365 : Unknown Life

By NataSalama

3.9K 1K 158

Bukan aku tak sadar. Tapi aku tak mengerti. Bukan aku tak tahu. Tapi aku tak mengira. Apa yang sedang terjadi... More

Bulan 1, #1 Life
#2 Life
#3 Life
#4 Life
#5 Life
#6 Life
#7 Life
#8 Life
#9-11 Life
#12 Life
#13 Life
#14 Life
#15 Life
#16 Life
#17 Life
#18 Life
#19&20 Life
#21 Life
#22 Life
#23-25 Life
#26&27 Life
#28-31 Life
Selingan #1
Bulan 2, #32 Life
#33&34 Life
#35 Life
#36-40 Life
#41 Life
#42 Life
#43-45 Life
#46 Life
#47&48 Life
#49 Life
#50-53 Life
#54&55 Life
#56-60 Life
Selingan #2
Bulan 3, #61&62 Life
#63 Life
#64 Life
#65-68 Life
#69 Life
#70-74 Life
#75&76
#77 Life
#78 Life
#79-82 Life
#83 Life
#84 Life
#85-88 Life
#89 Life
#90 Life
Selingan #3
Bulan 4, #91 Life
#92 Life
#93 Life
#94&95 Life
#96&97 Life
#98 Life
#99 Life
#100 Life
#101-103 Life
#104 Life
#105 Life
#106 Life
#107-110 Life
#111 Life
#112-115 Life
#116&117 Life
#118 Life
#119 Life
#120&121 Life
Selingan #4
Bulan 5, #122 Life
#123&124 Life
#125&126 Life
#127-130 Life
#131 Life
#132 Life
#133&134 Life
#135-138 Life
#139 Life
#140 Life
#141 Life
#142-144 Life
#145&146 Life
#147-151 Life
Selingan #5
Bulan 6, #152 Life
#154-156 Life
#157&158 Life
#159 Life
#160 Life
#161 Life
#162 Life
#163-165 Life
#166 Life
#167 Life
#168 Life
#169 Life
#170 Life
#171 Life
#172 Life
#173 Life
#174 Life
#175-179 Life
#180 Life
#181 Life
#182 Life
Selingan #6
Bulan 7, #183 Life
#184 Life
#185 Life
#186 Life
#187 Life
#188&189 Life
#190&191 Life
#192&193 Life
#194 Life
#195 Life
#196 Life
#197 Life
#198 Life
#199 Life
#200&201 Life
#202 Life
#203-207 Life
#208 Life
#209 Life
#210-212 Life
Selingan #7
Bulan 8, #213 Life
#214-215 Life
#216-219 Life
#220&221 Life
#222&223 Life
#224-228 Life
#229 Life
#230 Life
#231&232 Life
#233 Life
#234&235 Life
#236&237 Life
#238-243 Life
Bulan 9, #244 Life
#245 Life
#246-251 Life
#252 Life
#253 Life
#254-258 Life
#259 Life
#260 Life
#261-268 Life
#269 Life
#270-272 Life
#273 Life
Bulan 10, #274 Life
#275-277 Life
#278 Life
#279 Life
#280-286 Life
#287 Life
#288-297 Life
#298 Life
#299 Life
#300-304 Life
Selingan #8
Bulan 11, #305-307 Life
#308-314 Life
#315&316 Life
#317-321 Life
#322 Life
#323 Life
#324-327 Life
#328 Life
#329-334 Life
Bulan 12, #335 Life
#336-338 Life
#339 Life
#340 Life
#341&342 Life
#343 Life
#344 Life
#345-354 Life
#355 Life
#356 Life
#357-364 Life
#365 Life
Selingan #9
Ekstra

#153 Life

9 2 0
By NataSalama

Tengah malam lewat, tepat saat aku hampir sampai taman dekat kamar sewaku. Sekelebat kulihat bayangan. Aku segera mengikuti arah ke mana bayangan tadi pergi.

Di balik rumah besar di ujung kompleks, aku melihatnya. Seorang laki-laki muda sudah tergeletak di tanah. Sementara Win sudah menggenggam sosok makhluk hitam itu dalam tangan kanannya.

Saat dia menghempasnya ke tanah, aku mendekati dan menyapanya. "Hai, Win."

Dia terkejut. Lalu menatapku tajam seolah tidak suka akan kehadiranku di sana. "Apa yang kamu lakukan di sini?"

"Aku mencarimu ke mana-mana tadi. Tapi tidak ketemu. Sekarang ketika aku mau pulang, malah tiba-tiba kamu muncul. Berarti aku sedang beruntung kali ini."

"Beruntung apanya? Bukan beruntung kalau kamu kena masalah di sini." Nadanya terdengar ketus.

"Kan kamu sudah janji mau menjawab pertanyaanku."

Win menghela napas. Ekspresinya terlihat antara jengkel dan juga merasa terganggu. Lalu dia melangkah pergi.

"Hei?" Aku melongo melihatnya pergi begitu saja.

Tak jauh, di tempat yang lebih terlindung, dia berhenti. Aku langsung menyusulnya. Berdiri di dekatnya. Dia melirik ke arahku namun tidak kupedulikan.

