
열하나
열둘
열셋

1K 199 26
By holonely

️ My Hater Next Door ✍️

"Terima kasih, selamat datang kembali," Jennie mulai memberikan struk harga kepada si pengunjung yang baru saja membayar dengan senyum selintas sebelum akhirnya pengunjung pria berusia 20 tahunan itu meraih belanjaannya dan keluar dari sevel.

Tak lama tiba-tiba ponsel Jennie berdering. Bukan mengindikasikan adanya panggilan, tapi alarm yang telah Ia pasang baru saja berdering. Ditambah bel yang berada di atas meja yang juga sudah berdering sekilas.

Wanita dengan rambutnya yang kali ini Ia gulung secara acak itu tampak tersenyum simpul. Cepat-cepat dirinya keluar dari meja kasir menuju gondola tempat produk makanan disusun. Dirinya mulai mengambil beberapa makanan yang sudah masuk masa kedaluarsa beberapa detik yang lalu itu. Ia mulai mengunci meja kasir untuk keluar sejenak menikmati makanan yang belum lama kedaluarsa itu.

Tangannya gesit membuka satu bungkus roti dengan isi kacang merah dan melahapnya dengan semangat. Terdengar sedikit berlebihan, tapi rasanya ini adalah kali pertama seorang Kim Jennie kembali merasai makanan sevel. Uangnya lebih berharga untuk bisa dikumpulkan untuk bertemu Minhyun ketimbang harus Ia habiskan membeli makanan di sevel. Rasa roti kedaluarsa ini masih dapat menggoyangkan lidah. Atau Jennie yang terlalu lapar?

Baru akan membuka snack kedua, Jennie tiba-tiba dapat mendengar geresah-gerusuh yang terdengar dari samping bangunan sevel. Jennie sudah bisa menyimpulkan bahwa ada perkelahian di dekat sini. Ia tak ingin ikut campur, tapi suara gerusuh itu mengganggu pesta makan tunggalnya kali ini.

Dengan mata yang Ia putar malas, wanita itu mulai beranjak dari kursi, meninggalkan makanannya sebentar untuk mengecek apa yang sedang terjadi di samping bangunan sevel saat ini.

Langkah santainya itu mulai menelusuri jalanan. Ia menemukan empat orang pria muda dengan satu orang yang terlihat tertindas. Terlihat pria yang menjadi korban penindasan itu juga memakai seragam sevel yang serupa dengan yang Jennie pakai saat ini.

Jennie mendengus sambil tersenyum hambar melihat ketiga pria muda yang terlihat sangat pro menindas si pria muda satu lagi, "Bocah tengil," gumamnya.

Jennie mulai mendekat, berjalan layaknya preman pemilik seluruh jalan di sekitar sini, "lepasin Dia," katanya dengan nada bicara begitu santai.

Sontak ketiga pria muda bersama satu yang ditindas itu menoleh dengan tatapan tak suka, "Lu siapa? Gak usah sok ikut campur!".

Jennie kembali tersenyum culas, "Gimana, ya? Gue juga gak mau ikut campur. Tapi kalian gangguin ketenangan makan malam gue. Jadi gue harus bertindak, kan?" katanya santai.

"Jadi, sebelum hal-hal gak enak terjadi, mendingan lo bertiga lepasin Dia, oke? Gak mau di cap banci, kan karena kena pukul sama perempuan?" Jennie lagi-lagi mengintimidasi dengan senyum culasnya.

Salah satu dari mereka yang sempat berbicara tadi tampak menggeram. Tangannya bahkan terlihat mengepal, "Tante-tante sok jagoan!" teriaknya mulai melangkah mendekati Jennie.

Gadis itu hanya bisa tertawa hambar mendengar ucapan bocah tengik itu barusan, "Tante-tante, ya?" katanya lagi-lagi dengan senyum culas sekilasnya.

Tangannya langsung terangkat ketika ketiga pria muda itu mulai mendekat dan,

PLAAAAAK!!!!!

Satu buah tamparan keras mengenai pipi pria muda yang berjalan paling depan hingga badannya sedikit terpental, "Ups! Tante gak sengaja, adik kecil," katanya sarkas sambil menampilkan senyum culasnya itu.

