TAURUS

By OneDream_id

26.1K 2.7K 689

OneDream_id : TAURUS A Story by : @nadiaindhmn ••••• Pepatah 'benci jadi cinta' ternyata benar adanya. Terbu... More

PROLOG
Chapter 01
Chapter 02
Chapter 03
Chapter 04
Chapter 06
Chapter 07
Chapter 08
Chapter 09
Chapter 10
SPECIAL CHAPTER
Chapter 11
QnA
Chapter 12

Chapter 05

1.2K 198 67
By OneDream_id

Sebelumnya aku mau minta maaf sebesar-besarnya karena terlambat update. Aku baru bisa update hari ini. Sekali lagi maaf ya, untuk kedepannya aku bakal berusaha selalu update tepat waktu. Makasih banyak yang udah mau ngertiin.🙏

♉♉♉

Pagi hari yang cerah ini, tepat pada pukul enam lewat tiga puluh menit, Altea sudah berada di lobi sekolah dan terus melangkah kan kakinya menyusuri koridor kelas. Ia berbelok ke kiri ketika sudah sampai di depan kelasnya. Altea masuk kemudian duduk di bangkunya.

"Altea!"

Altea menolehkan kepalanya mencari si pemanggil. "Eh, Gara. Ada apa?"

Lelaki bernama lengkap Tenggara Aditya tersebut menghampiri Altea lalu menjawab, "Lo dicariin noh, sama Raga."

"Hah, Raga? Ngapain dia nyari gue?" tanya Altea heran. Altea merasa bahwa dia tidak melakukan kesalahan apapun. Kenapa Raga, sang Wakil Ketua Osis mencarinya?

"Mana gue tahu, mau pdkt kali sama lo," jawab Gara asal.

"Hush, ngaco lo. Ya udah gue samperin aja deh, makasih." Gara mengangguk lalu kembali duduk di bangkunya, mengambil ponselnya lantas bermain game. Sedangkan Altea bergegas keluar kelas untuk menemui Raga.

"Raga, kenapa lo manggil gue?"

"Sini duduk dulu, gue mau ngomong penting," ujar Raga sembari menepuk-nepuk bangku kosong di sebelahnya berniat mempersilakan Altea untuk duduk.

"Ngomong apaan sih?" tanya Altea tak sabaran.

"Udah duduk dulu."

"Iya-iya."

"Jadi gini, em... waktunya emang masih agak lama sih, tapi setelah dipikir-pikir lagi lebih baik gue kasih tahu lo bulan ini aja. Biar lo-nya juga punya persiapan yang matang." Raga mulai menjelaskan.

"Persiapan apa?"

"Sebulan lagi kan sekolah kita ulang tahun, jadi lo diminta untuk ngisi acara pensi yang akan diadain nanti. Lo bisa main gitar kan?"

"Bisa, jadi nanti gue tampil di panggung gitu?" tanya Altea. Raga mengangguk tanda iya. "Oh itu sih gampang, gue bisa latihan di rumah. Lo tenang aja, gue bakal usaha semaksimal mungkin," sambung Altea.

Raga tersenyum kecil, "Oke, thanks. Tapi lo bukan tampil secara solo, Al."

Altea mengernyit, "Lah, terus apa? Band? Kan band sekolah udah bubar."

"Not a Band, but a Duet. Lo bakal tampil berdua."

"Hah, berdua? Sama siapa?"

"Untuk pasangan tampil, gue serahin semuanya ke elo. Lo bisa pilih pasangan buat tampil nanti sesuai kemauan lo, tapi pasangannya laki-laki," jelas Raga.

"Apa? Laki-laki? Yakali, lo bercanda, ya?"

"Gue serius, rencana ini udah gue pikirin matang-matang sama pengurus Osis lainnya."

"Tapi Ga, gue kan nggak deket sama anak cowok di sini." Altea mencoba menolak keputusan Raga dan pengurus Osis lainnya.

"Ya lo cari lah, ajak kenalan satu persatu gitu. Pasti ketemu kok, lo cari aja dulu. Bisa juga sama Sagi, Romeo, Regar atau Gara. Lo kan kenal sama mereka."

