Renatta [ On Going ]

By happiesgrateful

345 15 8

(FOLLOW SEBELUM MEMBACA READERS) Nichol yang melihat Renatta langsung bergegas untuk keluar kelas. "Nichol!" ... More

Prolog
1| Perkenalan
2| Surat
3| Surat 2
4| Surat terakhir
5| Radit sudah biasa
Info!!!
7| Cowok
8| Sebuah tawaran
9| Bodyguard
10| Sakit

6| Masih ada rasa?

15 1 0
By happiesgrateful

"Renatta! Ini bunga buat lo!" Siswa dari kelas lain berlari mendekati Renatta.

"Dari siapa?"

Siswa itu merasa gugup. "Hmm, Gue duluan ya?!" Ia langsung pergi meninggalkan Renatta di luar kelas Renatta.

"Wah, dapat bunga," ucap Tessa saat melihat Renatta.

"Lo dapat bunga dari siapa?" tanya Jasmine.

"Nggak tau, anak kelas lain."

"Atau surat cinta itu darinya lagi?"

"Bukan dia."

"Kok lo tau?"

Renatta mengangguk.

"Ceritain dong, kepo gue!"

"Ntar ajah gue ceritanya."

"Lo kurang tenaga banget kelihatanya."

"Gue lagi bad mood."

"Ya udah gue nggak akan ganggu lo."

Semua murid duduk dengan rapi.

Bel istirahat berbunyi. Radit melepas headset dari telinganya.

"Ren!" panggil Radit.

Renatta menghampiri. "Ada apa?"

"Tadi pagi dapat bunga dari siapa?"

"Dari orang."

"Dari fans kamu ya?"

"Memangnya kenapa kalau dari fans aku? Kamu cemburu ya?" canda Renatta.

"Nggak, nggak!"

Renatta terkekeh. "Dit"

Radit menoleh.

"Aku sebenarnya lagi gabut nih, lantaran perusahaan Bokap aku hampir bangkrut. Karyawan juga banyak yang di phk."

"Kenapa bisa terjadi?"

"Gara-gara ada karyawan yang korupsi di perusahaan Bokapku. Sehingga Bokapku nggak ada uang untuk menggaji karyawan yang lain."

"Terus pelakunya udah ketangkap?!" ujar Radit penasaran.

"Alhamdulillah, pelaku sudah ketangkap sama polisi."

"Syukurlah."

"Hmm, tadi kamu dengerin lagu kesukaan kita ya?"

"Iya."

"Aku mau dengerin juga dong." Renatta bernyanyi. "Radit, nyanyi juga dong!"

Radit ikut bernyanyi. Suara merdu mereka berdua terdengar di kelas. Sampai semua murid di kelas memperhatikan mereka berdua. Setelah mereka selesai bernyanyi, semua yang mendengar bertepuk tangan. Sampai-sampai ada siswa yang menyalakan peluit dari bibirnya. Renatta pun tertawa kecil dan memegang lengan Radit.

***

Nichol menuju kelas 11 IPS 2. Ia sampai di depan pintu kelas tersebut. Tessa dan teman-temannya yang berada di belakang Nichol, memperhatikan keberadaan Nichol.

"Hei, Nichol. Lo lagi cari siapa?" tanya Tessa.

"Gue cari Renatta," ucap Nichol datar.

Tessa cemberut.

Nichol mencari keberadaan Renatta. Ia melihat Renatta bersama seorang cowok.

"Hahhh! Renatta sama si anak culun itu!" batinnya. Lalu, ia menghampiri Renatta.

Renatta yang melihat Nichol yang mendekati dirinya sontak kaget.

"Ren, gue bawa tiket nonton di bioskop buat kita berdua. Gue harap lo terima!"

"Maaf! Gue gak bisa terima tiket itu"

"Ren, ayo lah kita nonton! Biasanya juga lo suka nonton di bioskop"

"Buat Tessa ajah, Tessa pasti seneng nerimanya"

"What?!"

"Nichol mau ngajakin gue nonton?! Amazing! So sweet banget sih Nichol," ucap Tessa gembira.

Nichol menggapai tangan Renatta. "Pliis, untuk kali ini ajah, ya!"

Radit dan Teman-teman Renatta melongo.

"Sebenarnya gue juga masih ada rasa sama lo! Apaan sih Ren" Renatta mengedik apa yang di ucapkan dalam hatinya.

"Gue gak bisa!" ucap Renatta melerai tangan Nichol.

"Sudahlah!" ucap Nichol sambil menghamburkan tiket nonton di bioskop dan pergi begitu saja.

"Tuh anak sombong banget, ngamburin tiket seenaknya. Gue sih ogah punya temen gitu!" ucap Jasmine kesal.

Nichol memasuki kelasnya dengan kesal.

"Bro, gimana?! Diterima gak?!"