"Sekarang apa lagi?" tanyanya datar.

"Melanjutkan pertanyaanku," jawabku cuek. Kutahan rasa maluku karena banyak bertanya pada orang yang baru kukenal. Hanya demi mendapat jawaban atas segala hal yang terjadi di sekitarku.

Win membisu. Dia hanya memandang ke arah laki-laki muda yang pingsan tadi.

"Black Imo itu ... sebenarnya apa yang dilakukannya di sana, menempel pada punggung orang-orang itu? Kalau memang orang tidak bisa melihatnya seperti katamu, apa orang yang ditempelinya juga tidak merasakan kehadiran mereka?"

Laki-laki muda itu telah sadar. Dengan cekatan, dia berdiri. Menoleh ke sekelilingnya dengan pandangan heran. Lantas bergegas meninggalkan tempat itu dengan cepat.

Ekspresi Win terlihat lebih lega. Lalu dialihkan pandangannya dari laki-laki tadi ke arahku. "Tidak ada orang yang bisa melihat Imo. Juga merasakan kehadiran mereka." Ucapannya seperti belum selesai. Namun dia malah membisu. Tatapannya berubah.

Aku mengenali tatapan itu. Tapi aku tidak menyadari siapa pemilik tatapan itu. Begitu kukenal dan terasa dekat.

Hening.

"Apa ada pengecualian? Kamu bisa melihatnya. Bahkan memusnahkannya. Aku juga bisa melihat mereka. Bahkan aura aneh saat berada di dekat mereka, aku bisa merasakannya." Aku kembali melancarkan aksiku demi membelah keheningan.

Win sedikit tersentak. Kurasa dia terlalu terpesona menatapku.

Aku masih menanti jawabannya.

"Ya, aku adalah pengecualian. Aku terpilih oleh Langit untuk memusnahkan mereka." Ucapannya terdengar sangat serius.

"Langit? Terpilih?" Aku kebingungan.

Win mengangguk.

"Bagaimana denganku? Seperti apa proses pemilihannya?"

"Kami langsung ditunjuk oleh Langit dan diutus turun ke sini. Kami para pasukan khusus Langit memang dilatih sebagai pemusnah makhluk dunia lain."

"Dunia lain? Langit? Ada berapa dunia memangnya?" tanyaku penasaran.

"Dunia ini. Dunia itu. Dunia selain ini dan itu."

"Hei! Aku serius." Kupukul lengan atasnya.

"Kamu bawel. Terlalu bawel! Pertanyaan dua, baru jawab satu, sudah tanya dua lagi. Bagaimana bisa terjawab semua. Sudahlah, aku pulang saja." Win berbalik arah.

"Hei, tunggu dulu!" Kutarik lengan bajunya. "Aku belum selesai."

"Anggap saja sudah selesai. Ini sudah hampir pagi. Aku harus pulang." Dilepasnya pegangan tanganku dari bajunya. "Kamu juga pulanglah. Tidak baik di luar rumah di waktu seperti ini."

Aku terdiam.

"Besok saja jika ingin dilanjut pertanyaannya. Itu pun kalau aku mau jawab." Win melenggang pergi.

"Baiklah," gumamku penuh rasa kecewa. Alih-alih berkurang, pertanyaan di kepalaku justru semakin banyak.

Aku berbalik hendak menuju kamar sewaku. Baru beberapa langkah saja, seseorang sudah menyerangku. Dia menahanku erat dengan satu tangan dan satu tangan lagi membungkam mulutku.

"Jangan katakan satu hal pun yang kamu dengar malam ini kepada siapa saja. Bahkan pada orang terdekatmu," ancamnya.

"Mph mmph." Aku menganggukkan kepala seraya berusaha untuk menjawab namun sia-sia. Suaraku tertahan.

"Bagus," katanya. Lalu cengkeramannya dilepas.

Secepatnya aku berbalik seraya menggumam, "Win?"

Tidak ada siapa-siapa di dekatku. Aku yakin tadi suara Win. Namun yang kulihat, Win masih tetap berjalan dengan santai menembus gelap di kejauhan.

"Secepat itu dia bergerak? Hm? Rasanya tidak mungkin," gumamku. Kemudian kembali melangkah menuju ke kamarku.

**

Continue Reading

You'll Also Like

376K 42.1K 82
Apa yang akan kamu lakukan ketika sebuah insiden membawamu kembali ke masa lalu? Seperti labirin yang memiliki pintu masuk, tapi kamu tidak tau di m...
533K 37.5K 72
Kehidupan yui yang penuh dengan penderitaan, berubah setelah terjatuh dari jurang, yui terbangun dalam sebuah istana dalam sejarah lama yang ternyata...
7.3K 421 23
Siapa sangka, cewek yang bermimpi menikahi seorang pangeran dan menjadi keluarga kerajaan, impiannya akan terwujud? Pangeran yang memiliki kewajiban...
183K 22.6K 95
[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] Terseret ke dunia di mana era modern belum dimulai, segala kehidupan rumit nan sulit menjebak jiwa Ling Yi pada tubuh seoran...