Yang lain nampak kaget dan mulai membuat aksi. Namun bagi Jennie, ini bukan perkara yang terlalu sulit. Dua buah tamparan yang sama kerasnya ikut mengenai dua pipi pria muda itu, "Aduh, maaf banget. Tamparan tante kekerasan, ya? Atau kurang keras?" Jennie lagi-lagi melempar sarkasmenya.

Ketika ketiga dari mereka berusaha bangkit, Jennie dengan cepat memainkan kakinya untuk menendang pria muda itu satu per satu, "Ups! Ketendang! Maaf, ya. Tante gak keliatan tadi," ujarnya lagi.

Ketiga pria itu tampak mulai merintih kesakitan. Ketiganya mulai berlari meninggalkan Jennie dan si pria muda yang jadi korban penindasan tadi.

Senyum culas Jennie tadi memudar seketika bayangan tiga pria muda itu sudah menjauh. Jung Jaehyun, pria muda lemah yang jadi korban penindasan barusan hanya di tatap sekilas oleh Jennie sebelum akhirnya Ia berbalik untuk kembali ke sevel.

Jaehyun nampak tak tahu apa yang harus dilakukan. Ia memutuskan untuk mengejar ketertinggalannya dari Jennie. Menemukan wanita itu yang malah duduk di kursi yang telah disediakan di depan gerai. Jennie nampak kembali menikmati makanannya tanpa mengatakan atau bahkan menoleh ke arah Jaehyun.

"M--makasih, kak," ujarnya sedikit kikuk. Namun respon yang diberikan Jennie hanyalah helaan nafas.

"Gak usah makasih! Lo ngapain sampe di hajar gitu sama mereka?".

Jaehyun kini malah menunduk, tampak berat untuk menjawab pertanyaan Jennie tadi. Hal itu kembali membuat Jennie harus menghela nafas pendek. Dirinya mulai bangkit untuk memasuki sevel. Sepersekian menit kemudian dirinya kembali keluar dengan sebuah plester bergambar beberapa tokoh kartun tahun 90-an dan sebuah kain basahan ditangannya.

"Duduk!"

Satu kata perintah dari Jennie itu sudah langsung membuat Jaehyun menurut. Ia langsung duduk di kursi sevel yang disediakan. Jennie mulai sedikit menunduk, mengusap wajah lebam dan darah yang terlihat di ujung bibir Jaehyun dengan kain basah tersebut.

Pria muda itu terlihat sedikit merintih pelan. Namun matanya tiba-tiba terfokus oleh eksistensi Jennie dengan jarak begitu dekat ini.

Bagaimana bisa seorang perempuan dengan wajah brutal dan tak bersahabat memiliki hati yang peduli seperti ini?

Jennie kini mulai memasangkan plester yang juga Ia bawa tadi ke bekas luka dan lebam Jaehyun di pipinya.

"Udah! Masuk! Jaga kasir! Gue mau lanjut makan!" ujarnya lagi-lagi dengan perangainya yang sedikit kasar itu.

Jaehyun hanya bisa mengangguk pelan sambil tersenyum samar, "M--makasih, kak!".

Jennie lagi-lagi menghela nafas, memutar matanya seraya menoleh ke arah Jaehyun, "Umur lo berapa, sih? Gak usah formal, lah! Sampe manggil kakak segala" ujarnya lagi sembari kembali melahap makanan kedaluarsanya.

Jaehyun terdiam sejenak. Tangannya tampak menggaruk tengkuk yang tidak gatal sambil merespon perkataan Jennie tadi, "22--- tante".

Aktivitas makan Jennie benar-benar Ia hentikan. Jennie lagi-lagi menoleh, menemukan Jaehyun dengan senyum culasnya. Gemas, wanita itu langsung memainkan kepalan tangannya. Tanpa rasa segan, Jennie memberikan satu buah tinju ke arah perut Jaehyun.

"Masuk!" perintahnya lagi.

Jaehyun yang sedari tadi sudah merintih kesakitan malah terlihat salah tingkah dan langsung nyelonong masuk. Meninggalkan Jennie yang kini malah kelihatan gelisah.

"Muka gue setua itu emang, ya?"





































