[S1] The Beginning Of Our Des...

By SUN1396

63.8K 6K 1.3K

[OPEN PRE-ORDER TANGGAL 1-7 SETIAP BULANNYA ] Dia tidak mengerti mengapa kehidupannya berbeda. Ada luka yang... More

Prolog
2. Kim Mingyu
3. Teman ?
4. Kau tidak akan mengerti
5. Tak terduga
6. Batas kesabaran
7. Sandaran
8. Kejujuran
9. Keputusan
10. Lee Jihoon Pt.1
11. Lee Jihoon Pt.2
12. Perpisahan yang sesungguhnya
13. Karena aku rumahmu
14. Keinginan yang sederhana
15. Pertemuan kembali
16. Sang pengecut
17. Tak lagi sama
18. Kebohongan
19. Ungkapan tak biasa
21. Bayi beruang kesayangan
22. Kebaikan berujung kehancuran
23. Maaf yang tak tersampaikan
24. Kesepakatan
25. Benarkah itu kau ?
26. Penuh harap
27. Undangan makan malam
28. Menusuk dari belakang
29. Membunuhku dengan perlahan
30. Sebuah pengakuan
31. Antara dua pilihan
32. Beban baru
33. Sampai kapan ?
34. Dibutakan oleh cinta
35. Selembar kertas
36. Aku kembali...
37. Hilangnya harga diri seseorang
38. Amarah yang menggebu
39. Kembali berkorban
42. Tak akan menyesal
43. Mulut dapat berbohong, sedangkan hati...
45. Dejavu
47. Pemilik mata rubah yang kami rindukan
48. Untukmu ibu
49. Ijinkan aku berada disampingmu
Epilog
📢 Pengumuman
📢 Info
🎉 It's PO Day

1. Jeon Wonwoo

2.4K 213 19
By SUN1396

Happy Reading

.

.

.

Remaja itu terus termenung meratapi nasib hidupnya yang tengah dipermainkan oleh dunia. Tubuhnya yang kurus hanya mengenakan pakaian tipis, padahal sekarang ini adalah musim dingin dimana semua orang berbondong-bondong mengenakan pakaian hangat untuk menjaga kehangatan tubuh mereka. Tetapi tidak dengan remaja itu. Banyak pasang mata yang menatap tepat kearahnya, mereka berpikir jika remaja itu memang tengah mencoba menyakiti tubuhnya. Manusia mana yang tidak kedinginan dalam cuaca seperti ini ?

Jam baru saja menunjukkan pukul tujuh pagi dan pelajaran dimulai pada pukul delapan. Masih memiliki waktu satu jam untuk bersenang-senang, atau lebih tepatnya sengaja sampai sekolah siang agar telinganya tak terus mendapat cibiran dari teman-temannya. Ya. Remaja itu bernama Jeon Wonwoo. Ia hanyalah seorang remaja yang normal dan sayangnya ia begitu dingin. Karena suatu hal yang membuatnya menjadi pribadi dingin dan menakutkan (mungkin). Lebih sering menghabiskan waktu sendiri dan berada di perpustakaan sekolah dibandingkan bergaul bersama temannya yang lain.

Ah teman ya ? Rasanya kata teman jauh dari pemikirannya. Sejauh ini tidak ada yang mau mendekatinya akibat gosip yang telah beredar begitu cepat mengenai dirinya. Padahal ia adalah siswa pindahan yang baru satu bulan yang lalu dengan terpaksa pindah ke sekolah ini. Meskipun sekolah ini adalah sekolah elit, namun ia mampu membayar uang sekolah dengan beasiswa. Ya. Wonwoo memang merupakan siswa yang pandai dan juga pintar dibidang akademik, sayangnya karena gosip itulah keberhasilannya ini tak dapat diterima baik oleh teman-temannya.

Mengenai keluarganya, ia hanya memiliki orang tua tunggal yang tak lain adalah ibunya. Ibunya adalah seorang pengusaha dan selalu sibuk dengan pekerjaannya. Tidak peduli kepadanya dan akan menghampirinya ketika ada sebuah masalah dikantornya, tentunya Wonwoo adalah sebagai pelampiasan dari kemurkaan ibunya sendiri. Tak jarang ibunya selalu menyiksanya bahkan hampir membunuhnya jika tidak segera dihentikan oleh maid yang bekerja dirumahnya. Wonwoo benar-benar tidak mengerti dengan sikap ibunya yang seperti itu. Benarkah jika ia adalah anaknya ? Mengapa selalu diperlakukan demikian oleh wanita cantik itu.