"Lo gak lihat muka gue?! Ya nggak lah!" ucap Nichol kesal.

"Kapan-kapan lo coba lagi deh!"

"Iya"

"Gue juga merasa, Renatta masih punya rasa sama gue!" batinnya.

***

"Hmmm, enak banget berbaring di kasur"

Handphone Renatta berdering. Di dapatnya telephon dari sahabat sekolah lamanya.

"Hai, Beib. Maaf ya gue nggak nelfon lo lama banget. Soalnya handphone gue disita sama nyokap. Gara-gara handphone, nilai gue turun"

"Ouh kasihan. Pantesan gue heran, kok lo nggak nelfon gue ya? Biasanya juga lo yang duluan ngabarin. Btw, lo apa kabar?"

"Hahaha, Baik. Lo juga gimana kabarnya?"

"Alhamdulillah, baik"

"Beib, sekolahnya gimana?" tanya Sasa.

"Lancar, kok"

"Teman - teman baru lo?"

"Mereka semua baik-baik saja ke gue"

"Ada cowok yang lo taksir ya?"

"Bukannya naksir, gue cuma kagum doang. Terus juga gue kasihan, dia sering di ejek sama teman - temannya, makanya gue temenin"

"Gue penasaran banget orangnya"

"Jangan kepo, nanti naksir lagi!"

"Renattaaa!!!"

Renatta terkekeh. "Iya, maaf"

"Sa, Ternyata Nichol satu sekolahan sama gue loh. Dan dia ngajak balikan sama gue"

"Terus lo terima?"

"Ya gak lah!"

"Syukur kalau lo nggak nerima dia"

"Sa, gue kangen banget sama lo!"

"Gue juga. Ngomong-ngomong si kety kucing lo itu udah punya anak berapa?"

"Lagi hamil! Puas lo nanya gitu?! Orang lagi kangen juga!"

Renatta terkekeh kembali. "Iya, iya"

"Ren, gue tutup dulu ya. Soalnya gue mau pergi?"

"Katanya kangen? Kok lo pergi gitu ajah. Baru saja lo nelfon gue lagi. Emang lo mau pergi kemana?"

"Iya gue nelfon diwaktu yang gak tepat. Soalnya nyokap gue baru ngasih handphone-nya sekarang. Gapapa kan?"

"Iya deh"

"Gue mau jalan-jalan doang, gabut gue kalau di rumah terus"

"Ya udah. Bye"

"Bye"

Telephon tertutup.

"Kak, bisa ajarin Gladis naik sepeda nggak?" ucap Gladis dengan nada memelas.

Melihat wajah Gladis yang memelas, Renatta tak bisa menolak keinginan adiknya. "Iya, Kakak akan ajarin kamu"

"Yey!" Sorak Gladis kegirangan.

Renatta membimbing adiknya menaiki sepeda. Beberapa kali Gladis terjatuh, karena tak bisa menyeimbangkan sepeda yang di naikinya.

"AYO, SEMANGAT ADIK! AYO!" Renatta bertepuk-tepuk tangan menyemangati adiknya.

"PAKET DATANG!!!"

Renatta langsung menoleh setelah mendengar suara tadi. Ia langsung membuka gerbang.

"Apa benar mba ini Renatta?"

"Iya, saya sendiri. Maaf mas, paket dari siapa ya? Saya nggak pesan soalnya"

"Maaf Mba. Pengirim paket ini bilang namanya di rahasiakan"

"Aneh!"

"Silahkan tanda tangan mba!"

Renatta menerima paket tersebut dan mentandatangani.

"Terima kasih"

"Sama-sama"

Renatta hanya menaruh paket tersebut di meja halaman rumahnya. Ia melanjutkan mengajari adiknya bermain sepeda.

"Kakak yakin, Gladis pasti bisa!"

"Ok, Kak" Gladis melanjutkan belajar sepeda nya. Sedangkan Renatta memperhatikan adik kecilnya itu.

"Ren, itu paket punya kamu ya?!"

"Iya, Mah!"

Selesai makan malam bersama keluarga, handphone Renatta berdering.

"Ren, handphonmu berdering tuh!"

Renatta memisahkan diri dan menuju kamar. Ia mengangkat telefon.

"Nomernya nggak dikenal"

"Hello. Ini siapa ya?"

"Gue Nichol. Lo udah nerima paket dari gue kan?"

"Ooh, ternyata paket itu dari lo?! Gue balikin yah"

"Nggak usah. Itu buat lo!"

"Lo kan bukan siapa-siapa gue lagi. Pokoknya gue kasihin ke lo!"

"Tapi Ren!"

Renatta memutuskan telephon.

Continue Reading

You'll Also Like

586K 45.3K 29
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...
7.1M 300K 60
On Going Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
594K 28K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
658K 25.8K 37
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...