KAMELEON

Od melkiiimel

2.6K 955 722

[ ON GOING ] Menurut seorang Leon Galdevino, semua cewe itu membosankan. Sampai kini, tak ada yang bisa menyi... Více

P R O L O G
╱╱ O1. Si Cupu 🌿
╱╱ O2. Pacar Mainan 🌿
╱╱ O3. Pingsan 🌿
╱╱ O4. Nyebelin 🌿
╱╱ O6. Kecewa 🌿
╱╱ O7. Pesta Melanie 🌿
╱╱ O8. Cantik 🌿
╱╱ O9. Tercyduk 🌿
╱╱ 1O. Nasi Padang Bikin Baper 🌿
╱╱ 11. Kakel Ketos 🌿
╱╱ 12. Belajar Bareng ? 🌿
╱╱ 13. Belajar Bareng Leon 🌿
╱╱ 14. Anak Baru Cantik 🌿
╱╱ 15. Bimbang 🌿
╱╱ 16. Camping (1) 🌿
╱╱ 17. Camping (2) 🌿
╱╱ 18. Tersesat 🌿
╱╱ 19. Panik 🌿
╱╱ 20. Nyesek 🌿
╱╱ 21. Resah 🌿

╱╱ O5. Nomor Tak Dikenal 🌿

133 57 15
Od melkiiimel

・Eits, tunggu dulu. Vommentnya yuk tarik sis! Gratis kok, asli. Mari berikan banyak cinta dan dukungan untuk cerita ini, thanks and luv u all. ♡・

Happy Reading . . .

—————————————


Karamel mengayuh sepeda usangnya di sepanjang jalan. Di keranjang sepeda sudah penuh dengan koran-koran milik pelanggan. Ya, Karamel akan mengantar koran-koran tersebut dari rumah pelanggan ke rumah pelanggan lain. Sudah seminggu ia cuti berkerja part time-nya ini, rindu sekali.

Walaupun pekerjaan ini terlihat biasa saja, namun Karamel menyukai dan menikmatinya, menyenangkan kok! Karamel kembali bekerja karena dia ingin mencari uang kembali, ia ingin mengembalikan uang milik Leon yang sudah di pinjamkan untuk pengobatan kakek. Bagaimanapun, Karamel tak enak, ia merasa berhutang pada lelaki itu.

Ckittt,

Terdengar suara decitan rem sepeda Karamel, ia pun memarkirkan sepeda-nya di depan rumah besar. Ia menyeka keringatnya, kemudian tersenyum tipis. Di sentuhnya tombol bel rumah tersebut.

Ting nong !

"Permisii! Korannn!"

Seorang pria paruh baya yang sedang menyiram tanaman pun menoleh, "iya tunggu sebentar!" Seru Pria paruh baya itu dan mematikan selang air. Kemudian ia pun menghampiri seseorang yang sedang menunggu di depan gerbang.

"Nak Karamel?"

Karamel tersenyum manis, "hehe iya Om Vino, nih Karamel mau ngantar koran." Om Vino adalah pemilik dari rumah besar ini.

Pria paruh baya bernama Vino itu membuka gerbang rumahnya, segera ia sambut gadis yang seumuran dengan anaknya. Walaupun umur Om Vino sudah menginjak kepala 4, namun paras di wajahnya tetap tampan dan terlihat awet muda.

"Ya ampun Karamel, sini masuk dulu. Udah lama kamu ga ngantar koran ke rumah Om." Om Vino mengajak Karamel untuk duduk bersama di bangku halaman.

Karamel menggaruk tengkuknya, "hehe iya Om, kemarin habis cuti sebentar, kakek Karamel lagi sakit."

"Sakit? Sakit apa nak?"

"Sakit jantung Om."

"Ya ampun kasihan sekali ... terus bagaimana sekarang? Masih dirawat?"

Karamel mengangguk, "udah mendingan kok Om, tapi masih inap di rumah sakit."

"Semoga cepat sembuh ya ... Oh iya, kamu mau minum? Om ambilin nih,"

Karamel menggeleng, "nggak usah repot-repot Om. Karamel habis ini mau pergi, mau antar koran lagi."

"PAPAAAH!"

Karamel dan Om Vino terlonjak terkejut mendengar suara teriakan seorang pemuda. Om Vino geleng-geleng kepala, itu pasti anaknya.

"Itu anak Om, suka banget teriak-teriak di rumah." Karamel terkekeh menanggapinya. Ia tak pernah melihat anak dari Om Vino, kata Om Vino anaknya seumuran dengannya. Hum ... jadi penasaran.

"Papaaah, lihat sepatu Leon ga ── ELO?"

Sama terkejutnya, mata Karamel membulat melihat lelaki di hadapannya. "Leon?!"

Om Vino menatap kedua remaja di hadapannya bergantian, terlihat bingung.

"Loh, kalian saling kenal?"

Leon terdiam dan menatap Karamel malas, memberi kode supaya Karamel saja yang menjawabnya.

Karamel terkekeh canggung, "I-iya Om, malahan kita satu kelas." Karamel melirik ke arah Leon, lelaki itu terlihat bodo amat.

Om Vino terkejut, "loh yang bener? Leon, kamu kok ga pernah bilang ke papah?"

Leon mengangkat bahu acuh, "ga penting." Leon menoleh kembali ke Karamel, "lo ngapain sih kesini?" Ketusnya.

"Heh, sama temen sendiri kok gitu." Peringat Om Vino pada anaknya.

Karamel menggaruk tengkuknya, "ehm ... Karamel masih banyak kerjaan Om. Pamit dulu ya Om, makasih hehe." Karamel pun bangkit dari duduknya, dengan buru-buru ia keluar dari halaman rumah Leon.

