Foolish Love [✔]

By affectionnate

371K 50K 26.6K

[17+ CONTENT : MOHON BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN] Menjadi murid baru di SOPA High School membuat Jung Jaehyun... More

1. Namanya Jodoh
2. Maunya Kamu
3. Lampu Hijau Buat Rose
4. Sakit Tapi Cinta
5. Cheat
6. Hari Spesial
7. Tentang Perasaan
8. Demi Kamu
9. Ketulusan Yang Tidak Pernah Terlihat
10. Ketika Tatapan Mata Kita Bertemu
11. Tidak Ada yang Abadi
12. Are You Sure?
13. Always Here For You
14. Berharap Kamu Mengerti
15. Rahasia
16. Berkah Malam Minggu
17. Bahagia yang Sederhana
18. Foolish Meet Love
19. Suddenly Change
20. Eccedentesiast
21. The Truth and A Warm Hug
22. Care
23. Ada yang Berbeda
24. Should We Say Goodbye?
25. Fragile Girl
26. Don't Pretend
27. All The Reason
28. Fine
29. Our Sweet Home
30. Between Us
31. Five Minutes
32. Whistle
33. Don't Hide
34. The Star
35. Ya, Kamu!
36. Yellow Light
37. Just You
38. Only Look At Me
39. My Choice Is Still You
40. Accident
41. Warmth Between The Rain
42. Will You Kiss Me?
43. FIX SUKA!
44. Grateful For Everything
45. Limit
46. I'm Here For You
47. Healer
48. Stay With Me
49. Misunderstanding
50. Learn To Let You Go
51. Integral
52. Bittersweet
53. Still Same
54. Pura-Pura Lupa
55. Please, Stop The Time
56. Aku Pasti Kembali
57. If We Love Again
58. Will You Marry Me?
59. Beautiful In White
60. You're My World
61. With You
62. Penuh Cinta
63. How Deep Is Your Love
64. Possessive
65. I'll Listen To What You Have To Say
67. REGRET : Because I'm Stupid
68. If You Fall In Love : Just Lean On Me
69. Beautiful Life, Beautiful Love
Kesan & Pesan

66. Surrender

3.3K 487 340
By affectionnate

Meskipun tidak seramai dulu, aku harap kalian masih mau komen ya. Ayuklah senangin dakuh disaat-saat kita hendak berpisah sebentar lagi dari work ini haha, makasih guys. Kalau kalian lupa, komennya kalian itu kebahagiaannya aku. Makasih~~😊😊

❤❤❤

"Kamu akan pergi?" tanya Jaehyun yang sedang sibuk makan bersama Rose saat jam makan siang di kantin rumah sakit. Ya, gadis itu baru saja minta izin pada Jaehyun bahwa ia dan teman-teman perawatnya akan pergi makan-makan setelah pulang kerja. Jaehyun gak mungkin melarang Rose, dia bukan suami yang sekejam itu sungguh. Jaehyun gak ingin membatasi pertemanan Rose. Ia senang gadis itu memiliki banyak teman, asalkan jangan seorang pria.

Mungkin Jaehyun akan mengizinkan Rose bertemen dengan seorang pria jika ia sudah mengenal jati pria itu dengan baik dari segi manapun. Jadi intinya kalau ada pria yang ingin berteman dengan istrinya maka harus bertatap wajah langsung dengannya dan ialah yang akan menjadi penentu disini. Ini adalah salah satu caranya melindungi sang istri.

"Acaranya malam?" tanya Jaehyun lagi. Rose menganggukkan kepalanya, "Dekat kok cafetaria-nya dari rumah, jadi kamu gak perlu khawatir," balas Rose. Jaehyun menganggukkan kepalanya disela-sela makan lahapnya, "Ya udah, asal pulangnya jangan kemaleman nanti aku khawatir," balas Jaehyun.

"Kamu mah gitu," gumam Rose. Jaehyun menatapnya lekat-lekat, "Kenapa? Kamu keberatan sama sikapku yang kayak gini?" tanya Jaehyun. Rose menatapnya cengengesan, "Suka banget malah," cengirnya sehingga membuat Jaehyun mengacak-acak rambutnya gemas.

