Heart You Until Dead (Slow Up...

By aishawinda

354K 12.9K 227

Mengisahkan tentang kisah cinta seorang lelaki dewasa, Aliando Syarief dengan seorang gadis remaja, Prilly La... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4 (Author POV)
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18

Chapter 5

20.4K 801 9
By aishawinda

Prilly POV

Sore hari

Aku terbangun dari tidur nyenyakku. Aku melihat ke arah jam dindingnya. Jam 3 sore. Aku ingin tidur lagi karena masih ngantuk. Namun, tiba-tiba seseorang masuk ke kamarku. Ternyata, itu adalah mama.

"Nak, kamu udah bangun?" tanya mama.

"Iya ma" ujarku dengan malas.

"Kamu siap-siap gih, hari ini kita mau ketemuan sama sahabat papa dan keluarganya. Jangan ada alasan buat menghindar" kata mama, dan sukses membuatku tersentak kaget.

'Aduh! Ketahuan aku mau akting sakit di depan mama. Kenapa mama jadi ikutan kaya papa? Nyebelin!' umpatku dalam hati. Mama menatapnya heran.

"Prilly kenapa? Mau coba-coba menghindar dari mama dan papa ya?" tanya mama curiga.

"Eee...em...ee...eng,..enggak kok. Prilly hanya lupa saja. Efek bangun tidur kali ya. Hehehehe" ucapku gugup sambil menggaruk tengkuk yang tidak gatal. Padahal, itu hanya alibi belaka. Mama mengkerutkan keningnya, namun sesaat kemudian senyum mengembang dibibirnya.

"Yaudah, mama tinggal ya. Pril, jam 4 kita beramgkat ya" ucap mama sekali lagi. Aku hanya mengangguk pasrah.

'Kenapa masalah ini mama papa jadi ngatur gini? Aku juga bisa nentuin pilihan sendiri tau!' gerutuku dalam hati.

'Ah, lebih baik siap-siap aja. Daripada papa datang ke kamarku' lanjutnya seraya mengambil handuk bergambar Doraemon kesayanganku. Lebih baik aku berendam sebentar di bath up. Ide yang bagus, bukan?

30 menit kemudian....

Aku selesai berendam di bath up kamar mandi. Mengambil dress yang aku pakai sesuai pilihan mama. Aku memakai dress berwarna merah tua 5 cm diatas lutut tanpa lengan. Membuatku terlihat lebih langsing. Lalu, aku memoleskan make up ke wajahku. Aku terbiasa memoles sendiri tanpa bantuan orang lain. Kali ini, aku hanya memoles wajahku dengan make up yang simpel, namun menampilkan kesan tegas. Rambutku aku curly sedikit dibagian bawahnya, dan dibiarkan tergerai dengan indah. Mengambil tas yang biasa kupakai saat menghadiri acara formal. Dan langsung memakai high heels setinggi 9 cm dengan warna senasa senada dengan dressku, kemudian aku turun ke bawah karena sudah ditunggu oleh keluargaku.

"Bagaimana? Siap?" tanya papa. Aku hanya menghembuskan nafas pasrah.

"Iya pa"

"Sebelumnya papa mau minta maaf sama kamu, Pril. Papa tau kamu masih marah sama papa. Tapi, papa harap kamu bisa menerima keputusan papa ini" ucap papa. Aku hanya diam menanggapi perkataan papa.

"Yaudah, yuk berangkat" ajak papa. Dan langsung meninggalkan rumah menuju kawasan Yos Sudarso.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Ayo turun"

"Iya pa" jawab mama dan Raja. Aku hanya mengangguk dan langsung turun dari mobil. Lalu, kami menuju restoran es krim Zangrandi. Dan disambut oleh seorang laki-laki. Sepertinya, itu sahabat papaku.

"Hei Rizal, gimana kabarnya?"

"Baik saja, dirimu Syarief?" tanya papa.

"Baik kok" jawab om Syarief senang.

"Oh ya, perkenalkan. Ini kedua anakku. Prilly Latuconsina dan Raja Latuconsina. Nak, perkenalkan dirimu masing-masing"

"Nama saya Prilly om" ucapku sopan.

"Cantik sekali. Seperti bidadari khayangan" puji om Syarief. Aku hanya tersenyum saja.

"Kamu anak keberapa?"

"Saya anak pertama om"

"Ehem, om lupa kalau ada saya disini?" tanya Raja tanpa dosa. Sontak, aku terkejut dan langsung menghadiahkan dia dengan sebuah jitakan manis untuknya. Mama dan papa hanya tersenyum malu mendengarnya.

"ADOOOOHHHH!!!!!" teriak Raja karena kesakitan. Aku hanya membalasnya dengan menjulurkan lidahku, tanda puas. Om Syarief hanya melihat kami dengan senyum ramahnya.

"Hahaha iya, om gak lupa kok, anak cakep. Nama kamu siapa?" tanya om Syarief lagi masih dengan senyumnya.

"Nama saya Raja om, bisa panggil saya Robert, karena kalo sore gini nama saya berubah jadi Robert Pattinson" ucap Raja dengan bercanda. Aku melotot ke arah Raja.

