KAMELEON

By melkiiimel

2.6K 955 722

[ ON GOING ] Menurut seorang Leon Galdevino, semua cewe itu membosankan. Sampai kini, tak ada yang bisa menyi... More

P R O L O G
╱╱ O1. Si Cupu 🌿
╱╱ O2. Pacar Mainan 🌿
╱╱ O4. Nyebelin 🌿
╱╱ O5. Nomor Tak Dikenal 🌿
╱╱ O6. Kecewa 🌿
╱╱ O7. Pesta Melanie 🌿
╱╱ O8. Cantik 🌿
╱╱ O9. Tercyduk 🌿
╱╱ 1O. Nasi Padang Bikin Baper 🌿
╱╱ 11. Kakel Ketos 🌿
╱╱ 12. Belajar Bareng ? 🌿
╱╱ 13. Belajar Bareng Leon 🌿
╱╱ 14. Anak Baru Cantik 🌿
╱╱ 15. Bimbang 🌿
╱╱ 16. Camping (1) 🌿
╱╱ 17. Camping (2) 🌿
╱╱ 18. Tersesat 🌿
╱╱ 19. Panik 🌿
╱╱ 20. Nyesek 🌿
╱╱ 21. Resah 🌿

╱╱ O3. Pingsan 🌿

168 77 51
By melkiiimel

・Eits, tunggu dulu. Vommentnya yuk tarik sis! Gratis kok, asli. Mari berikan banyak cinta dan dukungan untuk cerita ini, thanks and luv u all. ♡・

Happy Reading . . .

—————————————

Leon tersenyum sumringah seceria matahari pagi yang bersinar sembari memasuki gerbang sekolah. Mood-nya begitu baik hari ini. Ia melangkah ke arah gerombolan sahabatnya, menyapa para lelaki yang selalu menemani harinya.

"Cia elah, napa lo senyum-senyum gitu?" Tanya Bagas sembari mengemut permen kaki di mulutnya.

"Jangan-jangan ... kesambet ya lo?" Gama sudah bergidik ngeri.

Leon menjitak kepala Gama, "ngawur."

"Terus ada apa nih?"

Leon ikut duduk di bangku samping Adhan yang kosong, "si cupu udah mau jadi pacar gue."

Ke-empat lelaki tersebut pun terkejut, mereka tak menyangka status jomblo karatan Leon sudah hilang.

"Serius lo? Lo apain cewek itu sampai mau gitu?" Tanya Bagas sangat penasaran.

Leon mengangguk. "Ada deh,"

"Apa?! Leon pacaran sama si cupu??"

Itu bukan suara dari kelima lelaki tersebut. Leon, Bagas, Adhan, Dion, dan Gama menoleh terkejut bersamaan ke sumber suara.

"Melanie?"

Gadis itu mendengus, ia memukul bahu Leon berkali-kali. "Leon jahat, Leon jahat! Leon tega!" Melanie lalu pergi dengan hati yang menggebu, "Karamel!!!" Geramnya gemas sembari menghentakkan kaki kesal.

Bagas mendekat ke arah Leon, ia membisikkan sesuatu. "Can, kayaknya lo harus hati-hati deh."

"Hah? Ngapain?"

"Ck, ga paham juga lo. Melanie kan penggila berat lo, bisa jadi dia bakalan singkirin siapapun yang deket sama lo, termasuk Karamel."

"Jadi?"

Bagas menoyor kepala Leon, "ya jagain si Karamel bego. Kalo Karamel kenapa-napa gimana? Rencana dare lo bakalan gagal."

Leon hanya terdiam, mencerna kata-kata Bagas.

🌿🌿🌿

Hari ini adalah waktu pelajaran olahraga bagi kelas XI-2. Semua murid berhamburan menuju lapangan. Termasuk dengan Leon dan Karamel. Mereka ikut bergabung ke barisan para teman lainnya dan segera memulai pemanasan.