"Pembunuh itu ternyata masih bersekolah disini, tidak ada rasa malunya. Seharusnya dia tidak diterima disini dan malah membuat nama baik sekolah tercemar." hujatan yang selalu setiap pagi diterimanya tak hentinya terus ia terima.

Kedua kakinya terus melangkahkan kedua kakinya menuju kelasnya yang terasa begitu jauh. Dikoridor tempatnya berjalan, banyak sekali siswa maupun siswi yang menatapnya dengan tatapan tak suka. Tak hanya itu, bahkan hujatan terus ia dapatkan sampai membuat hatinya begitu sesak dan sakit. Ia ingin sekali mengabaikan hujatan yang keluar dari mulut mereka dan tidak mendengarnya, sayangnya ia masih memiliki telinga yang masih normal.

"Ternyata benar ya. Orang yang berwajah dingin sangatlah menakutkan dan juga penuh misteri. Pantas saja dia membunuh karena memang sikapnya yang sangat buruk." lagi hujatan itu tidak berhenti. Hingga tanpa sadar Wonwoo mengepalkan kedua tangannya erat. Jika dirinya sedang tidak berada dilingkungan sekolah, sudah jelas ia akan melayangkan pukulannya kepada orang-orang yang terus menghujatnya tak peduli orang itu wanita ataupun laki-laki.

"Hey sudahlah. Kau tidak ingin menjadi korban yang selanjutnya kan ?" perkataan siswi itu membuat Wonwoo menghentikan langkah kakinya. Ia termenung ditempatnya dan mendapat tatapan bingung sekaligus takut dari beberapa pasang mata.

Wonwoo tersenyum kecut. Korban selanjutnya ya ? Benarkah jika ia telah membunuh seseorang dengan tangannya sendiri ? Mengapa mereka seolah menjadi pihak yang paling tahu mengenai masalah yang menimpa dirinya, sehingga membuatnya mendapatkan gelar pembunuh oleh beberapa orang (terutama teman satu sekolahnya). Sejauh ini ia tidak pernah melukai siapapun, apalagi sampai membunuh. Sepertinya nama baiknya tidak akan pernah ia dapatkan kembali, toh mereka tidak peduli dengannya.

Para gerombolan siswa maupun siswi itu satu persatu mulai meninggalkan koridor dan masuk kedalam kelas masing-masing. Mereka sadar jika anak yang dikatai seorang pembunuh itu tengah memikirkan sesuatu yang akan menyakitinya. Tetapi kenyataanya tidak. Wonwoo terus diam ditempatnya hanya terus mendengarkan apa yang akan mereka katakan selanjutnya mengani dirinya. Ia ingin tahu sejauh mana mereka mengetahui masalah yang menimpanya, hingga ia pantas mendapatkan perlakuan seperti ini.

"Kalian hanya orang-orang bodoh yang percaya akan gosip, tidak dengan kebenarannya." batin Wonwoo. Sangat disayangkan sekali jika mereka yang memiliki otak cerdas harus percaya dengan gosip yang belum tentu kebenarannya. Seharusnya mereka menggunakan otaknya untuk berpikir positif atau sekedar mencari tahu yang sebenarnya, tidak seperti sekarang ini.

Ketika koridor itu cukup sepi dan hanya beberapa siswa maupun siswi yang tersisa, Wonwoo kembali melangkahkan kedua kakinya menuju kelasnya. Langkah kakinya begitu cepat seolah tengah dikejar oleh sesuatu. Padahal ia yakin jika dikelasnya akan kembali mendapatkan hujatan dari teman sekelasnya, baiknya dikelas ia tidak akan mendengar hujatan mereka dan akan menyumpal telinganya dengan Headseat yang selalu dibawanya.

Tak berapa lama Wonwoo telah sampai didepan kelasnya. Terdengar jelas didalam sana sangatlah ramai oleh teman-teman sekelasnya. Percayalah ketika dirinya masuk, suasana ramai itu akan sangat sepi seolah tidak berpenghuni. Mereka menjadi bisu dan tidak ada yang berani bersuara ketika dirinya mulai memasuki kelas dengan langkah pelannya. Begitupula dengan tatapan tidak suka terhadapnya. Wonwoo beruntung menjadi seseorang yang begitu dingin dan sukses mengabaikan mereka (para orang-orang sok tahu).


"Tuan muda anda sudah pulang ? Mau dibuatkan makanan ?" Wonwoo baru saja masuk kedalam rumahnya dan langsung disambut hangat oleh salah satu maid yang selalu menemaninya. Maid itu sudah cukup lama dan mungkin yang paling lama bekerja dirumahnya sejauh ini. Maid yang biasa Wonwoo panggil sebagai Ahjumma Han itu sudah seperti ibu baginya. Sikapnya begitu hangat dan sangat peduli kepadanya, tidak seperti ibunya sendiri.

