Making Crazy Scandal

By andhyrama

63.6K 3.7K 581

[15+] Making Crazy Scandal Emily seorang jurnalis muda dengan kehidupan yang penuh konflik ingin menelusuri... More

Prakata
Prolog
Bab 01
Bab 02
Bab 03
Bab 04
Bab 05
Bab 06
Bab 08
Bab 09
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Note 1
Bab 13

Bab 07

2K 103 26
By andhyrama

MAKING CRAZY SCANDAL
Bab 07
a story by Andhyrama

IG: @andhyrama// Twitter: @andhyrama_twt// YouTube: Andhyrama// TikTok: @andhyramatv

Dapatkan buku karyaku lengkap di Shopee: Andhyrama, IG: @andhyrama.works

⌘♛∞♛⌘

Remi menyetir dengan cepat menuju ke Moonlight Bar. Di parkiran, Remi menyuruh Emily untuk tetap diam di mobil.

"Aku juga ingin masuk!"

"Wajahmu akan dikenali! Tidak ingat betapa terkenalnya kau sekarang?" tanya Remi yang hendak keluar mobil.

"Kau biarkan aku hanya menunggu di sini?" Emily cukup kesal, ia tidak ingin hanya menunggu.

Remi memberikan sebuah alat pendengar. "Pasang di telingamu, kau akan mendengar apa yang terjadi di dalam."

Emily akhirnya menuruti kemauan Remi. Ia pun mengangguk dan membiarkan Remi keluar dari mobil. Kini, Emily menyiapkan catatan. Ia akan mencatat apa yang ia dengar dari alat yang terpasang di telinganya itu.

Tidak ada suara berarti selain musik dan obrolan-obrolan para pengunjung yang samar-samar terdengar.

"Pina Colada dengan ceri di atasnya," suara Remi tedengar.

Emily tertawa membayangkan betapa lucunya bentuk minuman itu. Remi memang menyukai hal yang lucu-lucu, sangat berbanding terbalik dengan wajah seriusnya yang gagah.

"Benar-benar aneh, ini tidak seperti yang biasa kupesan. Aku ingin bicara dengan manajermu."

Emily mendengar suara pelayan yang ingin memanggil manajernya. Emily menunggu cukup lama. Tidak ada suara lagi.

"Menginap di tempatku atau kita pesan kamar lagi?"

Sepertinya ada seseorang yang duduk di deket Remi sehingga suara orang itu terdengar. Namun, Emily merasa tidak asing dengan suara itu. Namun, ia tidak yakin itu suara siapa. Hanya terdengar tidak asing.

"Apa Anda memanggil saya?" tanya seorang pria.

Emily yakin itu adalah sang manajer yang ingin ditemui Remi.

"Aku ingin ganti rugi yang lebih besar," ujar Remi.

Emily tidak mengerti apa yang sedang dilakukan Remi, tetapi sepertinya Remi berjalan pergi. Belum ada percakapan lagi sampai suara-suara musik tampak sudah tidak terdengar lagi.

"Siapa tuanmu?"

"Aku tidak bekerja pasa siapa pun."

"Lalu apa yang kau inginkan?

"Maria Rachel, di mana dia?"

"Dia tidak di sini."

"Katakan lagi."

"Dia tidak di sini."

Diam sesaat. Emily merasa sangat berdebar mendengar apa yang terjadi. Tiba-tiba, terdengar gebrakan pintu.

"Tunggu!" teriak Remi.

Sepertinya Remi sedang berlari. Tiba-tiba, tidak ada suara apa pun lagi. Emily panik. Ia melihat sekeliling, berharap Remi muncul. "Apa aku harus menyusul?" ujarnya yang keluar mobil.

Tiba-tiba, Emily melihat sebuah mobil yang tidak asing. Tiba-tiba dadanya terasa sakit. "Nathan? Apa itu mobilnya?"

Emily dikagetkan dengan seorang wanita yang berlari dan masuk ke dalam sebuah mobil dan segera pergi. Melihat wanita itu, Emily langsung sadar kalau itu adalah Maria Rachel.

"Ayo kejar mobil itu!" teriak Remi yang datang setelahnya.