"Jangan diacak-acak dong sayang, suster itu harus tampil rapi setiap saat," gerutu Rose pelan sembari bersungut-sungut saat merapikan rambutnya. "Iya tahu, tapi aku gak rela kalau Chanyeol lihat kecantikan kamu di awal pagi, jadi mungkin ada baiknya kalau kamu berpenampilan jelek aja," celetuk Jaehyun.

Rose yang mendengar itu menahan tawanya, "Dasar orangnya memang udah cantik sejak lahir sayang, jadi gimana mau jelek coba? Terus kamu salah heuuu. Yang lihat cantiknya aku di pagi hari 'kan kamu, masa kamu lupa?" decak Rose.

"Memangnya wajah bantal kamu cantik, hm? Wajah baru bangun tidur?" kekeh Jaehyun. Rose memukul pelan lengannya kemudian memutuskan untuk berhenti makan dan pura-pura ngambek. Jaehyun mencubit hidungnya pelan, "Bercanda. Kamu tuh kapanpun terlihat cantik dimata aku, jadi sekarang habiskan makanannya. Gak boleh mubazir," titah Jaehyun yang kemudian menyuapi Rose penuh kasih sayang kemudian mereka berdua saling tersenyum satu sama lain.

💚💚💚

Malam harinya, Rose sibuk bersiap-siap untuk pergi ke acara makan malam yang akan dihadirinya. Jaehyun merasa was-was ditempatnya, entah kenapa malam ini Rose terlihat cantik banget jadi ia merasa sedikit gak rela kalau bagi-bagi hal itu ke cowok lain.

"Sayang?"

"Hmm?" balas Rose yang sibuk memasang liptint di bibirnya.

"Perawat cowoknya ada berapa orang?"

"Astaga, memangnya itu penting ya? Aku pikir kamu tahu, secara kamu 'kan udah lama bekerja di Seoul National University Hospital," balas Rose yang sejenak menatap Jaehyun dengan mata terbelalak.

"Kalau dokternya aku tahu, tapi perawatnya gak terlalu begitu tahu. Memangnya penting banget buat aku harus mengetahui mereka secara detail?" sahut Jaehyun yang mengedikkan bahunya.

"Terus kenapa kamu nanya coba?" bingung Rose.

"Ditanya suami tuh di jawab, jangan ngeyel kenapa sih sayang? Nanti kualat baru tahu rasa kamu," dengus Jaehyun yang sukses membuat Rose tertawa, "Kalau perawat angkatan aku mayoritas laki-laki loh," jelas Rose sehingga membuat Jaehyun duduk lebih dekat ke Rose, "SERIUS KAMU?" tanyanya histeris. Bisa Rose lihat Jaehyun sedikit tidak rela melepasnya pergi, tapi pria itu memendamnya dengan baik.

"Padahal kamu yang jadi perwakilan dokter dalam acara sumpah perawat angkatannya aku, tapi kamu yang lupa. Makanya sayang, kan sejak awal aku udah bilang jangan sering bergaul sama MATEMATIKA, FISIKA, KIMIA. Ngeyel sih," kekeh Rose yang kemudian mengecup bibir Jaehyun sejenak untuk berpamitan, tapi tahu-tahu Jaehyun menarik tengkuknya lagi dan melumat bibirnya intensif untuk sesaat.

Rose mencubit pipi Jaehyun keras, "Tuh 'kan! Liptint aku luntur jadinya," gerutu Rose yang berdecak kesal dan mengerucutkan bibirnya. Jaehyun menghela nafas panjang, "Udah segitu aja pakainya, jangan tebal-tebal! Mau cari suami baru kamu?" celetuk Jaehyun yang mendesis kesal.

"IH, KOK KAMU TAHU? Senangnya dalam hati, bila bersuami dua~" goda Rose yang terdiam saat Jaehyun menindih tubuhnya ke atas kasur. "Coba ulang lagi tadi bilang apa? Gak aku biarin kamu pergi malam ini. 100 ronde!" dengus Jaehyun sehingga membuat bulu kuduk Rose berdiri.

"Sayang, kamu harus menjauh karena aku harus segera pergi!" gerutu Rose pelan. Jaehyun menghela nafasnya kemudian mengantarkan Rose sampai depan rumah.

"Mana si Yuqi? Katanya kalian mau barengan?" heran Jaehyun yang gak menemukan siapapun berada di luar rumahnya. "Memangnya dia belum sampai ke sini?" tanya Jaehyun lagi. Rose terlihat masih berusaha menghubungi Yuqi, tapi gadis itu tidak mengangkat teleponnya sehingga membuatnya sedikit cemas. Ya gak enak 'kan kalau Rose terlambat, apalagi statusnya masih junior.