Sudut bibirnya tertarik bersamaan dengan anggukan dari kepalanya. Wonwoo memang sosok yang jarang berkata atau berbincang dengan siapapun. Ia hanya sosok remaja yang tidak bisa mengutarakan isi hatinya. Malah jika tidak ada yang diperlukan, ia hanya akan terus diam. Dan Ahjumma Han sangatlah tahu bagaimana sikap Tuan mudanya ini. Oleh karena itulah ia yang selalu lebih awal menanyakan perihal apapun kepada Tuan mudanya dan menawari sesuatu untuknya.

"Anda pasti lapar. Jadi mari ahjumma buatkan makanan untuk anda." kata Ahjumma Han dengan menarik tangan Wonwoo menuju meja makan.

"Ahjumma bisakah tidak terlalu formal padaku ? Tolong aku tidak ingin mendapat sikap yang seperti ini." ujar Wonwoo ketika dirinya telah duduk dimeja makan untuk menunggu Ahjumma Han membuatkan sesuatu untuknya.

Ahjumma Han tersenyum dan tanpa ragu ia mengusap puncak kepala Wonwoo dengan penuh kasih sayang. Memang selama ini Ahjumma Han yang telah merawatnya dari bayi sampai sekarang ini. Wajar saja jika wanita yang sudah tak muda itu begitu menyayangi Wonwoo seperti pada anak kandungnya sendiri. Dan juga Wonwoo yang begitu nyaman ketika berada disamping Ahjumma Han, sayangnya ia jarang bisa mengutarakan isi hatinya.

"Baiklah, Wonwoo-ya. Tunggulah sebentar ahjumma akan membuatkanmu sesuatu."

Wonwoo yang irit kata hanya mengiyakan dengan menganggukkan kepalanya.

Sembari menunggu Ahjumma Han membuatkan dirinya makanan. Ia bosan dan mulai memainkan ponselnya untuk bermain game tentunya. Ah kalian pasti bertanya-tanya bukan darimana Wonwoo memiliki ponsel yang seperti teman sebayanya ? Memang benar jika ibunya tidak peduli kepadanya, tetapi ibunya masih bisa menyekolahkannya dan memberinya uang untuk keperluan sekolahnya. Uang pemberian ibunya itu ia gunakan membeli ponsel dan juga ongkos untuk berangkat juga pulang sekolah. Ibunya yang seorang pengusaha tidak pernah mengijinkan dirinya dijemput oleh sopir pribadinya.

Wonwoo buru-buru menyimpan ponselnya kedalam tasnya ketika seseorang yang begitu dihormatinya datang dengan wajah tak bersahabat. Tanpa sadar Wonwoo bangkit dari posisi duduknya dengan perasaan takut. Wajah orang yang dihormatinya tidak bersahabat, apakah ia akan kembali menerima perlakuan buruk itu lagi ? Tidak. Dalam hati Wonwoo berdoa untuk dijauhkan dari hal-hal mengerikan itu. Bukan tanpa alasan, memang benar perlakuan ibunya itu sangatlah membuatnya takut dan juga trauma.

"Eomma sudah pulang ?" ujar Wonwoo dan sadar jika sapaannya ini tidak begitu benar. Terlihat wajah seseorang yang dipanggilnya ibu itu masih memperlihatkan raut tidak bersahabatnya.

Wanita itu (Kim Sung Ryung) menatap kearah Wonwoo dengan tatapan tajamnya, membuat sang anak nampak menundukkan kepalanya takut. Habis sudah kesabarannya dengan sikap Wonwoo yang begitu membuatnya marah sekaligus muak, "Kau ikut aku keruang kerjaku."

Benar dugaannya jika ibunya menyuruhnya untuk masuk kedalam ruang kerjanya yang sudah jelas ia akan kembali mendapatkan kejutan darinya. Kali ini masalah apa lagi dikantornya ? Dengan langkah pelan Wonwoo mengikuti ibunya dari belakang. Kedua tangannya tak hentinya memainkan ujung seragam sekolahnya. Tangannya mulai terasa dingin bersamaan dengan keringat dingin yang mulai membasahi seluruh tubuhnya. Dan ingatan-ingatan menyakitkan itu kembali hadir menghantui pikirannya.

PLAK.

