Our Family

Von RenaAnisa_Azahra

4.5K 372 68

Yuki adalah istri pertamanya. pernikahan mereka karena di dasarkan perjodohan. dan, ia belum benar-benar meny... Mehr

Chapter 01
Chapter 02
Chapter 03
Chapter 04
Chapter 05
Chapter 06
Chapter 07
Chapter 08
Chapter 09
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22

Chapter 14

210 18 4
Von RenaAnisa_Azahra

Jun terbangun, ketika mendengar suara ketukan pintu. Ia melihat di jendela, jika pagi telah pagi. Jam menunjukkan angka 5 pagi. Dan ia bisa melihat sang istri yang masih tidur di sampingnya dengan damai. Jun tersenyum, dan mengecup kening Yuki dengan lembut sambil membenarkan letak selimut sang istri. Lalu, ia bangkit dan berjalan ke arah pintu. Membuka pintu berwarna putih itu.
Jun melihat Mayu yang tersenyum ke arahnya. Dan Mayu bisa melihat sang suami yang hanya memakai celana pendeknya. Apalagi, dengan rambut berantakan dan kedua mata yang khas baru bangun tidur.

"Apa yang kalian lakukan semalam?" Tanya Mayu membuat Jun tersenyum. Jun merengkuh tubuh Mayu. Memeluknya hingga kedua wajah mereka berdekatan.
"Apa kau cemburu?" Jun bertanya balik sambil tersenyum.
"Untuk apa aku cemburu?Aku justru senang, karena kau sudah berubah."
"Aku hanya menginginkan anak lagi dari Yuki, darimu dan juga Rena."
"Jun, kau belum puas memiliki banyak anak?" Mayu bertanya lagi.
"Hanya tiga lagi, Sayang. Aku janji, setelah 3 anak yang kalian lahirkan, aku tidak akan meminta lagi."

Mayu tersenyum, ia membelai wajah Jun dengan lembut dan penuh kasih sayang. Lalu, memberi ciuman pagi pada Jun.

"Ok. Aku akan hamil lagi, jika itu memang kemauanmu." Jun tersenyum dan mencium kening sang istri.
"Terima kasih, Sayang." Mayu hanya mengangguk.
"Kau harus siap-siap."
"Aku lupa, hari ini aku harus pergi. Ada proyek baru yang harus aku kerjakan. Mungkin, besok atau lusa aku akan kembali. Tapi, aku janji akan mencari Haruka di sana. Siapa tahu, Haruka ada di sana."
"Hati-hati." Jun mengangguk.
"Aku mandi dulu, ya?" Mayu hanya tersenyum, mengiyakan.

Ketika Jun kembali masuk, ia melihat Yuki yang telah bangun dan mengambil baju yang tercecer. Yuki bahkan hanya memakai selimut untuk menutup tubuhnya. Matanya sayu, dan dari wajahnya ia tampak kelelahan.
Jun mendekat, dia tahu istrinya yang satu ini masih memikirkan putri pertama yang entah di mana keberadaannya.

"Yuki?"
"Iya?"
"Apa kau baik-baik saja?"
"Aku baik-baik saja, Jun. Memangnya kenapa?" Yuki bertanya balik.
"Sayang, aku minta maaf, hari ini aku harus pergi. Ada kerjaan. Mungkin, besok atau lusa aku akan pulang. Tapi, aku masih tetap akan mencari Haruka. Apa kau tak keberatan, jika aku tinggal?"
"Pergilah. Kau tak perlu memikirkanku, kau hanya perlu mencari Haruka."
"Aku janji akan menemukannya."

Yuki tersenyum manis. Ia rasa, Jun benar-benar berubah dan ia lega dengan semua itu. Hanya menemukan Haruka, Rena, Juna dan Ren. Keluarga mereka pasti akan kembali lengkap seperti dulu. Apalagi, di tambah Jun yang sekarang telah berubah.

"Ayo mandi!"
"Iya." Balas Yuki lagi.

***

Rena tak pernah merasa repot, merasa tertekan atau merasa berat ketika harus mengurus dua orang anak tanpa suami. Bahkan, anak pertamanya saja telah tumbuh menjadi anak yang mandiri dan siap menolongnya kapan pun Rena membutuhkan dirinya. Dan Rena sangat senang, ia bisa memiliki anak seperti Ren. Dan Rena tak akan menyia-nyiakannya. Rena akan merawat dan menjaga Ren sepenuh hatinya. Apalagi, Juna juga tumbuh menjadi anak laki-laki yang tampan dan suka membuatnya tersenyum. Rena benar-benar menyayangi kedua buah hatinya.

