DiaGay?

By _im95_

2K 32 0

5 Januari 2020 ~ mulai Highest Rank ~ #7 in CeritaReligi (28/06/20) Rank ~ #1 in WanitaSoleha (04/07/20) R... More

Prolog
Part 1 (Dimulai)
part 2 (Tipu daya)
part 3 (Fakta terkuak)
part 4 (Disentuh)
part 5 (Hamil)
part 6 (Masa kelam)
Part 7 (Diculik)
part 8 (Murka Seorang Ayah)
part 9 (Perebutan)
Part 10 (Disiksa lagi)
Part 11 (Murka Papah)

Part 12

57 1 0
By _im95_

Genre: Religi and Romance

Oleh: _im95_

*Tiga hari terlewati*

Pukul enam pagi, setelah sarapan dengan Fathur. Hafsah berganti pakaian, merias diri. Soal mandi dia selalu rajin saat sebelum sholat tahajud.

Sudah menjadi kebiasaan yang tidak pernah lepas sejak lulus dari pesantrennya. Badan mungil sepundak Fathur. Bisa dikatakan tinggi Hafsah  sekitar 150-+cm. Maklum, Fathur itu posturnya normal diatas rata-rata dan sangat ideal berbeda dengan Hafsah.

Hari ini adalah hari pertama bagi Hafsah akan bekerja di perusahaan pertambangan. Dia tengah bercermin melihat penampilannya.

Sedangkan Fathur menunggu di ruang tamu sambil berkutat dengan ponsel dalam urusan bisnis.

Tampan, wangi dan menawan ciri khas Fathur.

Lima belas menit Hafsah menampakkan batang hidungnya ke hadapan Fathur. Dengan nafas memburu saking terburu-buru khawatir terlambat. Keringatnya sudah basah di dahi.

Hosh. Hosh. Suara deru napas Hafsah.

Kedua alis mata Fathur menyatu, heran.

"Kenapa kamu?"

"Tidak ada apa-apa, Mas. Kapan kita berangkat? Aku sudah siap."

Fathur terdiam tanpa ekspresi, matanya menatap penampilan Hafsah dari atas sampai ke bawah.

"Kamu yakin mau ikut?"

"Iya, Mas. Apa ada yang salah dari bajuku?"

"Kamu tidak menyadarinya?"

Jawaban Hafsah yang polos sambil geleng kepala.

"Hafsah jangan membuatku emosi. Cepat ganti pakaianmu!"

"Emang kenapa, sih, Mas? Aku kan pakai gamis dan hijab. Hanya ini yang kupunya paling bagus."

"Kamu ini norak atau tidak tahu style orang bekerja dan mengaji apa?!"

"Memang ada peraturan dilarang, Mas? Setahuku kemarin pas tanda tangan kontrak kerja tidak ada."

"Hafsah ... Kau menguji kesabaranku karena sudah mengulur waktuku yang tersisa dibuang sia-sia!" Desis Fathur pelan diselingi tatapan tajam.

Seketika Hafsah melunak, dia tidak berani berontak, aura dingin yang keluar dari Fathur terasa menakutkan bagaikan siap-siap diterkam singa.

"Iya, iya. Aku ganti sekarang."

Langkah mundur, dia pun membalikkan badan. Kembali ke kamar untuk ganti pakaian.

*POV Fathur* (masih pakai orang ketiga)

*Kantor*

Fathur kini fokus memeriksa berkas di hadapannya, kacamata yang bertengger diantara hidung menambah sosok rupa kesempurnaan laki-laki.

Dia membiarkan Hafsah yang terus menampilkan wajah bertekuk dua. Dia sengaja melarang Hafsah melakukan apapun. Karena bajunya tidak sesuai orang lain kerja.

Memang benar Hafsah ganti pakaian tadi tapi judul 'bergamis dan hijab lebar' tetap sama. Hanya berubah warna. Meskipun ada motif gamis pun tidak terlihat juga sebab tertutup hijab.

