Making Crazy Scandal

By andhyrama

63.5K 3.7K 581

[15+] Making Crazy Scandal Emily seorang jurnalis muda dengan kehidupan yang penuh konflik ingin menelusuri... More

Prakata
Prolog
Bab 01
Bab 02
Bab 03
Bab 04
Bab 05
Bab 06
Bab 07
Bab 09
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Note 1
Bab 13

Bab 08

1.7K 84 10
By andhyrama

MAKING CRAZY SCANDAL
Bab 08
a story by Andhyrama

IG: @andhyrama// Twitter: @andhyrama_twt// YouTube: Andhyrama// TikTok: @andhyramatv

Dapatkan buku karyaku lengkap di Shopee: Andhyrama, IG: @andhyrama.works

⌘♛∞♛⌘

Emily yang sibuk dalam penyelidikan kasus bersama Remi akhirnya kembali ke rumah dan menerima kenyataan bahwa ia masih belum menikah dan menunggu tunangannya siap. Entah kapan. Namun, mengingat Nathan ia ingat dengan mobil yang mirip dengan mobil Nathan. Ia yakin juga kalau plat nomornya sama. Walau ia tidak yakin karena hanya melihat sekilas, tetapi sepertinya perlu ditanyakan.

"Wah, kepala museum kita kayaknya sangat lelah," kata Emily yang membantu Nathan membuka jas dan mengambil tasnya.

"Ada rapat dengan kementerian kebudayaan," kata Nathan. "Museumku sepertinya akan jadi salah satu tempat diadakannya workshop dari pemerintah."

"Kalau itu terjadi, benar-benar keren ya."

"Negara saja setuju lukisan dan patung-patung kakekku itu seni bukan pornografi," kata Nathan tertawa kecil.

"Besok Sabtu, kau benar-benar free, kan?" Nathan masuk ke kamar dan membuka pakaiannya untuk mandi.

"Iya. Besok aku libur," kata Emily. "Nathan.'

"Ya?"

"Pernah ke Moonlight Bar?"

Nathan tampak bingung. "Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu."

"Aku hanya bertanya, siapa tau kita bisa ke sana."

"Aku belum pernah ke sana dan tidak ingin ke sana," jawab Nathan.

"Oh baiklah."

Emily diam, tetapi ia jadi merasa curiga. Apa benar yang dikatakan Nathan? Jika Nathan memang tak pernah ke Moonlight Bar, berarti apa yang ia lihat sebelumnya itu bukanlah mobil tunangannya? Emily memilih mengangguk, mencoba menanamkan diri bahwa ia hanya salah lihat, lagi pula mobil milik Nathan bukanlah hal yang special seperti jaket miliki Kenny Wilson yang hanya ada satu-satunya.

⌘♛∞♛⌘

Hari Sabtu itu digunakan Emily untuk berkencan dengan Nathan. Mereka menuju tempat bermain dari siang ke sore. Untuk sementara, Emily melupakan berbagai pikiran yang tentang kasus-kasus yang sedang berjalan.

Saat bermain dengan berbagai wahana di sana. Ada orang yang tampak bersembunyi dan diam-diam memotret Emily.

"Menyenangkan sekali!" kata Emily. "Mau naik itu, tidak?"

Nathan tampak kelelahan. "Kau ini tidak ada lelahnya, ya? Itu tinggi sekali!"

"Ah, Sayang! Ayo naik! Aku ingin ke sana!"

"Istirahat dulu bagaimana? Aku beli es krim ya!" ujar Nathan seraya menunjuk tempat penjual es krim.

"Baiklah, aku duduk di sana ya. Jangan lama-lama!" kata Emily yang kemudian duduk di sebuah kursi kayu panjang.

Emily yang tampak senang itu melihat-lihat hasil jepretan ponselnya. Ia menggunggah beberapa foto ke media sosialnya. Tentunya, sekarang ia mendapat begitu banyak pesan dan komentar. Apalagi akibat liputan terakhirnya yang cukup berani karena mencoba mengutarakan begitu banyak kejanggalan akan bukti-bukti yang diberikan polisi, Emily semakin banyak dikenal.

Tiba-tiba, Emily merasakan keanehan. Ia menoleh ke sekeliling. "Kayak ada yang mengawasiku," ujarnya. "Mungkin hanya firasat."

