MY HUSBAND IS MY ENEMY 2 [ on...

Door kepojanganberlebihan

4.3M 359K 103K

Rank #1 Comeback/450 stories #2 Nakal/1.52k stories Cerita ini melanjutkan kisah RaniAldo. Rania Pratista Kai... Meer

MHIME 2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ini part dipost ulang✨
39
40
41
42
BACA CERITANYA!
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
cekkkk!
57
58
Vote Cover MHIME 1!
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70

22

95.5K 6.8K 780
Door kepojanganberlebihan


KAMIS, 11.20 Wib
       Rania terbangun dari tidur nyenyaknya, ia perlahan-lahan menatap sekelilingnya.

Rania mengerutkan dahinya, "ini.. kamar gue?"

Rania berusaha mengingat-ingat kejadian tadi malam, "perasaan gue di klub. Sekarang.. kok? Gue dimana, anjing!" ucapnya dengan panik.

Rania kemudian melompat dari kasur, lalu berlari keluar dari kamar.

Rania menatap isi rumah tersebut, ia membelalakkan kedua bola matanya.

Rania mengacak-acak rambutnya, "aish! Lo udah balik ke rumah ini, Rania!" ucapnya memaki dirinya sendiri.

Rania kemudian menghembuskan nafasnya dengan kasar, "huft! Tapi.. ntar, yang nganter gue balik siapa?" gumamnya dengan bingung.

"Yang tau gue tinggal disini kan cuma keluarga gue sama Aldo doang," ucap Rania sembari berpikir. "Apa jangan-jangan.." lanjutnya sembari menggantung ucapannya.

Rania kemudian menggelengkan kepalanya. "Ah.. gak mungkin! Mimpi apa dia jemput gue, dia aja alim."

Rania menghela nafasnya. "Ya udah.. bodo amatlah," ucapnya dan langsung melangkahkan kakinya menuju dapur.

-DAPUR
      Rania membuka pintu kulkas, melihat-lihat makanan dan minuman yang ada.

Rania kemudian mengambil 2 kaleng minuman soda dan 2 macam makanan ringan, ia lalu melangkahkan kakinya menuju meja makan.

Rania duduk sembari meneguk minumannya, salah satu kakinya ia naikkan di atas kursi.

Setelah itu, Rania meletakkan kaleng minumannya di atas meja.

Rania membuka kemasan makanan ringannya, ia kemudian menikmatinya.

Rania melirik ke arah tudung saji sembari mengerutkan dahinya. "Ngapain ada tudung saji segala, sih? Kek ada makanan aja." gumamnya.

Rania langsung membuka tudung saji tersebut, lalu ia seketika mengerjapkan matanya.

Rania menggeser tudung saji tersebut. "Sandwich?" gumamnya tak percaya.

Rania mengambil sticky note yang ada di dekat sandwich tersebut, ia lalu membacanya.

Kalo ga suka, ga usah dimakan.

Rania mengerutkan dahinya. "Aldo bikin sandwich?! Bentar.. buat gue?!" ucapnya tak percaya.

Rania beralih menatap sandwich nya, ia meneguk salivanya.

"Keknya enak nih," gumam Rania mulai tergoda dengan sandwich tersebut.

Rania kemudian menggelengkan kepalanya dengan cepat, "enggak.. lo gak boleh kegoda, Rania. Siapa tau dia kasi racun, kan?!" gumamnya

Rania kembali meneguk salivanya, ia kemudian mengalihkan pandangannya dari sandwich tersebut.

"No.." gumam Rania.

Selang beberapa detik, terlihat Aldo masuk ke dalam rumah dari pintu utama menuju dapur.

Rania kemudian melemparkan sticky note tersebut, dan ia kembali meneguk minumannya.

Aldo hanya melirik ke arah sandwich yang masih di tempatnya, tidak tersentuh sedikit pun. Ia kemudian beralih menatap lurus, mengambil gelas dan menuangkan air di gelasnya.

Aldo meneguk minumannya.

Rania tampak memfokuskan dirinya pada makanan ringannya, dan sesekali melirik ke arah Aldo.

Aldo lalu meletakkan gelasnya di atas meja, ia beralih menatap sandwich.

Rania mengerutkan dahinya saat melihat Aldo menatap sandwich tersebut.

Aldo melirik ke arah Rania. "Kalo ga suka, ga usah dimakan."

Rania menaikkan sebelah alisnya, gue suka!

Aldo kemudian mengambil sandwich tersebut dan memakannya.

Rania membelalakkan kedua bola matanya, sedangkan Aldo langsung melangkahkan kakinya meninggalkan Rania.

Merasa tak terima karena itu miliknya, Rania langsung berlari mengejar Aldo.

Saat Aldo menggigit sandwich tersebut, Rania langsung mengambilnya dari tangan dan mulut Aldo.

Aldo melirik ke arah Rania sembari mengerutkan dahinya, ia terkejut.

Sedangkan Rania, hanya menaikkan sebelah alisnya sembari memasukkan sisa sandwich tersebut ke dalam mulutnya. "Gue laper," ucapnya.

Aldo membelalakkan kedua bola matanya, ia teringat sesuatu.

"Gue aus."

Uhuk-uhuk!

Aldo tersedak, membuat Rania membelalakkan kedua bola matanya. Rania terkejut.

"Aldo!" ucap Rania sembari memukul punggung Aldo.

Uhuk-uhuk!

"Do, lo kenapa?!" tanya Rania dengan panik.

Aldo masih tersedak, tangannya memukul-mukul dadanya.

Uhuk-uhuk!

Rania segera berlari mengambil minuman kaleng miliknya, ia langsung memberikannya kepada Aldo.

