Chapter 11

161 17 1
                                    

Pagi kembali tiba. Ren masih memikirkan kejadian itu. Tak bisa lepas dari ingatannya sama sekali, ketika sang Ayah menampar Kakaknya di depan umum. Ia merasa bersalah, karena dirinya Haruka di tampar dengan keras. Bahkan, membuat Yuki, Ibu tirinya kebingungan dan sedih karena sikap Kakaknya yang mengunci dirinya sendiri di kamar. Dan Ren benar-benar merasa bersalah atas itu.
Yuma dan Yuuta juga bahkan menyalahkan dirinya, mereka pikir, Haruka tak akan di tampar, jika Haruka tak membelanya. Namun, Ren bahkan tak meminta tolong pada Haruka. Dan Kakaknya sendiri yang menolongnya, karena muak dengan sikap Ayahnya yang semena-mena terhadap Ren. Ketika Ren meminta maaf pada Yuki karena masalah kemarin, Yuki dengan senyum tak menyalahkan dirinya sama sekali. Itu murni. Dan bukan karena kemauan siapa pun. Jadi, Yuki tak menyalahkan siapa-siapa di sini. Ia hanya sedih akan kondisi putrinya.

Ren naik ke lantai 2. Mencoba membujuk sang Kakak, karena Haruka tak kunjung keluar ketika sarapan. Ia memanggil nama Kakaknya, dan tak ada jawaban sama sekali. Hingga Ren membuka sendiri pintu kamar sang Kakak, dan Ren terkejut, karena pintu itu tak di kunci sama sekali. Dan ia masuk, namun tak menemukan sang Kakak di kamar. Ketika ia masuk ke kamar mandi, ia juga tak menemukan Haruka sama sekali. Ren bingung, kemana perginya sang Kakak pagi-pagi seperti ini? Jika sekolah pun tak mungkin, karena Haruka telah lulus. Apa mungkin, jika Kakaknya itu tengah mencari SMA yang bagus untuk melanjutkan pendidikan? Ren bingung. Ia memutuskan untuk memanggil Yuki.

"Mama Yuki, nee-chan tidak ada di kamar." Katanya  berteriak dari atas.

Yuki yang bingung segera naik ke atas, dan bukan hanya dia saja yang bingung, namun Rena dan Mayu juga bingung. Kemana perginya si putri sulung? Kenapa tak ada di rumah sepagi ini? Dan Jun bahkan tak peduli sama sekali. Begitu juga dengan Annin yang memilih untuk makan terlebih dahulu, ia hanya berpikir, jika sang Kakak keluar rumah dan akan kembali nanti.

"Maksud Ren bagaimana? Nee-chan pergi?"
"Tidak tahu, Mama. Tapi, Ren tidak menemukan Kakak sama sekali."

Yuki masuk bersama Mayu dan Rena, mencoba mencari putrinya. Dan hasilnya sama, ia tak menemukan Haruka sama sekali di kamar. Yuki tak tahu, kemana perginya Haruka pagi-pagi seperti ini? Rencananya ia akan membawa Haruka pergi untuk mencari SMA yang bagus untuk putrinya, namun Haruka justru tak ada pagi-pagi seperti ini.

"Mama, ini ada kertas." Kata Ren membuat Yuki, Mayu dan Rena mendekat ke arahnya. Yuki mengambil lembaran kertas itu. Kertas yang telah ternoda dengan tinta hitam itu, menjadi sebuah kalimat yang panjang. Dan Yuki dengan teliti membaca surat itu. Surat dari sang putri.

Mama, maafkan Haruka. Haruka pergi tanpa pamit sama sekali. Haruka sadar, Haruka sangat nakal. Haruka juga minta maaf, karena Haruka tak bisa tinggal di rumah ini lagi. Yuuta pasti akan menjaga Mama dengan baik. Haruka kecewa pada Papa, dan Haruka tak bisa melihat Ren menderita seperti Haruka dulu. Mungkin, alangkah lebih baiknya Haruka pergi dari sini, asal Papa bisa memperlakukan Ren dengan baik. Toh, Haruka tidak pernah di akui oleh Papa, dan hanya Annin yang di akui oleh Papa sebagai anak perempuannya. Jadi, Haruka memutuskan untuk pergi. Jangan khawatir pada Haruka, Haruka bisa hidup sendiri. Haruka akan mencari sekolah sendiri, mencari tempat tinggal sendiri, dan Haruka akan membuktikan, bahwa Haruka bisa hidup mandiri di luar sana. Haruka harap, Papa berubah dan bisa menerima Mama. Haruka akan selalu berdoa untuk kebahagiaan Mama, dan Mama tak perlu khawatir lagi pada Haruka. Jika Mama bahagia, Haruka juga akan bahagia.
Haruka sayang Mama.

Air matanya menetes, Yuki tak bisa menahan tangisnya. Ia segera membuka lemari, dan lemari itu kosong. Bahkan, tas milik Haruka juga tak ada di tempat. Bahkan juga buku, sandal dan sepatu milik Haruka. Yuki khawatir, bagaimana caranya Haruka hidup di luar sana? Dan bagaimana keuangannya? Yuki tak bisa melepaskan pikirannya dari putri tercintanya. Hidup itu tak mudah, jika Haruka tak bisa melaluinya, Haruka akan cepat menyerah dan Yuki tak bisa membayangkannya sama sekali kehidupan putrinya di luar sana.
Rena dan Mayu berganti membaca surat itu, dan mereka juga sama-sama khawatir. Sementara Mayu menenangkan Yuki, Rena segera keluar dan menemui Jun yang masih bersenang-senang dengan Annin, Yuuta dan Yuma. Ia memberikan surat dari Haruka pada Jun. Jun bingung, namun tetap membaca surat itu. Dan ia terkejut, ketika mengetahui surat itu dari putri pertamanya.

Our Familyحيث تعيش القصص. اكتشف الآن