"Memangnya kamu gak tahu tempatnya?" tanya Jaehyun.

Rose menggelengkan kepalanya, "Katanya dekat sama daerah kompleks perumahan kita, cuma aku gak tau lokasi pastinya dimana. Aku sama Yuqi aja mau berangkat bareng dari rumah sakit. Semua perawat berangkat naik bus bareng-bareng supaya kompak," jelas Rose. Memang sedikit berlebihan kedengarannya, tapi dalam dunia keperawatan itu memang biasanya solid. Satu gak bawa kendaraan, semuanya ngikut. Gitu deh istilahnya.

Tatapan Rose mengarah pada ponselnya, tampak panggilan telepon masuk dari Yuqi.

"Halo, Yuqi. Lo dimana sih?"

"Aduh maaf Rose, gue pergi duluan. Gue gak tahu kalau jamnya mendadak di majuin, ini aja mendadak banget jadi perawat yang belum sampai rumah sakit pada bawa kendaraan sendiri. Lo minta anter Jaehyun aja gimana? Gue share location deh. Sorry banget nih, ini aja karena kebetulan gue gak pulang ke rumah karena jaga malam."

"Iya deh aman kok, buruan ya! Gue tunggu nih," balas Rose kemudian menghela nafasnya.

"Kenapa?" tanya Jaehyun. "Anterin aku dong sayang, ada missing communication sedikit sama jamnya. Ini Yuqi lagi share loc," ungkap Rose. Jaehyun mengangguk pasti kemudian menyiapkan mobilnya, namun tatapannya mengarah pada mobil yang terparkir rapi di perkarangan rumahnya. Ia mengernyit bingung kemudian tatapannya berubah datar saat melihat Chanyeol keluar dari dalam mobil tersebut.

Rose juga kaget melihat keberadaan Chanyeol. "Loh, dokter kok disini? Bisa tahu alamat rumah saya dari mana?" bingung Rose.

Chanyeol tersenyum tipis, "Kebetulan aku diajakin sama suster Jieun untuk menghadiri acara makan malam hari ini. Dapat alamat kamu juga dari dokter Lucas, ayo barengan aja. Aku berniat jemput kamu setelah tahu jamnya dimajuin mendadak, kebetulan tadi aku lagi ada acara di daerah sini yaudah sekalian jemput kamu deh."

"Itu namanya sengaja," sahut Jaehyun sinis kemudian menatap Chanyeol dingin, "Kenapa kau sangat peduli pada istri orang lain, sih?" decak Jaehyun. Sikap Chanyeol benar-benar sudah kelewat batas menurutnya.

"Aku hanya berpikir untuk mempermudah saja, lagian kamu gak pergi 'kan?" balas Chanyeol yang tersenyum tanpa berdosa. "Meski aku tidak pergi, aku tahu cara terbaik untuk mengantar istriku selamat sampai tujuan," sindir Jaehyun tajam sehingga membuat Chanyeol terdiam.

"Kau bisa pergi duluan, aku akan mengantarkan Rose. Kami juga sudah dapat lokasinya," sarkas Jaehyun. Sebelum memasuki mobil, Rose membungkukkan badannya pada Chanyeol, "Maaf dok harus merepotkanmu," sesal Rose yang kemudian tersentak saat Jaehyun menariknya untuk memasuki mobil.

"Untuk apa minta maaf? Dia yang repot-repot datang kemari tanpa alasan. Aku rasa kau tidak bodoh 'kan dokter Park Chanyeol yang terhormat?" sinis Jaehyun yang menatap Chanyeol tajam sebelum memasuki mobilnya.

"Beneran bukan kamu yang kasih tahu alamat rumah kita?" intimidasi Jaehyun yang kini menatap Rose penuh selidik. "Astaga sayang, ngapain juga aku bunuh diri sendiri sih kasih alamat rumah kita ke dia? Lagian kenapa aku repot-repot melakukan hal gak berguna semacam itu?" dengus Rose kesal.

"Awas lo Lucas!" gumam Jaehyun jengkel kemudian mulai mengemudikan mobilnya.

