Chapter 21

206 13 10
                                    

Jun menatap Haruka yang berjalan ke arah meja makan. Dan anak pertamanya itu tersenyum, ketika menyapa mereka. Jun segera menghampiri putrinya itu dan membantu sang putri untuk duduk di meja makan. Haruka masih sakit, bahkan gadis itu masih lemah ketika berjalan.
Meski Haruka bilang bahwa ia merasa baikan, namun Jun tetap tak bisa membiarkan putrinya untuk berjalan sendiri. Dan mana ada seorang Ayah yang membiarkan putrinya dalam keadaan lemah seperti itu?

"Aku hanya bosan di kamar, rasanya ingin keluar rumah, Papa." Kata Haruka.
"Nak, kau belum sembuh. Jangan memaksa untuk pergi, ya?" Balas Yuki.
"Iya, Kak. Kakak masih sakit!" Kata Annin.
"Kau ingin pergi?" Tanya Jun dan membuat Haruka mengangguk.
"Jun, kau tidak akan mengijinkannya pergi, bukan? Haruka masih sakit!" Ucap Yuki.
"Sayang, dia akan pergi. Namun, dia akan pergi bersamaku. Jangan khawatir! Aku akan menjaganya dengan baik."
"Tapi…" Yuki tidak melanjutkan ucapannya.

Jun hanya tersenyum, ia hanya mengelus wajah Yuki memberi isyarat agar Yuki tak terlalu mengkhawatirkan Haruka. Lalu, kemudian Jun duduk setelah membantu sang anak yang duduk di samping Ibunya.

"Ya sudah. Mama mengijinkanmu, tapi jika kau merasa sakit, cepat segera pulang dan kembali beristirahat." Haruka mengangguk.
"Dia akan aku ajak ke kantor. Kau tenang saja, ya?" Yuki mengangguk.
"Baik-baik ya, Sayang?" Haruka kembali mengangguk.
"Mama tenang saja, aku akan baik-baik saja bersama Papa." Yuki hanya tersenyum dan mengangguk.

***

Haruka menatap bangunan kantor yang tinggi. Ia tersenyum senang, ketika sang Ayah memperlihatkan kantor milik Ayahnya kepada Haruka.
Lalu, mereka masuk ke dalam kantor. Banyak karyawan kantor yang menyapa keduanya. Dan mereka juga mempertanyakan siapa Haruka, dan mau apa Haruka kemari? Karena mereka belum tahu, bahwa Haruka adalah anak pertama dari Direktur mereka.

"Kau suka?" Tanya Jun.
"Iya, Papa. Papa juga memiliki karyawan yang ramah." Balas Haruka lagi.
"Tentu, Sayang." Jun membelai lembut kepala sang putri.
Matsui-san, ini siapa?" Ada seorang lelaki yang mendekat ke arah mereka.
"Ini Matsui Haruka. Dia adalah anak pertamaku yang akan menggantikanku di sini kelak."

Lalu, lelaki itu tersenyum kepada Haruka. Haruka hanya membalas senyuman lelaki itu dan sedikit menunduk. Lelaki itu adalah wakil Direktur dan begitu dekat dengan Jun. Sepertinya, Haruka akan betah jika berada di kantor Ayahnya yang penuh dengan orang-orang yang baik.

"Buatkan minuman untuk putriku. Dia akan aku ajari tentang kantor ini." Orang itu mengangguk dan pergi melaksanakan perintah Jun.
"Ayo ke ruangan Papa." Haruka kembali mengangguk.

Sampai di ruangan, Haruka memperhatikan ruangan sang Ayah yang besar dan luas. Bahkan, di sana tersusun sangat rapi. Jun membimbing Haruka untuk kembali berjalan, dan menyuruh Haruka untuk duduk di kursi yang biasa ia duduki sebagai seorang Direktur. Haruka tersenyum senang, ia menatap Jun yang sekarang mulai mengambil ponsel dan memotret Haruka.

"Kenapa aku di foto?" Tanya Haruka.
"Untuk di kirim ke Mama, agar Mama tahu jika anakya telah pantas duduk di situ." Balas Jun usil.
"Memangnya, Papa yakin akan memberikan kantor ini kepadaku?" Tanya Haruka dan Jun mengangguk.
"Tentu. Memangnya kenapa?"
"Bagaimana dengan anak laki-laki Papa?"
"Mereka akan Papa berikan kantor yang ada di luar negeri."
"Owh. Papa memang baik, ya? Aku memang tak mau keluar negeri, karena aku tak mau jauh dengan Mama."
"Hanya Mama?" Haruka mengangguk.

Jun menatap anaknya, seolah mencari kebohongan. Bagaimana pun juga, ia akan merasa cemburu jika salah satu anaknya hanya mementingkan Ibunya. Meski bukan ia yang melahirkan, tapi jika bukan karena dirinya anak-anak itu tidak akan lahir, bukan?
Menyadari sang Ayah yang seolah cemburu, Haruka tertawa renyah, membuat Papanya itu menatapnya bingung.

"Ayolah, Papa! Aku hanya bercanda. Haha…." Jun menghela nafas lega.
"Kau ini benar-benar." Kata Jun sekilas.

Haruka hanya tertawa melihat sang Ayah yang mengeluh. Jun kemudian mendekat dan mencium kening putrinya dengan lembut.
Dan kemudian, pintu terketuk. Jun menyuruh orang itu masuk. Seorang Office girl dengan membawa minuman masuk. Haruka menoleh, ia melihat orang itu dan memperhatikan orang itu dengan sopan meletakkan gelas berisi minuman di atas meja kerja sang Ayah. Setelah melihat baik-baik wajah orang itu, ia terkejut.

Our FamilyDove le storie prendono vita. Scoprilo ora