Life In Another World

By vitaaa12

9.5K 847 301

(Season 1 END 08-04-2020 yey, Season 2 Ongoing!) Terpanggil ke dunia lain, mereka mengalami berbagai pengala... More

Permulaan
Dunia Lain
Terbangun
Terlemah tetapi berguna
Pesta dan Latihan
Kesialan
Special Chapter!!
Kesalahpahaman
Dungeon dan Jebakan
Bulannya indah sekali ya?
Kesedihan dan Terbebas
Keluar dari Dungeon
Tujuan Baru
Menjadi Petualang dan Desa tak bernama
Para Pemimpin Elemen
Special Chapter (2) Chocolate!
Berangkat!
Hajime Birthday!
Kunjungan tak terduga
Reuni?
Mulai Berlatih
Aneh
Tiba-Tiba
Berpihak
Siap
Peperangan
Masalah baru
Bisa disebut trailer?
(S2) Bagian awal yeeee~
(S2) Mari ke Academy!
(S2) Bukankah Ini Terlalu Cepat?!
(S2) Vino akhirnya bahagia!
(S2) Hidup lagi!
(S2) Berpisah kembali?!
(S2) Kembali ke....atas?
(S2) Penuh Es

(S2) Flashback time~

139 13 14
By vitaaa12

Mereka terbangun dalam alam bawah sadar, bertemu satu sama lain dan terduduk di ruangan itu. Tuan naga tak ada disana. Ruangan itu gelap, tanpa jendela dan lampu.

Tiba-tiba lampu muncul dan menyala, layar putih yang besar muncul di hadapan mereka. Tampang penuh tanda tanya terpancar dari mereka, layar tersebut mulai memunculkan gambar, dan suara yang menggema disekitar mereka.

"Kureha, Namanya Kureha Haimura." ujar seorang lelaki, ia menggenggam jari kecil bayi perempuan dengan senyuman bahagianya.

"Nama yang Indah..." balas seorang wanita yang menggendong bayi itu.

"Aku harap ia tumbuh dengan baik, kita akan menjaganya sampai akhir hayat." ujar lelaki itu lagi.

"Tentu saja, Putri kesayanganku akan tumbuh menjadi gadis yang baik hati." balas wanita itu.

Bayi perempuan itu nampak tertidur pulas dalam pelukan wanita itu, si ibu dari bayi itu.

Adegan berganti layar hitam, dan nampak muncul sebuah gambaran lagi.

"Papa! Kuleha mau mamam!" ujar seorang gadis kecil sambil menarik-narik ujung celana ayahnya.

"Tunggu ya sayang, ibu masih masak tuh." ujar ayah gadis itu sambil mengelus puncak kepalanya.

Ia mengangkat gadis itu untuk duduk dipangkuannya, gadis itu menggesekkan kepalanya dibaju ayahnya.

"Papa jangan pergi kelja! Main aja!" seru gadis itu.

"Tidak bisa sayang, kalau papa tidak kerja nanti kakek akan memukul papa." balasnya.

"Nanti Kuleha pukul kakek balik!" balas gadis itu.

"Waaa anak ayah pemberani sekali~" balasnya sambil mengelus kepala gadis itu lagi.

Setelah sarapan ayah gadis itu tetap pergi kerja, meninggalkan gadis itu dengan tatapan sedihnya sambil melambaikan tangan pada dirinya.

Sirrius sudah hampir mati karena ke-UwU-an yang ia lihat dilayar itu.

"Papa! Papa! Kureha buat gambar ini untuk papa!" ujar gadis itu. Nampaknya ia sudah tumbuh sedikit.

"Wah, gambarnya bagus sekali~ papa hanya bisa gambar stickman saja..." balas ayah gadis itu.

"Mama hanya bisa gambar burung m saja." balas ibu gadis itu.

"Burung m? Stickman? Apa itu?" tanya gadis itu.

"Kureha akan tahu nanti saat besar." balas ayahnya.

