MY BABY

By Puput1211

1.2M 29.6K 2K

🚫Dilarang plagiat cerita ini dalam bentuk apapun!! Sinopsis : Awalnya kehidupan Ramayana baik-baik saja sebe... More

Prolog
CAST
1. Larisa Kanaya
2. Jadian
3. Mabuk Berat
4. Vidio Mesum
5. Memalukan
6. Ancaman Maut
7. Doa Restu Oma
8. Menikah
9. Mertua Galak
10. Ciuman Manis
11. Ketahuan Selingkuh
13. Ramayana Mahesa
14. Ramayana Mahesa
15. Ramayana Mahesa
16. Butuh Seorang Teman
17. Selamat Tinggal Oma
18. Sepupu Sialan!!
19. Bertemu Si Gembul
20. Bertahan atau Menyerah?
21. Kamu Hanya Milikku!
22. Berjuang Dimulai
23. Serigala dan Domba
24. Perasaan Rama
25. Bahagia Sebelum Badai
26. Kembali Bengis
27. Kesalahan Fatal
28. Rasa Bersalah
29. Malaikat Kecil
Kisah Larisa dan Ramayana
My Baby & Perfect Husband
Ceritaku

12. Pertunangan Nafisya

16.3K 858 62
By Puput1211

_________________♡_________________

"Risa." panggil Rama.

"Iya, ada apa sayang?" sahut gue.

"Ntar lo dirumah sakit jagain Oma ya?"

"Ok siap, tapi sama lo kan?"

"Nggak bisa, malam ini gue mau keluar kerja kelompok."

Gue memicingkan mata menyelidik. "Beneran?"

"Terserah!" Idih ngambek tu bocah.

Segera gue goes ke rumah sakit pakek gojek. Setibanya disana gue menuju ke ruang perawatan VIP tempat Oma dirawat. Dokter bilang Oma sedang butuh banyak istirahat jadi gue nggak akan bangunin dia yang lagi tidur, padahal gue ingin membicarakan banyak hal dengannya. Oma dirawat sejak 5 hari yang lalu karena penyakit jantungnya kambuh, Oma sempat kritis saat pertama kali dibawa kesini, tapi 3 hari kemudian dia berhasil melewati masa kritisnya.

"Oma cepet sembuh ya." ucap gue sambil menggenggam tangannya.

Gue beranjak membuka lemari tempat barang keperluan Oma disimpan. Gue terkejut ketika melihat pakaian Oma cuma 2 pasang piyama doang yang dibawa. Kasian banget Oma nggak ada yang perhatiin, apa keluarga Mahesa terlalu sibuk hingga nggak ada waktu bawain baju Oma kesini? Ya udah dengan berbaik hati gue akan menyambangi rumah nek lampir buat ngambil baju Oma.

Ada hal-hal yang tidak beres terjadi di rumah nek lampir. Ketika gue sampai disini banyak mobil dan orang-orang ramai lalu lalang masuk ke rumah megahnya seperti ada acara. Bahkan banyak sekali security yang berjaga di depan gerbang. Ketika gue ikutan mau masuk, tangan gue dicekal oleh satpam. "Kamu nggak boleh masuk!"

"Kenapa?" bentak gue sambil melototkan kedua mata.

"Ini perintah nyonya besar, nyonya Ratna." Dengan kesal gue menghempaskan tangan satpam itu yang dengan beraninya menghalangi gue. Pandangan gue masih mengedar mencari tau keanehan ini. Ada karangan bunga bertuliskan 'Selamat ulang tahun Nafisya ke 17' disampingnya lagi tertulis 'Selamat bertunangan Nafisya Bratawijaya dan Ramayana Mahesa'

Seketika gue menutup mulut gue nggak percaya. Bagaimana bisa? Apa ini alasan dia tiba-tiba memutuskan pindah kerumah Oma agar dia bisa menyiapkan pesta pertunangannya bersama wanita ular tanpa sepengetahuan gue. Dan hari ini Rama nyuruh gue nemenin Oma di Rumah Sakit sedangkan dia malah asyik berpesta disini. Pesta ulang taun Nafisya dibarengi dengan pelaksanaan pertunangannya dengan Rama. Gue merasa seperti orang goblok sedunia, mereka seolah mempermainkan dan membodohi gue. Mereka bekerjasama berusaha untuk menyingkirkan gue. Bego, kenapa gue bisa kecolongan? Mereka terlalu kuat untuk dianggap remeh.

"Gue mau masuk." Gue berusaha mendorong barisan satpam dengan sekuat tenaga.