Pak Damar selaku guru olahraga memasuki lapangan, kumis tebal di atas mulutnya semakin membuat wajah tegasnya seram. "Selamat pagi anak-anak, silahkan memulai pemanasan terlebih dahulu."

Pemanasan di mulai, Karamel ada di barisan paling belakang. Cahaya matahari mulai menyorot mengenai kulit putihnya. Tapi tak menghalangi semangatnya untuk mengikuti pemanasan yang dipimpin pak Damar.

"Baik anak-anak, hari ini kalian akan praktik bola voli. Sebelum itu, silahkan mencari kelompok. Satu kelompok berisi dua orang. Perempuan sendiri, laki sendiri ya."

Semua pun langsung bergerak mencari kelompok. Karamel bingung harus sekelompok dengan siapa, namun kelihatannya Regina anak yang anti sosial sama persis dengan Karamel belum mendapat kelompok juga. Karamel pun menghampirinya,

"Hai, kamu belum ada kelompok?"

Regina menoleh, dengan takut-takut ia mengangguk.

"Yuk sama aku, aku juga belum ada."

"Oke."

Karamel dan Regina pun kembali masuk ke dalam barisan. Pak Damar kembali menginstrupsi, "sudah dapat kelompok semua? Baik sekarang ketua kelompok silahkan ambil kertas di dalam kotak ini. Nanti tertulis angka disana, itu menentukan kalian berlawan dengan siapa."

Karamel menoleh ke arah Regina yang ada di sebelahnya, "aku atau kamu yang jadi ketua?"

"Lo aja."

Karamel mengangguk, ia pun segera mengambil kertas dalam kotak itu. Lalu kemudian ia membukanya, "Gin, kita dapet nomor 2."

"Baik semuanya, saya akan menentukan siapa lawan kalian. Kelompok nomor 1 dan nomor 2 tetap disini, yang lainnya menepi terlebih dahulu."

Semua pun menepi, kecuali Karamel dan Regina yang yakni kelompok 2, seperti di sebutkan pak Damar tadi. "Ehm, Gin, siapa ya lawan kita?" Regina menunjuk dua gadis di belakang mereka, Karamel pun mengikuti arah telunjuk Regina.

"Melanie? Kiara?"

Melanie dan Kiara mendekat ke arah Karamel, ia tersenyum picik. "Hai cupu, senang bisa lawan lo. Kita lihat siapa yang paling hebat di antara kita. Dan kalo lo kalah, cepet-cepet lo harus jauhin Leon!"

Karamel mengkerutkan keningnya, "apa urusannya sama Leon? Memangnya aku pernah deket sama dia?"

Melanie menyilangkan tangannya depan dada. "Halah, jangan sok ga tau deh cupu. Lo itu udah ngerebut Leon gue! Lo udah jadian sama dia kan?"

Karamel menggigit bibir bawahnya, ia tak tahu mau jujur atau tidak.

"Heh cupu jawab!"

Karamel meneguk ludahnya, "tanya aja sama Leon."

Melanie berdecak, menatap Karamel sinis. "Oh, jadi lo nantangin gue? Oke, ayo sekarang kita selesain pertandingan ini dan inget pesan gue!" Melanie dan Kiara mulai mengambil posisi, kemudian mereka berbisik sesuatu.

Karamel termenung, ia sebenarnya benar-benar malas berurusan soal begini. Apalagi memperebutkan cowok gila seperti Leon? Malas sekali, malahan ia ikhlas lahir batin jika dijauhi cowok itu.

"Karamel, lepas kacamata mu. Nanti bisa pecah kalau jatuh atau kena bola." Perintah pak Damar.

"T-tapi pak, nanti saya ga bisa lihat. Saya minus pak."

"Tidak papa, sana lepas." Karamel menghela nafas pelan. Mau tak mau ia pun melepaskan kacamata-nya. Seketika penglihatannya memburam, Karamel lagi-lagi hanya bisa menghela nafas.

Prittttt !

Suara peluit milik pak Damar berbunyi, pertandingan pun di mulai. Melanie segera men-servis bola voli di tangannya ke petak lawan.