"Ya kenal sih, tapi masa gue harus duet sama salah satu dari mereka? Bisa-bisa panggung ancur," gurau Altea. Walau aslinya memang begitu.

Raga terkekeh, "Cari yang lain boleh kok. Intinya itu, tugas gue cuma nyampein ini ke elo, jadi masalah pasangan tampil lo urus sendiri ya. Gue pergi dulu. Bye, semangat Tea!" Raga pamit kemudian berlari menuju Ruang Osis.

"Ish, iya-iya makasih," balas Altea sedikit berteriak. "Ah, bikin pusing aja."

♉♉♉

"Al, mau ke kantin gak?" tanya Vera.

"Iya mau. Ayo, bareng!" ajak Altea. Vera mengangguk.

Mereka berdua pun segera beranjak keluar kelas, lalu berbelok arah ke jalan menuju kantin.

"Tadi malam, tumben lo nggak nimbrung di grup chat?"

"Biasa, nonton dramanya ayah angkat," jawab Altea seraya terkikik geli.

"Halu terus, sampai mampus," cibir Vera.

"Beneran, tahu. Lee Min Ho kan ayah kedua gue, hahaha."

Vera memutar bola matanya malas. "Semalam seru tahu, bahas kpop," ujar Vera mulai bercerita. Mengabaikan imajinasi Altea sebelumnya.

"Iya? Bahas grup apa?" tanya Altea penasaran.

"Banyak deh, termasuk grupnya Ubin lo tuh."

"Namanya Soobin, bukan Ubin!" Altea mengoreksi. Teman-teman mereka memang suka meplesetkan nama-nama orang termasuk nama bias mereka.

"Iya-iya, terserah. Mau Soobin kek, ubin kek, obin kek, gue gak peduli." Altea memelototi Vera, kemudian pandangannya kembali ke depan.

"Eh, itu kan Caca!" seru Altea sembari menunjuk seseorang yang berjalan di depan mereka.

"Kita samperin yuk, Ver!"

"Gak mau, ah. Gue kan gak kenal," tolak Vera.

"Udah nggak papa. Makanya hayuk, gue kenalin. Altea menarik tangan Vera dan berlari mendekati Caca.

"Hai, Caca!" sapa Altea.

"Eh, Astrea. Mau ke kantin juga?" tanya Caca basa basi.

"Ya iyalah, masa mau bakar gedung SM, kan gak lucu," gurau Altea.

Caca mendengus. "Ya emang gak lucu. Garing!"

"Hehehe. Oh iya, Ca, ini teman sekelas gue namanya Vera. Panggil Verguso juga bisa," ujar Altea dengan wajah tak berdosanya. Vera mendelik mendengar perkataan Altea.

Caca menjulurkan tangannya ke arah Vera. "Gue Caca. Teman dia sejak SMP, ucap Caca sambil melirik Altea. Yang dilirik masih menatap ke depan dengan wajah sok polosnya.

"Gue Verilla. Panggilannya Vera." Vera balas menjabat tangan Caca.

"Udah kan kenalannya?" Altea menatap kedua temannya. "Ya udah, yuk, buruan jalannya.  Gue udah laper," ucap Altea dan berjalan mendului Vera dan Caca.

Mereka yang ditinggal hanya memasang wajah ingin menerkam sambil menatap Altea yang menjauh.

♉♉♉

Vera datang membawa mie ayam pesanan kami dari kedai Bu Kamingsun. "Pesanan sudah datang, Nona-nona," sindir Vera. Altea dan Caca tertawa.

"Makasih ya, Ver. Punya gue nggak pedas kan?" tanya Altea.

"Iya, tidak pedas, Nona," gurau Vera.

"Apa sih, nggak usah panggil Nona," ucap Altea.

"Porsinya nggak lo lebih-lebihin, kan?" tanya Caca curiga.

"Nggak," jawab Vera.

"Hah? Tumben," sahut Altea.

"Nggak banyak-banyak maksudnya. Dilebihin dikit doang, hehe," ujar Vera cengengesan.

"Ya, sama aja, Verguso!" seru Altea dan Caca berbarengan.