"Anda tidak diperbolehkan masuk!" tegasnya.

Gue menatap tajam ke arahnya. "Heh, gue ini mantu majikan lo. Istri sah Rama, lo amnesia?" gue ingat betul satpam ini yang pernah bokap gue damprat sampek kakinya patah.

"Maaf anda harus pergi." Dia menarik paksa tangan gue untuk menjauh. Sombong amat nih satpam! Awas aja gue bakalan nyuruh Rama pecat dia, karena udah kurang ajar sama gue.

"Nggak mau lepasin gue. Ramaaaaa tolongin gue!!" teriak gue sekencang mungkin, berharap Rama mendengar lalu nolongin gue. Gue mau minta penjelasan sama dia.

"Lepasin goblok!" gue terus meronta-ronta mendorong satpam itu berusaha keras untuk masuk kedalam rumah.

"Ramaaaaa tolong! Ramaaaaa." sampek sakit tenggorokan gue teriak-teriak mulu.

"CUKUP!" Satpam mendorong gue hingga gue jatuh terjerembab ke aspal.

"SIALAN." umpat gue. Nggak ada gunanya juga gue nglawan satpam sebanyak itu, pasti gue kalah. Daripada tenaga gue terkuras mending gue nunggu sampek satpam pea itu pada lengah, gue bakal masuk melalui celah.

"Dengar ya, gue bakal aduin perlakuan lo sama bokap gue. Bukan hanya kaki lo aja yang bakal dipatahin, tapi batangan lo juga bakal abis dicincang." ancam gue sambil nunjuk benda pusaka diselangkangannya sebelum gue pergi meninggalkan mereka yang tengah begidik ngeri di depan gerbang.

Gue duduk di trotoar jalan kayak gelandangan sambil meratapi nasip. "Tega banget sih lo Ram, padahal gue udah berusaha jadi istri idaman buat lo. Tapi tetep aja lo pilih siluman ular itu jadi pedamping lo. Apa sih kurangnya gue? Hiks..hiks..hiks." Nggak peduli gue nangis dipinggir jalan diliatin orang-orang.

"Dasar suami brengsek, perempuan ular! Huaaa, hiks-hiks." sesekali gue usap ingus gue yang keluar. "Gue bakal bales kalian semua keluarga setan yang udah ngedzolimin gue."

"Bangsat...bangsat...bangsat." gue lemparin batu-batu ke arah satpam dengan brutal, berharap kena kepala, biar gagar otak sekalian.

Sudah berjam-jam gue nunggu di jalanan kayak orang gila begini, kapan kelarnya sih pestanya? "Hoaaammm." Gue sampek ngantuk.  Gue lihat jam di hp menunjukkan pukul setengah 12 malam. Buset, gue udah nunggu hampir 4 jam.

Tak berlangsung lama kemudian, satpam membuka pintu gerbang untuk para tamu yang berhamburan pulang. Kayaknya semua tamu udah pada keluar semuanya, ini momen yang pas gue nyelinap masuk setelah mengelabui satpam goblok itu. Segera gue berlari masuk ke dalam rumah megah nek lampir yang dihiasi berbagai bunga dan renda-renda alay menurut gue. Di dalam rumah memang terlihat sepi, tapi masih ada sebagian orang yang belum pulang. Pandangan gue langsung tertuju ke arah siluman ular yang sedang berbincang dengan mertua gue.

Segera tanpa basa-basi diliputi amarah yang sudah meluap, gue membalikkan badan ular kadut yang membelakangi gue dengan kasar. Lalu menampar pipinya dengan keras hingga semua orang menoleh ke arah gue. "Dasar pelakor murahan!"

"Hei, atas dasar apa kamu tiba-tiba menampar anak saya?" Oh... ternyata pria tua tambun ini bokapnya uler kadut. "Kamu bisa saya laporkan polisi dengan pasal penganiayaan." ancamnya.

Gue tersenyum remeh. "Yang ada gue akan laporin kalian semua dengan kasus penipuan."

Pria tambun bersetelan jas di depan gue mengernyit bingung, bahkan semua orang kecuali keluarga mahesa yang malah nampak cemas, apalagi nek lampir sekarang sedang menggigit jari hingga memutih.

"Gue istri sahnya Rama dan-." gue mengelus lembut perut buncit gue menunjukkan kepada semua orang. "Gue sekarang sedang mengandung anaknya Rama."

Ular kadut seketika terkejut mendengarnya hingga dia hampir pingsan kalau saja bokapnya tidak sigap memeganginya, pasti dahinya udah benjol nyium lantai.