Remi dan Emily langsung masuk mobil dan mengejar mobil milik Maria. Namun, mereka kehilangan jejak.

⌘♛∞♛⌘

Pagi-pagi, Emily menuju ke kantor polisi. Di sana juga sudah ada Hellen dan David. Infonya, polisi menemukan bukti baru keberadaan Sheila. Rekaman CCTV menunjukkan bahwa orang yang diduga adalah Sheila keluar dari Moonlight Bar dan menaiki taksi kemudian menuju ke bandara.

"Sheila Bella pergi berlibur ke Inggris kami sudah dapatkan bukti-bukti dari bandara dan penerbangan, ada nama Sheila Bella dan jadwal keberangkatannya," ujar juru bicara kepolisian.

"Bagaimana bisa polisi baru mendapatkan bukti-bukti ini?" tanya Emily. "Seharusnya sudah harus didapatkan sebelumnya, kan?"

"Banyak proses yang perlu kami lakukan."

"Apakah bukti-bukti ini bisa dipercaya? Apakah ada bukti kalau sekarang Sheila berada di Inggris?" tanya Emily lagi.

"Rekaman CCTV dan keberangkatan Sheila sudah cukup membuktikan bahwa Sheila ada di Inggris."

"Dia tidak membawa koper dan baru saja semalaman di bar, tiba-tiba terbang ke London? Apakah itu tidak aneh?" tanya Emily.

"Mungkin dia ada masalah yang kita tidak tahu. Bisa saja itu tindakan impulsifnya."

"Keluarga mengkonfirmasi kalau Sheila tidak punya masalah yang sampai mengharuskannya pergi ke London tiba-tiba. Apakah penyelidikannya akan dilanjutkan?"

"Kasus akan segera ditutup."

Pemberitaan tentang Sheila yang ternyata terbang ke London cukup menghebohkan. Namun, itu benar-benar membuka perdebatan sengit antara kebenaran berita itu ataukah ada sebuah manipulasi yang telah dibuat.

"Aku tidak percaya jika belum mendapatkan kabar sendiri," ujar Hellen.

"Sheila tidak akan melakukan hal seperti itu," kata David sang manajer yang juga kebingungan.

Emily pun tak percaya. Benar kata Mark, Moonlight Bar benar-benar menyimpan sesuatu yang besar.

⌘♛∞♛⌘

Emily bertemu lagi dengan Remi di tempat tinggalnya.

"Apa-apaan?! Sheila tiba-tiba di London? Pergi ke sana secara impulsif tanpa membawa koper? Aneh. Sungguh aneh!"

Remi yang sedang membaca buku hanya diam mendengarkan Emily mengomel.

"Maria Rachel kabur, Sheila tiba-tiba ada di London, kepalaku mulai pecah."

Tiba-tiba ponsel di saku Emily bergetar, ia segera membuka ponselnya dan menemukan sebuah pesan.

Hellen: Emily, cek Instagram kakakku. Dia menggunggah sesuatu.

Emily membuka Instagram dan melihat apa yang terjadi di sana. Sheila mengunggah foto jam Big Ben dengan langit birunya dengan caption "Aku baik-baik saja. Terima kasih yang sudah mengkhawatirkanku."

"Siapa pun orang yang mengotak-atik ponsel Sheila dan mengunggah foto ini. Bajingan! Di mana Sheila sebenarnya?!"

"Bagaimana jika dia benar-benar di London?" Remi bertanya, tetapi seperti bermaksud membuat Emily semakin marah.

"Ayolah Remi, kau tidak sebodoh itu kan? Bukti-bukti itu dimanipulasi!"

"Jika benar dimanipulasi, berarti hilangnya Sheila ini sangat penting oleh orang-orang penting hingga harus ditutupi, ya kan?"

Emily mengangguk, benar juga apa yang dikatakan Remi.

"Daripada marah dengan manipulasi bukti itu, berpikirlah alasan kenapa bukti itu harus dimanipulasi?"

"Tepat!"

"Kau ingat apa yang kuberitahu sebelumnya?"