Wonwoo tersadar dan kembali merasakan sakit pada pipinya. Rasanya tetap sama sakit sekaligus panas. Tamparan yang dilakukan ibunya memang tidak pernah main-main, malah Wonwoo merasa jika tamparan ibunya ini semakin kuat. Belum rasa sakit pada pipinya mereda, Wonwoo sudah kembali merasakan sakit pada kepalanya. Ya. Ibunya menarik kasar rambutnya begitu erat sampai ringisan lolos dari mulutnya, hanya ringisan karena ia tidak berani berkata. Jika ia berkata sudah jelas ibunya akan bertambah menyiksanya.

"Seharusnya kau tidak membunuh temanmu, Jeon Wonwoo ! Karena dirimu banyak perusahaan yang membatalkan kerja sama hanya karena kesalahan yang kau perbuat ! Kau tahu berapa besar kerugiannya ?"

Wonwoo tak mampu menjawab. Ia hanya menutup kedua matanya erat dengan kedua tangan yang mencoba melepaskan tangan ibunya yang berada pada rambutnya. Wonwoo yakin jika rambutnya rontok akibat ibunya. Wonwoo bahkan merasa pusing akibat perbuatan ibunya.

"__Seharusnya kau mati saja bersama temanmu itu dan tidak mempermalukanku."

"Eomma tolong lepaskan ini sakit." pinta Wonwoo dan memang benar kepalanya sangat sakit.

BRUK.

Wonwoo terjatuh ketika ibunya langsung mendorongnya (hampir mengenai sudut meja). Dengan perasaan ragu Wonwoo menatap kearah sang ibu yang nampak terlihat begitu marah dan frustasi. Ia kembali menundukkan kepala ketika ibunya mendekat kearahnya dan mensejajarkan tubuhnya dengannya. Nyonya Kim berjongkok dan salah satu tangannya mengelus puncak kepala Wonwoo.

PLAK

PLAK

PLAK

Nyonya Kim kembali menampar sang putera dengan kasar membuat Wonwoo harus menahan rasa sakit pada kedua pipinya, "Seharusnya aku tidak melahirkanmu ! Dan seharusnya kau tidak hadir dalam hidupku." ujar Nyonya Kim membuat Wonwoo menatapnya dengan tatapan tak percaya. Dadanya begitu sesak bersamaan dengan hatinya yang kembali mendapatkan luka.

"_pergilah."

Dengan cepat Wonwoo bangkit dari posisinya dan segera keluar dari ruangan yang penuh akan kenangan buruk. Ditutupnya ruang kerja sang ibu pelan, tidak ingin membuat ibunya kembali marah hanya karena sikap bodohnya. Wonwoo bernapas lega dan melangkahkan kedua kakinya menuju meja makan guna mengambil tas sekolahnya. Seketika rasa lapar yang melandanya menghilang dan tak merasakan lapar sedikitpun.

"Tuan muda anda baik-baik saja ?"

Tes.

Wonwoo segera menyentuh hidungnya ketika cairan berwarna merah pekat menetes dari hidungnya. Ah ia kembali mimisan rupanya. Mungkin karena ibunya terlalu kasar menampar dan juga membuat kepalanya sakit. Wonwoo dengan salah satu tangannya mencoba menutupi hidungnya yang sepertinya terus mengeluarkan darah dan membuat Ahjumma Han begitu khawatir.

"Aku tidak merasa lapar, ahjumma. Aku baik-baik saja jangan khawatir." ucap Wonwoo segera mengambil tasnya dengan tangan kirinya, karena tangan kanannya ia gunakan untuk menutup hidungnya.

"Tapi__"

Wonwoo tak mengindahkan Ahjumma Han dan terus melangkahkan kedua kakinya menuju kamarnya yang berada dilantai dua. Ia langsung menutup pintu kamar dengan kasar. Bahkan dengan tidak elitnya ia melempar tas sekolahnya keatas kasur. Ia terus berlari menuju kamar mandi dan mengambil tisu untuk menghentikan mimisannya. Butuh waktu lama Wonwoo menghentikan mimisannya dengan air mata yang sudah berada disudut matanya.

"Sampai kapan aku seperti ini ?"


#09062020
Part 1 semoga tidak mengecewakan hihihi
Maafkan diriku yang selalu menyiksa Wonwoo hiks... 😭😭😭

Continue Reading

You'll Also Like

2K 238 10
wabah virus zombie yang menyebar luas membuat semua orang dalam bahaya -[selengkapnya ada di bagian 1] Untuk update tidak tentu 🙏 jangan salpak ya...
197K 9.7K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
20.5K 2K 25
FF &TEAM ENHYPEN BXB Sebuah Universe dimana Vampire dan Werewolf sudah bukan lagi musuh melainkan kawan seperjuangan. Perjalanan Seorang Werewolf...
1M 86.1K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...