Fathur tidak ingin image sebagai pemimpin rusak. Memiliki asisten pribadi yang segi fisik buruk apalagi pakaian tidak modis. Dia yakin semua orang sependapat menilai diri Hafsah.

Intinya Fathur benci perihal tentang kehidupan Hafsah. Di mulai sejak dijodohkan, dia sangat tidak menyukai soal wanita.

*Flash back*
(Mengulang dari awal dengan POV Fathur.)

Pertemuan pertama dengan Hafsah.

Saat keluarga Fathur sibuk mengurus perjodohannya. Dia tidak acuh mengobrol pada siapapun. Fathur hanya memikirkan kekasihnya yang patah hati mendengar kabar pernikahannya.

"Sini, Nak. Perkenalkan dirimu sekarang."

"Permisi, salam kenal semua. Kenalkan nama saya Fathur William Wijaya seorang putra pertama dari Papah Mahesa Wijaya dan Almarhumah Mamah Khanilah. Mamah tiada saat saya masuk SMP diusia dua belas karena kecelakaan."

Tiba-tiba suasana menjadi hening, ikut berduka mendengar ucapan Fathur.

"Tapi, saya bersyukur ada Papah yang membesarkan saya seperti sekarang ini. Pekerjaan kepala pemimpin perusahaan bidang tambang. Kini usia saya tiga puluh tahun." Lanjut Fathur bersikap ramah.

Keluarga wanita balas tersenyum, menanggapi positif. Lalu Fathur duduk dan gantian seorang gadis tubuh mungil yang berparas biasa berdiri perkenalkan diri. Seraya berkata

"Assalaamualaikum, salam kenal semua. Saya Kamilatul Hafsah. Berusia dua puluh tahun, anak pertama dari Ayah Fikra el-Hikam dan Bunda Ruhmi Nida. Saya kerja sebagai pendidik di TK Rahmatul Nisa.

Saat Fathur asyik menjawab obrolan saudara sepupu. Dia menoleh setelah mendengar suara wanita tidak asing ditelinganya.

Dia memperhatikan serius gadis yang dijodohkannya. Nampak buruk rupa dan tidak ada kelebihan sedikitpun.

Dia tidak percaya takdir memberikan jodoh tidak sesuai dibayangkan.

'Oh Tuhan ... Dia yang akan jadi istriku? Astaga, kukira cantik, tinggi, sexi, dan langsing. Ternyata lusuh gitu disandingkan padaku! Apa keluargaku sudah benar-benar buta olehnya?!' gerutu Fathur dalam batin.

'Lebih baik aku nikah sama Masren. Dia manis dan menarik. Arrgghh ... Kalau aku tahu begini, sebaiknya tadi aku tidak perlu hadir dari awal dan mendingan mesraan dengan Masren, kekasihku. Aku nolak Papah akan tetap maksa. Menyebalkan!' perang hati Fathur terus mengoceh.

Sejak itu Fathur semakin dingin, dan sering pergi ke Club untuk minum alkohol bersama Masren. Menurut dia lebih menyenangkan dekat Masren daripada keluarganya.

Bertemu, bercumbu mesra, saling cerita dengan Masren lebih Fathur sukai. Dia jarang ikut berkumpul pertemuan dua keluarga tentang dijodohkan.

Jika keluarganya bahagia mengurus hari pernikahan, Fathur tetap memilih berduaan sama Masren. Kekasih dari jaman kuliahnya dulu.

Namun, keadaan berubah. Setelah menikah dia jadi jarang bertemu Masren, maka segala cara dan rencana agar pernikahannya terputus. Dia jalankan siasat membawa Masren setiap hari ke apartemen.

Justru upaya Fathur tidak membuahkan hasil. Seakan takdir tidak ingin kerjasama dalam seluruh ide. Kemudian dia mengambil taktik terakhir yaitu berhubungan intim. Walaupun, harus merobek luka masa lalu menjadi kuat diingatan.