"Kalau dia bisa ikut, kalau gitu aku juga bakalan temenin kamu," ungkap Jaehyun bersikeras. "Tapi---" ujar Rose ragu. Hanya saja ia merasa gak enak, lagian ia di traktir jadi kesannya kalau bawa orang lain malah kelihatan gak sopan. "Kenapa? Kalau perlu aku yang traktir makanannya atau kamu malu bawa aku pergi sama kamu?" sela Jaehyun ketus.

Rose menghela nafasnya kemudian mencubit pipi Jaehyun kuat-kuat, "Kamu tuh nethink mulu bawaannya kalau berhubungan sama dokter Chanyeol. Justru aku senanglah bawa kamu sama aku, sejak kapan seorang Roseanne Jung menolak berkah ketampanan Jung Jaehyun? Kamu lupa dari dulu aku pengen nempel sama kamu terus? Dan itu gak akan pernah berubah," desis Rose yang menghela nafasnya sejenak.

Jaehyun tersenyum tertahan mendengar hal itu, "Baguslah kalau gitu, jangan pernah rubah pikiran kamu yang itu. Kalau bisa kita nempel terus. Jika kamu ingin aku berhenti mikirin yang tidak-tidak maka caranya hanya satu, buang Chanyeol dari hidup kamu. Nyemak aja kehadiran dia di kehidupan kamu, malah datangnya tiba-tiba kayak benalu! Buat kesal aja!" cerocos Jaehyun panjang lebar sehingga membuat Rose merasa gemas.

"Heuuu, lagian gak ada yang berusaha dekat-dekat sama dia kok! Kamunya aja berprasangka buruk terus sama istri," desis Rose. Jaehyun mengusap-usap kepala Rose sejenak, "Atas nama Cinta~" cengirnya cengengesan.

Rose tertawa kecil kemudian menyenderkan kepalanya di lengan Jaehyun yang sedang ia peluk erat-erat.

Kedatangan Jaehyun dan Rose menarik perhatian para perawat yang ada di cafetaria. Banyak dari mereka mencibir ke arah Rose karena membawa Jaehyun kemari. Mereka berpikiran bahwa Rose sengaja memamerkan suaminya yang tampan selangit itu.

"Maaf saya ikut datang. Saya tidak bisa meninggalkan istri saya karena ia sedang kurang enak badan, jadi izinkan saya yang mentraktir makanan kalian semua hari ini," ungkap Jaehyun. Perlahan semuanya berjalan baik-baik saja. Tidak ada lagi yang berpikiran yang aneh-aneh pada Rose. Makan malamnya berjalan lancar.

Sampai ponsel Jaehyun berdering, menampilkan ID panggilan dari Sena.

"Halo bunda?"

"Jae? Kamu bisa ke rumah bentar gak? Bunda gak enak badan, tapi ayah lagi gak dirumah."

"Ya ampun, oke bunda. Bunda jangan banyak gerak, baring aja dulu. Bentar lagi aku sampai dirumah."

Jaehyun bergegas untuk pergi, tapi sebelum itu ia berpamitan pada Rose.

"Bunda kenapa Jae?" tanya Rose yang hendak mengantarkan kepergian suaminya. "Sepertinya bunda demam," balas Jaehyun.

"Ya udah, kalau gitu aku ikut ya," ungkap Rose khawatir. Jaehyun mendekatkan wajahnya sekedar membisikkan sesuatu, "Gak usah Rose, gak enak sama teman-teman kamu yang lain. Lagian kamu masih mau ngobrol, kan? Kamu tunggu disini sampai aku jemput, ya? Aku usahain cuma pergi bentar, lagian bentar lagi ayah pulang kerja," titah Jaehyun yang menatap Rose lekat-lekat kemudian mengecup keningnya sehingga dua sejoli itu mendapatkan godaan bertubi-tubi. Yuqi tersenyum memperhatikan hal itu.

"Ya udah, kamu hati-hati ya," ujar Rose yang mendapatkan anggukan dari Jaehyun.

❤❤❤

Setibanya di rumah kedua orang tuanya, Jaehyun langsung menghampiri kamar Sena kemudian sibuk mengurusi ibunya itu. Ya, Sena jatuh sakit. Suhu tubuhnya tinggi.

"Bunda kelelahan ini, memangnya bunda ngapain aja?" cemas Jaehyun yang kini memijit kepala Sena setelah membantu ibunya untuk minum obat.

