[S1] The Beginning Of Our Des...

By SUN1396

63.8K 6K 1.3K

[OPEN PRE-ORDER TANGGAL 1-7 SETIAP BULANNYA ] Dia tidak mengerti mengapa kehidupannya berbeda. Ada luka yang... More

1. Jeon Wonwoo
2. Kim Mingyu
3. Teman ?
4. Kau tidak akan mengerti
5. Tak terduga
6. Batas kesabaran
7. Sandaran
8. Kejujuran
9. Keputusan
10. Lee Jihoon Pt.1
11. Lee Jihoon Pt.2
12. Perpisahan yang sesungguhnya
13. Karena aku rumahmu
14. Keinginan yang sederhana
15. Pertemuan kembali
16. Sang pengecut
17. Tak lagi sama
18. Kebohongan
19. Ungkapan tak biasa
21. Bayi beruang kesayangan
22. Kebaikan berujung kehancuran
23. Maaf yang tak tersampaikan
24. Kesepakatan
25. Benarkah itu kau ?
26. Penuh harap
27. Undangan makan malam
28. Menusuk dari belakang
29. Membunuhku dengan perlahan
30. Sebuah pengakuan
31. Antara dua pilihan
32. Beban baru
33. Sampai kapan ?
34. Dibutakan oleh cinta
35. Selembar kertas
36. Aku kembali...
37. Hilangnya harga diri seseorang
38. Amarah yang menggebu
39. Kembali berkorban
42. Tak akan menyesal
43. Mulut dapat berbohong, sedangkan hati...
45. Dejavu
47. Pemilik mata rubah yang kami rindukan
48. Untukmu ibu
49. Ijinkan aku berada disampingmu
Epilog
📢 Pengumuman
📢 Info
🎉 It's PO Day

Prolog

4.4K 247 31
By SUN1396

Happy Reading

.

.

.

Digelap dan dinginnya malam, nampak seorang remaja menarik kedua kaki beratnya melewati jalanan yang nampak terlihat sepi. Siapa yang akan keluar diwaktu yang hampir menunjukkan tengah malam ? Dan mereka yang masih berada diluar, mungkin mereka baru saja selesai dengan urusannya. Tetapi tidak dengan remaja itu. Kedua matanya sembab terlalu menghabiskan waktu lama menangisi nasib hidupnya yang entah sampai kapan akan terus diterimanya ?

Jeon Wonwoo namanya. Ia hanyalah remaja delapan belas tahun yang berhati baik, namun terlihat dingin. Sikapnya sangatlah dingin, namun ada satu alasan dirinya bersikap demikian. Ia hanya tengah menyembunyikan perasaan sesak dan marahnya dari orang-orang sekitarnya. Walaupun mereka tahu apa yang terjadi dengannya dan atas hidupnya, sudah jelas mereka tidak akan peduli kepadanya. Apalagi selama ini ia hanyalah seseorang yang kehadirannya tidak pernah diterima oleh siapapun, bahkan oleh ibunya sendiri.

Ia selalu sendiri dan tidak pernah ada yang mau menemaninya. Jikapun ada, selalu saja tidak akan bertahan dengan lama ketika bersamanya. Teman satu sekolahnya selalu saja menggosipkan dirinya akan hal-hal yang tidak masuk akal dan tentunya merugikan dirinya sendiri. Seberapa ia meyakinkan mereka dan mencoba menjaga nama baiknya, tetap saja ia akan berakhir dengan rasa malu akibat ulah mereka. Dan Wonwoo merasa hidupnya memang tidak akan pernah bisa diterima dilingkungan manapun.

Frustasi, sudah jelas.

Marah dan muak, apa lagi.

Bodohnya, tidak ada yang bisa ia lakukan selain menerima takdir Tuhan.

"Eomma sebenarnya aku ini anak siapa ? Mengapa eomma selalu memperlakukanku seperti ini ? Apa karena aku terlahir dari sebuah kesalahan ?"

"Yang jelas kau bukan anakku. Aku tidak pernah melahirkan anak sepertimu. Dan benar jika kau memang terlahir dari sebuah kesalahan. Bodohnya ayahmu itu tidak peduli padamu dan menyuruhku untuk merawatmu."

"Apa eomma membenciku ?"

"Tentu saja. Rasanya aku sudah tidak ingin melihatmu lagi, Jeon Wonwoo."

"Apa jika aku mati, eomma akan senang ?"

"Tentu saja. Dan jikapun kau mati, kuharap kau tidak mati dihadapanku."

Wonwoo menghentikan langkah kakinya tepat dipertengahan jembatan. Kedua matanya kembali kosong bersamaan dengan kristal bening yang meluncur bebas mengalir melewati kedua pipi tirusnya. Bahkan sekarang ia tidak peduli dengan luka lebam pada pipinya dan luka sobek pada sudut bibirnya yang berdarah. Hatinya jauh lebih sakit jika perlu kalian tahu. Ketika luka pada pipi dan sudut bibirnya bisa diobati dengan obat-obatan, namun tidak dengan luka dihatinya. Mungkin ia akan terus mendapat rasa sakit ini seumur hidupnya.