"Kalau begitu Kureha mau makan yang banyak! Biar cepat besar!" seru gadis itu.

"Jangan sampai merobohkan rumah ini ya." balas ayahnya lagi, dan ia mendapatkan hadiah pukulan dikepala oleh istrinya.

Soshi tertawa terbahak-bahak melihat ayah Kureha dipukul oleh istrinya itu. Shiho langsung memukulnya untuk membuat dirinya diam.

"Mama kok tambah gendut sih? Mama kebanyakan makan donat ya?" tanya gadis itu.

"Diperut mama ada adik bayi tahu, mama makan donat karena ingin tapu tak terlalu banyak." balas ibunya.

"Adik bayi bagaimana cara bernafasnya mama? Kan dia didalam." tanya gadis itu lagi.

"Kureha akan mempelajarinya nanti disekolah." balasnya.

"Kalau begitu belikan Kureha buku! Kureha mau tahu bagaimana adik bayi itu bernafas di dalam perut!" pinta gadis itu.

Esok harinya, satu dus berisi buku yang telah dipilih oleh gadis itu di internet datang mengejutkan orangtuanya. Gadis itu menyelesaikan semua buku itu dalam satu minggu yang membuat orangtuanya semakin terkejut.

Olivia nampak terkejut melihat kepintaran Kureha, karena ia bahkan membaca satu paragraf dibuku saja susah dan harus dipaksakan. Apalagi satu dus buku, mungkin akan selesai tahun depannya.

"Kei menangis mama! Mungkin dia lapar!" teriak gadis itu, ia nampak menggoyang-goyangkan mainan adiknya untuk menghibur adiknya yang menangis.

Beberapa saat kemudian, ibu kedua anak itu datang membawa sebotol susu. Setelah mendapat yang ia inginkan, adik gadis itu menghentikan kegiatan menangisnya itu.

"Kei jangan banyak-banyak makan, nanti gendut." tegur gadis itu sambil mengelus kepala adiknya.

"Jadilah lelaki tampan dan bawalah adik ipar untukku." lanjutnya.

Ibunya terkejut mendengar anak gadisnya yang baru berumur 4 tahun bisa tahu sejauh itu. Tetapi ia menghiraukannya, ia tahu bahwa gadis itu pasti mempelajarinya di buku yang ia baca.

"Anakku jenius." gumamnya.

Himeko menggelengkan kepalanya melihat adegan itu.

Latar berganti, awalnya rumah berganti menjadi sebuah taman.

Gadis itu sedang bermain ayunan ditaman itu. Sendirian. Ia sudah terbiasa, ayahnya yang bekerja dan ibunya yang sibuk dengan adiknya. Ia biasanya bermain ditaman dekat kediaman keluarga besar Haimura. Taman itu nampak sepi hari ini.

Ia berayun pelan sambil menikmati angin semilir yang menyejukan dirinya. Sampai pada saat seorang bocah seumurna dirinya menghampirinya.

"Halo! Mari bermain bersama!" ajak bocah itu.

"Kau siapa?" tanya gadis itu.

"Namaku Hajime Hiroyuki! Mari berteman!" ajak bocah itu sambil mengulurkan tangannya kehadapan gadis itu.

Gadis itu menjabat tangan bocah itu dan menampilkan senyum manisnya, "Kureha Haimura, salam kenal."

Bocah itu mengajaknya bermain ditaman itu sampai ibu gadis itu dan ibu bocah itu menjemput mereka di taman itu.

Saat berpisah mereka saling melambaikan tangan dan berkata "sampai jumpa esok!"

Hajime menutup wajahnya malu, melihat dirinya saat kecil yang begitu polos membuatnya semakin malu. Sirrius sudah seperti ingin melahap Hajime karena iri. Mielle yang nampak bahagia bisa melihat Hajime saat kecil, dan Shiho dan Soshi yang tertawa terbahak-bahak melihat Hajime bocil.