Ketika sekolah, Rena akan menunggu Ren. Ren pergi berjalan kaki, karena sekolahnya pun juga dekat. Hanya butuh waktu 15 menit untuk sampai. Rena pernah sekali menawarkan untuk mengantar, namun Ren menolak dan menyuruhnya untuk di rumah dan menjaga Juna. Ren ingin mandiri.
Rena memang sangat beruntung mempunyai Ren, meski anak laki-lakinya itu berbeda dengan Juna. Tapi, Rena tetap bangga dengan Ren.

"Kakak akan pulang, ya?" Juna bertanya dengan polosnya.
"Tentu, Sayang. Sebentar lagi... Juna tenang saja, ya?" Juna mengangguk lagi dengan polosnya.

***

Jun berkeliling dengan mobilnya, ia telah sampai dan langsung mengerjakan pekerjaannya. Rencananya, Jun ingin membuat cabang restoran di sini. Selain kantor, Jun juga membuka restoran dan mungkin di kota itu adalah cabang ke-5. Rencananya, Jun ingin memberikan restoran itu pada Annin, jika gadis itu sudah dewasa nanti.
Sementara itu, ia akan memberikan kantor di luar negeri untuk Yuuta dan Yuma. Sementara di Tokyo, ia akan memberikannya pada Haruka. Haruka selaku putri pertama, menurutnya pantas untuk di berikan kepercayaan di sana. Dan Jun juga akan memberikan kekayaannya pada Juna dan Ren. Jun akan berbagi pada anaknya. Bahkan, pada 3 anak yang sekarang di inginkannya. Jun rasa, jika ia menambah 3 anak lagi, ia tak akan bingung untuk membagi kekayaannya. Dan ia berharap, anak-anaknya akan sukses kelak seperti dirinya.

"Hmm… aku sudah tidak sabar ingin menemukan Haruka. Kau di mana, nak? Papa rindu denganmu! Maafkan, Papa!" Gumamnya. Karena ada waktu luang, Ia langsung mencari keberadaan putrinya saat ini. Dan ia berharap, Jun bisa menemukannya di sini.

Saat ia menolehkan kepalanya ke samping kanan, Jun tak sengaja melihat seorang anak yang baru saja keluar dari sekolahnya. Ia terkejut melihat anak itu, dan saat itu juga Jun menghentikan mobilnya. Ia memastikan apa yang di lihatnya benar atau tidak.

"Ren!" Pekiknya dan kemudian ia tersenyum.

Lalu, ia keluar dan berlari. Tentunya mengejar anak yang ia lihat tadi. Bahkan, Jun harus berteriak untuk memanggil anak itu.
Anak itu menoleh, ketika ada yang memanggil namanya. Tampak jelas, anak itu tersenyum senang dan melangkah ke arah Jun. Jun kemudian langsung menghampirinya dan memeluk anak laki-laki itu.

"Papa Jun!" Katanya sambil mengeratkan pelukannya.
"Kau di sini, nak? Ini benar Ren, bukan?" Tanya Jun seolah tak percaya.
"Iya, Papa. Ren sangat bahagia bisa bertemu dengan Papa."
"Papa juga, Sayang. Ren, Papa minta maaf karena dulu Papa pernah menyakiti Ren."
"Itu bukan masalah, Papa. Papa melakukannya karena Papa ingin Ren bisa mandiri, bukan? Dan Ren bisa mandiri sekarang. Papa, Ren rindu dengan Papa."
"Papa juga sangat merindukanmu!"

Kemudian, Jun membawa anak tirinya itu masuk ke dalam mobilnya. Memasangkan sabuk pada tubuh kecil sang putra. Lalu, ia tak sengaja melihat tas Ren yang sedikit sobek.

"Ren, kenapa dengan tas milikmu?"
"Oh… ini sobek, Papa. Tapi, nanti Ren bisa menjahitnya lagi."
"Kenapa tidak memberitahu Mama?" Tanya Jun.
"Kasihan Mama, Papa. Mama terlalu banyak mengeluarkan uang untukku dan Juna, jadi Ren tak mau merepotkan Mama." Jun tersenyum mendengar ucapan Ren yang terdengar dewasa itu.
"Ayo… Papa akan membelikan tas baru untuk Ren. Ren juga bisa meminta yang lain, alat sekolah lainnya, ok?" Ren mengangguk sambil tersenyum.