"Emily, reporter itu bukan?" tiba-tiba seorang wanita mendekatinya.

"I-iya," jawab Emily.

"Boleh berfoto bersama?"

Emily yang bingung akhirnya mengangguk, lalu diajak melakukan swafoto.

"Terima kasih, ya! Kau cantik sekali."

"Terima kasih juga."

"Ciye yang udah jadi artis," ejek Nathan yang datang membawa dua es krim di tangannya.

"Ish! Sini es krimnya!"

"Tunanganku artis," ejek Nathan lagi.

"Ih, udah diam!"

"Mau dong foto bareng juga."

Emily mendorong Nathan sampai es krimnya hampir jatuh. Lalu, keduanya pun makan es krim bersama. Emily merasa sudah lama sekali tidak makan es krim seperti yang sedang dilakukannya sekarang.

"Sudah lama banget kan tidak berkencan seperti ini?" tanya Nathan.

Emily mengangguk. "Iya."

"Makasih ya sudah meluangkan waktu."

Emily mengangguk lagi.

"Makan es krimnya belepotan kayak anak kecil."

"Biarin!"

Tanpa aba-aba, Nathan mencium bibir Emily untuk membersihan es krim yang belepotan itu.

"Ih! Kalau ada yang lihat bagaimana?"

"Lho, malu?"

"Iyalah kan ini tempat umum!"

"Kalau gitu sini lagi! Masih ada es krimnya tuh!"

"Nathan!" teriak Emily yang mencoba menghindar dari ciuman Nathan.

Walau begitu, mereka tertap berciuman. Lama. Tanpa sadar kamera menjepret kegiatan mereka berkali-kali dari tempat tersembunyi.

⌘♛∞♛⌘

Akhirnya, Emily memiliki program acaranya sendiri yang bertajuk Crime In The Making. Acaranya itu akan menguak tentang kejahatan-kejahatan yang pernah terjadi ataupun liputan kasus kejahatan secara tuntas, lugas, dan berani. Acara tersebut akan tayang setiap Kamis malam.

Ia mendapatkan empat anggota baru untuk tim liputan. Ada Finn sebagai koordinator liputan, Manda sebagai reporter lapangan, Clint dan Bruno sebagai kameramen. Kini, Emily dan tim liputannya sudah berada di ruangan baru mereka untuk mendiskusikan apa yang akan tayang di episode perdana acara mereka.

"Selamat datang di dalam timku ya, senang sekali rasanya kita akan bisa bekerja sama. Semoga kalian bisa bersemangat untuk menjalankan liputan untuk program baru ini ya," ujar Emily yang merasa harus bersikap ceria di depan timnya.

"Senang juga bisa bekerja sama denganmu, Emily," kata Manda. "Aku mengidolakanmu lho."

"Ah, jadi malu," respons Emily yang kemudian tertawa.

"Kami semua mengagumimu. Jadi, bekerja setim denganmu adalah suatu kebahagiaan buat kami," kata Finn yang kemudian diangguki Clint dan Bruno.

"Kalian bisa sekali membuat orang merasa melayang," ujar Emily. "Untuk episode perdana kita bahas apa, ya?"

"Bagaimana kalau masalah narkoba di kalangan para artis?" usul Manda.

"Ah, benar juga. Itu akan sangat menarik, apalagi kemarin Emily mewawancarai Kenny Wilson, kalau dilanjutkan pasti akan lebih ramai," ungkap Finn.

"Kita bisa rangkum liputan-liputan TopNews terdahulu, kemudian bahas lebih dalam, atau buat penelusuran," usul Clint.

"Emily pasti bisa mengumpulkan itu, kan?" tanya Bruno.

"Ya, aku kan sebelumnya di TopNews, nanti tinggal minta saja sudah akan dikasih," jawab Emily. "Selain rangkuman itu berarti kalian tetap harus liputan. Untuk dua hari ini, kalian coba pikirkan apa yang harus diliput sembari aku meminta bagian TopNews mengumpulkan liputan soal narkoba di kalangan artis."

"Kami akan melakukan riset secepatnya," ujar Finn.

"Bagus. Aku juga akan melakukannya," sahut Emily.