"Padahal usiaku baru delapan belas tahun, tetapi mengapa hidupku seperti ini ? Sampai kapan aku akan mengalami hal menyakitkan seperti ini ? Tidak bisakah aku merasakan apa itu yang namanya bahagia ? Sungguh keinginanku hanya itu. Aku hanya ingin mendapat kasih sayang dari ibuku dan dihargai sebagai seorang anak." gumamnya dan setelahnya ia tertawa sangat keras. Menertawakan hidupnya yang sudah tidak ada artinya lagi.

"Aku lelah dan sungguh lelah." lirihnya lagi. Kedua tangannya bahkan menggenggam erat pembatas jembatan yang begitu dingin.

Tanpa keraguan dari dalam hatinya. Wonwoo mencoba mengangkat salah satu kakinya untuk naik keatas pembatas jembatan tersebut. Entah mengapa hatinya merasa sangat senang sekali, tidak seperti sebelumnya. Mungkin rasa senangnya ini bertanda ia akan mati dan tidak akan merasakan rasa sakit itu lagi bukan ? Wah betapa bahagianya ia dengan apa yang dilakukannya.

"YAK ! APA YANG KAU LAKUKAN !"

BRUKKKK

Seseorang menariknya hingga membuatnya terjatuh ke jalan yang tadi dipijaknya. Kemarahannya meradang kepada seseorang yang berani menghentikannya. Wonwoo bangkit dengan sorot mata yang menyiratkan betapa marahnya ia atas keinginannya yang gagal. Kedua tangannya bahkan telah terkepal erat dan siap melayangkan pukulannya kepada seseorang yang telah berani menggagalkan niat bunuh dirinya.

"Sadarlah. Jangan bertindak bodoh, Jeon Wonwoo !"

"SIAPA KAU BERANI MENGHENTIKANKU, KIM MINGYU !" teriak Wonwoo benar-benar sangat marah. Dan orang yang bernama Kim Mingyu nampak terkejut akan teriakan darinya.

"Kau pikir dengan bunuh diri setiap masalah akan selesai ? Tidak. Justru kematianmu akan menambah masalah, Jeon Wonwoo. Bisakah kau berpikir positif dan tidak bertindak seenaknya ? Kita bisa menyelesaikan masalah dengan baik-baik dan tidak dengan cara seperti ini."

"Kita ?ck. Kau bahkan sama saja dengan mereka. Kau tidak ada bedanya dengan mereka. Kau mendekatiku hanya merasa kasihan dan pada akhirnya kau menambah luka dihatiku. Kau telah merampas semuanya dariku, termasuk kasih sayang appa. Aku yang seorang benalu ini tidak pernah merasakan bagaimana rasanya kasih sayang dari appa dan kau telah merebutnya dariku."

"__ibumu dan ibuku, mereka berdua sama. Aku benar-benar muak dengan hidupku ini. Seungcheol hyung bahkan dia terus menyalahkanku ketika kau kembali sakit dan aku tak luput dari pukulannya. Didunia ini tidak ada yang mengharapkan kehadiranku, dan aku sudah tidak ingin lagi hidup sebagai pelampiasan orang. Aku lelah, Mingyu-ya. Tolong mengertilah eoh." dan Mingyu melihat tatapan kedua mata Wonwoo yang telah berubah menjadi sayu dan penuh luka.

"Wonwoo-ya kita bicarakan ini baik-baik eoh. Kita perbaiki kesalahpahaman ini dengan perlahan. Mereka sangat menyayangimu dan tidak akan lagi menyakitimu. Jadi ayo ikut hyung dan Mingyu pulang." ujar seseorang yang berada disamping Mingyu. Sejak tadi memang dirinya berada disana dan terus memperhatikan kedua adiknya.

Wonwoo menggeleng dan tanpa sadar melangkah mundur ketika Seungcheol mencoba mendekatinya.

"Tidak."

"Wonwoo-ya ikutlah dengan hyung." seolah tak menyerah, Seungcheol terus membujuk Wonwoo untuk ikut pulang bersamanya dan tentunya memperbaiki semuanya dari awal.

"KALIAN AKAN MENYAKITIKU LAGI ! AKU TIDAK AKAN PERCAYA DENGAN KALIAN. KALIAN HANYA INGIN MELAMPIASKAN SEMUA KEMARAHAN KALIAN KEPADAKU. AKU LELAH DAN TOLONG MENGERTILAH. IJINKAN AKU PERGI HIKS.. AKU LELAH...."



#09062020

Hai aku kembali bawa FF Brothership SEVENTEEN hihihi
Maaf jika prolognya gak nyambung dengan cerita yang senenarnya.

Special untuk

JaeGyuie

cikashii_

Continue Reading

You'll Also Like

2.2K 185 6
Hanya kisah cinta dua pemuda yang di tantang semesta. ☆Taekook ☆agst, konflik. ☆Mafia things ☆Kinda 21+ Be wise!
22.4K 3.5K 19
༉‧ 황현진, 김승민 ╱ kembalinya hadrian ananta ke kota penuh cerita, yogyakarta. juga, kembalinya abyasa semesta pada dirinya yang dahulu. lokal dom!hyunji...
8.1K 810 13
Bagi orang pada umumnya, liburan berarti mengunjungi tempat-tempat wisata. Kali ini, aku akan menceritakan kisah lain dari sebuah liburan.
1.2K 116 19
[ ⚠️⚠️⚠️boyslove🚫🚫follow sebelum baca🚫🚫] Kenyataannya cerita tahun 1997 yang lalu bukanlah akhir dari kisah cinta itu. Meski begitu keadaan tidak...