"Kei, kakak pergi sekolah dulu ya. Baik-baik dengan mama, jangan menyusahkan mama." ujar gadis itu sambil menepuk pelan adik kesayangannya.

"Ote~" jawab adiknya yang sibuk dengan mainan baloknya.

"Istana sudah jadi!" seru ibu dua anak itu.

"Mama nampak menikmati mainan juga." gumam gadis itu lalu berpamitan dan berjalan keluar dari kediaman keluarga besar Haimura itu.

"Kureha! Pergi bareng yuk?" ajak gadis lain yang nampak keluar dari rumah yang bersebrangan dari rumahnya.

"Fujina! Mari." balas gadis itu sambil menggenggam tangan gadis bernama Fujina itu.

"Apa Kei dan ibumu masih suka bermain balok bersama?" tanya Fujina.

"Masih, mereka seperti saudara kembar beda umur." balas Kureha.

Frey nampak tertarik pada balok-balok yang disusun menjadi seperti sebuah bangunan istana itu.

Hari itu Kureha pulang lebih awal, ia biasanya akan mampir ke toko buku setiap pulang sekolah. Tetapi beda dengan hari ini. Ia pulang cepat agar bisa bermain bersama Fujina dan teman sekolahnya yang lain ditaman.

Hajime mengingat kejadian ini, awal mula tuduhan Kureha. Apa yang sebenarnya terjadi pada saat itu ia tak tahu, tetapi kali ini ia akan tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Rumah nampak sepi, gadis itu tak curiga sedikitpun. Ia berlari kearah kamarnya dan berganti baju, merapikan seragamnya dan tas yang ia lempar tadi ke kasur.

Berjalan turun, berniat berpamit dengan ibu dan ayah kesayangannya yang sedang libur kerja, serta adik kesayangannya. Ia mulai menyadari suatu keanehan, rumah yang biasanya ramai dengan suara Kei dan ibunya yang sedang bermain bersama menghilang. Ia berfikir bahwa ibunya dan Kei sedang tidur bersama ayah, ia berjalan kembali menuju kamar ayah dan ibunya.

Membuka pintu, kosong. Dimana ibu, ayah dan Kei? Mana mungkin ada pertemuan keluarga secara tiba-tiba bukan?

Ia berjalan keluar kamar itu, menuju arah ruang tamu. "Ayah... Ibu... Kei... Kalian dim-"

Sebelum ia dapat menyelesaikan kalimatnya, ia melihat pemandangan yang begitu mengerikan diruang tamu itu. Ia melihat bayangan seseorang yang berlari cepat keluar dari rumahnya itu.

Ia begitu kaget, melihat ibu, ayah dan adik kesayangannya terkapar penuh darah. Mereka masih bernafas, tetapi tak akan bertahan lama. Ia berlari kearah mereka dengan raut wajah penuh kekhawatiran.

"P-papa! M-mama! K-Kei! K-kalian kenapa?! A-aku... Aku harus apa?!" serunya panik.

"Kureha... Maafkan kami... Tak bisa menemanimu lebih lama lagi..." lirih ibunya.

"T-tunggu! Kalian mau kemana?! Jangan tinggalkan aku!" serunya sambil memeluk ayah dan ibunya sambil mengelus kepala Kei.

"K-kami akan pergi... Tapi tak akan lama kok..." lirih ayahnya.

"Kakak... Sakit..." lirih adiknya.

Kureha melepas pelukannya dan memangku adiknya, menghiraukan dirinya yang sudah berlumuran darah. Mengelus kepala adiknya perlahan sambil menahan tangisnya.

"Tak apa Kei... Sakitnya akan segera hilang..." berulang kali ia mengucapkan kata-kata itu.

Ayah dan ibunya yang sudah kehilangan nyawa disebelahnya membuat dirinya semakin ingin menangis, tetapi air matanya tak mau keluar.

"Kakak... Nyanyikan aku... Ya?" pinta adiknya.

Kureha menganggukkan kepalanya, menerima permintaan terakhir adiknya tercinta.