***

Rena tak tahu mengapa Ren belum juga pulang, padahal jam sudah menunjukkan pukul 4 sore. Tak biasanya anak pertamanya itu pergi tanpa pamit. Sudah sedari tadi ia gelisah menunggu kedatangan putranya. Rena juga sudah ke sekolah tadi, namun sekolahnya sudah kosong dan ketika ia sampai di rumah, Ren juga belum pulang sama sekali. Sekarang, ia bingung kemana anaknya itu pergi.
Bahkan, Juna sudah mempertanyakan di mana keberadaan sang Kakak, namun Rena sendiri pun tak tahu di mana putranya itu. Dan entah apa yang di lakukannya saat ini, sampai Ren belum juga datang.

"Jika sebentar lagi dia belum datang, aku akan mencarinya." Ucapnya. Perasaannya tak menentu sama sekali.
"Mama, Kakak lama sekali perginya." Keluh Juna.
"Sabar, ya, Sayang? Mungkin… sebentar lagi Kakakmu akan pulang." Juna hanya mengangguk.

5 menit kemudian, Rena melihat adanya sebuah mobil yang berhenti di depan rumahnya. Ia langsung menggendong Juna, lalu mendekati mobil itu. Dan melihat seorang lelaki turun dari mobil, bahkan lelaki itu membuat dirinya terkejut. Dan ia lebih terkejut lagi, ketika melihat putranya bersama lelaki itu. Mereka membawa beberapa kantong.
Ren terlihat tersenyum, apalagi ketika lelaki itu menggendong Ren. Ren merasa mempunyai Ayah sekarang, dan Ren bahagia ketika lelaki itu menunjukkan kasih sayangnya pada Ren. Ren begitu bahagia. Ketika Ren menunjukkan gelang yang di berikan lelaki itu pada ulang tahunnya dulu, lelaki itu tersenyum. Bahkan, Ren tak mau melepaskannya.

"Jun?"
"Apa kabar, Rena? Aku bahagia bisa bertemu denganmu lagi." Kata Jun sambil menatapnya.
"Kenapa kau bisa ada di sini?" Tanya Rena terkejut.
"Aku ada pekerjaan di sini. Sebenarnya, aku mencari Haruka, tapi aku justru bertemu dengan putraku yang satu ini. Dan aku sangat bahagia, ketika aku melihatnya karena itu berarti aku juga bisa bertemu denganmu dan Juna." Balas Jun panjang lebar.

Jun memperhatikan Juna yang berada di gendongan Rena. Wajah mungilnya, hidung bahkan senyumannya memiliki kesamaan dengan Jun. Dan Jun sadar, bahwa anak laki-laki itu adalah putranya. Lalu, ia mendekat lagi.

"Mama, Ren tadi bertemu Papa, jadi Ren membawa Papa kemari. Lihat! Papa membelikan tas dan juga buku baru untuk Ren, ada mainan juga untuk Juna. Maafkan Ren, ya, Mama? Ren tidak berpamitan dulu tadi." Kata Ren dengan polosnya.
"Tadi aku melihat tas miliknya robek, jadi aku membawanya untuk berbelanja. Jangan marah, ya?" Sambung Jun menjelaskan.
"Apa kau sudah berubah? Jun, apa ini benar-benar kamu?" Tanya Rena seolah tak percaya.
"Iya, ini aku. Maafkan aku, dan aku berjanji akan menyayangi Ren seperti aku menyayangi Juna." Rena tersenyum senang mendengarnya.
"Yokatta."

Juna masih bingung dengan situasi yang ada di depannya. Dia masih memperhatikan lelaki asing yang ada di depannya. Bagaimana pun, Juna tak pernah mengenal sang Ayah. Ingatan ketika kecil tentang sang Ayah, tak bisa membantunya sama sekali.

"Juna?"
"Iya?"
"Ini Papa, Sayang." Kata Jun membuat kedua mata mungil Juna melebar karena senang.
"Papa? Mama, benarkah ini Papa?" Tanya Juna dengan girang.
"Iya, Sayang. Ini Papa Juna!" Balas Rena membuat Juna berteriak senang dan segera mengulurkan kedua tangannya pada Jun. Dan Jun langsung menggendong anak bungsunya itu.
"Rindu dengan Papa?" Tanya Jun.
"Iya. Papa, ayo masuk! Papa pasti lelah, bukan? Mama memasakkan makanan untuk Ren nii-chan tadi, dan Papa pasti akan menyukainya!" Kata Juna membuat Jun terkekeh melihat kepolosannya.
"Ok."

TBC

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

472K 47.1K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
46.4K 6.3K 38
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
101K 18K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
462K 8.5K 13
Shut, diem-diem aja ya. Frontal & 18/21+ area. Homophobic, sensitif harshwords DNI.