"Wih, santai dong, hahaha." Vera tertawa.

"Nggak tega sih sebenernya gue lihat Bu Kamingsun," ujar Altea prihatin.

"Salah sendiri lelet banget ngeladanginnya," celetuk Vera.

"Heh!" seru Altea dan Caca berbarengan lagi.

"Kayaknya kalian jodoh deh. Bareng terus perasaan." Vera tersenyum penuh arti.

"Najis!" umpat Caca. Sedangkan Altea hanya berekspresi seperti ingin muntah.

Pranggg!

"Eh, apaan tuh!?" kaget Vera.

"Itu ada yang jatuh," ujar Altea.

"Kasihan banget itu orang," celetuk Caca.

Didekat warung mie ayam Bu Kamingsun, terlihat ada seorang perempuan yang terjatuh, membuat mangkuk pecah dan mie tersebar disekitar lantai. Di depannya ada dua orang perempuan yang sepertinya kakak kelas.

"Mungkin itu orang nabrak kakak kelas," ujar Vera. Altea dan Caca mengangguk.

Mereka bertiga melihat kejadian itu sembari memakan mie ayam yang tadi mereka pesan. Sudah seperti nonton film saja.

"Lo kalau jalan liat-liat dong!" teriak salah satu kakak kelas itu.

"Maaf, Kak. Gue nggak sengaja. Maaf," ucap cewek tersebut.

"Emang lo siapa sih?! Main nabrak-nabrak gue sembarangan!" tanya kakak kelas itu.

"Gue Ita istri Jongin, Kak," jawab cewek bernama Ita tersebut dengan tampang tak berdosanya.

"Udah salah, halu lagi. Sekarang cepat minta maaf sama gue!" titah kakak kelas tersebut.

"Gue kan udah minta maaf, Kak," protes Ita.

"Minta maaf yang bener! Gak usah pakai nama Jongin segala!"

"Emang kenapa gak boleh?" tanya Ita.

"Karena Jongin punya gue!" Ita dan orang-orang yang melihat kejadian itu dibuat tercengang.

"Ternyata mereka sama-sama tukang halu," cibir Altea.

"Tahu ah, bodo amat! Gue mau balikin mangkuk dulu," kata Caca masa bodo.

"Eh, nitip balikin dong." Ucap Altea dan Vera bersamaan.

"Ya udah sini."

Saat berjalan melewati pertikaian antara Ita dan kakak kelas itu, langkah Caca dihentikan oleh seseorang.

"Eh, lo! Lo kenal sama ini cewek? Teman lo kan?" tanya kakak kelas itu.

"Nggak tau, nggak kenal gue," jawab Caca ketus.

"Eh, kita kan seangkatan. Gue Ita, anak IPA 3."

"Oh, IPA 3, pantesan nggak kenal, orang lo goblok."

"Heh ngomong apa lo?" bentak Ita sambil menjambak rambut Caca. Altea dan Vera yang melihatnya segera menghampiri.

"Eh udah-udah. Yang terlibat disini kan cuma gue sama dia. Kenapa lo ikut-ikutan?" lerai kakak kelas itu.

"Ish, siapa yang ikut-ikutan, sih. Kan lo yang libatin gue."

"Aw, sakit tau. Nih, rasain pembalasan gue!" ujar Caca sambil balas menjambak rambut Ita.

"Aw... Kai tolongin istri kamu!!" teriak Ita.

"Waduh, kenapa malah Caca yang berantem sama itu cewek, sih? Gimana ya? Gue telpon Romeo, deh." ujar Altea sembari mengambil ponselnya dan segera mencari kontak Romeo.

"Nggak usah telpon, gue udah liat," ucap Romeo yang tiba-tiba sudah berada di belakang Altea. Ia kemudian menghampiri Caca.

“Caca, udah nggak usah dibalas," lerai Romeo.

"Tapi si Mak lampir ini gak mau lepasin."

"Eh, Kak. Kan lo yang kena masalah sama ini cewek, kenapa Caca jadi kebawa-bawa juga?"
tanya Romeo dengan sedikit menyentak pada kakak kelas yang hanya menatap pertengkaran itu seolah tak tahu apa-apa.