"Malam yang Indah... Penuh Bintang... Cahaya bulan... B-bersinar terang... Kunyanyikan... L-lagu ini untukmu... Adikku tersayang... Tidurlah dengan nyenyak... Menyusun memori Indah... Dalam mimpi... Tidurlah dengan nyenyak... A-adikku sayang..." ia bernyanyi perlahan, sambil mengelus Puncak kepala adiknya itu dan tersenyum lembut padanya.

Adiknya itu nampak senang dan meneteskan airmata, disaat-saat terakhirnya ia mengucapkan terimakasih padanya. Kureha tetap menggenggam tangannya yang kini sudah dingin, tubuh adiknya tanpa nyawa itu dipeluk erat olehnya.

Ia begitu sedih, sesak, takut. Kejadian ini terlalu tiba-tiba untuknya, ia masih tak percaya bahwa ini kenyataan. Berulang kali ia memanggil nama adiknya dan orangtuanya.

Semua orang disana menangis, tak terkecuali Olivia. Nasib Kureha kecil sangatlah menyakitkan dan begitu buruk.

Brak!

Pintu rumah tersebut terbuka, kakek Kureha berdiri diambang pintu menuju ruang tamu. Ia berdiri sendiri disana, diluat rumah tampak ramai dengan keluarga Haimura lainnya.

Kakeknya itu mendekati dirinya, menepuk pundaknya dan menyuruhnya melepaskan Kei dan berdiri.

Kakeknya itu berjongkok, menyamai tinggi badannya dengan Kureha. "Kau juga harus berkorban." ujarnya.

Kureha nampak kebingungan dengan perkataan kakeknya itu.

"Kau yang membunuh keluargamu, mulai sekarang kenyataannya adalah kamu yang membunuh keluargamu sendiri." lanjutnya.

Sirrius yang mendengar itu sudah siap ingin merusak layar itu, Zoulth dan Vey segera menghalangi dirinya. Hajime yang nampak berapi-api menahan dirinya yang ingin mencabik-cabik layar dengan wajah kakeknya Kureha itu.

"Tapi.. Aku tak membunuh mereka kakek!" bantah Kureha.

Plak!

Sebuah tamparan jatuh pada pipi mulus miliknya, membuat dirinya terkejut.

"Dengarkan saja dan lakukan apa yang ku perintahkan. Jika kau melawan, kau akan berakhir seperti mereka." ujar kakeknya lagi sambil menunjuk kearah mayat orangtuanya dan adiknya.

Kureha yang masih tak mengerti ingin memprotes kakeknya, tetapi sebelum itu kakeknya menyeret dirinya keluar dan mendorong dirinya dihadapan seluruh keluarga besar Haimura.

"Dia membunuh Yozuru, Rumiko dan Kei." ujar kakeknya.

Seluruh keluarga kini berbisik-bisik menuduh dirinya yang dinyatakan pembunuh keluarganya sendiri oleh kakeknya. Ia hanya bisa menunduk, tak ada hal lain yang bisa ia lakukan. Ia hanya seorang gadis kecil, siapa yang akan mempercayai dirinya? Apalagi kakeknya orang yang paling dipercaya oleh seluruh keluarga Haimura.

Polisi datang beberapa saat kemudian dengan mobil ambulans yang membawa tubuh tak bernyawa keluarganya. Ia diseret oleh kakeknya menuju mobil polisi, ia bahkan belum mengganti bajunya yang penuh darah itu.

Diluar kediamn Haimura, banyak tetangga yang berkumpul. Disana ia melihat teman-teman dekatnya disekolah. Menatapnya penuh kebencian, kecuali satu orang. Hajime, teman dekatnya. Ia menatapnya penuh kesedihan sambil tersenyum sedih.

Mobil polisi itu melaju, menuju kantor polisi. Dalam perjalanan ia hanya terdiam dengan tatapan kosong, berharap dalam hati bahwa semua ini hanyalah mimpi. Dan saat ia bangun, ia akan kembali ke kehidupannya yang bahagia.