Dengan sigap Karamel menangkis bola tersebut hingga melambung tinggi.

Kiara berlari dan berhasil menangkis bola-nya kembali. Karamel menyipitkan mata-nya, ketika bola sudah di depan mata ia pun melompat dan men-smash hingga bola tersebut melambung jatuh ke tanah lawan.

Gol! Kelompok Karamel mendapatkan satu poin!

Regina memeluk bahu Karamel sembari tersenyum. "Lo hebat banget mel!" Karamel terkekeh, "biasa aja kok."

Terlihat dari jauh Melanie mendecak kesal, ia mempunyai rencana yang bagus setelah ini. "Ck, baru segini aja songong."

Babak selanjutnya kembali di mulai, Karamel mendapat giliran bola. Segera ia men-servis bola tersebut.

Dengan lincah Melanie melompat, ia langsung men-smash bola tersebut sangat kuat hingga . . .

Dukkk !

Brukkkk !

Karena penglihatan yang memburam, Karamel tak sempat menghindari serangan Melanie. Akibatnya, kepala dia tertimpuk bola voli sangat keras. Karamel pun tergeletak pingsan di lapangan.

"Karamell!!" Pekik Regina, ia berlari ke arah Karamel yang tergeletak pingsan.

Melanie tersenyum kemenangan, ia berhasil mencelakai gadis cupu itu. "Mampus lo, salah sendiri songong banget cih."

Dari jauh, Bagas yang sedang asyik menonton dan duduk ngadem di bawah pohon sembari menyeruput es teh manis di tangannya, terkejut melihat Karamel dari kejauhan yang terjatuh pingsan. Ia pun menyenggol bahu Leon di sebelahnya, memberi tahu lelaki itu bahwa pacarnya sedang pingsan.

"Apaan sih?" Ketus Leon, ia sedang asyik memakan kuaci yang tadi beli di kantin.

Bagas mengarahkan kepala Leon ke lapangan. Memaksa agar lelaki itu melihat Karamel yang tergeletak pingsan.

"Kenapa dia? Ngapain tidur gitu di lapangan?"

Bagas mendecak, ketidakpekaan Leon sudah sampai tulang sum-sum belakang. "Karamel pingsan kampret, samperin sana!"

Leon mengangkat bahu acuh, "dih ngapain juga. Apa peduli gue?"

"Lo kan pacarnya! Ga boleh cuek-cuek sama pacar sendiri, nanti kurma loh."

"Kurma ndasmu. Ogah dih, lagian dia cuma pacar boongan doang."

Gama ikut nimbrung tiba-tiba, "udah deh samperin aja Can, kasian tadi katanya dia nyebut-nyebut nama lo terus!"

Leon terkejut, "masa?"

Gama mengangguk, ia pun mendorong Leon agar segera pergi. "Udah sana hush hush!"

Leon menghela nafas panjang, dengan malas ia melangkah ke arah lapangan dan melihat kondisi gadis yang kini berstatus menjadi pacar boongan-nya.

"Heh, emang orang pingsan bisa nyebut-nyebut nama gitu?" Tanya Bagas heran pada Gama. Memang setahunya, orang pingsan tak sadarkan diri, bagaimana bisa ngomong?

Gama melotot ke arah Bagas.

"Ssttt, gue itu bantuin lo! Boong dikit gapapa lah,"

Bagas manggut-manggut, "kasian banget Leon mau aja di begoin sama orang bego."

Gama menggeplak kepala Bagas, "tau azab ngatain orang bego?"

"Apa?"

"Malaikat nyatat amal lo remidi semua!"

To Be Continued . . .

Melanie Carlotta

Regina Valerien

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 112K 59
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
592K 7.5K 23
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
235K 14.3K 33
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...
425K 44.5K 19
*Spin off Kiblat Cinta. Disarankan untuk membaca cerita Kiblat Cinta lebih dulu untuk mengetahui alur dan karakter tokoh di dalam cerita Muara Kibla...