"RAJAAAAA ASTAGHFIRULLAH!!!!!" pekikku. Pede amat ini bocah. Huh!

"Apa sih kak?" tanya Raja dengan wajah innocent.

"Bodo" ucapku ketus.

"Aduh, kalian berdua lucu sekali" aku dan Raja hanya tersenyum malu mendengarnya.

"Rizal. Aku ke nyonya dan anak-anakku dulu. Tempat kita di sana. Nanti kita satu meja saja ya" lanjut om Syarief sambil menunjuk ke arah meja yang panjang itu. Papa hanya mengangguk, lalu menemui kami bertiga.

"Prilly, kamu jangan malu-maluin mereka dong. Anak-anaknya aja diam, masa kamu sama Raja kaya anak kecil?" sindir papa. Aduh, ngena banget sindirannya. Pas kena hati cyin *eh* *abaikan*

"Makanya, anteng (tenang) dikit dong. Yuk ke tempat mereka" lanjutnya sambil berusaha menahan ketawanya. Aku hanya kesal dibuatnya. Sementara Raja, memasang tampang cueknya. Mama senyum-senyum melihat kelakuanku sama Raja. Aku dan Raja mengekor di belakang mama dan papa.

Kami telah sampai di tempat yang sudah ditempati om Syarief dan keluarganya. Ada tante Resi, istri om Syarief. Dan kedua anaknya. Om Syarief memperkenalkan anak-anaknya kepadaku dan Raja.

"Nah, Prilly dan Raja. Kenalin ini anak-anak dari om dan tante. Yang lagi main HP itu Aliando Syarief. Dan yang lagi makan, namanya Alyana Syarief. Alya anak pertama, sedangkan Ali anak kedua" ucap om Syarief sambil memperkenalkan anak-anaknya yang sedang duduk tak jauh dari tempat kita berdiri.

"Ali, Alya sini nak. Kenalan dulu sama anak-anaknya om Rizal" panggil om Syarief, lalu mereka berdiri dihadapan kami dan mulai bersalaman. Saat aku berkenalan dengan anaknya yang cowok, tiba-tiba....

"Elo?!" pekiknya kaget.

"Kamu?!" ucapku tak kalah kagetnya.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ali POV

"Elo?!" pekik gue kaget.

"Kamu?!" ucapnya juga tak kalah kaget. Gue merasa sangat familiar dengan wajah ini, tapi dimana ya? Terlihat cewek itu juga tengah berpikir, sepertinya dia berusaha mengingat gue. Tapi, akhirnya dia malah terdiam. Setelah beberapa saat kemudian, terlihat papa dengan senyum sumringahnya.

"Kalian saling kenal? Baguslah kalau begitu" ucap papa enteng. Gue melotot ke arah papa.

"Nak, kamu ajak dia duduk di sana (menunjuk tempat khusus untuk berdua), yang lainnya ikut gabung sama papa dan sahabat papa" kata papa lalu berlalu meninggalkan gue. Dan, gue mengisyaratkan ke dia untuk ngikut gue. Dia mengangguk, lalu menuju tempat yang ditunjuk oleh papa. Keheningan sempat terjadi, sampe akhirnya....

"Eh, lo yang labrak gue sama cewek gue kan?" tanya gue dengan ketus.

"Ya" jawabnya singkat. Anjir, ini cewek gak ada lembutnya sama sekali sama gue. Rata-rata, gue ketemu cewek one stand night yang sangat lembut, bahkan suaranya sampe terlihat menggoda. Dan gue senang dengan itu.

"Nama lo Prilly kan?" tanya gue lagi.

"Ya" jawabnya kembali. Singkat. Pengen rasanya gue jitak kepala dia, namun urung dilakukan.

"Oke, nama gue Ali" ucap gue memperkenalkan diri.

"Siapa?"

"Yang nanya!" ucap gue kesal.

"Yaps!" Prilly hanya mengucapkan itu aja. Gue semakin kesal dibuatnya, harus ekstra sabar menghadapinya.

'Cewek seperti ini mau jadi istri gue? Mimpi! Mending, gue mikirin cara batalin perjodohan ini' ucap gue dalam hati.

"Prilly"

"Ya?"

"Kok lo mau dijodohin sama gue?" tanya gue.

"Memangnya peduli?"

"Ya enggak! Gue cuma nanya, dodol!"

"Gitu?"

"Udah, capek ngomong sama lo!" umpat gue dengan kesal. Dia sih, cuek aja. Tapi, kalo gue lihat, ini cewek cantik banget. Wajahnya putih, badannya apalagi. Pipinya chubby, alisnya tebel, sama kek punya gue. Dan bibirnya yang tipis. Rambutnya sebahu dengan model curly dibawahnya. Dress merahnya yang menawan, terlihat semakin cantik meskipun dia pendek. Eh, kok gue jadi mikir dia? Stupid, Ali, stupid!!!

"Kenapa liatin aku kaya gitu?" tanya Prilly heran sambil memakan soda ice cream rasa stroberinya.