Layar kembali berubah, menampakkan Kureha yang kini duduk didalam kelas sambil memandang teman sekelasnya yang sedang bermain.

"Kureha! Main yuk!" ajak Hajime.

"...main?"

"Sama teman-temanku!" lanjut Hajime sambil menarik Kureha keluar dari kelas menuju taman sekolah.

"Kau lambat Hajime!"

"Maafkan aku! Aku harus menarik Kureha dari kelasnya dulu!"

"Dia bukan tali yang ditarik loh."

"Teman baru!"

Kureha yang selama ini tak ingin berkenalan dengan teman sekelasnya kebingungan, kenapa Hajime mengajaknya bermain?

"Kureha! Mari berteman! Aku Shiho Nakano!" ujar Shiho.

"Kureha... Haimura." balas Kureha.

"Aku Himeko Hanazono."

"Rei Okimura."

"Soshi Shiraishi~ salken cihuy~"

"Yukari Yumeno, mari berteman~"

"Aku Yutaka Tanaka!"

"Aku Hajime Hiroyuki!"

"Dia sudah tahu bodoh!" seru Shiho sambil memukul kepala Hajime.

"Sakit!" keluh Hajime.

Kureha memiringkan kepalanya sambil bertanya, "Ada perlu apa sampai kalian ingin berteman denganku?"

Mereka melongo-longo, "Memangnya kalau berteman harus ada perlunya ya?" tanya Yukari.

"Berteman karena perlu teman mungkin?" balas Soshi yang mengira-ngira jawaban.

"Kami hanya ingin berteman kok." balas Himeko.

Kureha tersenyum kecil mendengar mereka, "Tapi aku pembunuh, kalian tak takut?" tanyanya lagi.

"Jika Kureha mau bunuh aku, aku bakal bunuh balik!" balas Shiho.

"Jangan main-main denganku! Aku pemilik pedang legendaris-" ucapan Soshi terpotong karena Rei memukul kepalanya.

"Kamu gak ada dendam sama kami, mana mungkin kamu membunuh kami." balas Himeko.

"Baiklah, mari berteman." ujar Kureha kemudian.

Hajime dekaka kini menutup wajah mereka malu melihat diri mereka yang masih dekil banget saat kecil. Sirrius tertawa terbahak-bahak sampai di sleding oleh emak Himeko.

"Kureha! Ini jepit love untukmu!" ujar Hajime kecil saat dihari Valentine.

"Eh..? T-terimakasih..... Ini..." ujar Kureha sambil menunjukkan jepit berbentuk labu.

"Untukku? Terimakasih Kureha!" ujar Hajime lalu memasangkan jepit love itu di rambut Kureha.

Kureha tampak manis dengan jepit itu, dan wajahnya memerah malu sekarang.

"Pasangkan jepit itu padaku juga, Kureha!" pinta Hajime.

"B-baik..." jawab Kureha dan memasangkan jepit Labu ke rambut Hajime.

"Terimakasih banyak Kureha!" ujar Hajime yang dibalas senyuman kecil dari Kureha.

Hajime kini berguling-guling malu setengah mati, Mielle tersenyum miris dan Sirrius yang berteriak tak terima. Shiho yang sudah move on biasa saja.

Layar berganti hitam, dan menyala kembali memperlihatkan Kureha yang sedang tertidur lelap.

Alarm aneh berbunyi dan Kureha yang tertidur lelap terbangun, melihat jam dan terkejut melesat cepat bersiap pergi ke sekolah.

Berlari dengan cepat menuju sekolah walau akhirnya ia tetap terlambat. Bersembunyi sambil memperhatikan seorang guru yang nampak sedang mengobrol dengan Hajime.

Berlari masuk sekolah setelah Hajime membawa guru itu, dan memasuki kelasnya yang sedang jam kosong.