Selama perjalanan pulang, Jennie benar-benar sibuk bergelut dengan ponselnya. Komentar jahat yang sempat Ia tinggalkan di salah satu postingan milik Song Kang itu mendapat banyak menyukai dan balasan komentar.

Tak ingin mencelakai diri, Jennie memutuskan untuk duduk sebentar, membaca kembali beragam komentar jahat yang memenuhi postingan terakhir Song Kang yang diunggahnya dua minggu yang lalu itu.

Jennie mulai kembali beraksi dengan jarinya. Kembali mengetikkan sesuatu untuk Ia tinggalkan di laman postingan milik pria yang baru saja mengonfirmasi status pensiunnya dari dunia hiburan.

heyjk Woi manusia pembunuh! Sok-sok mau hengkang dari dunia hiburan. Emang lo mau lari kemana, sih? Gak ada tempat yang layak untuk lo di dunia ini. Lo pantesnya di penjara! Atau... Mati aja gimana?

Jennie nampak begitu fasih mengetik tulisan tersebut. Namun nampak sedikit ragu untuk mengirimnya, "Hmmm," Ia bergumam sebentar.

"Ini kalo gue ngomong masalah mati gak bakal jadi masalah, kan? Secara, Dia kan pemake," katanya bermonolog.

"Gak masalah. Kirim aja".

Jennie menoleh ketika gendang telinganya dapat dengan jelas menangkap suara yang terdengar membalas ucapannya barusan. Wanita itu menemukan seseorang berbadan tinggi dengan pakaian serba tertutup tengah menatap dirinya dan layar ponsel miliknya secara bergantian.

"Kenapa berhenti? Udah kirim aja," ujar orang yang sudah bisa Jennie simpulkan adalah seorang pria itu. Secara sepihak, pria itu langsung menekan tombol kirim. Alhasil, komentar Jennie tadi berhasil terkirim di laman postingan milik Song Kang.

Jennie tampak mengernyit ketika melihat pria itu kini mulai berjalan menjauhinya untuk pergi. Cepat-cepat Jennie bangkit untuk mengejar kertinggalannya.

"Woi! Lo siapa, sih? Main ngirim-ngirim aja! Jangan sok ikut campur, deh!" Jennie terus-terusan meneriaki pria itu hingga dirinya tak sadar sudah berada di area rumah sewa.

Jennie lagi-lagi mengernyit ketika pria dengan pakaian serba tertutup itu malah mengubah haluan langkahnya menuju rumah sewa yang berada tepat di samping rumahnya.

"Oh! Lo penghuni baru rumah ini. Gak sopan juga gaya lo, ya. Lo siapa, sih?" Jennie tampak mulai tak sabaran.

Sang pria yang sudah berhasil mencapai pintu utamanya mulai menghentikan langkahnya. Badannya Ia putar balik, menemukan Jennie yang kini masih berdiri di bawah pekarangan rumah sewanya itu.

Pria itu mulai berjalan mendekat. Dirinya tampak mulai mengangkat tangannya untuk melepaskan masker hitam yang sedari tadi menutupi setengah wajahnya itu.

Mata Jennie melebar seketika ketika melihat wujud wajah dari penghuni baru rumah sewa yang akan menjadi tetangganya itu. Dirinya benar-benar tak mampu mengatakan apapun saat ini. Badannya terasa membeku.

"Song Kang".



✍️ My Hater Next Door ✍️

maaf, main male castnya berubah lagi. gue kepikiran buat coba bikin song kang x jennie karena gue lagi flashback sama mereka dan gue susah bgt nemu cerita mereka di wp, ngoehehehe.

gapapa, kan?

btw, kalo ada rekomen cerita song kang x jennie, boleh drop disini, yaaww ngoehehehe.

thankyou

Continue Reading

You'll Also Like

432K 39.7K 92
Takdir kita Tuhan yang tulis, jadi mari jalani hidup seperti seharusnya.
1.7M 66.8K 43
"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan." Tapi apa setelah perpisahan akan ada pertemuan kembali? ***** Ini cerita cinta. Namun bukan cerita yang bera...
148K 12K 17
🐇🐇🐇
236K 2.8K 48
Follow akun untuk membuka bab-bab terkunci ! . "Oh Jack.., please..." "Please for what?" "Udah, please berhenti.." . [SEQUEL BASTARD!] Warn21+ Cerita...