"Eh? Gpp sih, gue penasaran aja sama lo" ucap gue asal.

"Yaudah" Hargh! Ini cewek astagaaaa!!!!!! Gue udah kesel parah, dan beranjak meninggalkan Prilly yang masih terpaku dengan iPhone nya. Namun, tiba-tiba........

"Ali, kenapa kamu berdiri?" tanya papa curiga dari tempat duduk lain. Lalu, berjalan ke arah gue dan Prilly.

"Emm...a...ali mau ke toilet dulu. Kebelet nih"

"Yaudah, habis ini kamu anter dia pulang. Biar kalian makin akrab" ucap papa yang sukses membuat gue terbelalak karena kaget. Haruskah gue mengantarkan cewek saiko ini ke rumahnya? Papaaaa tolonglah anakmuuuu!!!!!!! Kenapa papa tega menjodohkan gue dengan cewek tengil iniiii!!!!! Sungguh teganya teganya teganya~~~ *abaikan*

"Ehem, baiklah" kata gue pasrah. Lalu, berjalan ke toilet. Sesampainya di sana, gue hanya diam melihat siluet bayangan gue yang ada di cermin.

'Cakepnya gue' ucap gue dalam hati. Lalu, gue membenarkan jambul khas gue yang sedikit berantakan. Dan gue cuci muka dengan air wastafel. Gue terdiam lagi setelah itu.

"Kalo gue nikah, gue gak bisa seneng-seneng dong? Gak bisa ganti-ganti cewek lagi? Dan gak bisa 'jajan' dengan banyak cewek? Gue harus ngurus anak gue juga? AAAAA TIDAAAAKKKK!!!!!!!!!" pekik gue. Dan setelah puas menumpahkan semua unek-unek, gue berlalu keluar dari toilet menuju tempat gue dan Prilly tadi. Karena gue inget janji papa, harus mengantarkan cewek ini kembali ke alamnya lagi *salah* ke rumahnya lagi.

"Lo gue anter pulang. No protes no bacot!" ucap gue dingin.

"Kok kamu maksa?"

"Disuruh gue, kalo gak gitu, boro-boro gue nganterin lo"

"Kalo gak ikhlas, mending gak usah. Aku bisa sendiri kok" ucapnya yang sukses membuat gue membelalakan mata. Lama-lama ini cewek ngeselin ye! Sabar li, sabar.

"Iya ya Prilly, gue ikhlas kok. Yuk pulang, bentar lagi hujan" kata gue sambil menarik tangannya. Tak peduli dengan Prilly yang selalu berontak akibat tangannya gue tarik. Setelah berhasil memasukkan dia ke dalam mobil, gue pun cepat-cepat masuk dan meninggalkan restoran menuju rumahnya.

*SKIP*

"Rumah lo di sebelah mana?" tanya gue saat hampir sampai di rumahnya. Gue harus cepat-cepat mengantarkan dia ke rumahnya.

"Lurus, ada perempatan belok kanan. Rumahku nomer 15, di sebelah kiri jalan. Cat pager warna coklat muda. Teras rumah warna peach" ucapnya. Baru kali ini Prilly berbicara dengan panjang lebar. Walaupun, hanya memberitahu letak rumahnya. Gue hanya mengangguk tanda mengerti. Dan hening kembali terjadi. Sampe gue berhenti di rumah yang dia maksud. Gue terpengarah melihatnya.

'Gede juga nih rumah' kata gue dalam hati. Lalu, Prilly turun dari mobil gue.

"Thanks udah nganterin aku. Sampe jumpa lagi" ucapnya dengan sedikit senyuman. Aihhh, senyumannya maut banget!!!!! Eh, kenapa gue jadi gesrek gini otaknya? Anjir!!!!!

"Oke" ucap gue, dan meninggalkan rumahnya. Dan Prilly kembali masuk ke dalam rumahnya.

Selama menyetir, gue tak henti-hentinya memikirkan Prilly. Cewek itu sangat berbeda dengan cewek lainnya, bahkan cewek one night stand sekalipun. Entah apa penyebabnya, gue juga gak tau.

"Cantik juga Prilly, sama seperti cewek kebanyakan. Tapi, ada aura yang bikin dia terlihat beda dengan lainnya" ucap gue tanpa sadar. Dan gue tersadar dengan ucapan gue sendiri.

"Eh, kok jadi muji dia sih? Tau ah!" umpat gue kesal, lalu kembali fokus menyetir menuju hotel, karena gue udah lelah pake banget.


Continue Reading

You'll Also Like

205K 4.7K 19
Warn: boypussy frontal words 18+ "Mau kuajari caranya masturbasi?"
85.5K 8.2K 33
Supaporn Faye Malisorn adalah CEO dan pendiri dari Malisorn Corporation yang memiliki Istri bernama Yoko Apasra Lertprasert seorang Aktris ternama di...
301K 26.6K 51
Tidak pandai buat deskripsi. Intinya ini cerita tentang Sunoo yang punya enam abang yang jahil. Tapi care banget, apalagi kalo si adek udah kenapa-ke...
173K 19.2K 47
#taekook #boyslove #mpreg