Dulu masa kuliah Masren pernah mulai mengajak kejurang gelap bagi Fathur. Akan tetapi, Fathur menolak karena belum siap bila melewati batas yaitu sodom. Dan saat itu pula Masren masih terus setia menemani Fathur menjadi kekasih.

Ingat Fathur hanya bersentuhan kulit, dan bibir selebihnya dalam intim tidak terjadi. Kecuali, kejadian kelam masa remaja Fathur.

Berjalannya waktu entah, Masren tiba-tiba menjauh tanpa sebab. Dia gelisah. Dengan berat hati dia harus melakukan permintaan Masren dulu. Untuk mengembalikan cinta Masren padanya.

'Sial! Aku tidak mau hubunganku hancur. Semoga Masren tidak lagi hilang tiada alasan.'

Pada akhirnya, malam itu terjadi. Kejadian dimana dia juga pertama kali menyentuh sang istri, Hafsah.

Setelah melakukan paksa, daya minat ke wanita tidak muncul di hati Fathur. Dia terpaksa dan merasa bersalah sudah mengusir Masren. Sehingga Fathur tidak berhenti mencari informasi kehidupan Masren. Ya, Masren menghilang tiada jejak.

Rindu membuncah sampai ke ubun-ubun, Fathur semakin dirundung gundah gulana. Dia frustasi, ingin sekali melihat Masren. Setidaknya bernapas lega mengetahui bahwa Masren baik-baik saja!

Fathur melampiaskan rasa sesak di dada dengan sering mabuk-mabukkan. Saat balik pulang ke apartemen sebab dendam terhadap Hafsah sudah menjauhkannya dari Masren, Fathur  kembali menggauli Hafsah dua kali.

Ingat! Hukuman karena dendam. Hafsah sumber petaka hubungan Fathur dan Masren jadi hancur.

Lalu takdir terus berpihak Hafsah. Papah Mahesa balik beri hukuman ke Fathur. Dia semakin benci Hafsah sampai tidak ada sisa kebaikan Hafsah diterima.

Suatu ketika berita Masren terdengar, dia kabur dari rumah sederhana Papah Mahesa tempat dihukum. Fathur tidak sabar ingin bertemu menghapus rindu. Yang hasilnya tetap sama, Masren khianat. Masren bersama Hafsah di hotel.

Dan Fathur yang kejam sebab cemburu, dia menghukum Hafsah berupa sayatan seperti psikopat. Menyeramkan. Maka berakhirlah Hafsah masuk rumah sakit dan Fathur menjadi bahan kesalahan menurut Papah Mahesa.

"Andaikan mereka tahu, aku lebih terluka daripada Hafsah. Ditinggalkan pacar, dibalas kekerasan, tanpa kasih sayang orang tua dimana aku pertama kali diperkosa seorang laki-laki dan selalu dinilai salah Dimata orang-orang." Ujar Fathur seorang diri di ruang khusus dalam apartemen. Dia bersembunyi sambil menggores bagian tubuh yang belum dirusak dengan pisau kecil miliknya.

"Aku rindu Mamah ...." Ucap Fathur menahan rasa perih saat sayatan mengeluarkan darah. Matanya hanya berkaca-kaca, memaksa tidak menangis.

Prinsip Fathur adalah lelaki wajib kuat meskipun dunia memusuhi.

*Bersambung*

Continue Reading

You'll Also Like

285K 20.1K 31
Adhitama Malik Pasya pernah menikah dengan gadis belia. Satu bulan pernikahan, lelaki itu terpaksa bercerai dari istrinya. Tujuh tahun berlalu, ia t...
5.4M 286K 55
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...
692K 108K 41
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
654K 42.7K 61
Dokter Rony Mahendra Nainggolan tidak pernah tahu jalan hidupnya. Bisa saja hari ini ia punya kekasih kemudian besok ia menikah dengan yang lain. Set...