"Biasalah, ayah kamu minta jatah," celetuk Sena sehingga sukses membuat Jaehyun terbatuk-batuk. "Kok bunda jujur banget, sih?" tanya Jaehyun terbata-bata, wajahnya sedikit merona menyimak hal itu. Sena hanya tertawa kecil menanggapi hal itu.

Jaehyun berdehem pelan, "Gak lucu bun kalau aku punya adek lagi. Waktunya terlambat, serasa aku om-om!" protes Jaehyun. Sena menjitak pelan kepalanya, "Kan bunda yang jagain, kamu urus aja keluarga kamu. Btw, Rose mana?" tanya Sena yang sudah rindu berat dengan menantu kesayangannya itu.

"Ada acara makan malam sama teman-teman perawatnya," balas Jaehyun yang kemudian membantu Sena untuk kembali berbaring di kasur.

"Kok kamu tinggalin begitu aja? Kalau ada cowok yang ngincar Rose gimana? Bodoh banget sih kamu gak mikir panjang, bawa kek kesini Rosenya!" omel Sena. Jaehyun mendengus kesal, "Kan bunda yang nyuruh aku kesini, lagian gak enaklah kalau aku tiba-tiba bawa Rose pergi saat acaranya belum selesai. Aku 'kan mikir juga bun," cemberut pria itu.

"Ya udah kamu pergi aja lagi sana, bentar lagi ayah juga pulang. Makasih ya sayang," ungkap Sena. Jaehyun menghela nafasnya kemudian menyalami Sena sebelum pergi. "Cepat sembuh bunda, jangan banyak pikiran," tegur Jaehyun baik-baik. Sena mencium pipi putranya itu, tapi Jaehyun langsung protes, "Bunda gak boleh kayak gini dong, sekarang aku udah hak milik Rose!" dengusnya kesal.

"DASAR BUCIN!" celoteh Sena sambil memutar bola matanya kesal.

Jaehyun baru saja hendak mengendarai mobilnya, namun ia mengernyit saat menerima panggilan telepon dari Yuqi. Ia segera mengangkatnya.

"Jae, lo dimana?"

"Ini mau balik ke cafe, emang kenapa?"

"Ini Rose muntah-muntah dari tadi, buruan deh lo datang kesini," cemas Yuqi yang kedengaran panik banget.

"Oke, tolong lo jagain Rose sampai gue tiba disana!" balas Jaehyun yang kemudian tergesa-gesa mengendarai mobilnya menuju cafetaria.

Setibanya disana, tatapan Jaehyun terpaku pada Chanyeol yang senantiasa menuntun langkah Rose. Gadis itu berusaha menolak tawaran Chanyeol yang hendak mengantarnya pulang secara halus, Rose hanya ingin mencari udara segar karena rasa mualnya tidak kunjung mereda.

Tatapan Chanyeol terpaku pada Jaehyun yang menatapnya sarkastik. Pria itu menarik Rose ke dekapannya sehingga tangan Chanyeol yang sedari tadi memegangi pundak Rose terlepas begitu saja. "Makasih, meskipun aku tidak menyuruhmu untuk menjaganya," ketus Jaehyun kemudian segera membawa Rose pulang ke rumah.

Rose memegangi kepalanya yang berdenyut-denyut. Rasanya perutnya lagi gak enak banget. "Dimana yang sakit?" tanya Jaehyun cemas sembari mengecek kondisi Rose.

"Aku tadi gak sengaja minum soju setelah makan iga, mungkin salah minum aja. Kamu 'kan tahu aku gak bisa minum," ungkap Rose pelan.

"Astaga, kok bisa sih?" omel Jaehyun yang kemudian mengusap-usap kepala Rose. Kini gadis itu senantiasa menyenderkan tubuhnya sepenuhnya pada Jaehyun. Wajah gadis itu terlihat lebih pucat.

❤❤❤

Hari ini Jaehyun akan menjalani jadwal operasi. Ya, ia kerja lembur. Sebelum pergi ke ruang ICU, ia mengangkat telepon yang masuk dari Rose.

"Halo sayang? Kamu udah sampai rumah?"

"Iya ini udah sampai kok. Oh iya, Jae? Aku boleh minta izin gak untuk pergi? Hari ini dokter Chanyeol ngundang seluruh pegawai rumah sakit yang senggang untuk rayaian ulang tahunnya," tanya Rose ragu diseberang sana.