Membuka tas dan menemukan buku catatan Hajime dan pergi mengembalikan buku itu. Hingga pada saat lingkaran sihir terbentuk dan ia pingsan.

Dan pada akhirnya terbangun ditempat antah berantah dan bertemu prajurit ikemen yang menipunya.

"Kureha! Kau imut sekali!" ujar Hajime sambil memeluk Kureha.

"H-Hajime... Hentikan itu..." ujar Kureha.

"Ehehehe, wajah memerahmu membuatmu tambah imut uhuhuhu." ujarnya lagi sambil duduk disebelah Kureha dan kembali memeluknya.

Sirrius kini siap mencabik-cabik Hajime yang kini berlindung dibelakang Soshi. Vey dan Key kembali menahan Sirrius.

Semua adegan terputar dilayar itu, muali dari Kureha yang niatnya mencari asal teriakan dan menemukan Fujina yang terkapar setengah sadar, dan ketika Hajime dan Shiho yang memergoki dirinya dan dirinya yang mengaku bahwa ialah yang membunuh Fujina.

Kejadian saat di dungeon ketika ia melawan Minotaur dan kehilangan tangan dan kaki kirinya dan terjatuh dalam dungeon. Meminum air yang ternyata air mata dari seorang pemimpin elemen dan mendapatkan kekuatannya beserta berkah dewi.

Pertemuan pertamanya dengan Sirrius yang membuat semuanya tertawa melihat Sirrius yang di 'buang' oleh Dewi Alataracia. Dan perjalanan Kureha menemui para pemimpin elemen.

Menyelamatkan desa dari para tulang bergerak  dan kunjungan Hajime, Himeko dan Rei yang begitu tiba-tiba.

'Kurehaaaaa gawaaaaaat'

'Astaga ayam lalapan, om kenapa si ngagetin tau!'

'Ga penting ah! Ini ada kondisi gawat, sangat gawat Kureha. Demi Dewi Altaracia kondisi ini sangat gawat askekxwkzmkz.'

'Brisik! Apa ada monster menyerang?'

'Bukan monster! Yang lebih penting kau ada dimana?'

'Humn? Ini depan balai desa.'

'Dih telat, JANGAN MASUK ANYING.'

'Lah udah masuk nih.'

'Bodoh.'

Kureha tampak berjalan mendekati Sirrius, ia tak menyadari bahwa kini tatapan semua orang tertuju padanya.

"Apa si om nyuruh jangan masuk balai, emang ada monster di balai? Tenang gini kok." ujar Kureha polos.

Sirrius sudah tepuk jidat, Frey dkk bingung, duo H dan Rei speechless.

"K-Kureha?!"

"Ha...?" kini Kureha menyadari ada ornag lain, orang yang begitu ia kenal.

Membatu lah ia, melihat wajah familiar didepannya. Hatinya berdegup kencang.

"N-na-namaku Koharu! Bukan Kureha bodoh!" teriak Kureha yang membuat semua orang speechless.

Layar kembali berganti terus menerus, menampilkan seluruh kejadian yang dialaminya sampai pada akhirnya ia mati pada saat mengalahkan monster beberapa bulan yang lalu.

•TBC•

Continue Reading

You'll Also Like

372K 23.7K 56
(WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Ini tentang Amareia Yvette yang kembali ke masa lalu hanya untuk diberi tahu tentang kejanggalan terkait perceraianny...
1.1M 55.6K 40
Aline Putri Savira adalah seorang gadis biasa biasa saja, pecinta cogan dan maniak novel. Bagaimana jadi nya jika ia bertransmigrasi ke dalam novel...
2.9M 314K 49
Canaria Adelia atau kerap di sapa Kana harus menjalani sisa hidupnya dengan cara yang menyakitkan, saat berada diambang kematian Kana dikejutkan deng...
2M 102K 39
Menjadi istri dari protagonis pria kedua? Bahkan memiliki anak dengannya? ________ Risa namanya, seorang gadis yang suka mengkhayal memasuki dunia N...