Gue mencengkram tangan kanan uler kadut dengan kuat hingga dia meringis kesakitan. "Anak lo yang kecentilan ini udah menggoda Rama yang berstatus suami gue. Mereka berdua berselingkuh di belakang gue."

"Lepaskan tangan anak saya." perintah bokapnya uler kadut.

"Nggak, biar dia ngrasain sakit lahir dan batin yang gue rasain." gue bahkan menjambak rambut uler kadut.

"Awww-awww sakit Pa."

"Lepaskan anak saya!" pria tambun itu mencoba membela anaknya dengan menghalangi tindakan anarkis gue.

"Anak lo harus menerima balasan yang setimpal."

"RISA!!!" Bentakan keras itu cukup membuat gue terkejut. Itu suara Rama, entah kenapa dia baru nongol setelah beberapa menit dia kelewatan adegan drama kehebohan yang gue perbuat.

Dia mendekati gue lalu mencengkram lengan gue dengan kuat seolah-olah dia ingin meremukkanya. Tapi gue nggak pernah gentar sama sekali, gue malah membalas tatapan marah Rama dengan tatapan tajam gue. "Apa lo nggak punya urat malu hah?!" Bentak Rama.

"Apa?" gue berdecih sinis. "Yang ada itu lo yang malu-maluin, pamitnya kerja kelompok tapi nyatanya malah enak-enakan berpesta pora disini dengan wanita ular keket ini."

"Rama, kamu harus jelasin semuanya sama Om." ucap bokapnya uler kadut.

"Memang benar saya menikahinya secara sah." gue tersenyum bangga mendengar pengakuan Rama. "Tapi saya akan segera menceraikannya setelah bayinya lahir, karena saya yakin itu bukan benih saya." Gue sempat melambung tinggi bahagia karena pengakuannya, tapi detik kemudian gue dihempas kasar tanpa perasaan.

"Fisya percaya sama Rama pa. Fisya sangatlah mengenal Rama, dia pria yang baik. Tidak mungkin Rama menghamilinya, cuma Fisya satu-satunya yang Rama cintai. Rama pasti dijebak pa." Rasanya telinga gue panas mendengar penuturan siluman ular. Beraninya perempuan ini menuduh gue telah menjebak Rama.

"Tutup mulut lo jalang! Sini biar gue robek-robek mulut lo biar diem." Dengan amarah gue berusaha menggapai ular kadut ingin menyakitinya tapi seseorang menghalangi gue hingga-

PLAK

Rasa panas menjalar di pipi kanan gue. Anehnya meskipun berdarah di sudut bibir gue tapi gue sama sekali tidak merasakan sakit, cuma dada gue yang rasanya sesak dan hati gue meringis pilu karena tamparan keras itu berasal dari tangan suami gue sendiri. Mungkin karena gue udah terbiasa dipukul bokap selama ini, bahkan ditendang sampai pingsan gue pernah alami. Haruskah gue berterimakasih sama bokap gue? Karena ajarannya yang keras, gue jadi kebal menghadapi permasalahan fisik seperti ini. Bahkan airmatakupun enggan untuk jatuh, padahal rasanya mata gue sudah memerah kering. Lagipula untuk apa menangisi sekumpulan manusia berhati setan seperti mereka. Air mata gue akan terbuang sia-sia.

"Dasar pelacur, mending sekarang lo pergi dari rumah gue." desis Rama didekat telinga gue, seketika gue langsung mendorong dada Rama dengan kuat hingga dia terdorong ke belakang hampir jatuh kalau saja dia tidak menjaga keseimbangan.

"Ada apa ini?" Suara ini, suara lembut tapi penuh dengan ketegasan. Gue seperti mengenalnya, tidak asing didalam pendengaran gue.

Segera gue menoleh ke belakang untuk memastikan apakah suara wanita itu adalah...

Deg

Ibuk, gue memejamkan mata tanpa bisa gue bendung air mata gue jatuh. Gue berharap ini bukan mimpi, gue bertemu dengan ibu yang selama bertahun-tahun ini gue rindukan, wanita berhati lembut yang melahirkan gue, ada disini.

"Mama." Nafisya berlari berhambur kedalam pelukan ibuk. Dengan lembut ibuk membelai surai rambutnya dengan penuh kasih sayang dan mengusap air mata gadis di dalam pelukannya yang tengah terisak-isak. Dada gue terasa tercubit dan semakin terasa sakit melihatnya, gue iri. Kenapa bukan gue yang mendapat perlakuan itu? Gue anak kandungnya. Gue butuh sosok ibuk disamping gue untuk tempat bersandar.