Emily ingat kalau Remi menunjukkan ada perbedaan antar Sheila yang masuk ke dalam taksi di depan rumahnya dengan yang keluar taksi menuju ke Moonlight bar. Anting yang menghilang. Jika benar orang yang menuju ke Moonlight Bar bukanlah Sheila, berarti Sheila masih ada di dalam taksi itu.

"Apa yang harus kita lakukan adalah melacak taksi itu. Kau sudah bilang."

"Tidak bisa meminta bantuan temanmu lagi?"

"Mark tidak mau kalau seperti itu."

"Kalau hanya pemilik taksi?"

"Oh ya! Kenapa tidak terpikirkan. Kita hanya perlu tahu siapa pemilik taksi itu?!"

"Jangan lupa pemilik mobil yang dipakai Maria."

"Itu juga, aku mencatat nomor polisinya!" seru Emily yang segera mengirim pesan kepada Mark.

"Tunggu!" Remi menghentikan Emily.

"Kau benar-benar percaya dengan Mark?" tanya Remi seperti memastikan.

Emily mengangguk. "Dia bisa diandalkan. Aku menjamin semuanya."

"Baiklah, aku percaya."

Remi kembali duduk di kursi gaming-nya dan menggerakkan mouse. Monitor menyala, ia login ke dalam sebuah website, kemudian menggerak-gerakkan kursor. Mengisi sebuah bar pencarian.

Emily yang belum sempat mengirimkan pesan kepada Mark melihat apa yang dilakukan Remi. Ia berjalan mendekat ke arah Remi. Ia melihat di monitor itu ada data kendaraan bermotor dengan plat polisi yang sama seperti plat mobil yang dipakai Maria Rachel.

"Ka-kau bisa membuka ini?"

"Aku pernah bekerja di kepolisian," jawab Remi dengan enteng. "Aku mempelajari website itu dulu dan meretasnya sekarang."

"Lalu, kenapa ... kau menyuruhku mencari informasi tentang Maria?" Emily masih mencerna apa yang terjadi.

"Kau tahu, aku bekerja sendiri dan tidak percaya siapa pun."

"Jadi selama ini kau sudah tahu!" Emily memukul keras Remi.

"Eh, santai! Aku beri tahu sekarang berarti sudah mempercayaimu!"

"Ah tetap saja!" teriak Emily yang kesal.

"Melissa Holden, itu pemilik mobil yang dikendarai Maria.

"Melilissa Holden itu nama asli dari penyanyi Sunny."

"Kau yakin?"

"Ya!"

Remi kemudian mencari Melissa Holden dan mencocokkan dengan ID pemilik mobil itu. Dan benar saja, wajah penyanyi papan atas Sunny ada terpampang di layar. "Bagaimana bisa Maria mengendarai mobil milik Sunny?"

"Tempat itu benar-benar mencurigakan," ungkap Emily.

"Kau siap?" tanya Remi.

"Siap untuk apa?"

"Melancarkan rencana."

"Apa itu?"

"Masuk ke rumah Sunny!"

"Kau kan reporter!"

"Acara! Ada acara tur rumah selebriti di stasiun TV tempatku bekerja. Aku akan mencoba mengusulkan nama Sunny. Tidak harus aku yang liputan ke sana, yang penting kita punya gambaran rumahnya saja, bukan?"

Remi mengangguk.

Sampai jumpa lagi!

1. Bagaimana pendapat kalian tentang bab ini?

2. Bagian mana yang paling kalian suka?

3. Bagian mana yang paling buat kalian penasaran?

4. Apakah pendapat kalian tentang Remi?

5. Kalian lebih suka ending yang bagaimana sih?

⌘♛∞♛⌘

Continue Reading

You'll Also Like

5.9M 312K 73
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
731K 35.6K 45
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
1.3M 86.5K 43
β€’ Obsession series β€’ [ SELAMAT MEMBACA ] Romeo akan menghalalkan segala cara demi mendapati Evelyn, termasuk memanfaatkan kemiskinan dan keluguan gad...
1.4M 67.6K 52
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _π‡πžπ₯𝐞𝐧𝐚 π€ππžπ₯𝐚𝐒𝐝𝐞