Jika membahas tentang permasalahan narkoba di kalangan para artis. Berarti Emily harus menyelidiki kembali kasus Kenny Wilson dan Sheila Bella soal penggunaan sabu-sabu mereka sebelumnya. Tidak mungkin hanya dua nama itu saja yang pernah terlibat. Pasti ada nama-nama lain. Kenny Wilson pasti tahu nama-nama itu.

⌘♛∞♛⌘

Emily tentu ingat apa yang harus ia lakukan untuk menyelidiki kelanjutan kasus Steven. Ya, soal kepemilikan mobil Maria Rachel yang ternyata adalah milik Melissa Holden alias penyanyi dengan nama panggung Sunny.

"Apa aku boleh ikut bergabung dalam rapat kalian?" tanya Emily yang masuk ke ruangan program lain.

"Ah Emily, boleh. Sini!" kata Denise yang merupakan host acara CelebTour.

Emily berdiri di depan meja rapat itu. "Aku barus selesai rapat untuk acaraku sendiri. Aku juga ingin belajar bagaimana Denise memimpin rapat untuk programnya. Aku baru punya program sendiri, jadi butuh banyak belajar," ujar Emily yang tentu saja disambut ramah oleh tim Denise itu.

"Duduk saja Mil," kata Denise menunjuk salah satu kursi yang kosong.

Emily mengangguk dan duduk.

"Jadi, untuk House Tour kali ini kita belum menentukan siapa yang akan dikunjungi untuk program episode selanjutnya. Sebenarnya waktu kita cukup banyak karena kita punya stok dua liputan. Tapi minggu ini harus tambah lagi," kata Denise. "Ada ide?"

"Berita tentang perceraian Rosa kan sedang cukup ramai, kalai kita House Tour di rumahnya pasti akan jadi rating tinggi," sahut salah satu anggota tim.

"Ah, benar juga."

Emily mengangkat tangan. "Kalau di rumah Rosa sepertinya sedikit sensitif, apalagi mereka belum resmi bercerai. Bukannya akan menganggu?"

"Emily benar juga. Kau ada ide Mil?" tanya Denise.

"Bagaimana dengan Sunny? Lagunya sedang lumayan hits kan sekarang? Lalu, dia punya koleksi mobil dan juga rumahnya besar banget. Bahkan ada rumor kalau dia punya Sugar Daddy, pasti obrolannya akan sangat menyenangkan, bukan?" kata Emily yang benar-benar mempengaruhi Denise untuk menyetujuinya.

"Ah, kenapa tidak terpikirkan Sunny. Aku akan coba hubungi manajernya!" seru Denise yang tampak senang.

Rencana Emily benar-benar mulus, Sunny menyetujui acara CelebTour yang dibawakan Denise itu. Dengan begitu, Emily akan bisa melihat rekaman dan seisi rumah Sunny untuk dianalisis oleh Remi. Walaupun Emily tidak begitu yakin kalau rekaman itu akan banyak membantu, setidaknya ia percaya Remi. Detektif itu punya mata elang yang bisa melihat detail kecil untuk dianalisis.

Sampai jumpa lagi!

1. Bagaimana pendapat kalian tentang bab ini?

2. Bagian mana yang paling kalian suka?

3. Bagian mana yang paling buat kalian penasaran?

4. Apakah kalian bisa mengikuti cerita ini?

Atau merasa bingung?

5. Apa kalian punya pertanyaan tentang cerita ini?

⌘♛∞♛⌘

Continue Reading

You'll Also Like

315K 13.8K 47
FOLLOW DULU SEBELUM BACA !!! ⚠️IDE ITU SANGAT MAHAL!⚠️ ⚠️DILARANG PLAGIAT!!!⚠️ "Nak, apakah engkau bersedia jika Abi menikahkanmu dengan putra kam...
3.3M 28.9K 29
Tentang jayden cowok terkenal dingin dimata semua orang dan sangat mesum ketika hanya berdua dengan kekasihnya syerra.
260K 11.1K 39
Typo bertebaran, harap tadani❗ Cinta pada pandangan pertama memang sebuah anugrah yang Tuhan berikan bada suatu hambanya. Tetapi tidak semua orang bi...
1.1M 53K 51
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