"Iya nak, hati-hati! Salam buat kakek ya!"

Lalu Om Vino menggeleng-geleng kepala menatap anaknya. "Kamu sih, jangan jutek-jutek sama cewek, ga baik."

Leon mendudukkan pantatnya di kursi sebelah papa-nya. "Biarin, dia songong pah males."

"Songong?" Om Vino mengkerutkan keningnya.

Leon mengangguk.

"Papah kok bisa kenal dia?"

Om Vino terkekeh, kemudian ia menepuk pundak anaknya. "Papah kenal karena dia pengantar koran yang papah tunggu-tunggu, dia gadis yang baik kok."

"Yehh, papah ga tau sifatnya di sekolah. Pengantar koran? Dia kerja begitu?"

Om Vino manggut-manggut.

"Kayak part time gitu. Biar begitu, dia kelihatan tulus, mandiri, pekerja keras, cantik pula. Cocok begitu kayak kriteria calon menantu." Celetuk Om Vino, kemudian tertawa renyah.

Leon mendecak, "ogah banget sih pah!" Leon pun bangkit dari duduknya dan pergi masuk ke rumahnya.

Om Vino terkekeh.

"Gitu aja ngambek, dasar anak muda."

🌿🌿🌿

Ting !

Baru saja Karamel hendak memejamkan matanya, namun suara notifikasi pesan dari ponselnya membuat dirinya mengurungkan niat tidurnya. Karamel berdecak, "siapa sih malem malem begini? Tumben sekali." Bingung saja, memang jarang ada yang mengirimi pesan. Teman sekelasnya saja tak ada yang tahu nomornya ini.

Karamel meraih ponsel yang ada di atas nakas samping ranjangnya. Kemudian keningnya berkerut melihat sebaris nomor yang mengirimnya pesan entah itu siapa.

Hari ini
1 pesan belum di baca

+62 812-****-****
Woi,
Save gw.
✔✔ 22.24

Kerutan di kening Karamel semakin terlihat jelas, ia benar-benar bingung. "Hah siapa?" Gumamnya. Dengan cepat ia mengotak-atik ponselnya mengetik sesuatu.

You
Siapa ya?
✔✔ 22.25

+62 812-****-****
Kepo lo kayak dora.
✔✔ 22.27

You
Kamu siapa? Atau aku blokir nih?
✔✔ 22.28

+62 812-****-****
Anaknya bapak Vino
yang paling ganteng.
✔✔ 22.29

Karamel terdiam sejenak, memikirkan siapa anak bapak Vino itu. Gila saja, bapak Vino itu siapa dirinya tak tahu, apalagi anaknya. Pakai embel-embel ganteng lagi hih, pede sekali orang ini.

Karamel mengingat kembali siapa saja nama bapak-bapak yang bernama Vino. "Hmm ...

... Leon? Leon anaknya Om Vino kan?!"

Ya, Karamel yakin itu Leon. Yakin sekali karena lelaki itu sangat menyebalkan sama dengan pemilik nomor tak di kenal ini!

Tapi, darimana dia bisa mendapatkan nomornya ini?

Tak mau semakin penasaran, dengan perasaan menggebu ia menekan tombol telepon. Karamel ingin sekali mengomeli lelaki ini.

Tuttt ... tuttt ... tuttt

Tak di jawab.

Karamel menggeram kesal, ia kembali menekan tombol telepon lalu mengarahkan ponselnya di telinga.

Di lain sisi, Leon masih termenung menatap layar ponselnya yang menampilkan telepon dari Karamel. Ia malas sekali meladeni gadis itu, ia yakin pasti gadis itu akan mengomeli dirinya darimana mendapatkan nomornya ini.

Memang sih, ia mendapat nomor Karamel dari kartu nama yang tertera di koran milik papahnya, koran yang di antar Karamel tadi pagi. Tertulis disana nama lengkap Karamel dan nomor ponselnya. Walaupun Karamel hanya pacar boongan saja, Leon harus memiliki nomor gadis itu.

Ponsel Leon masih terus berdering, ternyata Karamel masih tak menyerah menelepon dirinya. Leon menghela nafas pendek dan menekan tombol terima.

"KAMU ITU YA DARI TADI DI TELEPON GA DI ANGKAT!"

Leon menjauhkan ponselnya dari telinga, suara lengkingan milik Karamel membuat gendang telinganya ingin pecah.

"JUJUR KAMU LEON?"

"Kalau iya kenapa?"

Terdengar suara dengusan dari seberang sana. "Kamu dapet nomor aku darimana?"

Leon mengubah posisi tidurnya, "ga penting."

"Tapi itu penting buat aku!"

"Ck, gue kira lo itu pendiem ya di kelas, tau-taunya comel."

"Cepat jawab darimana kamu dapat nomorku?"

Leon menghela nafasnya, "dari kartu nama lo di koran."

Karamel terdiam, kemudian ia menggigit bibir bawahnya. Hish! Kenapa dia lupa soal itu? Memang sih, setiap mengantar koran dirinya selalu menyertakan kartu namanya agar pelanggan bisa menghubunginya.

"Terus kenapa kamu nyari tahu nomorku sampai kesana?"

"Yehh, terserah gue dong. Udahlah sana tidur, udah malem." Leon pun mematikan teleponnya secara sepihak.

Tuttt ... tuttt ... tuttt

Karamel termenung, kemudian ia menghempaskan ponselnya dan membelakanginya.

Dasar cowok gila!

To Be Continued . . .

Ini Karamel waktu ke rumah Leon tadi, manis banget yyaw ! 😻❤

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

1.3M 122K 60
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
1.5M 105K 45
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
798K 11K 25
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
6.8M 286K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...