Gue tau kita saling memandang tapi enggan utuk saling menyapa, seolah seperti orang asing baru pertama kali bertemu. Bedanya gue menatapnya dengan tatapan rindu tapi dia menatap gue dengan tatapan kecewa. Ada jarak diantara kita hingga gue tak mampu mendekat untuk merengkuhnya.

"Buk maaf hari ini Risa dapet nilai  nol lagi karena soalnya susah semua."

"Buk Risa bakalan rajin belajar, tapi beliin Risa susu vanila ya biar pinter."

"Yeyyyy buk Risa akhirnya dapet nilai 3 lohhh."

"Buk Rissa bikin ibuk sedih ya?"

"Buk Rissa janji akan jadi anak pinter dapet nilai 100 terus, tapi ibuk janji jangan pergi tinggalin Risa ya?"

Gue akui dari dulu gue emang goblok banget, nggak pernah ngebanggain orang tua di sekolah. Gue kira karena itu yang ngebuat ibuk pergi meninggalakan gue tapi ternyata-

"Mas aku butuh duwit untuk beliin Risa seragam baru, kasian Risa diejek temannya disekolah karena seragamnya jebol."

"Gue nggak ada duit, semuanya habis kalah judi tadi malem."

"Mas beras habis, nanti kita makan apa?"

"Ngutang dulu di warung, gitu aja ribet!"

"Mas belum bayar listrik, ntar malem gimana Risa bisa belajar kalau gelap?"

"Nggak usah manja, pakek lilin kan bisa!"

Kenyataannya ibuk nggak bisa diajak hidup susah bersama ayah yang pemalas, pemabuk dan suka judi.

"Risa, ibuk belikan kamu seragam sekolah baru sama baju-baju buat lebaran nanti. Kamu pasti suka, coba lihat deh."

"Risa, ibuk punya kejutan buat kamu. Taraaaa, sepeda baru buat kamu."

"Ibuk beliin pizza buat kamu, ayo cepat buruan makan keburu dingin."

Gue bahagia ketika ibuk membelikan berbagai macam barang yang gue sukai. Tapi itu hanya sesaat karena gue sadar bahwa ibuk dapet duwit itu bukan dari ayah melainkan dari kekasih gelapnya yang kaya raya.

"Risa, sini peluk ibuk. Rissa sayang nggak sama ibuk?" ibuk membelai rambut pendek gue dengan penuh kasih sayang.

"Sayang banget."

"Sayang kamu nggak lebih besar daripada sayangnya ibuk ke kamu." Ibuk menciumi seluruh wajah gue dengan gemas.

"Ihhh geli." kita saling tertawa senang.

"Ibuk tetep akan pergi jauh untuk bekerja besok." ucap ibuk tiba-tiba.

"Kemana? Trus kapan pulangnya?"

"Kalau ibuk dapet duwit banyak ibuk pasti pulang kerumah. Nanti ibuk pasti beliin kamu gaun princess."

Aku menatapnya dengan berbinar senang. "Aku mau."

Yang gue ingat terakhir kali ibuk dijemput pria bermobil mewah. Pada akhirnya gue tau kalau ibuk tidak pernah bekerja ditempat manapun yang dia maksutkan, melainkan dia menikah bersama pria lain disana.

"Nggak usah nunggu ibumu pulang. Dia nggak akan pernah kembali lagi kesini sampai kapanpun."

Apa yang bisa dilakukan gadis berusia 6 tahun pada saat itu selain menangis. Jawabannya tidak ada, sama seperti sekarang ini gue masih terdiam membeku. Berbicarapun rasanya mulut gue kelu.

"Satpam, seret wanita sundal ini keluar dari rumah ini!"

Bahkan ketika gue diseret paksa oleh beberapa satpam gue hanya bisa pasrah.

Nafisya telah merebut segalanya dari gue.

__________________
Note : Sedikit bocoran part selanjutnya akan ada Ramayana POV.
So, dont be silent readers. Cerita ini butuh dukungan kalian dengan vote dan comment.

Continue Reading

You'll Also Like

6.1M 317K 58
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...
165K 15.9K 35
Arvino Moza Daneas si biang rusuh sekolah most wanted dan jadi idaman kaum hawa. Si ketua basket ini sering sekali membuat kegaduhan dan geram guru-g...
2.7M 293K 49
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
9.5K 340 27
JANGAN LUPA FOLLOW DULU SEBELUM BACA YA WARGAKU! ¤¤¤¤¤¤¤ John Chaiden Addison atau yang sering di panggil Jo ini seorang Ceo Addison Company (perusah...