Cukup lama Jaehyun terdiam sampai akhirnya ia kembali berbicara, "Kalau Yuqi gak pergi, kamu gak usah pergi karena cuma dia yang bisa aku percaya untuk jagain kamu selama aku gak ada," ungkap Jaehyun yang menghela nafasnya dalam-dalam.

"Okay sayang, makasih."

"Rose?"

"Hm?"

"Aku percaya sama kamu," ungkap Jaehyun tulus.

"Iya Jae, aku juga. Aku sayang banget sama kamu."

"Too sayang," balas Jaehyun yang kemudian mematikan sambungan teleponnya dan bergegas pergi ke ruang ICU.

Beberapa jam berlalu, jam sudah menunjukkan pukul 09.45 P.M. Jaehyun bergegas pulang, namun ia harus menghentikan langkahnya saat melihat Yuqi.

"Loh Yuqi? Lo gak pergi acara ultah dokter Chanyeol?" bingung Jaehyun.

"Oh, hai Jae! Lah, bukannya gak jadi? Acaranya batal, isunya sih dokter Park lagi ada masalah pribadi gitu. Dia ketemu sama mantan pacarnya hari ini jadinya galau, tapi gak tau juga sih. Itu cuma rumor, entah benar entah gak. Yang pasti acaranya batal," jelas Yuqi. Gadis itu memang masih berkeliaran di rumah sakit karena harus jaga malam.

"Lo lihat Rose?" tanya Jaehyun memastikan. Yuqi mengernyitkan dahinya, "Dia mah udah pulang dari tadi, mungkin dirumah kali udah ngorok," kekeh Yuqi yang memukul pelan lengan Jaehyun. "Hati-hati lo nyetirnya," ujar Yuqi kemudian melambaikan tangannya sebelum pergi.

Jaehyun senantiasa menghubungi Rose, tapi teleponnya gak di angkat sedari tadi. Mungkin istrinya itu sudah tidur. Ya, gak mungkin lah Rose pergi. Bisa-bisanya Jaehyun mikir kayak gitu, mungkin Rose gak sempat mengabarinya. Ia pun segera pulang.

Akan tetapi sesampainya dirumah, Jaehyun gak menemukan Rose dimana-mana. Ia telepon ratusan kali, Rose juga gak mengangkat teleponnya. Jaehyun mendengus pelan kemudian menghubungi Mingyu.

"Halo, Jae? Ngapain malam-malam ngubungin gue?"

"Gue minta alamat dokter Chanyeol, buruan!"

"Hah? Kok tiba-tiba sih, emang buat apa?"

"BURUAN BANGSAT, GAK USAH BANYAK TANYA LO!" gertak Jaehyun galak kemudian mematikan sambungan teleponnya dan hampir membanting ponselnya setelah tahu Rose memutuskan untuk pergi di saat ia tahu bahwa acaranya jelas-jelas batal.

Jaehyun kecewa mengetahui hal itu, tapi ia berusaha percaya pada istrinya. Ia berusaha berpikir positif.

Setelah Mingyu mengirimkan alamat apartemen Chanyeol, Jaehyun buru-buru mengendarai mobilnya untuk menuju ke sana. Ia gak peduli meski mengendarai mobilnya dengan ugal-ugalan, yang ada didalam pikirannya cuma satu. Ia ingin segera sampai di tempat tujuan.

Tidak butuh waktu lama bagi Jaehyun untuk sampai di kawasan apartemen mewah di gangnam, ia segera menuju apartemen yang Chanyeol tempati. Ia melangkah dengan tergesa-gesa dan berusaha untuk menenangkan pikirannya. Ngomong-ngomong hari sedang hujan deras.

Jaehyun masih senantiasa menghubungi Rose, namun tidak diangkat. Sampai langkahnya terhenti di depan apartemen Chanyeol dan ia mendengar ponsel Rose yang berdering. Ya, ia masih berusaha menelepon gadis itu namun kenapa gadis itu tidak mengangkatnya?!

Keningnya mengernyit saat menyadari apartemen Chanyeol tidak terkunci. Dengan segala keberaniannya, ia melangkah masuk ke dalam namun pemandangan di dalam ruangan ini membuat Jaehyun benar-benar emosi. Matanya terbelalak kaget melihat penampilan shirtless Chanyeol yang menindih tubuh Rose di atas sofa.

Rose yang menyambut kedatangan Jaehyun benar-benar tersentak kaget. "Jae--- ini bukan seperti yang kamu pikir----" Rose tersentak kaget saat melihat Jaehyun menendang Chanyeol menjauhinya. Pria itu terlihat benar-benar emosi kemudian menariknya pergi dari sana.

Sebenarnya yang terjadi adalah; Rose sudah tahu acaranya batal hanya saja ia menerima panggilan telepon dari Chanyeol yang sedang mabuk dan mencurahkan segala isi hatinya. Rose merasa iba pada pria itu dan hendak membantunya untuk pulang, murni hanya itu saja. Dan lagi Chanyeol hujan-hujanan sehingga sesampainya di apartemen Rose berusaha menuntun Chanyeol untuk mengganti bajunya. Untungnya pria itu masih setengah sadar.

Namun, mendadak Chanyeol kehilangan keseimbangan karena kepalanya mulai berat. Jadi Chanyeol yang sudah membuka baju atasannya tidak sengaja menindih tubuhnya. Ya, mereka jatuh ke atas sofa secara bersamaan sehingga menimbulkan kesalahpahaman jika orang melihat hal tersebut. Sialnya Jaehyun yang melihat tragedi itu.

Jaehyun menarik tangan Rose kasar. "Sakit Jae!" teriak Rose yang mendengus kesal sembari menghempas kasar tangan pria itu yang menggenggam tangannya.

"APA KAMU GILA!" gertak Jaehyun yang menatap Rose dengan tatapan berapi-api. Ia benar-benar emosi.

"Kamu salah paham, Jae! Makanya dengarkan penjelasanku dulu!" gerutu Rose kesal.

"Aku tidak bilang kalau aku salah paham disini, yang aku kesalkan kenapa kamu tetap pergi meski sudah ku larang? Aku ini suamimu, tapi kenapa kamu menganggap remeh ucapanku dan lebih mementingkan kepentingan orang lain yang bahkan tidak lebih dari orang asing?! ANDAIKAN KAMU TIDAK PERGI, AKU TIDAK AKAN MELIHAT HAL MENYEBALKAN TADI!" bentak Jaehyun untuk yang pertama kalinya. Ya, makanya sekarang tatapan mata Rose mulai berkaca-kaca.

"Itu sama saja kamu tidak mempercayaiku, Jae. Aku hanya berusaha menolongnya, tapi kenapa kamu menanggapinya begitu berlebihan?" balas Rose dengan nafas tercekat karena sudah tidak tahan mau menangis.

Jaehyun tertawa tidak percaya, "Berlebihan katamu?! KALAU AKU TIDAK DATANG TEPAT WAKTU, MAMPUKAH KAMU MEMBAYANGKAN APA YANG AKAN TERJADI, HAH? BELUM LAGI TANGGAPAN ORANG-ORANG SEKITAR. AKU SUDAH GAGAL MENJADI SUAMI, KAMU TAHU TIDAK?!" gertak Jaehyun yang nafasnya mulai memburu menahan emosi yang meledak-ledak ini. Rasanya ia hampir gila astaga.

Rose terdiam, ia kehilangan kata-kata.

"Jika kamu meremehkan perkataanku seperti ini, kenapa tidak bawa saja semua bajumu ke apartemen pria sialan itu? Itu sama saja kamu lebih memilih dia, kan? Padahal kamu tahu aku sudah melarangmu, apakah aku salah disini? Kenapa kamu tetap memutuskan untuk pergi? Kamu menganggapku apa dalam hidupmu, Rose? Apa perkataanku hanya kamu anggap sebagai angin lalu?" tanya Jaehyun yang mulai melunak, nada bicaranya melemah.

"Jika kamu bersikap seperti ini sama saja kamu tidak mempercayaiku sebagai istrimu, kan? LANTAS KENAPA KAMU MENIKAHIKU KALAU AKHIRNYA KAMU SULIT MEMPERCAYAIKU?! DAN LAGI, MENURUTKU SIKAP POSESIFMU ITU CUKUP MENJELASKAN BETAPA SULITNYA KAMU MEMPERCAYAIKU!" Ya, akhirnya Rose menyampaikan semua uneg-uneg dihatinya.

Jaehyun tertawa tak percaya, ia benar-benar tidak menyangka akan menerima respon yang seperti ini dari Rose. "Disini memang kamu yang salah, kan? Andaikan kamu mendengar omonganku----"

Jaehyun menjeda perkataannya sejenak, "Sebenarnya kamu menghargaiku sebagai suamimu, tidak sih? Sikap yang aku tunjukkan padamu tak lain dan bukan adalah untuk menunjukkan bahwa aku peduli denganmu. Justru kesannya aneh 'kan jika aku tidak menunjukkan sikap cemburu sama sekali? Apa kamu ingin aku menjadi sosok suami yang pasif seperti itu? Aku pikir kamu mengerti betapa besar cintaku padamu tapi ternyata apa? Lantas, bagaimana jika kita bercerai saja? Percuma juga 'kan jika kamu tidak bisa mendengar perkataanku sebagai suamimu? Dan lagi kamu masih saja peduli dengan pria yang jelas-jelas menyimpan rasa padamu. Tidak tahukah kamu kalau sikapmu itu justru dapat membuatnya semakin berharap? Percuma kamu minta maaf kemarin kalau sikapmu tidak berubah sama sekali. Jadi apa yang sebenarnya kamu sesali, Roseanne Jung?" tanya Jaehyun lirih. Matanya mulai berkaca-kaca, tentu saja ia merasa kecewa berat.

Rose mengepalkan tangannya kuat-kuat. Ia gak menyangka Jaehyun bisa dengan mudah menyeret kata 'cerai' hanya karena masalah sepele seperti ini. Ia benar-benar merasa kecewa. Apa pria itu pikir pernikahan adalah sebuah permainan?!

Tatapannya berubah dingin saat menatap manik mata Jaehyun. "Baiklah jika itu maumu, lagipula aku tidak mau hidup dengan orang yang tidak bisa mempercayaiku," ungkap Rose sarkastik kemudian melangkah pergi.

"Tidak ada yang bilang aku tidak mempercayaimu. Aku sangat mempercayaimu, tapi kamu yang tidak menghargaiku sebagai suamimu 'kan? Aku pikir kamu tidak akan pergi tapi ternyata---" jeda Jaehyun pada kalimatnya dan kini tergantikan dengan tawa tidak percaya. Ia benar-benar tidak menyangka Rose tidak merasa bersalah sedikitpun. "Mungkin kita bisa membicarakan hal ini secara baik-baik jika kamu mengakui kesalahanmu. Bahkan kamu tidak berusaha mengangkat teleponku dan lebih mementingkan pria itu, astaga! RATUSAN KALI AKU MENGHUBUNGI, APA KAMU MENYADARINYA?!" dingin Jaehyun.

"TERSERAH! KARENA DI SINI AKU  MERASA TIDAK BERSALAH SEDIKITPUN!" teriak Rose kesal dan bersikeras tidak mau disalahkan.

"OKE! AKU MUAK DENGAN SEMUA INI!" gertak Jaehyun yang menatap Rose jengkel sebelum melangkahkan kakinya pergi dari sana. Ia sudah berusaha menjelaskan baik-baik, tapi kenapa gadis itu tidak sadar akan kesalahannya?

Sepeninggalan Jaehyun, Rose sengaja membiarkan hujan yang deras menghantam tubuhnya yang rapuh. Ya, gadis itu berjongkok sambil memeluk kedua lututnya dan menangis sesenggukan. Kenapa ia harus mendengar perkataan yang paling tidak ingin ia dengar dari orang yang sangat ia cintai? Hatinya benar-benar sakit.

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

2.2K 328 12
Follow dulu sebelum baca YinWar Area & Ghostship Area ☠️ Harapan ini berhenti padamu Setelah kulewati cahaya pagi Terangnya cahaya siang Dan meronany...
229K 18.2K 24
"by, nikah yuk?" - jung jaehyun, 2k17 -; Disinilah dimulainya kesabaran Rose diuji oleh seorang Jung Jaehyun. [ was 'marriage life - jaerose ] warn ;...
366K 48.1K 55
Please, panggilin Rose sekarang. Currently slow update! Sorryyy.
7.2K 1.1K 29
[SELESAI] Mereka itu temenan. Temen jalan, temen nongkrong, temen ngambis, temen ngegabut. Tapi yakin cuman temen? Kalo salah satunya ada rasa lebih...