Aldo menerima minuman tersebut, ia langsung meneguknya.

Seketika Aldo membelalakkan kedua bola matanya, Rania memberikan dirinya minuman soda?!

"Hueek!"

Sandwich yang Aldo makan keluar bersamaan dengan minuman soda tersebut.

Rania terkejut, sedangkan Aldo berusaha mengatur nafasnya.

Apa yang ada dipikiran Rania?
Memberikan minuman soda kepada orang yang tersedak?

Rania menepuk-nepuk punggung Aldo. "Do, udah mendingan?"

Aldo menegakkan tubuhnya, ia kemudian menatap Rania dengan tajam.

Rania mengerutkan dahinya, apa yang salah?

Aldo kemudian mengalihkan pandangannya sembari menghela nafasnya.

Rania menatap Aldo dengan bingung, ni orang kenapa sih?

Aldo segera melepaskan tas dari punggungnya, ia kemudian melemparkan tas tersebut kepada Rania.

Refleks, Rania menangkap tas Aldo.

Aldo lalu melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, mengambil pel dan ember.

Rania hanya mengangkat kedua bahunya dengan acuh, ia kemudian melangkahkan kakinya menuju meja makan.

Rania kembali duduk sembari meletakkan tas Aldo di atas meja, ia beralih menatap Aldo yang mulai mengepel lantai.

Rania kemudian meletakkan kepalanya di atas tas Aldo, memperhatikan Aldo dengan saksama.

Aldo yang merasa diperhatikan langsung melirik ke arah Rania. "Ngapain lo liat-liat gue," ucapnya dan kembali terfokus pada kegiatannya mengepel lantai.

Rania hanya tersenyum simpul, yang pastinya tak terlihat oleh Aldo.

"Do," panggil Rania.

"Hm," gumam Aldo tanpa sedikit pun melirik ke arah Rania.

"Lo tau gak sih siapa yang tadi malem nganter gue balik?" tanya Rania dengan penasaran.

Aldo melirik ke arah Rania sembari mengerutkan dahinya, apakah Rania tidak ingat?

"Woi," panggil Rania.

Aldo kembali mengalihkan pandangannya sembari menggelengkan kepalanya, "ga tau."

Rania menaikkan sebelah alisnya, ia kemudian menganggukan kepalanya.

"Iya juga, sih. Palingan lo udah tidur," ucap Rania.

Aldo hanya menganggukan kepalanya.

"Tapi, Do.." ucap Rania sembari mengingat-ingat.

Aldo melirik ke arah Rania sembari menaikkan sebelah alisnya, "kenapa?"

"Kayaknya tadi malem gue mimpi muntahin lo," ucap Rania.

Aldo mengerutkan dahinya, itu bukan mimpi!

"Ah, gila. Mana di mimpi gue, lo mesum banget." ucap Rania sembari terkekeh.

Aldo menatap Rania dengan tajam, "mesum gimana?"

Rania masih terkekeh, "hft.. di mimpi gue, lo kayak mau cium gue, anjir. Tapi ga jadi, sih. Soalnya gue muntahin lo, hahahah." ucapnya dengan tidak ada akhlaknya.

Aldo memelototi Rania, sedangkan Rania masih cengengesan.

Aldo kemudian meneguk salivanya. "Itu mimpi lo doang" ucapnya dengan cepat.

Rania masih terkekeh, "tapi, kek kenyataan banget."

Aldo memutar kedua bola matanya. "Aslinya gue gak mesum," ucapnya mengelak.

Rania menaikkan sebelah alisnya, "hah? Masa, sih?" ucapnya meledek Aldo.

Aldo menganggukan kepalanya dengan yakin.

Rania mencebikkan bibirnya, "trus.. di bioskop?" ucapnya memancing.

Aldo melirik ke arah Rania dengan tajam, ia kemudian menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Emang di bioskop kenapa?" tanya Aldo.

Rania mengerutkan dahinya. "Halah.. so-so an lupa lo?"

"Emang kenapa?" tanya Aldo pura-pura tidak mengerti.

Rania memutar kedua bola matanya dengan malas, "kalo nyosor mah ngaku aja."

Aldo memelototi Rania, sedangkan Rania hanya menampilkan senyum songongnya.

"Siapa juga yang nyosor," protes Aldo.

"Ga tau, orang aus bukannya minum malah nyosor. Kan bego," sindir Rania.


Aldo menyipitkan matanya, "itu juga minum."

"Kenapa harus nyosor? Kan digelasnya masih ada, itu tuh modus namanya."

Aldo menegakkan tubuhnya. "Udah tau itu modus, kenapa ditanggepin sampe puas?"

Rania mengerutkan dahinya. "Ya.. palingan cewenya kepaksa doang," balasnya memberikan alasan.

"Kok sampe ngedesah?" tanya Aldo, membuat Rania membelalakkan kedua bola matanya.

"Ya.. ya mana gue tau, tanya orangnya dong. Ngapain lo nanya ke gue?"

"Orangnya kan lo sendiri," balas Aldo.

"Gue ga ngomongin diri gue sendiri kok," balas Rania tak mau kalah.

"Kalo doyan bilang," ucap Aldo sembari menyeringai.

Rania menatap Aldo dengan tajam, "ga kebalik?"

Aldo menaikkan sebelah alisnya. "Emang kalo gue bilang doyan, lo mau gue cium lagi?"

Rania mengerjapkan matanya. "What the.. f-" Rania lalu menutup mulutnya dan mengalihkan pandangannya.

Aldo menatap ke arah Rania sembari tersenyum dengan penuh kemenangan.

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

1.7M 55.6K 25
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
3.4M 278K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
1.7M 77.8K 41
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
2.7M 272K 63
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?