"Lo tarik cewek lo. Gue tarik dia," usul kakak kelas itu. Namun usaha mereka sia-sia, Caca dan Ita sangat susah dilerai.

"Hei, kalian berhenti dong!"

"WOI, UDAH!" jerit kakak kelas itu dan seisi kantin pun ikut terdiam. "Kalo nggak diteriakin nggak bakal berhenti," lanjutnya.

Entah siapa yang memberitahu kejadian ini, tiba-tiba Bu Muzir yang sering dijuluki Bu Mujair datang menghampiri mereka dan menyuruh keempat manusia itu masuk ke BK.

"Ver, si Caca masuk BK. Gimana nih?" tanya Altea cemas.

"Gue juga gak tahu harus ngapain. Gak mungkin kita cegah Bu Mujair, kan dia galak," jawab Vera.

"Hush, gak boleh ngomong gitu!"

"Kita ikut ke BK aja, yuk!" ajak Vera.

"Ih, gak mau! Gue gak salah apa-apa kok masuk BK," protes Altea.

"Maksudnya ikut lihat Caca ke ruang BK. Kita tungguin dia di luar. Bukan kita ngelakuin kesalahan terus masuk BK, curut!" geram Vera.

"Ya lo ngomongnya gak jelas. Yuk, ke sana!" Altea dan Vera pun pergi ke ruang BK. Menunggu Caca di luar ruangan.

♉♉♉

Di dalam ruang BK, terdengar suara Bu Muzir yang sedang memarahi Caca, Romeo, dan Ita, orang asing yang tiba-tiba melibatkan orang dalam masalah. Tak lama setelah itu, mereka keluar dari ruang BK dan berlari menuju lapangan. Ketiga manusia itu berlari mengelilingi lapangan.

"Ver, Caca dapat hukuman lari ya?" tanya Altea.

Vera mendengkus, "Ya iya lah, Pinter. Tuh liat dia lagi lari."

"Terus, hukumannya sampai kapan? Kasihan kalau lama. Siang ini juga panas banget."

"Mana gue tau lah, tanya aja sama Bu Mujair," ucap Vera. Altea cemberut.

Mereka kembali menatap lapangan, memerhatikan teman-teman merekakecuali Ita, yang masih terus berlari. Langkah mereka perlahan melambat, hingga Caca terjatuh lalu pingsan. Orang-orang berlarian mendekat, termasuk Altea dan Vera.

Romeo dengan segera menggendong dan membawa Caca ke UKS. Altea dan Vera berniat mengikuti, tetapi bel masuk berbunyi detik itu juga, membuat langkah Altea dan Vera terhenti. Mereka menatap satu sama lain.

"Al, gimana? Jadi ikut ke UKS?"

"Entah, gue juga bingung. Mau ikut malah masuk," jawab Altea.

"Kita masuk kelas dulu deh. Nanti kalau dimarahin guru gimana?" Vera memberi usul.

"Ya udah. Lagian mungkin Caca udah ditemenin sama Nini," ujar Altea.

"Nini? Siapa?

"Sahabat Caca, yang habis dari Seoul tuh." Vera manggut-manggut. "Kuy, ke kelas!"

♉♉♉

Pergi ke Bekasi beli kamera
Perginya sama orang tua
Kenalin nih, gue Gara
Ketua kelas IPA 2

Dahlah, gabisa pantun:)

•••••••

Selamat siang human-human gabut!
Masih bernapas, kan?
Udah makan siang belum? Yang belum, sip kita sama:v

Btw, berhubung anak-anak aku udah punya akun instagram, jadi jangan lupa follow ya...
Altea : @astrellataurus_a
Tezza : @reikisavian_at

Sekian, terima Soobin.

Continue Reading

You'll Also Like

349K 4.1K 19
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

2.2M 118K 60
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
6.3M 167K 51
"Mau nenen," pinta Atlas manja. "Aku bukan mama kamu!" "Tapi lo budak gue. Sini cepetan!" Tidak akan ada yang pernah menduga ketua geng ZEE, doyan ne...
238K 18.1K 34
Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka...